BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif
merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan
berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah
lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan
berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam
sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak
dikemukakan para ahli.
Berfikir kreatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil
untuk menemukan dan menggali ide baru yang berguna.makalah ini memberikan
penjelasan dan pedoman singkat mengenai cara berfikir tersebut, berserta
contoh-contoh yang menarik dari kehidupan yang nyata.
Berfikir Kreatif bukanlah suatu yang baru.
Ahli-ahli fikir kreatif telah ada ribuan tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum
menusia menemukan api dan roda.Para ahli fikir tersebut memberdayakan akal
pikirannya dan kemampuan kreatifitasnya untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Maka dari itu bukan tidak mungkin bagi kita untuk memaksimalkan kemampuan
kreatifitas kita sehingga menghasilkan prestasi.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa
yang kamu ketahui tentang kratifitas ?
2)
Apa
yang kamu ketahui tentang inovatif ?
3)
Apa
yang kamu ketahui tentang kritis ?
C.
Tujuan
1)
Mengetahui
tentang kratifitas
2)
Mengetahui
tentang inovatif
3)
Mengetahui
tentang kritis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KREATIVITAS
1. Pengertian
Kreativitas
Kreativitas menurut kamus besar
Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar kreatif, yaitu memiliki kemampuan
untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan, kreativitas sendiri memiliki arti
kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dari
yang sebelumnya.
Kreativitas adalah kemampuan untuk
berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan
masalah yang unik (Santrock, 2007).
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986)
mengemukakan kreativitas sebagai suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang
sifatnya :
1. Baru (novel), yang diartikan
sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.
2. Berguna (useful), yang
diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis, mempermudah, mendorong,
mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi
kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
3. Dapat dimengerti (understandable),
yang diartikan hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu,
atau sebaliknya peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat
dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.
2. Tahap-Tahap
Kreativitas
Wallas (1926) dan Haefele (1962)
mengemukakan ada empat tahapan dalam proses kreativitas yang harus dijalani
yaitu:
a. Tahap Persiapan
Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai
dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Caranya dengan
wawancara, mencatat data, membaca yang diperlukan atau kegiatan lain yang
berfungsi mengumpulkan fakta, ide, opini. Setelah informasi dikumpulkan
dilakukan pengaturan atau pengolahan terhadap konsep-konsep (dua buah
sekurang-kurangnya) yang merupakan bahan-bahan pemikiran untuk menimbulan
konsep baru.
b. Tahap Inkubasi
Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa penyimpanan
informasi dan merenungkannya. Alam bawah sadar mengolah dan mengambil alih
informasi, menyemainya dengan mengaitkan berbagai ide, termasuk menjajarkan,
memadukan/menggabungkan, menyortir atau memilah, membayangkan dan mengitari
/mempersempit atau mencari intisari ide.
Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh
untuk meningkatkan hasil upaya kreatif, yaitu kemujuran (serendipity) adalah
menemukan hal-hal yang tidak dicari secara kebetulan dan cerdik. Keserentakan
(synchronicity), berarti sedang dalam mencari ide dan secara tidak sengaja
mengalami suatu kejadian atau rangkaina kejadianyang tepat untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi. Kekacaubalauan (chaos), yaitu suatu tipuan
semesta atau keserentakan yang tidak terjelaskan, ide muncul pada saat-saat
ganjil.
c. Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru
muncul dalam piiran seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban baru yang jitu.
Sangat dipentingkan sikap santai untuk mendorong tahap inkubasi dan pencerahan.
d. Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu kegiatan hingga
menguji gagasan tersebut. Ada yang berhasil cepat, ada yang sangat lambat
bahkan memakan waktu bertahun-tahun bahkan ada yang tidak berhasil. Pada tahap
ini, terjadi penyempurnaan ataupun pengujian terhadap ide yang baru sehingga
dapat dilaksanakan.
a. Teori Psikoanalisis
Menganggap bahwa proses ketidaksadaran melandasi
kreativitas. Kreativitas merupakan manifestasi dari kondisi
psikopatologis.
b. Teori Assosiasionistik
Memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan
kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu
yang baru.
c. Teori Gestalt
Memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses
tilikan individu terhadap lingkungannya secara holistik.
d. Teori Eksistensial
Mengemukakan bahwa kreativitas merupakan proses untuk
melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia,
dan antara manusia dengan alam. Menurut May (1980), dengan teori eksistensial
ini, setiap perilaku kreatif selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan
penuh kesadaran antara manusia dengan dunia sekitarnya.
e. Teori Interpersonal
Menafsirkan kreativitas dalam konteks lingkungan sosial.
Dengan menempatkan pencipta (kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling
sebagai pihak yang mengakui hasil kreativitas. Teori ini menekankan pentingnya
nilai dan makna dari suatu karya kreatif. Karena nilai mengimplikasikan adanya
pengakuan sosial.
f. Teori Trait
Memberikan tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik utama kreativitas.
4. Ciri-Ciri
Kreativitas
Menurut Guilford (1963), ciri-ciri
pada orang-orang kreatif adalah:
1) Fluency: kesiapan, kelncaran,
kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
2) Fleksibilitas: kemampuan untuk
menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3) Originalitas: kemampuan untuk
mencetuskan gagasan-gagasan asli.
4) Elaborasi: kemampuan untuk melakukan
hal-hal secara detail terperinci.
5) Redefenition: kemampuan untuk
merumuskan batsan-batasan dengan melihat dari sudut lain daripada cara-cara
yang lain.
5. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kreativitas
a. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong
anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga.
Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang
berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang
kreatifitasnya.
Faktor lain yang mendorong kreatifitas adalah:
a.
Jenis
Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak
laki-laki cenderung lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan,
terutama setelah masa kanak-kanak.
b.
Urutan
kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda
tingkat kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal
cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama.
c.
Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan
perkembangan cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan
anak yang intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai
gagasan baru untuk menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan
penyelesaian konflik tersebut.
d.
Tingkat
pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih
kreatif dibandingkan pendidikannya rendah.
6. Kendala
dalam pengembangan kreativitas
Dalam mengembangkan dan mewujudkan
potensi kreatifnya, seseorang dapat mengalami berbagai hambatan, kendala, atau
rintangan. Menurut Shallcross (1985) mengolongkan kendala atau rintangan dalam
menggunakan potensi kreatif ke dalam:
a. Kendala historis
Ditinjau secara historis ada kurun waktu tertentu yang
merupakan puncak kejayaan kreativitas dan sebaliknya pula ada kurun waktu
tertentu yang tidak menunjang bahkan menghambat pengembangan kreativitas
perorang maupun kelompok.
b. Kendala biologis
Beberapa pakar menekankan bahwa kemampuan kreatif merupakan
ciri herediter, sementara pakar lainnya percaya bahwa lingkungan menjadi faktor
penentu utama.
c. Kendala fisiologis
Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadi
kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan maupun mereka yang
memiliki keterbatasan fisik dapat menghambat untuk mengungkapkan
kreativitasnya.
d. Kendala sosiologis
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan
kemampuan kita dalam pengembangan kreatif. Bila tidak diarahkan dan didukung
maka hasilnya tidak akan baik.
e. Kendala psikologis
Hal ini dikarenakan hampir semua orang telah membentuk
persepsi diri bahwa diri mereka tidaklah kreatif. Keyakinan sepert ini yang
membuat mereka susah dan tidak berkembang dari segi kreativitas.
B. INOVATIF
1. Pengertian Inovatif
Inovatif adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. orang atau wirausahawan yang
slalu berinovasi, maka ia sapat dikatakan sebagai seorang wirausahwan
yang inovatif.
2. Ciri-Ciri Inovatif
a.
Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas
dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang
diharapkan.
b.
Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus
memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki
kadar Orsinalitas dan kebaruan.
c.
Program inovasi dilaksanakan
melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak
tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang
jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
d.
Inovasi yang digulirkan memiliki
tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai,
termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
3.
Sifat Inovatif
a.
Penggantian (substitution)
Misalnya : Inovasi dalam penggantian jenis
sekolah, penggantian bentuk perabotan, alat-alat atau sistem ujian yang lama
diganti dengan yang baru.
b.
Perubahan (alternation)
Misalnya : Mengubah tugas guru yang tadinya
hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru pembimbing dan
penyuluhan / mengubah kurikulum sekolah yang semula bercorak teoretis akademis
menjadi kurikulum dan mata pelajaran yang berorientasi bernuansa keterampilan
hidup praktis.
c.
Penambahan (addition)
Misalnya : Adanya pengenalan cara penyusunan dan
analisis item tes objektif di kalangan guru sekolah dasar dengan tidak
mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yang sudah ada.
d.
Penyusunan kembali (restructturing)
Misalnya : Upaya menyusun kembali susunan
peralatan, menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung kelas,
menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran / keseluruhan sistem pengajaran,
sistem kepangkatan, sistem pembinaan karier baik untuk tenaga edukatif maupun
tenaga administratif, teknisi, dalam upaya perkembangan keseluruhan sumber daya
manusia dalam sistem pendidikan.
e.
Penghapusan (elimination)
Contohnya : Upaya menghapus mata-mata pelajaran
tertentu seperti mata pelajaran menulis halus, atau menghapus kebiasaan untuk
senantiasa berpakaian seragam
f.
Penguatan (reinforcement)
Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan
kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam
permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
C.
KRITIS
1.
Pengertian
Kritis
Kritis
merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan
kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif. Berikut ini disajikan 10
buah definisi mengenai berpikir kritis (keterampilan berpikir kritis).
2.
Ciri-Ciri
Kritis
Ciri prilaku
berpikir kritis (2010):
a.
Menanggapi
atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan
b.
Bersedia
memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
c.
Dapat
menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
d.
Berani
menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan
e.
Bersikap
cermat, jujur dan ikhas karena Allah. Baik dalam mengerjakan pekerjaan yang
berkaitan dengan agama Allah maupun dengan urusan duniawi
f.
Kebencian
terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak
berlaku adil.
g.
Adil
dalam memberikan kesaksikan tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan
merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat
h.
Keadilan
ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman,
kemakmuran, dan kebahagiaan. Keadilan hanya akan mengakibatkan hal yang sebaliknya
3.
Unsur-Unsur
Kritis
Menurut Ennis (1996:
364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis yang disingkat menjadi FRISCO
:
a. F
(Focus)
Untuk
membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka harus bisa memperjelas
pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa.
b. R
(Reason)
Mengetahui
alasan-alasan yang mendukung atau melawan putusan-putusan yang dibuat berdasar
situasi dan fakta yang relevan.
c. I
(Inference)
Membuat
kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian penting dari langkah
penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan,
pertimbangan dari interpretasi akan situasi dan bukti.
d. S
(Situation)
Memahami
situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan membantu memperjelas
pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian
yang relevan sebagai pendukung.
e. C
(Clarity)
Menjelaskan arti
atau istilah-istilah yang digunakan.
f. (Overview)
Melangkah
kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.
4.
Manfaat
Kritis
a. Memiliki
banyak alternatif jawaban dan ide kreatif
Membiasakan
diri berpikir kritis akan melatih Anda memiliki kemampuan untuk berpikir jernih
dan rasional. Dimana Anda juga akan dapat berpikir secara mandiri dan
reflektif. Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan dan pikiran yang
tidak Anda rencanakan, terjadi secara spontan dan begitu saja, secara refleks
otak Anda akan memikirkan suatu hal serta melakukan hal-hal lain tanpa perlu
Anda memikirkan atau menyuruh otak Anda untuk memikirkan secara ulang. Terbiasa
berpikir kritis juga akan membuat Anda memiliki banyak alternatif jawaban serta
ide-ide kreatif. Jika Anda mempunyai suatu masalah, Anda tidak hanya terpaku
pada satu jalan keluar atau penyelesaian, Anda akan memiliki banyak opsi atau
pilihan penyelesaian masalah tersebut. Berpikir kritis akan membuat Anda
memiliki banyak ide-ide kreatif dan inovatif serta out of the box.
b. Mudah memahami sudut pandang orang
lain
Berpikir kritis membuat pikiran dan otak Anda lebih
fleksibel. Anda tidak akan terlalu kaku dalam berpikir atas pendapat atau
ide-ide dari orang lain. Anda lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain
dan persepsi yang berbeda dari persepsi Anda sendiri. Hal ini memang tidak
mudah untuk dilakukan, namun jika Anda telah terbiasa untuk berpikir kritis,
maka dengan sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk Anda
lakukan. Keuntungan lain dari memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari
berpikir kritis adalah Anda lebih mudah memahami sudut pandang orang lain.
Tidak terlalu terpaku pada pendapat Anda sendiri, dan lebih terbuka terhadap
pemikiran, ide, atau pendapat orang lain.
c. Menjadi rekan kerja yang baik
Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh
karena berpikir kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan.
Misalnya saja Anda lebih mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam
menerima pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan kerja
Anda. Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan pikiran terbuka. Maka
rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda sebagai rekan kerja yang baik. Di
dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain pekerjaan dan hubungan
dengan atasan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini tentu saja
dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja Anda. Jika hubungan Anda baik dengan rekan
kerja, situasi lingkungan kerja juga akan lebih baik dan lebih kondusif serta
produktif dalam bekerja.
d. Lebih Mandiri
Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri,
artinya tidak harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada
situasi yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak
perlu menunggu seseorang yang Anda anggap mampu menyelesaikan masalah, karena
Anda sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut. Dengan memiliki pikiran
yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide, gagasan, serta saran-saran
penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir kritis, akan melatih otak Anda
untuk berpikir lebih kritis, tajam, kreatif, serta inovatif.
e. Sering menemukan peluang baru
Dengan berpikir kritis, lebih memungkinkan Anda untuk
menemukan peluang-peluang baru dalam segala hal, bisa dalam pekerjaan maupun
bisnis atau usaha Anda. Berpikir kritis membuat pikiran Anda lebih tajam dalam
menganalisa suatu masalah atau keadaan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada
kewaspadaan Anda itu sendiri. Untuk menemukan peluang, dibutuhkan pikiran yang
tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan. Berpikir
kritis akan menguntungkan Anda, karena Anda akan lebih cepat dalam menemukan
peluang tersebut jika dibandingkan dengan orang yang tidak terbiasa berpikir
kritis.
f. Meminimalkan salah persepsi
Salah persepsi akan sering terjadi bila Anda tidak terbiasa
berpikir kritis. Saat Anda menerima sebuah pernyataan dari orang lain dan orang
lain tersebut juga percaya akan pernyataan tersebut maka jika Anda memiliki
pemikiran yang kritis Anda akan mencari kebenaran akan persepsi tersebut. Anda
tidak akan mudah salah dalam sebuah persepsi yang belum tentu benar hanya
dengan orang lain mengatakan hal tersebut adalah benar. Saat Anda tahu sebuah
persepsi dari orang lain tersebut salah Anda akan membantu bukan hanya diri
Anda tapi juga orang tersebut. Dengan semakin Anda berpikir kritis hal ini akan
meminimalkan salah persepsi.
g. Tidak mudah ditipu
Berpikir kritis membuat Anda dapat berpikir lebih rasional
serta beralasan. Anda mengambil keputusan berdasarkan fakta, atau Anda akan
menganalisa suatu anggapan terlebih dahulu kemudian Anda kaitkan dengan sebuah
fakta. Anda tidak mudah percaya dengan perkataan orang lain. Sehingga hal
tersebut akan memudahkan Anda untuk tidak tertipu atau ditipu oleh orang lain.
Anda akan memproses suatu informasi apakah relevan atau sesuatu yang
mustahil sehingga Anda dapat simpulkan sebagai sesuatu yang tidak benar atau
mengandung unsur kebohongan. Berpikir kritis menuntun Anda lebih selektif dalam
mengolah informasi, sehingga Anda tidak akan mudah tertipu karena setiap
mendapat suatu informasi, Anda tidak akan langsung mempercayainya begitu saja,
namun Anda akan menganalisisnya kembali secara rasional.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal
dari kata dasar kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu.
Sedangkan, kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau
menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Inovatif adalah suatu penemuan baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. orang atau
wirausahawan yang slalu berinovasi, maka ia sapat dikatakan
sebagai seorang wirausahwan yang inovatif.
Kritis merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi yang
sangat penting diajarkan kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif.
Berikut ini disajikan 10 buah definisi mengenai berpikir kritis (keterampilan
berpikir kritis).
DAFTAR
PUSTAKA
https://adeaprilpgsdunj.wordpress.com/2015/12/20/24/
http://seulanga23.blogspot.com/2013/12/makalah-berpikir-kritis-dan-berpikir.html
https://titianlay05.blogspot.com/2015/11/makalah-kreativitas_26.html
MAKALAH
KREATIVITAS
: KREATIF, INOVATIF DAN KRITIS
Disusun
Oleh:
NAMA
KELOMPOK
v DINI HAIRUNNISA
v BERSI ODITA KAMBUYA
v WINDA ROSIDI ASTUTI
v ALIFIA YUSRO
v HASRUL NIZAM
v JUANDA AMRAN
KELAS
: X-DTF
SMK NEGERI 1 SELONG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis
panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah
berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang
tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi
hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian
materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A.
Latar Belakang....................................................................................
B.
Rumusan
Masalah...............................................................................
C.
Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A.
KREATIVITAS..................................................................................
1. Pengertian Kreativitas...................................................................
2. Tahap-Tahap Kreativitas...............................................................
4. Ciri-Ciri Kreativitas.......................................................................
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas............................
6. Kendala dalam pengembangan
kreativitas....................................
B.
INOVATIF
1. Pengertian Inovatif........................................................................
2. Ciri-Ciri Inovatif...........................................................................
3. Sifat Inovatif.................................................................................
C. KRITIS
1. Pengertian Kritis............................................................................
2. Ciri-Ciri Kritis...............................................................................
3. Unsur-Unsur Kritis........................................................................
4. Manfaat Kritis...............................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
A.
Kesimpulan..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar