BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari dan meneliti kehidupan pada masa lalu memang hal yang menarik, manusia hidup didunia selalu melakukan perubahan-perubahan baik itu dibidang sosila budaya atau bahkan kepercayaan. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan dimasa lalu sebagai contoh adalah masa prasejarah para peneliti atau ilmuan menggunakan fosil dan artefak untuk menggali informasi tentang kehidupan dimasa lalu. Kehidupan di masa prasejarah adalah kehidupan yang sangat sederhana, manusia purba selalu hidup berpindah pindah dan untuk mencukupi kebutuhan hidup, mereka selalu berburu dan meramu
Sejak pertama kali bumi diciptakan hingga saat ini baik bumi maupun kehidupan didalamnya selalu mengalami perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, perkembangan tersebut terbagi dalam setiap zaman seperti arkaezoikum, paleozoikum, mesozoikum dan neozoikum. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit mengenai zaman-zaman tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja hasil budaya masyarakat pra aksara
2. Apa saja nilai budaya masyarakat pra aksara
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil budaya masyarakat pra aksara
2. Untuk mengetahui nilai budaya masyarakat pra aksara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hasil Kebudayaan Masyarakat Pra aksara
Masa praaksara atau nirleka (nir; tidak ada, leka; tulisan) adalah sebutan terhadap suatu masa ketika manusia belum mengenal aksara atau tulisan. Di sebut juga masa prasejarah.
Meski belum mengenal tulisan, masyarakatnya telah memiliki kemampuan berbahasa dan berkomunikasi lisan serta mampu merekam pengalaman masa lalunya sedemikian rupa sehingga kita sekarang dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan masyarakat di masa lalu.
Kurun waktu masa praaksara di awali sejak manusia ada pada kala Pleistosen yaitu sekitar 3.000.000 sampai 10.000 tahun yang lalu, dan berakhir ketika manusia mengenal tulisan (masa sejarah). Dengan demikian, batas antara masa praaksara/prasejarah dan masa sejarah adalah mulai di kenalnya tulisan.
Berakhir masa prasejarah atau di mulainya masa sejarah untuk setiap bangsa tidak sama, tergantung tingkat peradabannya. Bangsa Mesir, isalnya sudah mengenal tulisan sekitar tahun 4.000 SM itu berarti bangsa mesir pada waktu itu sudah memasuki masa sejarah. Bangsa Cina mengenal tulisan sejak tahun 2.000 SM, dan masa sejarah Cina di mulai sejak saat itu.
Masa praaksara indonesia di perkirakan mulai dari kala Pleistosen sampai sekitar abad ke-5 M. sebagian ahli berpendapat periodenya tidak sepanjang itu, tetapi mulai dari 1,7 juta tahun yang lalu sampai abad ke-5. Mulai abad ke-5 indonesia memasuki masa sejarahhal ini di tunjukan dengan penemuan prasasti berbentuk Yupa di tepi sungai Mahakam, Kuati, Kalimantan Timur.
Prasasti tersebut tidak berangka tahun, namun bahasa dan bentuk huruf yang di pakai memberi petunjuk bahwa prasasti itu di buat sekitar tahun 400-an. Meski demikian, tidak semua wilayah nusantara sudah mengenal tulisan pada sekitar abad tersebut. Berakhirnya masa prasejarah dan di mulainya masa sejarah untuk tiap wilayah di indonesia berbeda-beda.
1. Masa berburu dan meramu (mengumpulkan makanan) tingkat sederhana
a) kehidupan manusia terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan, dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas.
b) Kegiatan pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan peralatan dari batu, kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam lingkungan sekitarnya, karena cara mendapatkan makanan secara langsung dari alam, tanpa melalui proses, baik dalam mengumpulkan sampai pada cara makan.
c) Ada beberapa 4 jenis manusia purba di Indonesia pada masa berburu dan meramu pada tingkat sederhana yaitu Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Sapiens, dan Wajak (Homo Wajakensis).
d) Teknologi hanya mengutamakan segi praktis sesuai tujuan penggunaannya saja, namun lama kelamaan ada penyempurnaan bentuk. Di Indonesia dikenal dua macam teknik pokok, yaitu teknik pembuatan perkakas batu yang disebut tradisi kapak perimbas dan tradisi serpih, serta pada perkembangan berikutnya ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk.
e) Kehidupan sosial
1) menggantungkan kehidupannya pada kondisi alam di daerah sekitar tempat tinggalnya yang dapat memberikan persediaan makanan dan air serta menjamin kelangsungan hidupnya.
2) hidup berkelompok dengan pembagian tugas yang laki-laki ikut kelompok berburu dan yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuhan dan hewan-hewan kecil.
3) hidup bekerjasama dalam menanggulangi serangan binatang buas maupun adanya bencana alam yang sewaktu-waktu dapat mengusik kehidupan mereka.
4) alat-alat yang dibuat dari batu, kayu, tulang, dan tanduk terus-menerus mengalami penyempurnaan bentuk sesuai perkembangan alam pikiran mereka.
2. Masa berburu dan meramu (mengumpulkan makanan) tingkat lanjut
Pada masa praaksara tingkat lanjut (menjelang berakhirnya masa praaksara), hasil-hasil budaya nenek moyang kita semakin kaya berupa munculnya banyak hasil budaya yang bersifat nonfisik (nonmaterial). Memang padamasa bercocok tanam telah satu bentuk hasil budaya nonfisik berupa kepercayaan, namun hasil-hasil budaya yang bersifat fisik tetap dominan.
Menjelang berakhirnya masa praaksara itu, kepercayaan akan roh-roh nenek moyang dan kekuatan yang melampaui kehidupan manusia semakin matang dan menjadi ritus, upacara menghormati roh-roh yang telah mati dan bahkan menyembah kekuatan supranatural menjadi praktik yang rutin. Mereka juga sadar akan keberadaan mereka di dunia yang bersifat sementara, serta tujuan hidup mereka.
Kesadaran sebagai sebuah komunitas juga membuat mereka melembagakan aturan-aturan yang sudah ada, dan bahkan muncul nilai-nilai baru yang harus di hayati semua anggota. Singkat kata mereka sadar hidup ini harus bermakna dan dimaknai, tidak sekedar mencari makan dan menunggu mati. Karena itu perlahan-lahan terbentuk semacam pandangan hidup atau falsafah hidup ditengah-tengah mereka, yang terejawantah dalam nilai-nilai, etos, norma, sikap-prilaku, dan ritual-ritual keagamaan. Ini emua merupakan bentuk hasil-hasil budaya yang bersifat nonfisik.
Mereka ingin nilai dan pandangan hidup itu tidak hanya menjadi milik mereka, tetapi juga milik generasi-generasi berikut. Maka, hasil-hasil bedaya yang bersifat nonfisik ini mereka wariskan kepada generasi baru. Mereka belum mengenal tulisan, dan karena itu proses pewarisan dilakukan secara lisan. Hal ini di dukung semakin berkembangnya kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa. Melalui bahasa, mereka mewariskan nilai-nilai dan pandangan hidup mereka ke generasi-generasi berikutnya. Tokoh-tokoh penting dalam proses sosialisasi atau pewarisan itu adalah keluarga, masyarakat dan para tetua.
Ada dua cara menyampaikan nilai-nilai dan pandangan hidup komunitas tersebut, yaitu secara langsung melalui nasehat-nasehat dan petuah-petuah, dan secara tidak langsung melalui contoh hidup dan folklor (mitos, legenda, dongeng, upacara, nyanyian rakyat, dan lain-lain). Nasehat dan petuah yang disampaikan orang tua biasanya juga merupakan nasehat dan petuah leluhur mereka.
Folkllor itu bukan sebuah cerita dan/atau aktivitas tanpa makna, di dalamnya terkandung pandangan hidup, etos, sistem kepercayaan, kebiasaan, atau adat-istiadat masyarakat praaksara. Dalam kajian sejarah folklor itu juga di sebut tradisi lisan. Dalam bagian ini, kita akan membahas tentang tradisi lisan dalam bentuk folklor itu. Namun, sebelumnya kita perlu tahu apa itu tradisi lisan.
a) Di
Indonesia sudah ada usaha-usaha bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua
alam, utamanya di gua-gua payung, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan
jika dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di tempat itu.
b) Keadaan
lingkungan
1) Api
sudah dikenal sejak sebelumnya, karena sangat bermanfaat untuk berbagai
keperluan hidup untuk memasak makanan, penghangat tubuh, dan menghalau binatang
buas pada malam hari.
2) Terputusnya
hubungan kepulauan Indonesia dengan Asia Tenggara pada akhir masa glasial ke-4
maka terputus pula jalan hewan yang semula bergerak leluasa menjadi lebih
sempit dan terbatas, sehingga terpaksa menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru.
3) Tumbuh-tumbuhan
yang mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian dan
biji-bijian, seperti juwawut, padi, dan sebagainya.
c) Keberadaan
manusia
1) Ada
dua ras yang mendiami Indonesia pada permulaan Kala Holosin, yaitu Austromelanesoid
dan Mongoloid. Mereka berburu
kerbau, rusa, gajah, dan badak, untuk dimakan.
2) Di
bagian barat dan utara ada sekelompok populasi dengan ciri-ciri terutama
Austromelanesoid dengan hanya sedikit campuran Mongoloid. Di Jawa hidup juga
kelompok Austromelanesoid yang lebih sedikit dipengaruhi
unsur-unsur Mongoloid. Di Nusa Tenggara, terdapat Austromelanesoid.
d) Teknologi
1) Ada
tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat pada masa Pos Plestosin, yaitu tradisi
serpih bilah, tradisi alat tulang, dan tradisi kapak genggam Sumatera.
2) Persebaran
alatnya meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
dan Papua.
3) Alat
tulang ditemukan di Tonkin Asia Tenggara, sedangkan di Jawa ditemukan di Gua
Lawa Semanding Tuban, di Gua Petpuruh utara Prajekan, dan Sodong Marjan di
Besuki. Kapak genggam Sumatera ditemukan di daerah pesisir Sumatera Utara,
yaitu di Lhok Seumawe, Binjai, dan Tamiang.
e) Kehidupan
Masyarakat
1) mendiami
gua-gua terbuka atau gua-gua payung dekat dengan sumber air atau sungai sebagai
sumber makanan, berupa ikan, kerang, siput, dan sebagainya.
2) mereka
membuat lukisan-lukisan di dinding gua, yang menggambarkan kegiatannya,dan
kepercayaan masyarakat pada saat itu.
3. Masa bercocok tanam dan beternak
a) perubahan
dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa bercocok
tanam membutuhkan waktu sangat panjang, karena tingkat kesulitan yang tinggi.
b) pada
masa ini sudah mulai ada usaha bertempat tinggal menetap di suatu perkampungan
yang terdiri atas tempat tinggal-tempat tinggal sederhana yang didiami secara
berkelompok.
c) mulai
ada kerjasama dan peningkatan unsur kepercayaan yang diharapkan adanya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketenteraman hidupnya.
d) Manusia
1) manusia
yang hidup pada masa bercocok tanam di indonesia barat mendapat pengaruh besar
dari ras Mongoloid, sedangkan di Indonesia Timur sampai sekarang lebih dipengaruhi
ras Austromelanesoid.
2) kelompok
manusia sudah lebih besar, karena hasil pertanian dan peternakan sudah dapat
memberi makan sejumlah orang yang lebih besar pula. Jumlah anak yang banyak
sangat menguntungkan, karena dapat menghasilkan makanan yang lebih banyak.
e) Teknologi
1) masa
bercocok tanam di Indonesia dimulai kira-kira bersamaan dengan berkembangnya
kemahiran mengasah alat dari batu dan mulai dikenalnya teknologi pembuatan
gerabah.
2) alat
yang terbuat dari batu dan biasa diasah adalah beliung, kapak batu, mata anak
panah, mata tombak, dan sebagainya. Di antara alat batu yang paling terkenal
adalah beliung persegi.
f) Kehidupan
masyarakat
1) masyarakat
mulai meninggalkan cara-cara berburu dan mengumpulkan makanan, karena mereka
sudah menunjukkan tanda-tanda akan menetap di suatu tempat, dengan kehidupan
baru yaitu mulai bercocok tanam secara sederhana dan memelihara hewan.
2) proses
perubahan tata kehidupan ditandai dengan perubahan cara memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat, terjadi secara perlahan-lahan, namun pasti.
3) tempat
tinggal dari yang masih sangat sederhana berbentuk bulat dengan atap dan
dinding dari rumbai, perlahan-lahan berubah sedikit demi sedikit kepada bentuk
lebih maju dengan daya tampung lebih banyak untuk menampung keluarga mereka.
4) gotong-royong
merupakan suatu kewajiban yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukan tenaga orang banyak, seperti mendirikan rumah dan membersihkan
saluran air untuk bercocok tanam.
5) masyarakat
merasa bahwa tanah merupakan kunci dari kehidupan, maka mereka meningkatkan
manfaat kegunaan tanah, termasuk penguasaan terhadap binatang-binatang
peliharaan.
6) mereka
sudah tidak lagi tergantung pada alam dan sudah mengadakan perubahan-perubahan
dengan menganggap sebagai pemilik atas unsur-unsur yang mengelilinginya.
g) Pemujaan
roh nenek moyang
1) pemujaan
roh leluhur maupun kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib menjadi adat
kebiasaan masyarakat saat itu yang disebut animisme dan dinamisme.
2) sudah
mulai ada kepercayaan tentang hidup sesudah mati, bahwa roh seseorang tidak
lenyap pada saat orang meninggal. Upacara pemakaman dilakukan sedemikian rupa
agar roh yang meninggal tidak salah jalan menuju nenek moyang mereka.
3) tradisi
mendirikan bangunan megalitik (batu besar) muncul berdasarkan kepercayaan
adanya hubungan antara yang hidup dengan yang mati, terutama karena adanya
pengaruh yang kuat dari yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan
kesuburan tanaman.
4. Masa perundagian
a) pada
masa bercocok tanam, manusia sudah berusaha bertempat tinggal menetap dengan
mengatur kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yaitu menghasilkan bahan
makanan sendiri di bidang pertanian maupun peternakan.
b) pada
masa perundagian semuanya mengalami kemajuan dan penyempurnaan dengan mulai
ditemukan bijih-bijih logam sehingga berbagai peralatan mulai dibuat dari
logam.
c) pada
perkembangan berikutnya, terdapat golongan yang terampil dalam melakukan jenis
usaha tertentu, misalnya terampil dalam membuat rumah kayu, pembuatan gerabah,
pembuatan benda-benda dari logam, perhiasan, dan lain sebagainya.
d) Penduduk
1) manusia
yang bertempat tinggal di Indonesia pada masa ini diketahui dari berbagai
penemuan sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, di Anyer Utara Jawa Barat,
Puger Jawa Timur, Gilimanuk Bali, dan Melolo Sumba Timur.
2) pada
masa perundagian terdapat perkampungan sudah lebih besar, karena adanya
hamparan pertanian, dan mulai mengadakan aktivitas perdagangan.
e) Teknologi
1) Pada
masa perundagian teknologi berkembang sangat pesat akibat adanya
penggolongan-penggolongan dalam masyarakat. Dengan beban pekerjaan tertentu,
banyak jenis pekerjaan mempunyai disiplin tersendiri sehingga semakin beraneka
ragam perkembangan teknologi yang terjadi pada masa itu termasuk perkembangan perdagangan
dan pelayaran.
2) Teknologi
yang berkembang seiring dengan perkembangan kebutuhan, menyangkut dan
melibatkan berbagai bidang yang lain. Saat itu juga sedang berkembang teknologi
peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan berbagai jenis logam yang
dibutuhkan oleh manusia.
3) Di
Indonesia, berdasarkan temuan-temuan arkeologis, penggunaan logam sudah dimulai
beberapa abad sebelum masehi, yaitu penggunaan perunggu dan besi.
4) Secara
berangsur-angsur dan bertahap, penggunaan kapak batu diganti dengan logam,
Namun logam tidak mudah menggeser peranan gerabah yang masih tetap bertahan
karena memang tidak semuanya dapat digantikan dengan logam.
f) Kehidupan
sosial budaya
1) seni
ukir dan seni hias diterapkan pada benda-benda megalitik mengalami kemajuan
pesat.
2) pada
masa perundagian, kepercayaan kepada arwah nenek moyang sangat menonjol karena
dipercaya sangat besar pengaruhnya terhadap perjalanan hidup manusia dan
masyarakatnya, sehingga arwah nenek moyang harus diperhatikan dan dipuaskan
melalui upacara-upacara.
3) kehidupan
masyarakat masa perundagian adalah hidup penuh rasa setia kawan dan perasaan
solidaritas tertanam dalam hati setiap orang sebagai warisan nenek moyang.
B. Nilai-Nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah
1. Pengertian Nilai.
Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, benar atau berharga bagi seseorang. Setiap masyarakat atau setiap budaya memiliki nilai-nilai tertentu mengenai sesuatu. Bahkan budaya dan masyarakat itu merupakan nilai yang tak terhingga bagi orang yang memilikinya. Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan, motivasi dalam segala perbuatan karena nilai itu mengandung kekuatan yang mendorong manusia meyakini untuk berbuat dan bertindak.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai penggalan budaya adalah penggalan budaya yang diyakini baik, benar dan berguna bagi masyarakat.
Untuk itu bila masyarakat atau bangsa Indonesia masa kini meyakini kebenaran nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah, maka akan dapat menumbuhkan kesadaran untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan warisan budaya bangsa.
2. Nilai-Nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah
Dari penjelasan di atas, tentu Anda ingin tahu lebih jauh tentang nilai apa yang dapat diwariskan dari peninggalan budaya masa prasejarah ini.
Untuk itu simaklah uaraian materi tentang nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah ini yang terdiri dari:
a. Nilai Religius/Keagamaan
Nilai ini mencerminkan adanya kepercayaan terhadap sesuatu
yang berkuasa atas mereka, dalam hal ini mereka berusaha membatasi perilakunya.
Dari uraian tersebut, sikap yang perlu diwariskan adalah sikap penghormatan
kepada yang lain, mengatur perilaku agar tidak semaunya dan penghormatan serta
pemujaan sebagai dasar keagamaan.
b. Nilai Gotong Royong
Masyarakat prasejarah hidup secara berkelompok, bekerja
untuk kepentingan kelompok bersama, membangun rumah juga dilakukan secara
bersama-sama. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya bangunan-bangunan megalith
yang dapat dipastikan secara gotong royong/bersama-sama.
Dengan demikian patutlah ditiru bahwa hal-hal yang
menyangkut kepentingan bersama hendaklah dilakukan secara bersama-sama (gotong
royong) dengan prinsip berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
c. Nilai musyawarah
Nilai ini sudah dikembangkan oleh masyarakat prasejarah
dalam hidupnya seperti dalam pemilihan pemimpin masyarakat dalam usaha
pertanian dan perburuan. Dari perilaku tersebut menjadi dasar bagi tumbuh dan
berkembangnya asas demokrasi.
d. Nilai Keadilan
Sikap ini sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat
prasejarah sejak masa berburu yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan tenaga
dan kemampuannya sehingga tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum
perempuan. Sikap keadilan ini berkembang pada masa perundagian, yaitu pembagian
tugas berdasarkan keahliannya. Dari nilai tersebut mencerminkan sikap yang adil
karena setiap orang akan memperoleh hak yang sama/tugas yang sama apabila
didukung oleh kemampuannya.
Demikianlah nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah
yang patut untuk dibanggakan dan ditiru dalam kehidupan masyarakat pada masa
sekarang.
Dalam rangka menambah wawasan berpikir Anda, maka
diskusikanlah dengan teman-teman Anda untuk mencari contoh-contoh perilaku pada
masa sekarang yang mencermikan niali religius, nilai gotong-royong dan nilai
musyawarah serta nilai keadilan seperti yang dikembangkan oleh masyarakat
prasejarah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, benar atau berharga bagi seseorang. Setiap masyarakat atau setiap budaya memiliki nilai-nilai tertentu mengenai sesuatu. Bahkan budaya dan masyarakat itu merupakan nilai yang tak terhingga bagi orang yang memilikinya. Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan, motivasi dalam segala perbuatan karena nilai itu mengandung kekuatan yang mendorong manusia meyakini untuk berbuat dan bertindak.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai penggalan budaya adalah penggalan budaya yang diyakini baik, benar dan berguna bagi masyarakat.
Untuk itu bila masyarakat atau bangsa Indonesia masa kini meyakini kebenaran nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah, maka akan dapat menumbuhkan kesadaran untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan warisan budaya bangsa.
Nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah ini yang terdiri dari:
1. Nilai Religius/Keagamaan
2. Nilai Gotong Royong
3. Nilai musyawarah
4. Nilai Keadilan
DAFTAR
PUSTAKA
http://usaha321.net/hasil-kebudayaan-masyarakat-praaksara.html
http://ikhwanartmy.blogspot.co.id/2010/01/nilai-nilai-peninggalan-budaya-masa.html
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGATAR............................................................................................
DAFTAR
ISI.........................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................
A.
Latar
Belakang...............................................................................................
B.
Rumusan
Masalah..........................................................................................
C.
Tujuan
............................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN......................................................................................
A. Hasil Kebudayaan Masyarakat Pra aksara..................................................
B. Nilai-Nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah ......................................
BAB
III PENUTUP..............................................................................................
A.
Kesimpulan
.....................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................
MAKALAH
NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT PRA AKSARA
Disusun
Oleh
NAMA KELOMPOK
1. MUHAMMAD HARIS HIDAYAT
2. RULI PEBRIANTI
3. NANA HAPSARI
4. ERNI ELYA PATMADILA
5. HARIADI FAJRI
KELAS :
X-IPS 3
SMAN 1
MASBAGIK
2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar