PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem bahan bakar dalam suatu mesin
merupakan suatu sistem yang sangat dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin
.Suatu rangkaian mesin motor ,akan memberikan daya yang optimal bila seluruh
sistem yang bekerja pada motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja
pada sistem bahan bakar ,kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh
besar pada efisiensi dan daya kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan
bakar bekerja dengan optimal yaitu dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan
bakar.
B.
Rumusan Masalah
Uraikan bagaimana cara memelihara mesin sepeda motor
1.
Sistem
Pelumasan
2.
Sistem
Kopling
3.
Sistem
Mekanisme Katup
4.
Sistem
Pemindahan Tenaga
C.
Tujuan
Menguraikan cara memelihara mesin sepeda motor pada :
1.
Sistem
Pelumasan
2.
Sistem
Kopling
3.
Sistem
Mekanisme Katup
4.
Sistem
Pemindahan Tenaga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PEMELIHARAAN
MESIN
1) Perawatan
Berkala Sistem Pelumasan
a.
Fungsi
Sistem Pelumasan
Pelumasan
berfungsi untuk:
1. Memperkecil gesekan sehingga
mengurangi keausan
2. Mendinginkan komponen (panas
komponen berpindah ke oli)
3. Sebagai perapat, misal antara ring
piston dengan dinding silinder
4. Sebagai pembersih dari keausan
bidang lumas
b.
Macam-Macam
Sistem Pelumasan
1. Pelumasan Campur
Digunakan
pada kebanyakan mesin stasioner 2 Tak yang kecil dan kendaraan
ringan seperti : Vespa, Yamaha, Suzuki.
ringan seperti : Vespa, Yamaha, Suzuki.
Sifat-sifat
yang menonjol Selalu menggunakan oli baru, karena oli yang tercampur
bensin ikut terbakar·
dan habis. Timbul polusi dari gas buang· Pemakaian oli boros· Kandungan oli 2 ÷ 4 % dari bensin ( menurut spesifikasi
pabrik )· Pelumasan campur digunakan
hanya untuk motor 2 Tak.·
Gambar 1 Pelumasan Campur
2. Pelumasan Tekan
Sifat
yang menonjol Pelumasan kontinyu, teratur dan merata· Digunakan pada motor Otto
(bensin) dan Diesel 4 tak dan Diesel 2 Tak· Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu· Pada umumnya: Motor Otto (bensin),
oli diganti setiap 10.000 Km Motor Diesel , oli diganti setiap 5.000
Km
Gambar 2 Pelumasan Tekan
3. Oli
Mesin/Motor
Di
pasaran banyak oli motor yang ditawarkan pabrik. Bagaimana menentukan oli yang
sesuai untuk kebutuhan motor / engine ? Hal iItu dapat ditentukan melalui
spesifikasi oli yang dapat dibaca pada tulisan yang menempel pada kaleng oli.
Ø Spesifikasi Kekentalan (viskositas)
Spesifikasi
ini mengikuti standar SAE (Society of Automotive Engineering) SAE 20
tingkat kekentalannya encer SAE 30 tingkat kekentalannya sedang SAE 50
tingkat kekentalannya kental Motor (engine) biasanya menggunakan oli SAE 40
1) Oli “multigrade”
Oli
“multigrade” adalah oli yang telah diberi bahan aditif yang dapat
meningkatkan kemampuan oli untuk tidak cepat encer bila suhunya naik dan tidak cepat beku pada temperatur rendah. Contoh : Mesran super SAE 20W-50
meningkatkan kemampuan oli untuk tidak cepat encer bila suhunya naik dan tidak cepat beku pada temperatur rendah. Contoh : Mesran super SAE 20W-50
Pada
temperatur dingin ( W = Winter), kekentalan seperti oli biasa SAE 20 Pada
temperatur tinggi, kekentalan sama seperti oli biasa SAE 50
Penggunaan
oli “multigrade” tidak lebih menguntungkan pada hawa yang perubahannya
tidak banyak / merata seperti di Indonesia.
Ø Spesifikasi Kualitas
Spesifikasi
ini mengikuti standar API (American Petrolium Institute).
1) Motor bensin : SA, SB
digunakan untuk tugas ringan SF
digunakan untuk tugas berat
2) Motor Diesel : CA, CB
digunakan untuk tugas ringan
CF digunakan untuk tugas
berat
Ø Oli yang biasa digunakan pada motor
(engine) :
Motor
Otto (bensin) menggunakan oli dengan kualitas SC,SE Motor Diesel menggunakan
oli dengan kualitas CC, CD Contoh : oli Pertamina yang dapat memenuhi semua
kebutuhan normal untuk motor bensin dan motor Diesel adalah Mesran B40 (SAE 40,
API SE/ CC)
Ø Interval penggantian oli motor
Motor
bensin, oli diganti setiap 10’000 km
Motor
Diesel, oli diganti setiap 5’000 km (lebih cepat kotor)
Ø Penggantian Elemen Saringan Oli
Gambar 3 Elemen Saringan Oli
Kadang-kadang
mesin atau motor kendaraan menggunakan unit saringan oli dengan elemen saringan
yang dapat diganti sendiri. Cara mengganti elemen saringan : Lepas baut pada
pusat rumah saringan. Jika rumah saringan melekat/lengket,-
pukul sedikit dengan palu plastik untuk melepasnya Cuci rumah saringan
dan perlengkapannya. Elemen saringan dan seal nya- 20’000 km. »
harus diganti dengan yang baru setiap
Gambar 4 Pencucian Rumah Saringan Oli
Perhatikan
urutan pemasangan perlengkapan baut pengikat!-
Gambar 5 Pemasangan Pegas Pada Rumah Saringan Oli
Perhatikan
pada pengencangan rumah saringan apakah dudukannya pada-
flens dapat memusat dengan benar. Setelah motor terisi oli, hidupkan
mesin/motor dan kontrol kebocoran oli.-
c.
Penggantian
Oli Motor Dan Saringan
1.
Peralatan
yang diperlukan
Peralatan
yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan
harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
1) Bak Oli
2) Alat pelepas
3) Saringan oli
4) Kain lap
5) Corong
6) Kan pengisi oli
2.
Bahan
untuk praktik
Bahan
yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah :
1) Kendaraan/ motor hidup
2) Macam- macam saringan oli
3) Oli motor
3.
Langkah
Kerja
Letakkan
bak penampung oli bekas di bawah motor-
Lepas
baut pembuang oli yang terletak pada karter-
Lepas
sarigan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, jangan- sampai paking karetnya tertinggal
pada dudukan saringan oli.
Gambar 6 Pelepasan Filter Oli
Pemilihan
saringan / filter oli :
Pilih
saringan oli dengan mencocokkan ulir sarigan dan diameter paking-
karet. Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass
“ atau- tidak. Lihat gambar.
Gambar 7 Aliran Oli Dalam Filter
Gambar 8 Katup Anti Balik Dalam Filter
Kontrol
perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli dengan melihat-
posisi pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan saringan
oli horisontal atau sambungan saringan di bawah, maka saringan oli harus
dilengkapi dengan katup anti balik. Pasang kembali baut pembuang oli.
Jangan lupa gunakan paking baru.- Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli
atau vet pada- paking saringan oli baru
Gambar 9 Pemberian Oli Pada Paking Filter Oli
Pasang
saringan oli baru dan keraskan dengan kekuatan tangan saja. Isi oli pada
motor. Gunakan corong supaya oli tidak tumpah. Perhatikan- jumlah oli yang sesuai spesifikasi.
Ada perbedaan jumlah oli dengan/tanpa mengganti saringan oli.
4.
Kegunaan
Katup-Katup Pada Saringan Oli
1) Katup “ by-pass “
Di
dalam setiap sirkuit pelumasan sistem pompa terdapat katup “by-pass”. Katup ini
terbuka pada saat oli masih dingin ( kental ) atau apabila saringan oli tersumbat.
Tempat katup terletak di dalam saringan atau di rumah sambungannya.
2) Katup anti balik
Kebutuhan
katup anti-balik tergantung pada posisi pengikatan saringan oli
terhadap motor. Kalau pada saringan tidak ada katup anti- balik dan posisi
saringan horisontal atau sambungan sarinan ke motor terletak di bawah, maka paa saat motor mati, oli di dalam saringan dapat kembali ke karter. Dan bila motor dihidupakan, beberapa saat masih belum ada tekanan dalam sistem pelumasan, karena oli yang mengalir harus mengisi sarigan terlebih dahulu. Pada posisi pemasangan seperti di atas, diperlukan katup anti balik yang mencegah oli kembali ke saringan karter. Katup anti balik biasanya terdiri dari ring karet bersama ring baja berbentuk piring. Ring tersebut berfungsi sebagai pegas.
terhadap motor. Kalau pada saringan tidak ada katup anti- balik dan posisi
saringan horisontal atau sambungan sarinan ke motor terletak di bawah, maka paa saat motor mati, oli di dalam saringan dapat kembali ke karter. Dan bila motor dihidupakan, beberapa saat masih belum ada tekanan dalam sistem pelumasan, karena oli yang mengalir harus mengisi sarigan terlebih dahulu. Pada posisi pemasangan seperti di atas, diperlukan katup anti balik yang mencegah oli kembali ke saringan karter. Katup anti balik biasanya terdiri dari ring karet bersama ring baja berbentuk piring. Ring tersebut berfungsi sebagai pegas.
2)
Perawatan Kopling Motor
a)
Rajin mengganti oli motor.
Secara umum banyak
sekali orang yang mengabaikan betapa pentingnya mengganti oli pada waktu yang
tepat. Maksud dari waktu yang tepat bukan bukan melihat bulan ganti olinya,
tapi melihat sudah berapa jauhkah speedo meter menunjukan kilometernya. Jika
sudah menunjukan waktu ganti oli maka segeralah ganti oli anda, karena jika
moytor terus bergesek karena oli sudah tidak berfungsi dengan baik akan
menimbulkan kurangnya responsifitas pada si motor ketika di kendarai bermanufer
di jalan raya.
b)
Periksa kanvas kopling.
Periksalah kanvas
kopling secara berkala agar meminimalisir ketidak maksimalan motor bekerja.
Jika setelah anda periksa ternyata tidak ada masalah pada bagian kanvas, maka
cek yang lainya yaitu per kopling. Mengapa pir kopling? Yap, karena jika ada
masalah pada pir kopling, maka kinerja kanvas akan ikut tergangu. Saya sarankan
bila anda memiliki budget yang cukup, maka segeralah ganti bagian tersebut
dengan yang baru.
c)
Selalu bersihkan kabel tali
kopling.
Kasarnya tarikan
tali kopling dari dalam mesin yang melewati bagian dalam kabel adalah salah
satu hal yang membuat motor kopling bermasalah. Tapi tenang! Cara mengatasinya
cukup mudah, yaitu bersihkanlah tali kopling dan juga saluranya dengan cara
memumasi pelumas atau mengunakan cairan pembersih karat khusus untuk motor. Hal
ini berguna untuk menghilangkan kotoran pada kabel, yang dapat menghambat
proses transmisi gigi motor.
d)
Menambahkan tul.
Tul adalah alat
yang di letakan di sebelah kanan bawah, tepatnya pada daerah gearboks. Alat ini
membut tuas yang berada di bagian bawah menjadi lebih panjang dan fungsinya
agar ketika menarik kopling akan menjadi lebih enteng dan nyaman tentunya.
e)
Sesuaikan gigi.
Ketika anda sedang
memulai berkendara atau start awal berkendara, maka usahakan untuk selalu
mengunakan gigi satu terlebih dahulu, karena jika kita langsung naik di atasnya
maka akan ada resiko nantinya, seperti terbebaninya kopling sehingga kan
mempercepat proses keausan pada si motor dan ujung-ujungnya kita harus
menservis agar keausan pada motor dapat di perbaiki. Selain itu bagi riders
motor kopling harus rajin menetralkan tuas transmisi ketika berhenti. Misalkan
ketika berhenti di lampu merah. Hal in di lakukan agar motor anda tidak cepat
rusak.
Memang banyak
sekali perawatan yang harus kita lakukan pada sebuah kendaraan, terutama pada
bagian sistem karena memiliki peranan yang sangat penting untuk proses
melajunya si motor nanti. Selain itu, perawatan perlu dan sangat harus di
lakukan secara berkala agar si motor tetap dalam kondisi prima dan bagus
performanya.
Satu kata yang
tepat adalah mencegah lebih baik dari pada membenahi. Karena jika sudah
terlanjur terjadi kerusakan pada si motor al hasil akan repot juga akhirnya.
Maka selalu rawat dan jaga mesin motor anda, agar selalu awet dan prima. Semoga
artikel ini bermanfaat bagi anda. Sekian dan terima kasih atas kunjunganya.
3)
Perawatan Berkala Mekanisme Katup
a.
Bagian-Bagian
Mekanisme Katup
Gambar 1. Mekanisme Katup Standar
Mekanisme katup pada mesin kendaraan
berfungsi untuk mengatur pemasukan
gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder
dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang.
gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder
dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang.
b. Mekanisme Katup Dengan Poros Kam Di
Bawah
Gambar 2. Katup di Samping (Side Valve atau SV)
1)
Katup
di Samping (Side Valve atau SV)
Konstruksi
SV memiliki ciri katup berdiri dan berada di samping blok motor serta poros kam
terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin pendek/tidak
memakan tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar kurang
menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal dan penyetelan celah katup
sulit.
2)
Katup
di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)
Gambar
3. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)
Katupnya
menggantung di kepala silinder, poros kam terletak di blok silinder
bagian samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun kerugiannya adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi.
bagian samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun kerugiannya adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi.
c. Mekanisme Katup Dengan Poros Kam Di
Atas
1.
Satu
Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)
Gambar 4. Satu Poros Kam di Kepala ( SOHC)
Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros
kam berada di kepala silinder dan
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B). Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi. Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas ayun
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B). Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi. Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas ayun
2.
Dua
Poros Kam di Kepala (Double Over Head Camshaft atau DOHC)
Gambar 5. Dua Poros Kam Di Kepala (DOHC)
Konstruksi DOHC memiliki dua kam di
kepala silinder, kam langsung
menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar
baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan penyetelan celah katup lebih sulit.
menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar
baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan penyetelan celah katup lebih sulit.
d. Celah Katup Dan Penyetelannya
1. Fungsi celah katup
Agar supaya katup-katup dapat menutup
dengan sempurna pada semua keadaan temperature mesin.
Gambar 6. Celah Katup
2. Mengapa celah katup harus distel ?
Saat mesin hidup komponen mekanisme
katup yang jumlahnya banyak bergerak bergesekan dan mendapat gaya ke berbagai
arah serta beban panas, maka semakin lama komponen semakin aus pada sistem
penekan katup dan pada daun katup dan dudukannya serta pengikat-pengikat
menjadi kendor, sehingga celah katup menjadi berubah besar, Karena
keausan-keausan tersebut tidak merata, celah katup berubah dan perlu distel,
sekitar setiap 20.000 km
kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin,
seperti berikut :
kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin,
seperti berikut :
a. Celah terlalu besar
Ø Penggerak katup berisik (ada suara
pukulan-pukulan logam)
Ø Bagian penggerak katup bisa patah
(pukulan dan kejutan)
Ø Waktu pembukaan katup lebih sedikit
dari waktu semestinya
Ø Tenaga mesin berkurang.
b. Celah terlalu kecil
Ø Waktu pembukaan katup lebih lama
dari waktu semestinya
Ø Gerak gunting juga lebih lama,
kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang besar.
Akibatnya : putaran Idle kurang stabil (motor bergetar)
c. Tidak ada celah katup
Ø Katup tidak menutup dengan sempurna
Ø Ada kerugian gas baru yang keluar
bersama gas buang, tenaga motor berkurang
Ø Pembakaran dapat merambat ke
karburator
Ø Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan
panas pada daun katup tidak sempurna.
e. Macam-Macam Konstruksi Penyetel
Katup
1. Konstruksi umum
Gambar 7. Penyetel Katup Umum
Penyetelan celah katup dengan
mengendorkan mur pengunci dan memutar
skrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus pada lingkaran dasar
skrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus pada lingkaran dasar
2. Melalui Tuas Ayun ( mis. Marcedes,
Ford, Nissan )
Pengukuran celah harus antara tuas
ayun dan kam, bukan antara ujung tuas ayun dan ujung batang katup.
Gambar 8. Penyetel Katup Melalui Tuas Ayun
3. Dengan plat penyetel ( mis. Volvo,
Fiat, VW )
Pada sistem ini, penyetelan
dilaksanakan dengan penggantian plat penyetel
yang tersedia dalam bermacam macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan katup
yang tersedia dalam bermacam macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan katup
Gambar 9. Penyetel Katup Dengan Plat Penyetel
4.
Tuas
Katup Dengan Eksenter Penyetel (mis. BMW)
Gambar 10. Penyetel Katup Dengan Eksenter Penyetel
5.
Penyetel
Celah Katup Pada Motor Neptune (Colt T-120)
Gambar 11 Penyetel Celah Katup Melalui Mur
1. Fuler
2. Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri )
3. Tuas katup dari pelat yang di pres
2. Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri )
3. Tuas katup dari pelat yang di pres
f. Penyetelan Celah Katup
1.
Peralatan
Peralatan
yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan
harus dipersiapkan sebelumnya adalah : Peralatan servis dalam kotak alat-
Kunci
sok-
Kunci
momen-
2.
Bahan
Bahan
yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan
atau stan motor/mesin hidup-
Paking
tutup kepala silinder-
Kain
lap-
3.
Langkah
kerja
Cari
besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup- pada mesin panas / dingin biasanya
tidak sama. Lepas tutup kepala silinder.- Kencangkan baut-baut kepala silinder dengan kunci
momen sesuai dengan-
urutan pengencangan yang benar seperti gambar. Data kekuatan pengencangan
baut lihat di Modul manual.
Gambar 12. Urutan Pengencangan Baut Kepala Silinder
Kencangkan
baut atau mur unit tuas penekan katup dengan kunci momen sesuai dengan urutan
pengencangan yang benar seperti gambar Pengencangan jangan terlalu keras. Data
kekuatan pengencangan baut lihat- di buku manual.
Gambar 13. Urutan Pengencangan Baut /Mur Unit Tuas Penekan
Katup
Putar
motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA tepat. Tanda TMA terletak pada
puli motor (gambar) atau pada roda gaya.
Gambar 14. Penepatan Tanda TMA
Tentukan
posisi saat akhir langkah kompresi pada silinder
1.Ketika
tanda TMA tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh dari
roda gaya) pada posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan langkah/proses yang
terjadi, yaitu akhir langkah kompresi atau akhir langkah buang/awal langkah
isap (katup overlaping). Akhir langkah kompresi dapat diketahui dari adanya
celah pada kedua katupnya, karena posisi kedua katup tertutup atau tidak ada
penekanan pada komponen penekan katup. Sementara untuk akhir langkah buang/awal
langkah isap dapat diketahui dari adanya penekanan pada komponen penekan katup
isap dan buang atau adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika
puli digerakkan
bolak-balik pada daerah sekitar TMA.
bolak-balik pada daerah sekitar TMA.
1) Penyetelan Katup Motor 4 dan 6
Silinder
a.
Motor
4 Silinder Sebaris
Jika
silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang dapat
disetel ( X ) adalah :
Gambar 15. Katup Motor 4 Silinder Yang Dapat di Setel
M
Katup masuk
B Katup buang
X Katup yang dapat
distel
1...6 = Nomor urut
B Katup buang
X Katup yang dapat
distel
1...6 = Nomor urut
b.
Motor
6 silinder
Jika
silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang dapat disetel
( X ) adalah :
Gambar 16 Katup Yang Dapat Disetel Motor 6 Silinder
Kemudian
penyetelan setengah dari jumlah katup yang belum distel dilakukan dengan
cara yang sama, yaitu setelah puli motor diputar satu putaran lagi / tanda TMA
tepat. Pasang tutup kepala silinder.- Hidupkan motor dan kontrol
dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder- serta sambungan-sambungan
ventilasi karter.
2)
Cara
Menyetel Katup Yang Benar
Fuler
harus dapat didorong dan ditarik dengan agak rapat/seret. Fuler yang tidak rata
/ berombak dan tidak halus.
Gambar 17. Cara Menyetel Katup Yang Benar
3)
Tempat
Mengukur Celah Katup
Pengukuran
celah katup pada penggerak katup yang menggunakan tuas ayun harus antara tuas
dengan kam, bukan antara ujung tuas dengan ujung batang katup.
Gambar 18. Tempat Mengukur Celah Katup
4)
Penyetelan
Katup dengan Plat Penyetel
Pada
sistem ini, penyetelan plat penyetel dilaksanakan melalui mengganti plat penyetel
dengan bermacam- macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu
set plat penyetel, mikrometer dan alat khusus untuk menekan mangkok penumbuk
katup.
Gambar 19. Penyetelan Katup dengan Plat Penyetel
a)
Cara
menyetel
Untuk
mencegah bercampurnya pelat penyetel dari sejumlah katup yang ada, stel katup satu
persatu, seperti berikut : Ukurlah besar celah katup yang ada (A) dan catat.- Catatlah kesalahan celah (C), yaitu
perbedaan ukuran celah antara besar- celah yang seharusnya (B) dan besar celah yang telah
diukur. Kesalahan celah ini ( C = B – A ) digunakan untuk menentukan pelat
penyetel dengan tebal yang tepat (D). Tekan mangkok penumbuk dengan alat
khusus.-Keluarkan plat penyetel dengan tang
khusus atau obeng. -
Gambar 20. Cara Menyetel Katup dengan Plat Penyetel
Ukurlah
tebal plat yang telah dilepas (E) dengan mikrometer, kemudian masukkan ke kotak
set yang sesuai dengan ketebalannya.
Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D) untuk menghasilkan celah katup- yang benar, yaitu D = E + C. Kontrol ketebalan plat baru dengan mikrometer.- Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok.- Kontrol celah katup kembali.-
Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D) untuk menghasilkan celah katup- yang benar, yaitu D = E + C. Kontrol ketebalan plat baru dengan mikrometer.- Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok.- Kontrol celah katup kembali.-
4)
Pemeriksaan
Dan Perbaikan
Sistem Pemindah Tenaga
Pemeriksaan dan Perbaikan
Sistem Pemindah Tenaga pada Sepeda Motor
1.
Jadwal Perawatan Berkala Sistem Pemindah
Tenaga
Jadwal
perawatan berkala sistem pemindah tenaga sepeda motor yang dibahas berikut ini
adalah berdasarkan kondisi umum, artinya sepeda motor dioperasikan dalam
keadaan biasa (normal). Pemeriksaan dan perawatan berkala sebaiknya rentang
operasinya diperpendek sampai 50% jika sepeda motor dioperasikan pada kondisi jalan
yang berdebu dan pemakaian berat (diforsir)
Tabel
di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem pemindah tenaga yang
sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan pemakaian yang hemat atas sepeda
motor yang bersangkutan. Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat
jarak tempuh atau waktu, tinggal dipilih mana yang lebih dahulu dicapai.
Tabel 1. Jadwal Perawatan Berkala
(Teratur) Sistem Pemindah Tenaga
No
|
Bagian yang diservis
|
Tindakan setiap capaian jarak
tempuh
|
1
|
Oli
Transmisi (khusus mesin 2 tak)
|
Ganti
setelah menempuh 1.000 km dan selanjutnya setelah 5.000 km
|
2
|
Kopling
|
Periksa
setelah menempuh 1.000 km dan selanjutnya setelah 5.000 km
|
3
|
Rantai
penggerak
|
Periksa,
bersihkan, dan lumasi setiap 1.000 km
|
2.
Sumber-Sumber kerusakan Sistem Pemindah
Tenaga
Tabel
di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem Pemindah Tenaga
yang umum terjadi pada sepeda motor, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya
dan menentukan jalan keluarnya atau penanganannya (solusinya).
Tabel 2. Sumber-Sumber kerusakan
Sistem Pemindah Tenaga
Permasalahan
|
Kemungkinan Penyebab
|
Solusi (Jalan Keluar)
|
Kopling
selip
|
Kanvas
kopling aus
|
Ganti
|
Penyetelan
kopling yang salah
|
Ganti
|
|
Plat
kopling aus
|
Ganti
|
|
Kopling
macet Pemindahan gigi keras
|
Gaya/gerak
kopling tidak sama
|
Ganti
|
Oli
transmisi terlalu kental
|
Ganti
oli dengan benar
|
|
Kopling
macet
Pemindahan gigi keras |
Kopling
pertama rusak
|
Ganti
kanvas kopling
|
Penyetelan
yang salah pada kopling pemindah gigi (kedua)
|
Setel
|
|
Gigi
transmisi macet
|
Ganti
|
|
Counter
shaft dan drive shaft rusak
|
Ganti
|
|
Saat
kerja pemindah gigi terlalu cepat
|
Gaya
berat kanvas kopling yang tidak sama
|
Ganti
kanvas kopling
|
Saat
kerja pemindah gigi terlalu lambat
|
Kanvas
kopling aus
|
Ganti
kanvas kopling
|
3. Pemeriksaan
Kopling Otomatis
a.
Sepeda motor ini dilengkapi dengan
kopling otomatis yang fungsinya diatur oleh putaran mesin dan mekanis
sentrifugal yang terletak di kopling. Untuk menjamin kemampuan daya tekan
kopling secara keseluruhan, maka sengatlah perlu kopling dapat bekerja dengan
lancar dan halus
b.
Pemeriksaan hubungan pertama
1.
Panaskan mesin hingga mencapai panas
yang normal
2.
Hubungkan digital engine tachometer.
3.
Duduklah di atas sepeda motor, naikan
putaran mesin secara perlahan dan lihatlah digital engine tachometer pada
putaran berapa sepeda motor mulai bergerak maju.
c.
Pemeriksaan saat kopling berfungsi untuk
menentukan kopling dapat bekerja penuh dan tidak terjadi selip.
1.
Injak peda rem belakang sekuat mungkin
2.
Buka gas dengan singkat sampai habis dan
perhatikan putaran
d.
Jangan membuka gas sampai habis lebih
dari 3 detik, karena dapat menyebabkan kopling atau mesin cepat rusak
BAB III
KESIMPULAN
Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua[1] yang digerakkan oleh sebuah mesin. Letak kedua
roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap stabil
disebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada kecepatan rendah, kestabilan atau keseimbangan sepeda
motor bergantung kepada pengaturan setang oleh pengendara. Penggunaan sepeda
motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah,
terjangkau untuk sebagian besar kalangan dan penggunaan bahan bakarnya serta
serta biaya operasionalnya cukup hemat.
Agar
membuat mesin sepeda motor tetap dalam keadaan baik, amak mesti dilaukan
pemeliharaan mulai dari :
1. Sistem Pelumasan
2.
Sistem
Kopling
3.
Sistem
Mekanisme Katup
4.
Sistem
Pemindahan Tenaga
DAFTAR PUSTAKA
http://totalotomotif.com/pemeriksaan-dan-perbaikan-sistem-pemindah-tenaga/
http://materismkotomotif.blogspot.com/2016/10/perawatan-berkala-mekanisme-katup_12.html
http://najamudinmt.blogspot.com/2015/05/cara-perawatan-dan-penggunaan-kopling.html
http://materismkotomotif.blogspot.com/2016/10/perawatan-berkala-sistem-pelumasan.html
http://sabiqptm.blogspot.com/2014/05/makalah-motor-bensin.html
MAKALAH
PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR
DISUSUN
OLEH :
NAMA :
MAHENDRA DATA
KELAS :
XI-TSM
SMK
NEGERI 1 PRINGGASELA
2018/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar