BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kerajaan Mughal merupakan salah satu
warisan peradaban Islam di India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi
motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India yang nyaris
tenggelam dan punah. Sebagaimana diketahui, India adalah suatu wilayah tempat
tumbuh dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka
kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
Di kalangan masyarakat Arab, India
dikenal sebagai Sind atau Hind. Sebelum kedatangan Islam, India telah mempunyai
hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab. Pada saat Islam hadir, hubungan
perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun
perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban
Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi Islam. Oleh
sebab itu menjadi penting untuk menulis secara ringkas eksistensi Kerajaan
Mughal di India yang identik dengan Hindu.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya
kerajaan mughal di india ?
2. Bagaimana bentuk strategi dan
kebijakan kerajaan mughal ?
3. Bagaimana bentuk kemajuan kerajaan
mughal ?
4. Bagaimana bentuk kemunduran dan
kehancuran kerajaan mughal ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya
kerajaan mughal di india
2. Mengetahui bentuk strategi dan
kebijakan kerajaan mughal
3. Mengetahui bentuk kemajuan kerajaan
mughal
4. Mengetahui bentuk kemunduran dan
kehancuran kerajaan mughal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Kerajaan Mughal di
India.
India menjadi wilayah Islam pada
masa Dinasti Umayyah tepatnya pada masa Khalifah al-Walid. Penaklukan wilayah
ini dilakukan oleh pasukan Umayyah yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn
Qosim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan Sultan Mahmud
mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dengan berhasil menaklukan seluruh
kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman sebagian masyarakat India pada tahun
1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai
negeri India, seperti dinasti Khalji (1296-1316 M), dinasti Tuglag (1320-1412),
dinasti Sayyid (1414-1451), dinasti Lodi (1451 1526). Jadi Mughal bukan
kerajaan Islam yang pertama di India.[1]
Kerajaan Mughal adalah kerajaan
Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16 hingga abad ke- 19.
Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan Timur
Lenk, penguasa Islam asal Mongol.
Babur adalah nama kecil dari
Zaharuddin, yang artinya singa, ia lahir pada hari Jum’at 24 Februari 1483.
Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi amir di Fergana, turunan langsung dari
Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan
Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur
kehilangan ayahnya dan sekaligus menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia
yang masih sangat muda. namun demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan
lebih matang dari usianya. Dia mendapat latihan sejak dini, sehingga
memungkinkannya untuk menjadi seorang pejuang dan penguasa besar.
Ia berusaha menguasai Samarkand yang
merupakan kota terpenting dia Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia
mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan
Ismail I, Raja Safawi, sehingga pada tahun 1494, Babur berhasil menaklukan kota
Samarkand, dan pada dengan Tahun 1504 menaklukan Kabul, ibukota Afganistan.
Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke India yang pada saat itu dipimpin oleh
Ibrahim Lodi.
Ibrahim Lodi (cucu sultan lodi),
sultan Delhi terakhir, memenjarakan sejumlah bangsawan yang menentangnya. Ketika
itu kewibawaan kesultanan sedang merosot, karena ketidak mampuannya memimpin,
atas dasar itulah Alam Khan keluarga Lodi yang lain mencoba
menggulingkannya dengan meminta bantuan Zahiruddin Babur (1482-1530 M).
Permintaan itu langsung diterima oleh Babur dan bersama pasukannya menyerang
Delhi. Pada tanggal 21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang sangat dasyat
di Panipat. Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh, dan Babur langsung
mengikrarkan kemenangannya dan mendirikannya pemerintahannya.
Setelah mendirikan kerajaan Mughal,
Babur berusaha memperkuat kedudukannya. Di pihak lain raja-raja Hindu di
seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur dan di
Afganistan, golongan yang setia pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat saudara
kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi bergabung
dengan raja-raja Hindu tersebut. Kali ini berarti harus berhadapan dengan
pasukan koalisi, namun Babur tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi itu dalam
pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. Akan tetapi ia tidak lama menikmati hasil
perjuangannya. Ia meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48
tahun setelah memerintah selama 30 tahun. Setelah Babur meninggal, Zahirudin
Babur digantikan oleh anaknya, Nashiruddin Humayun (1530-1539M).
Humayun dalam menjalankan roda
pemerintahanya banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa pemerintahanya
negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Diantara
tantangan yang muncul adalah Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan
diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, Bahadur Syah melarikan
diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan
Syer Khan di Kanauj, dalam peperangan ini Humayun mengalami kekalahan. Ia
terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia ia mengenal
tradisi Syi’ah, bahkan sering dibujuk untuk memasukinya, begitu pula dengan
anaknya Jalaluddin Muhammad Akbar. Di sini pula ia membangun kekuatan militer
yang telah hancur, dan berkat bantuan Syah Tahmasph yang memberikan pasukan
militer sebanyak 14.000 tentara, maka pada tahun 1555, Humayun mencoba merebut
kembali kekuasaannya dengan menyerbu Delhi yang pada saat itu diperintah
Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa menaklukan kota ini dan ia memerintah kembali
pada tahun 1556 M.
Kemudian Humayyun digantikan
oleh anaknya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar. Lebih dikenal dengan
sebutan Akbar, dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M. dan memerintah
(1556-1605 M) dari usia 14 tahun. Akbar sebagai wali sultan yang masih
muda maka diangkatlah Bairam Khan. Bairam seorang yang cakap, namun bukan orang
yang bijaksana. Akbar adalah seorang laki-laki yang memiliki naluri kerajaan
yang kuat ”seorang raja katanya, harus selalu sungguh-sunguh terhadap
penaklukan; jika tidak, maka negeri tetangganyalah yang akan mengangkat senjata
terhadapnya. Prinsip tersebut membuat Akbar bertekad menjadi penguasa
tertinggi di India yang tak dapat digugat. Pada tahun 1605 M. Akbar meninggal
dunia. Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan kerajaan Mughal, tidak
hanya dalam bidang politik dan militer saja, tapi juga dibidang ekonomi,
pendidikan, seni dan budaya, administrasi, dan keagamaan. Kemajuan yang telah
dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu
Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).
tiga Sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat.
Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja
berikutnya.
B.
Strategi dan Kebijakan Pemerintahan
Kerajaan Mughal.
Selama masa pemerintahannya Kerajaan
Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja yang sempat memerintah
adalah :
a. Zahiruddin Muhammad Babur
(1526-1530).
Raja
pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal. Masa kepemimpinannnya digunakan
untuk membangun fondasi pemerintahan. Awal kepemimpinannya, Babur masih
menghadapi ancaman pihak-pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak
menyukai berdirinya Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu segera menyusun kekuatan
gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran.
Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan
Babur dengan pimpinan Muhammad Lody. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur
dapat menumpas kekuatan Lody pada tahun 1529. Setahun kemudian yakni pada tahun
1530 Babur meninggal dunia.
b. Humayun (1530-1556). Sepeninggal
Babur
Tahta
Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang bemama Humayun. Humayun memerintah
selama lebih dari seperempat abad (1530-1556 M). Pemerintahan Humayun dapat
dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil
mengamankan Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja menghadapi banyak
tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat
yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami
kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia
melarikan diri ke Persia. Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan. Pada
saat itu Persia dipimpin oleh penguasa Syafawiyah yang bernama Tahmasp. Setelah
lima belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia, Humayun
berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Ia
mengalahkan kekuatan Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun
meninggal.
c. Akbar (1556-1605). Pengganti Humayun
Adalah
raja Mughal paling kontroversial. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa
kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di
India. Ketika menerima tahta kerajaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga
seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut
Syi’ah. Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa
keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling
mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang
menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi.
Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah
peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat
dikalahkan dan ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan
Gwalior dapat dikuasai penuh. Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan
Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan
kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan
oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri
dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai
Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal,
Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah
yang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.
Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah
kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah
Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh
pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su’ud, dengan keberhasilan ini Akbar bermaksud
ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Maka kebijakan yang dijalankannya
tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi bagaimana mempersatukan berbagai
etnis yang membangun dinastinya. Keberhasilan Akbar mengawali masa kemajuan
Mughal di India
d. Jahangir (1605-1627).
Kepemimpinan
Jihangir yang didukung oleh kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan musuh
dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup
dengan aman dan damai. Pada masa kepemimpinannya, Jahangir berhasil menundukkan
Bengala (1612 M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta
penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya
yaitu Akbar.
e. Syah Jihan (1628-1658).
Tampil
meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh pada
pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi
Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun
pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak
dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja Jujhar Singh Bundela
kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi
atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan. Pemberontakan
ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan inipun dipatahkan
dan Khan Jahan dihukum mati. Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli
Bengala mulai berulah. Di samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup
beragama, mereka menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun
1632 Shah Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak
istimewa mereka. Shah Jahan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit
keras. Setelah kematiannya terjadi perang saudara.
f. Aurangzeb (1658-1707).
Aurangzeb
menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai entitas Muslim India
nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa pemerintahannya dikenal
sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. Periode ini merupakan masa
konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri
Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan supremasi agama Islam yang mulai kabur
akibat kebijakan politik keagamaan Akbar.
g. Bahadur Syah (1707-1712).
Raja-raja
pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu
mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Raja-raja sesudah Aurangzeb
mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal. Bahadur Syah menggantikan
kedudukan Aurangzeb. Lima tahun kemudian terjadi perebutan antara putra-putra
Bahadur Syah. Jehandar dimenangkan dalam persaingan tersebut dan sekaligus
dinobatkan sebagai raja Mughal oleh Jenderal Zulfiqar Khan meskipun Jehandar
adalah yang paling lemah di antara putra Bahadur. Penobatan ini ditentang oleh
Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya sendiri. Dalam pertempuran yang terjadi
pada tahun 1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai pemenang. Ia menduduki tahta
kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Sang raja meninggal terbunuh oleh komplotan
Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian mengangkat Muhammad
Syah (1719-1748). Ia kemudian dipecat dan diusir oleh suku Asyfar di bawah
pimpinan Nadzir Syah. Tampilnya sejumlah penguasa lemah bersamaan dengan
terjadinya perebutan kekuasaan ini selain memperlemah kerajaan juga membuat
pemerintahan pusat tidak terurus secara baik. Akibatnya pemerintahan daerah
berupaya untuk melepaskan loyalitas dan integritasnya terhadap pemerintahan
pusat.
h. Jehandar (1712-1713).
Pada
masa pemerintahan Syah Alam (1760-1806) Kerajaan Mughal diserang oleh pasukan
Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan Mughal dari
serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam
tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan. Akbar II
(1806-1837 M) pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada EIC untuk
mengembangkan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan oleh pihak
Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menjamin
penghidupan raja dan keluarga istana. Kehadiran EIC menjadi awal masuknya
pengaruh Inggris di India.
i.
Bahadur
Syah (1837-1858).
Bahadur
Syah (1837-1858) pengganti Akbar II menentang isi perjanjian yang telah
disepakati oleh ayahnya. Hal ini menimbulkan konflik antara Bahadur Syah dengan
pihak Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana
pada tahun (1885 M). Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Islam
Mughal di India
C.
Kemajuan
Kerajaan Mughal.
1.
Politik
dan Pemerintahan.
Akbar
membentuk sitem pemerintahan militeristik. Dalam pemerintahan tersebut,
pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan). Sedang
wilayah distrik dipercayakan kepada Faudjar (komandan). Jembatan-jembatan sipil
juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu
harus mengikuti latihan kemiliteran.
Ø Akbar juga menerapkan politik
Sulukhul (toleransi universal). Politik ini mengandung ajaran bahwa semua
rakyat India sama kedudukanya. Mereka tidak dapat dibedakan menurut etnis dan
agama. Politik ini dapat menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat
beragam.
Ø Untuk undang-undang kerajaan, Sultan
Akbar membuat Din Ilahi yaitu suatu pandangan dan sikap keagamaan resmi
kerajaan yaitu unsur-unsur agama Islam, Hindu, Persia Kristen dan sebagainya
yang harus dianut oleh setiap orang.
Ø Pada masa pemerintahan Aurangzeb
telah terdapat jalinan kerjasama dengan negara-negara Islam diluar India.
Sejumlah penguasa Islam telah mengirim duta atau perwakilan negara mereka ke
Delhi, misalnya Syarif Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar;
para gubernur Turki Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi
dan Raja Arbesinia.
2. Bidang ekonomi dan perdagangan.
Untuk
mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur tentang organisasi
pertanian. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal,
yang dinamakan muqaddam, yang mana kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai
tanggung jawab menyetorkan penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum
petani dilindungi hak kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika tidak loyal
maka pejabat lokal berhak menyitanya.
3.
Bidang
Pendidikan dan Iptek.
Dalam
bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus untuk tempat pengajian ilmu,
dia juga berusaha menarik simpati para ulama dengan menghibahkan sejumlah
madrasah dan perpustakaan.
4.
Bidang
Seni dan Budaya.
Seni
Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa sultan Syah Jahan yang
ditandai dengan berbagai karya budaya fisik, seperti karya arsitektur
monumental Taj Mahal, yang merupakan bangunan indah, yang dimaksudkan sebagai
tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta Mumtaz Mahal. Taj Mahal juga salah
satu keajaiban dunia dan merupakan lambang peradaban dan kebudayaan Islam masa
Lampau di India. Selain itu juga Shah Jahan telah membangun Masjid Mutiara,
Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak, yaitu singgasana yang dibuat dari
emas, perak, intan, serta permata cemerlang.
karya
seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang
berbahasa Persia maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik
Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi menghasilkan karya besar berjudul
Padmavat, sebuah karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa
Aurangzeb, muncul seorang sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya
bernamma Akbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal
berdasarkan figure pemimpinnya.
Akbar
mensponsori ajaran Din Illahi, yaitu ajaran campuran berbagai unsur
kepercayaan Hindu dan tasawuf dari unsur syi’ah.
D. Kemunduran dan Kehancuran kerajaan
Mughal.
Setelah satu setengah abad dinasti
Mughal berada dalam kejayaannya, para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan
kebesaran yang telah dicapai oleh pendahulu-pendahulunya. Kejayaan Mughal
hilang dengan kematian Aurangzeb Satu persatu penguasa daerah melepaskan diri
dari pemerintahan pusat di Delhi.
Pengganti Aurangzeb adalah Mu’azzam,
setelah ia meninggal tahta digantikan anaknya Azhim al-syah. Akan tetapi di
tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan (wazir Aurangzeb. Azaim al-syah
meninggal tahun 1712 M. ia digantikan oleh anaknya Jihandar Syah, tetapi ia
disingkirkan oleh adiknya sendiri Faruq Syah pada tahun 1713M. Jadi dalam dua
tahun saja telah terjadi empat kali pergantian sultan. Sehingga dapat
dibayangkan bagaimana kondisi kerajaan Mughal saat itu.
Konflik-konflik yang berkepanjangan
mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah. Pemerintahan daerah satu
persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Bahkan cenderung
memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing.. disintegrasi mulai terjadi,
satu persatu daerah kekuasaan Mughal mulai melepaskan diri. Keadaan ini
diperparah lagi dengan datangnya ancaman baru yang lebih kuat, yaitu datangnya
perusahaan Inggris (EIC) yang memiliki senjata modern melawan pemerintahan
Mughal. Peperangan berlarut-larut. Akhirnya, Syah Alam membuat perjanjian damai
dengan melepaskan daerah Oudh, Bengal dan Orisa kepada Inggris.
Pada saat tiga sultan berkuasa
yaitu, Syah Alam, Akbar II dan Bahadur Syah, Inggris diberi kepercayaan untuk
mengembangkan usahanya. Dengan jaminan memberikan fasilitas kehidupan Istana
dan keluarganya.pada saat terjadinya krisis EIC mengalami kerugian
dan Inggrispun mulai mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara
ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa tertekan, maka terjadilah
pemberontakan rakyat dibawah pimpinan sultan Bahadur Syah pada bualan Mei 1857
M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan
dengan mudah, karena Inggris mendapat dukungan dari beberapa penguasa Hindu dan
Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam kepada pemberontak.
Mereka diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur
Syah, sultan Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M). dengan demikian,
berakhirlah sejarah kekuasaaan kerajaan Mughal di India.
Ada beberapa faktor yang menyebabkab
kekuasaan kerajaan Mughal itu mundur pada satu setengah abad terakhir, dan
membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan
kekuasaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai
tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga tidak
terampilnya dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah
dikalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang
negara.
3. Kurang cakapnya pemerintahan
Aurangzeb sehingga konflik antar agama terjadi sangat sukar diatasi oleh
sultan-sultan sesudahnya
4. Semua Sultan peawaris tahta kerajaan
pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Mughal adalah kerajaan
Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16 hingga abad ke- 19.
Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan Timur
Lenk, penguasa Islam asal Mongol
Raja-raja
mughal
1. Zahiruddin Muhammad Babur
(1526-1530).
2. Humayun (1530-1556). Sepeninggal
Babur
3. Akbar (1556-1605). Pengganti Humayun
4. Jahangir (1605-1627).
5. Syah Jihan (1628-1658).
6. Aurangzeb (1658-1707).
7. Bahadur Syah (1707-1712).
8. Jehandar (1712-1713).
9. Bahadur Syah (1837-1858).
Kemajuan Kerajaan Mughal dalam
berbagai bidang
1. Politik
dan Pemerintahan.
2. Bidang
ekonomi dan perdagangan.
3. Bidang
Pendidikan dan Iptek.
4. Bidang
Seni dan Budaya.
Kemunduran kerajaan mughal
1. Terjadi stagnasi
2. Kemerosotan moral dan hidup
3. Kurang cakapnya pemerintahan
Aurangzeb
4. Semua Sultan peawaris tahta kerajaan
pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.bacaanmadani.com/2017/08/sejarah-berdirinya-kerajaan-islam.html
https://perpustakaancerdas.wordpress.com/2016/12/11/makalah-peradaban-islam-pada-masa-kerajaan-mughal-di-india/
Ali
K, Sejarah Islam dari awal hingga runtuhnya dinasti Usmani Tarikh
pramoderen (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1996), h. 351.
Iklan
MAKALAH
KERAJAAN
MUGHAL DI INDIA
Disusun
Oleh
NAMA
KELOMPOK
1.
NIA
ARIANI
2.
AYU
LESTARI
3.
HIDNI
4.
IMAM
ASSAUTON
KELAS : XI-AGAMA
MA.
YADINU MASBAGIK
TAHUN
PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis
harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar
Belakang .........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A.
Sejarah berdirinya kerjaan mughal............................................................
B.
Strategi dan kebijakan kerajaan mughal....................................................
C.
Kemajuan kerajaan mughal.......................................................................
D.
Kemunduran kerajaan mughal...................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A.
Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................