BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan sejarah pendidikan dari masa kemasa selalu
mengalami progres yang berdampak baik bagi perkembangan intelektual masyarakat
Islam pada saat itu sampai sekarang. Pendidikan terus mengalami perkembangan
dari masa Rasulullah, masa Khulafa Ar-Rasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti
Abasiyyah, bahkan dinasti-dinasti kecil yang muncul diantara dinasti keduanya
dan semakin berkembang pula setelah masa pembaharuan pendidikan Islam.
Seiring dengan itu pendidikan pada periode Dinasti Umayyah
telah ada beberapa lembaga seperti, Kuttab, Masjid dan Majelis Sastra.
Materi yang diajarkan bertingkat-tingkat dan bermacam-macam. Metode
pengajarannya pun tidak sama. Sehingga melahirkan beberapa pakar ilmuan
dalam berbagai bidang tertentu, selain itu pada masa ini juga terjadi
pergolakan politik untuk memperluas wilayah kekuasaan. Semua itu berdampak
kepada pola pendidikan Islam pada masa itu, mulai dari adanya perbedaan
kurikulum antara murid yang sekolah di Khuttab dengan murid yang sekolah di
sekolah Istana dan lain sebagainya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaiama Sejarah Peradaban Bani Umayyah di Damaskus
2.
Kapan Berdirinya dan
Kekhalifahan Dinasti Umayyah
3.
Bagaimana Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Pada Msaa Dinasti Umayyah
4.
Ilmu Pengetahuan Apa
Saja Yang Muncul Pada Zaman Dinasti Umayyah
5.
Jelaskan Tokoh/Ilmuwan
Muslim Pada Masa Bani Umayyah
6.
Faktor Apa Yang
Menyebabkan Lemah Dan Runtuhnya Dinasti Umayyah
C.
Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Peradaban Bani Umayyah di Damaskus
2.
Mengetahui Berdirinya
dan Kekhalifahan Dinasti Umayyah
3.
Mengetahui Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Pada Msaa Dinasti Umayyah
4.
Mengetahui Ilmu Pengetahuan
Yang Muncul Pada Zaman Dinasti Umayyah
5.
Mengetahui Tokoh/Ilmuwan
Muslim Pada Masa Bani Umayyah
6.
Mengetahui Faktor Yang
Menyebabkan Lemah Dan Runtuhnya Dinasti Umayyah
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Peradaban Bani Umayyah di Damaskus
Kerajaan
Bani Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah Bin Abu Sufyan pada tahun 41 H/661 M di
Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132H/750 M. Nama dinasti ini diambil
dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy – Syams, kakek buyut dari khalifah pertama
bani umayyah yaitu Muawiyah I .Muawiyah I bin Abu Sufyan adalah seorang
politisi handal, ahli administrasi, wawasannya luas bijaksana, dan dermawan.
karir pertama dari pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada masa
khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih
kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Husein
putra Ali bin Thalib dapat dikalahkan oleh Umayyah. Bani Umayyah adalah salah
satu dari keluarga suku Quraisy. Keturunan Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul
Manaf, seorang pemimpin suku Quraisy yang terpandang.
B.
Berdirinya dan Kekhalifahan Dinasti Umayyah
Memasuki
masa kekuasaan Mu’awiyyah yang menjadi awal kekuasaan Umayyah, pemerintahan
yang bersifat demokratis berubah menjadi Monarchiheridatis (kerajaan turun
temurun). Ia bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium.Dia memang
tetap menggunakan istilah Khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru
dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya
”Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah. Ibu kota
negara dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa
sebagai gubernur sebelumnya. Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90
tahun.
Suksensi
kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah bin Abu Sufyan
Radhiallahu ‘anhu mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap
anaknya, (Yazid Ibn Muawiyah Rahimahullah). sejumlah tokoh terkemuka di Madinah
tidak mau menyatakan setia kepadanya. Kemudian Yazid mengirim surat ke Gubernur
Madianh, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya.
Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk kecuali Husein bin Ali dan
Abdullah bin Zubair. Bersamaan dengan itu, Syi’ah (pengikut Ali) melakukan
konsolidasi (penggabungan) kekuatan kembali. Perlawanan terhadap Bani Umayyah
dimulai oleh Husein bin Ali.
C.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Msaa Dinasti Umayyah
Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam
pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M
di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756 M sampai 1031 M di Kordoba,
Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy-Syams,
kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Masa ini
sebagai masa perkembangan peradaban Islam, yang meliputi tiga benua yaitu,
Asia, Afrika, dan Eropa. Masa ini berlangsung selama 90 tahun (661 M – 750 M)
dan berpusat di Damaskus.
Pada masa ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan sangat besar. Penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan
dilakukan pembidangan ilmu pengetahuan sebagai berikut;
1. Ilmu pengetahuan bidang agama yaitu,
segala ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
2. Ilmu pengetahuan bidang sejarah
yaitu, segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat.
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa
yaitu, segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, sharaf dan lain-lain.
4. Ilmu pengetahuan bidang filsafat yaitu,
segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantiq,
kedokteran, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu lain yang berhubungan dengan
ilmu itu.
Penggolongan ilmu tersebut dimaksudkan untuk
mengklasifikasikan ilmu sesuai dengan karakteristiknya, semuanya saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, karena satu ilmu tidak bisa berdiri
sendiri.Sehingga ilmu pengetahuan sudah menjadi satu keahlian, masuk kedalam
bidang pemahaman dan pemikiran yang memerlukan sitematika dan penyusunan.
D.
Ilmu
Pengetahuan Yang Muncul Pada Zaman Dinasti Umayyah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
masa Bani Umayyah pada umumnya berjalan seperti di zaman permulaan Islam, hanya
pada perintisan dalam ilmu logika, yaitu filsafat dan ilmu eksak. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa ini masih berada pada tahap awal. Para pembesar Bani
Umayyah kurang tertarik pada ilmu pengetahuan kecuali Yazid bin Mua’wiyah dan
Umar bin Abdul Aziz. Ilmu yang berkembang di zaman Bani Umayyah adalah
ilmu syari’ah, ilmu lisaniyah, dan ilmu tarikh. Selain itu berkembang pula ilmu
qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu bumi, dan ilmu-ilmu yang
disalin dari bahasa asing. Kota yang menjadi pusat kajian ilmu
pengetahuan ini antara lain Damaskus, Kuffah, Makkah, Madinah, Mesir, Cordova,
Granada, dan lain-lain, dengan masjid sebagai pusat pengajarannya.
Ilmu
pengetahuan yang berkembang di zaman Dinasti Umayyah dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Al Ulumus
Syari’ah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir Al-Qur’an dan
sebagainya.
b. Al Ulumul
Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan Al Qur’an,
menafsirkan dan memahaminya.
c. Tarikh, yang
meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat hidup
pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh bangsa-bangsa lain.
d. Ilmu Qiraat,
yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur’an. Pada masa ini
termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur’an yang terkenal dengan Qiraat Sab’ah
yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang
dinisbahkan kepada cara membaca yang dikemukakan oleh tujuh orang ahli qiraat,
yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah
bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189 H),
Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi
bin Na’im (169 H).
e. Ilmu Tafsir,
yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan Al
Qur’an. Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu
Abbas dari kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad
Al-Baqir bin Ali bin Ali bin Husain dari kalangan syi’ah.
f. Ilmu Hadis,
yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad al-Hadis, karena
banyak Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah. Diantara Muhaddis
yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi Malikah (w. 123
H), Al Auza’i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), dan As
Sya’by (w. 104 H).
g. Ilmu Nahwu,
yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat didalam berbagai
posisinya. Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa yang bukan
Arab masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah negara
Islam. Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan membukukannya seperti
halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69 H). Beliau belajar
dari Ali bin Abi Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali
bin Abi Thalib sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.
h. Ilmu Bumi (al-
Jughrafia). Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum muslimin
pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut ilmu dan
dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu yang
membahas tentang keadaan letak wilayah. Ilmu ini pada zaman Bani
Umayyah baru dalam tahap merintis.
i.
Al-Ulumud Dakhilah, yaitu ilmu-ilmu
yang disalin dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab dan disempurnakannya untuk
kepentingan kebudayaan Islam. Diantara ilmu asing yang diterjemahkan itu
adalah ilmu-ilmu pengobatan dan kimia. Diantara tokoh yang terlibat dalam
kegiatan ini adalah Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (w. 86 H).
E.
Tokoh/Ilmuwan
Muslim Pada Masa Bani Umayyah
Dalam sepak terjang yang dilakukan Bani Umayyah di bidang
pendidikan Islam, banyak melahirkan para ulama yang ahli di bidangnya, mereka bertanggung
jawab terhadap kelancaran jalannya pendidikan, Dalam hal ini, Ulama memikul
tugas mengajar dan memberikan bimbingan serta pimpinan kepada masyarakat. Ulama
bekerja atas dasar kesadaran dan tanggung jawab agama, bukan atas dasar
pengangkatan dan penunjukkan pemerintah
Diantara ulama yang menjadi pendidik sekaigus sebagai ilmuan
pada waktu itu adalah:
a)
Seni
Bahasa dan Sastra
Pada masa pemerintahan Abd. Malik bin Marwan, bahasa arab
digunakan sebagai administrasi negara. Dengan penggunaan bahasa Arab yang
semakin luas dibutuhkan suatu panduan bahasa yang dapat digunakan semua orang.
Hal itu mendorong lahirnya seorang ahli bahasa terkemuka yang bernama Imam
Syibawaihi, yang mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa
Arab yang berjudul al-Kitab. Disamping itu, pada pemerintahan Dinasti Umayyah
di Andalusia terdapat juga ahli bahasa yang terkenal, antara lain: Ibnu Malik
pengarang kitab Alfiah, Ibn Sayyidih, Ibn Khuruf, Ibn Al-Haj, Abu Ali
Al-Isybili, Abu Al-hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-Garnathi, al-Farisi,
al-Zujaj. Di bidang sastra juga mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan
munculnya sastrawan-sastrawan yang terkemuka, seperti:
a. Qays Bin Mullawah menyusun buku yang
berjudul Laila Majnun, wafat pada tahun 699 M.
b. Jamil Al-Uzri (701 M)
c. Al-Akhtal (701 M)
d. Umar Ibn Abi Rubi’ah (719 M)
e. Al-Farazdaq (732 M)
f. Ibnu Al-Muqoffa (756 M)
b)
Ilmu
Tafsir
Ilmu tafsir memliki makna yang strategis, disamping karena
luasnya faktor kawasan Islam ke beberapa daerah luar Arab yang membawa
konsekuensi lemahnya seni sastra Arab. Hal ini menyebabkan pencemaran bahasa
Al-Qur'an dan makna Al-Qur'an yang digunakan untuk kepentingan golongan
tertentu. Diantara tokoh-tokohnya adalah Mujahid, Athak bin Abu Rabah, Ikrimah,
Qatadah, Said bin Jubair, Masruq bin al-Ajda', Wahab bin Munabbih, Abdullah bin
Salam, Abd Malik Ibnu Juraid al-Maliki. Ilmu tafsir pada masa itu belum
mengalami perkembangan pesat sebagaimana terjadi pada masa pemerintahan Bani
Abbasiyyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan, sampai akhirnya tertulis.
Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat
nabi sekaligus paman nabi yang terkenal.
c)
Ilmu
Hadits
Perkembangan ilmu Hadits sendiri terjadi setelah diketahui
banyaknya hadits palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan
politik. Sebelumnya hadits hanya diriwayatkan dari mulut ke mulut. Setengah
sahabat dan para pelajar ada yang mencatat hadits-hadits itu dalam buku
catatannya. Atas dasar itulah dirasa penting untuk menyusun atau mengumpulkan
dan membukukan Hadits-hadits tertentu saja, yang dikira kuat dalam sanad dan
matannya. Diantara para ahli hadits yang terkenal pada masa itu ialah Muhammad
bin Syihab al-Zuhri, Hadits ada al-Zuhry, Abu Zubair Muhammad bin Muslim
bin Idris.
d)
Fiqih
Pada periode Umayyah, telah melahirkan sejumlah
mujtahid fiqih, terbukti ketika akhir masa Umayyah telah akhir tokoh madzhab
seperti Imam Abu Hanifah di Irak dan Imam Malik Ibu Anas di Madinaah. Sedangkan
Imam Syafi'i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal lahir pada masa Dinasti Abbasiyyah.Dan di bidang fiqih, Umayyah di Spanyol Islam menganut
mazhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-materi fiqih dari mazhab
Imam Maliki. Para Ulama yang memperkenalkan mazhab ini adalah Ziyad ibn
Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan ibn Yahya yang menjadi qadhi
pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya adalah Abu bakar ibn
Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibn Hazm, kemudian abu bakar al
quthiyah, munzir bin sa,if al-baluthi dan ibnu hazim.
e)
ilmu
kimia
Khalifah Yazid bin Muawiyyah seorang khalifah yang pertama
kali meyuruh untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Yunani ke dalam bahasa
Arab. Beliau mendatangkan beberapa orang Romawi yang bermukim di mesir.
Diantaranya Maryanis seorang pendeta yang mengajarkan ilmu kimia.
f)
Ilmu
Kedokteran
Peduduk Syam di Zaman ini telah banyak menyalin bermacam
ilmu ke dalam bahasa Arab, seperti: ilmu-ilmu kedokteran misalnya karangan Qais
Ahrun dalam bahasa Suryani yang disalin ke dalam bahasa Arab Masajuwaihi.
g)
Ilmu
Filsafat
Islam di Andalusia telah mencatat satu lembaran budaya yang
sangat brilian dalam bentangan sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan
penyeberangan yang di lalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa abad ke 12
minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9
selama pemerintahan bani umayyah. Tokoh pertama dalam sejarah filsafat
Andalusia dalah Abu Bakr Muhammad bin al-Syaigh yang terkenal dengan nama Ibnu
Bajjah. Karyanya adalah Tadbir al-muwahhid, tokoh kedua adalah Abu Bakr bin
Thufail yang banyak menulis masalh kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya
filsafatnya yang terkenal adalah Hay bin Yaqzhan. Tokoh terbesar dalam bidang
filsafat di Andalusia adalah Ibnu Rusyd dari cordova. Ia menafsirkan maskah –
naskah aristoteles dan menggeltuti masalah – masalah menahun tentang keserasian
filsafat agama.
h)
Musik
dan Kesenian
Dibidang ini dikenal seorang tokoh bernama Hasan bin Nafi
yang berjuluk Zaryah. Dia juga terkenal sebagai penggubah lagu dan sering mengajarkan
ilmunya kepada siapa saja sehingga kemasyhurannya makin meluas
F.
Faktor
yang menyebabkan Lemah dan Runtuhnya Dinasti Umayyah
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada
kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1.
Sistem pergantian
khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab
yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas.
Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan
yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2.
Latar belakang
terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik
politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para pengikut Ali) dan
Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa
awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan
Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan
pemerintah.
3.
Pada masa kekuasaan
Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan
Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin
meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat
kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian
besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur
lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu
inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada
masa Bani Umayyah.
4.
Lemahnya pemerintahan
daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana
sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan
tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, golongan agama banyak yang
kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5.
Penyebab langsung
tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang
dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan
penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi'ah, dan kaum mawali yang merasa dikelas
duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kerajaan
Bani Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah Bin Abu Sufyan pada tahun 41 H/661 M di
Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132H/750 M. Nama dinasti ini diambil
dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy – Syams, kakek buyut dari khalifah pertama
bani umayyah yaitu Muawiyah I .Muawiyah I bin Abu Sufyan adalah seorang
politisi handal, ahli administrasi, wawasannya luas bijaksana, dan dermawan.
karir pertama dari pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada masa
khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih
kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Husein
putra Ali bin Thalib dapat dikalahkan oleh Umayyah. Bani Umayyah adalah salah
satu dari keluarga suku Quraisy. Keturunan Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul
Manaf, seorang pemimpin suku Quraisy yang terpandang.
DAFTAR
PUSTAKA
https://nadinsani.blogspot.com/2015/11/makalah-perkembangan-ilmu-pengetahuan.html
https://arsippkuliah.blogspot.com/2017/04/sejarah-peradaban-islam-pada-masa-bani.html
MAKALAH
PERKEMBANGAN PERADABAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PADA MASA BANI UMAYYAH DI DAMASKUS
Disusun Oleh:
NAMA KELOMPOK
1.
YUNI APRIANI
2.
LULUK ATUL AINI
3.
NADIA
4.
DEDI SATRIAWAN
MA. YADINU MASBAGIK
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis
panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak
ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi
hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian
materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR
ISI .......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................
A.
Latar Belakang....................................................................................
B.
Rumusan
Masalah...............................................................................
C.
Tujuan..................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Sejarah Peradaban Bani Umayyah di Damaskus ...............................
B. Berdirinya dan Kekhalifahan Dinasti Umayyah.................................
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Msaa Dinasti Umayyah........
D. Ilmu Pengetahuan Yang Muncul Pada Zaman Dinasti Umayyah.......
E. Tokoh/Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani Umayyah...........................
F. Faktor yang menyebabkan Lemah dan Runtuhnya Dinasti Umayyah
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A.
Kesimpulan..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar