MAKALAH SEJARAH INDONESIA WAJIB
“PERKEMBANGAN
ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL”
Guru Mata Pelajaran : HANIF
ISTIQLAL, S.Pd
KELOMPOK V
Nama Anggota:
1.
IRA APRIA IRMA
2.
MAULIDA AZIZAH
3.
LULUK ILMAKNUN
4.
ARIO KURNIAWAN
Kelas : XI
IPS
SMA MUHAMMADIYAH MASBAGIK
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis
ucapkan tidak putus-putusnya kepada Allah swt., karena berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini merupakan salah satu tugas
Sejarah wajib yang berjudul: Perkembangan
Organisasi Pergerakan Nasional Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan
hal-hal yang berkaitan dengan organisasi pergerakan nasional dan dapat
dijadikan referensi pembuatan makalah dalam bidang yang sama.
Penulis menyadari bahwa dalam Makalah
ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan sehingga jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi semua pihak, terutama bagi generasi
muda. Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang…………………………………………………....
B. Rumusan Masalah………………………………………………...
C. Tujuan Makalah…………………………………………………..
D. Manfaat Makalah………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Kolonialisme
setelah tahun 1908 .........................................................................
B.
Faktor
Pendorong Pergerakan Nasional .........................................
1.
Faktor Internal
.......................................................................
2.
Faktor
Eksternal ....................................................................
C.
Perkembangan
Pergerakan Nasional Indonesia..............................
1.
Periode Awal
Perkembangan ................................................
2. Periode Nasional Politik
........................................................
3. Periode Radikal
.....................................................................
4.
Periode
Bertahan ...................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
....................................................................................
B.
Kritik dan
Saran .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat. Bangsa
Indonesia terbelakang disemua bidang. Mereka miskin, ekonominya dikuasai bangsa
asing. Pendidikan Indonesia pun tertinggal, sebahagian besar rakyat masih buta huruf.
Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk yang relatif
banyak. Lagi pula tidak semua orang bebas memasuki sekolah. Rakyat biasa hanya
bisa memasuki sekolah rendah pribumi. Murid-murid hanya diajar sekedar membaca,
menulis dan berhitung, setelah tamat mereka hanya diangkat sebagai pegawai
rendah dengan gaji yang kecil atau sedikit.
Pendidikan yang memakai sistem barat hanya boleh diikuti
oleh anak pegawai yang bergaji besar atau banyak, anak bangsawan atau anak
orang kaya. Rakyat tidak mempunyai tempat untuk mengadu nasib.
Penguasa-penguasa pribumi tidak berkuasa lagi. Raja-raja dan para Bupati hanya
memerintah sesuai kehendak Belanda. Bahkan, banyak diantaranya dijadikan alat
untuk menindas rakyat. Dalam keadaan seperti itu, golongan pelajar tampil
kemuka. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan Barat.
Mereka mempelopori dan memimpin pergerakan nasional. Mereka berjuang di
berbagai bidang, ada yang berjuang di bidang politik, ekonomi, maupun di bidang
pendidikan.
Tujuan perjuangan itu satu, yaitu mencapai kemerdekaanbangsa
dan tanah air.Peristiwa-peristiwa di dalam negeri berpengaruh pula terhadap
Pergerakan Nasional. Peristiwa itu antara lain kemenangan Jepang dalam perang
melawan rusia pada tahun 1905, Jepang bangsa Asia sedangkan Rusia bangsa Eropa(barat).
Kemenangan Jepang itu membuktikan bahwa bangsa Asia bisa mengalahkan bangsa
Eropa. Revolusi cina dan gerakan nsional India dan Filipina, mempengaruhi juga
pergerakan nasional.
Revolsi Cina meletus pada tahun 1911. Golongan nasionalis
Cina berhasil mengalahkan Dinasti Manchu yang sudah lama menguasai negeri Cina.
Dinasti Manchu bukan orang cina asli.Di India terjadi gerakan nasional
menentang penjajahan Inggris. Pemimipin terkemuka India adalah Mahatma
Gandhi.Di Filipina terjadi pula gerakan nasional menentang penjajahan Spanyol.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan penulis, maka penulis
tertarik untuk membuat makalah yang berjudul: “Organisasi Pergerakan Nasional Sebagai Sarana Perjuangan
Melawan Kolonialisme di Indonesia”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
Bagaimanakah karakteristik perjuangan
Bangsa Indonesia melawan kolonialisme setelah tahun 1908 ?
2.
Apakah faktor pendorong lahirnya
Pergerakan Nasional Indonesia ?
3.
Bagaimanakah perkembangan Pergerakan
Nasional Indonesia ?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan yang telah di
rumuskan, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.
Menjelaskan karakteristik perjuangan
Bangsa Indonesia melawan kolonialisme setelah tahun 1908
2.
Menjelaskan faktor pendorong lahirnya
Pergerakan Nasional Indonesia
3.
Menjelaskan perkembangan Pergerakan
Nasional Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik perjuangan Bangsa
Indonesia Melawan Kolonialisme setelah tahun 1908
1.
Dipimpin dan digerakkan oleh kaum
terpelajar
Salah satu kebijakan pemerintah kolonial yang pernah
dilakukan di negri kita adalah pelaksanaan politik etis atau politik balas budi
yang dicetuskan oleh Conrad Theodore
Van Deventer dengan triloginya, yaitu :
a. Irigasi
b. Imigrasi
c. Edukasi
Dalam
pelaksanaan politik etis bidang
pendidikan dilaksanakan bukan untuk kepentingan mencedrdaskan kehidupan bangsa
Indonesia, melainkan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga tenaga terdidik untuk
dipekerjakan dibidang administrasi murahan. Dengan banyak berdirinya sekolah sekolah untuk
golongan pribumi, maka secara perlahan tapi pasti mulailah muncul bibit bibit
kaum terpelajar di Indonesia yang makin lama makin banyak jumlahnya, hal ini
merupakan salah satu dampak positif pelaksanaan politik etis. Karena dengan munculnya golongan
terpelajar inilah yang nanti mejadi motor penggerak lahir dan tumbuhnya kesadaran nasiomal di
Indonesia.
Tumbuhnya golongan
terpelajar sebagai akibat dari perkembangan pendidikan baik yang bercorak barat
maupun islam akhirnya membangkitkan suatu kekuatan baru dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Dari pendidikan yang mereka dapat itulah mereka akhirnya dapat menemukan kesalahan
dalam perjuangan bangsanya dalam mengusir penjajah, yaitu :
a.
Tidak adanya ikatan persatuan dan
kesatuan dalam mengusir penjajah, karena mereka berjuang untuk kepentingan
daerahnya sendiri-sendiri.
b.
Perjuangan yang dilakukan terlalu
bergantung pada seorang pemimpin, tidak ada regenerasi
c.
Perjuangan yang dilakukan tidak
terorganissir dengan baik
d.
Perjuangan yang dilakukan tidak
memiliki tujuan yang jelas
e.
Belajar dari kesalahan masa lampau,
akhirnya timbullah kesadaran untuk membentuk orgasisasi perjuangan yang teratur
agar tujuan
perjuangan dapat segera terwujud.
B.
Faktor Pendorong Pergerakan Nasional
Indonesia
1. Faktor Internal
a. Sejarah Masa lampau yang gemilang
Indonesia
sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan
Sriwijaya.kedua kerajaan tersebut,terutama majapahit memainkan peranan sebagai
negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan
angan-angan bangsa Indonesia untuk dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat
menggugah perasaan nasoinalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad XX.
b. Penderiataan rakyat akibat penjajah.
Bangsa
Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa
Portugis.Politik devide et impera,monopoli perdagangan,sistem tanam paksa,dan
kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat
indonesia.penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran
nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan.Atas praksara para
kaum intelektual,persatuan itu dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan yang
bersifat modern.perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi
menggunakan organisasi pemudah.
c. Pengaruh perkembangan pendidikan barat di Indonesia.
Perkembangan sistem pendidikan dimasa Hindia Belanda tidak
dapat dipisahkan dari politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya perubahan di
negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Tekanan datang
dari Partai Sosial Demokrat yang di dalamnya ada van Deventer.
d. Pengaruh
perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.
Perkembangan pendidikan di Indonesia juga masih banyak
diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam. Ada 3 macam jenis pendidikan
Islam di Indonesia yaitu pendidikan di
surau atau langgar, pesantren dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan
pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum
lainnya juga mulai disentuh. Usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memecah
belah dan Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman para santri.
Tokoh-tokoh pergerakan nasional dan pejuang muslim pun bermunculan dari
lingkungan ini. Banyak dari mereka menjadi penggerak dan tulang punggung
perjuangan kemerdekaan. Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim
ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme Indonesia. Para pemimpin
nasional bercorak Islam akan sangat mudah umtuk memobilisasi kekuatan Islam
dalam membangun kekuatan bangsa.
e. Pengaruh
perkembangan pendidikan kebangsaan di Indonesia.
Berkembangnya sistem pendidikan barat melahirkan golongan
terpelajar. Adanya diskriminasi dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya
kesempatan bagi penduduk pribumi untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum
terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah ini juga
dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan untuk menanamkan rasa
nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi penerus yang terpelajar
dan sadar akan nasib bangsanya. Selain itu sekolah tersebut terbuka bagi semua
masyarakat pribumi dan tidak membedakan dari kalangan manapun. Tokoh-tokoh
pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar Dewantara
mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan Kesatrian School, dan
Moh.Syafei mendirikan perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam
(INS Kayu Tanam).
2.
Faktor Eksternal
a.
Kemenangan Jepang melawan Rusia dalam perang tahun
1905
Perjalanan
sejarah dunia menunjukkan ketika tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara
Jepang melawan Rusia, yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah
Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan
nasional di Indonesia, bahwa tak selamanya orang berkulit putih lebih hebat
dari orang berkulit warna.
b.
Adanya
pergerakan nasional di negara lain seperti India, Fillipina, Cina, Turki
Ø Partai Kongres
India
Dalam melawan
Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India
National Congress (Partai Kongres India). Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi,
partai ini menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa,
Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha
mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di
Indonesia.
Ø Filipina di
bawah Jose Rizal
Tahun 1892,
tokoh ternama, Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasan
Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember
1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan
nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban
bagi para cendekiawan di Indonesia.
Ø Gerakan
Nasionalisme Cina
Munculnya
gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping
(1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini
ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
Ø Gerakan Turki
Muda
Gerakan Turki
Muda pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakan Turki Muda
memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah
pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi
C.
Perkembangan Pergerakan Nasional
Indonesia
1.
Periode Awal
Perkembangan
a. Budi Utomo
Pada tahun 1906
di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan untuk mendirikan
studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana untuk
membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar dapat
memneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan gagasan nya
tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa.
Ketika sampai
di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA.
STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokterdokter pribumi. Mahasiswa-mahasiswa
tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji,
dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar
membentuk suatu organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para
mahasiswa STOVIA.
Pada tanggal 20
Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa STOVIA mendirikan
organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama.
Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan
Nasional.
Budi Utomo
adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki
struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja
dengan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Budi utomo pada saat ini
lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu STM yang memiliki siswa yang
suka tawuran, bikin rusuh, bandel, dan sebagainya. Biasanya anak sekolah
tersebut menyebut dengan singkatan Budut / Boedoet (Boedi Oetomo). Pada artikel
kali ini yang kita sorot adalah Budi Utomo yang organisasi jaman dulu, bukan
yang STM.
Budi Utomo
didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin Sudirohusodo
dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan Bangsa
Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional.
Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional
Indonesia.
Sebagai suatu
organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada pemerintah Hindia
Belanda sebagai mana berikut ini :
·
Meninggikan tingkat pengajaran di
sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah priyayi.
·
Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi
putera.
·
Menyediakan lebih banyak tempat pada
sekolah pertanian.
·
Izin pendirian sekolah desa untuk Budi
Utomo.
·
Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk
para bumi putera dan para perempuan.
·
Memelihara tingkat pelajaran di
sekolah-sekolah dokter jawa.
·
Mendirikan TK / Taman kanak-kanak untuk
bumi putera.
·
Memberikan kesempatan bumi putra untuk
mengenyam bangku pendidikan di sekolah rendah eropa atau sekolah Tionghoa -
Belanda.
Kongres pertama
budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan
diri dengan membuat keputusan sebagai berikut :
§ Tidak
mengadakan kegiatan politik.
§ Bidang utama
adalah pendidikan dan kebudayaan.
§ Terbatas
wilayah jawa dan madura.
§ Mengangkat R.T.
Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai ketua.
Pemerintah
Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebagai badan hukum yang sah karena
dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal
karena banyak hal, yakni :
1) Mengalami
kesulitan dinansial
2) Kelurga R.T.
Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada
rakyat.
3) Lebih memajukan
pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
4) Keluarga
anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.
5) Bupati-bupati
lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.
6) Bahasa belanda
lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
7) Pengaruh golongan
priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang nasionalis.
b. Sarekat Islam (SI)
Pada awal
berdirinya, organisasi ini bernama “Sarekat Dagang Islam”, didirikan oleh Haji
Samanhudi pada tahun 1911 dengan tujuan :
1.
memajukan perdagangan Indonesia dibawah
panji panji Islam
2.
mengadakan persaingan dengan pedagang
pedagang China
Karena sifatnya
yang merakyat dan pertumbuhannya yang amat pesat, maka atas usul HOS
Cokroaminoto pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam namanya diubah menjadi
“Sarekat Islam”. Organisasi Sarekat Islam memiliki tujuan :
1. mengembangkan
jiwa dagang
2. membantu
anggota yang mengalami kesulitan dalam berusaha
3. memajukan
pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat
4. memperbaiki
pendapat pendapat yang keliru mengenai agama islam
5. hidup menurut
perintah agama islam
Sarekat Islam
dalam waktu relative singkat berhasil menjadi organisasi masa terbesar di
Indonesia saat itu dengan jumlah anggota 800.000 orang yang tersebar dalam 90
Sarekai Islam lokal diseluruh Indonesia. Untuk menghambat Sarekat Islam Belanda
senantiasa memantai gerak langkah Sarekat Islam.
Dalam
perkembangannya, akibat taktik infiltrasi yang dilakukan oleh Parat Komunis
Indonesia (PKI), pada tahun 1917 Sarekat Islam pecah menjadi dua, yaitu :
1. Sarekat Islam
Putih (SI Putih), yaitu Sarekat Islam yang tetap nerlandaskan pada asas
perjuangan semula, dipimpin oleh HOS Cokroaminoto, Abdul Muis dan H. Agus
Salim.
2. Sarekat Islam
Merah (SI Merah), yaitu Sarekat Islam yang telah terpengaruh oleh paham komunis,
dipimpin oleh Semaun, Darsono dan Alimin
c. Organisasi Keagamaan (Muhammadiyah)
Muhammadiyah
adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan.Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau
pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala
jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai
adalah:
a.
Memajukan pengajaran berdasarkan agama
islam, dan
b. Memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam rangka
mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut:
§ Mendirikan
sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan kurikulum
yang modern.
§ Mendirikan
rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
§ Mendirikan rumah
yatim piatu.
§ Mendirikan
perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
Dalam
perkembangannya, Muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan Islam
konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan
Barat sehingga khawatir kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para
ulama mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.Gerakan NU dipelopori oleh
K.H. Hasyim Asy’ari. Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk
pemerintah kolonial Belanda karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif(menentang).
Disamping
Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan bangsa
antara lain, berikut ini:
a.
Jong Islamienten Bond, berdiri tanggal
1 Januari 1925 di Jakarta.
b. Nahdlatul Ulama
(NU), berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur
c.
Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di
Pacor, Lombok Timur.
2.
Periode
Nasional Politik
a.
Indische
Partij (IP)
Indische Partij berdiri pada tanggal 25
Desember 1912, oleh tokoh “Tiga Serangkai”, yaitu :
1. Suwardi
Suryaningrat (Kihajar Dewantara)
2. Douwes Dekker
(dr.Danudirja Setiabudi)
3. dr.Tjipto
Mangunkusumo
Tujuan dari Indische Partij adalah :
1. menumbuhkan dan
meningkatkan jiwa persatuan semua golongan
2. memajukan tanah
air dengan dilandasi jiwa nasional
3. mempersiapkan
kehidupan rakyat yang merdeka
Indische Partij
dianggap sebagai “organiasi politik” yang pertama kali berdiri karena
organisasi inilah yang pertama kali dengan tegas menyatakan cita citanya
mencapai Indonesia merdeka.
Pada tanggal 11
Maret 1913 Indische Partij dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh
pemerintah Belanda, karena dianggap membahayakan kepentingan penjajah dan juga
karena Belanda merasa malu dengan sindiran Suwardi Suryaningrat yang tertuang
dalam tulisan “ALS IKEENS NEDERLANDER WAS” yang berarti “ANDAIKAN AKU SEORANG
BELANDA’. Ketiga tokoh tiga serangkai dijatuhi hukuman buang ke negri Belanda
dan sejak itu Indische Partij mundur.
b. Organisasi Pemuda dan Wanita
Perkumpulan
pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Diprakarsai oleh dr.
Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Organisasi kepemudaan lainnya
banyak bermunculan seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong
Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, R.A. Kartini Timorees Ver Bond, PPPI
(Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten
Bond, kepanduan, dan sebagainya. Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita
juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari
Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini.
3.
Periode
Radikal
1) Perhimpunanan Indonesia (PI)
Tahun 1908 di
Belanda berdiri sebuah organisasi bernama Indische Vereeniging. Pelopor
pembentuknya adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto. Melalui rapat
pada 3 Februari 1925 sebuah organisasi bernama Indonesische Vereeniging diganti
menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Kegiatan internasional, dunia internasional
pun akhirnya mengetahui aktivitas perjuangan para pemuda Indonesia.
2) Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis
Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI
tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama
teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan
Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei
1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono,
Semaun, Alimin, dan lain-lain. PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam
masyarakat. Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan
pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pemberontakan ini sia-sia karena organisasinya masih kacau. Walaupun PKI
dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan
kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk
tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
3) Partai Nasional Indonesia (PNI)
Tujuan PNI
adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI
menggunakan tiga asas yaitu self, help, dan nonmendiancy (berjuang dengan usaha
sendiri), sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Kongres
Partai Nasional Indonesia yang pertama kali diadakan di Surabaya, tanggal 27 –
30 Mei 1928. Peranan PNI dalam pergerakan nasional Indonesia sangat besar.
Ketika pengawasan terhadap kegiatan politik dilakukan semakin ketat,
berkembanglah desas desus bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, maka empat
tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, R. Gatot Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo, dan
Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung. Dalam
suatu kongres luar biasa di Jakarta tanggal 25 April 1931, diambil keputusan
untuk membubarkan PNI. Mr. Sartono kemudian mendirikan Partindo. Mereka yang
tidak setuju dengan pembubaran masuk dalam Pendidikan Nasional Indonesia (PNI
Baru) yang didirikan oleh Drs. Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. Baik Partindo
maupun PNI Baru, masih memakai asas PNI yang lama yaitu self, help, dan
nonkooperasi
4) Partai Indonesia
Ketika Ir.
Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah
menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada
tahun 1929. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah
mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan
nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya
pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena
kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936
Partindo bubar.
4.
Periode
Bertahan
a.
Taman Siswa
Didirikan oleh
Ki Hajar Dewantara 3 juli 1922. Ajaran yang terkenal adalah “Ing ngarsa sung
tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani"
b. Partai Indonesia Raya
Parindra
didirikan di Solo oleh dr. Sutomo tanggal 26 Desember 1935. Tujuan Parindra
adalah mencapai Indonesia Raya. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam
membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Perjuangan
Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti
istilah inlandeer menjadi Indonesier.
c.
Gabungan
Politik Indonesia
Didirikan oleh Mohammad Husni Thamrin
21 mei 1939. Tiga asas perjuangan GAPI:
1. Hak untuk
menetukan diri sendiri
2. Persatuan
nasional seluruh bangsa Indonesia dengan berdasarkan kerakyatan dalam paham
politik, ekonomi, dan sosial
3. Persatuan aksi
seluruh pergerakan Indonesia
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Pergerakan
Nasional Indonesia memiliki pengertian “Pergerakan” disini meliputi segala
macam aksi dengan menggunakan “organisasi” untuk menentang penjajahan dan
mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini menunjuk bahwa aksi tersebut
disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya, anggota, dasar, dan tujuan
yang ingin dicapai. Sedangkan Istilah “Nasional” menunjuk sifat dari
pergerakan, yakni semua aksi dengan organisasi yang mencakup semua aspek
kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural.
Dipengaruhi
beberapa faktor pendorong Pergerakan Nasional Indonesia baik dari dalam
(internal) dan dari luar (eksternal). Adapun organisasi-organisasi yang muncul
sebagai pergerakan nasional indonesia (muncul di berbagai periode) adalah:
1.
Periode Awal Perkembangan -->Budi Utomo, Sarekat Islam dan
Muhammadiyah
2.
Periode Nasional Politik --> Indische Partij, Organisasi
Pemuda dan Perempuan
3.
Periode Radikal --> Perhimpunan
Indonesia, Partai Komunis Indonesia
4.
Partai Nasional Indonesia dan Partai Indonesia
Periode
Bertahan --> Taman Siswa, Partai Indonesia Raya
5.
Gabungan Politik Indonesia
B.
Kritik dan Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan
yang terdapat di dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Poesponegoro.M.D dan Nugroho Notosusanto.2008.Sejarah Nasional
Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Sudiri, P. K. 1993. Sejarah Indonesia Baru Dari Pergerakan Nasio-nal sampai
Dekrit Presiden. Malang: IKIP Malang.
Poeponegoro, D. dkk. 1994. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta; Balai
Pustaka.
______, Tonggak Sejarah Perjuangan Nasional, (online), tersedia: 27 Oktober
2011
(http://halamanputih.wordpress.com/tag/pemimpin-pergerakan-pemuda-indonesia/)
(30 November 2011)