Rabu, 16 Januari 2019

MAKALAH ALIRAN-ALIRAN TEATER

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984) mendefinisikan bahwa bentuk merupakan wujud dan rupa dari sesuatu. Bentuk adalah suatu usaha yang dimiliki untuk menampilkan wujud dan rupa sesuatu yang ada, sedangkan bentuk drama adalah suatu wujud dan rupa yang dimiliki oleh drama itu sendiri untuk menampilkan dan memepertahankan eksistensinya dalam suatu karya sastra.
Dalam mempelajari bentuk-bentuk drama, terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan tentang adanya bentuk drama berdasarkan dasar-dasar yang ada pada drama. Menurut Wiyanto (2002:7; Tambajong, 1981:24) bentuk-bentuk drama dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan dasar-dasar drama yang digunakannya, yaitu (1) bentuk drama berdasarkan penyajian lakon, (2) bentuk drama berdasarkan sarana, dan (3) berdasarkan ada dan tidaknya naskah.  Selain itu, Arif (2009), menambahkan pembagian bentuk drama berdasarkan (1) masanya, dan Tambajong (1981:24) menambahkan pula, bentuk drama dapat dibedakan  berdasarkan (1) modus bahasa dan (2) modus aliran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian seni teater ?
2.      Apa fungsi seni teater ?
3.      Jelaskan jenis aliran-aliran teater !
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian seni teater
2.      Mengetahui fungsi seni teater
3.      menjelaskan jenis aliran-aliran teater




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Seni Teater
Dalam sejarahnya, kata “Teater”  berasal dari bahasa Inggris theater  atau  theatre,  bahasa Perancis  théâtre  dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas  untuk konsumsi penikmat.
B.     Fungsi Seni Teater
1.      Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater  yang berfungsi  untuk  kepentingan  upacara  tidak  membutuhkan  penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri.
2.      Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3.      Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal.  Sehingga harapannya penonton akan terhibur  dengan pertunjukan yang digelar.
4.      Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan  diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.
C.    Jenis Aliran-Aliran
a.      Teater Klasik
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Ø  Materi berdasarkan motif yunani/romawi, baik dari segi cerita sejarah maupunn cerita klasik.
Ø  Ditulis dalam bentuk sajak berirama.
Ø  Aktingnya bergaya deklanasi.
Ø  Laku statis, monolog sangat panjang untuk memberi kesempatan deklarasi yang berlebih-lebihan, akibatnya laku dramatis terlambat.
Ø  Aliran ini tunduk pada trilogi aristoteles.
Tokoh-tokohnya:
Ø  Piere corneille
Ø  jean racine
Ø  joost van de vandel
b.      Romantik
Aliran ini berkembang dan tumbuh pada abad ke-18, aliran ini sukar untuk memberi penjelasan secara umum, namun yang jelas drama romantik juga bertentangan dengan aliran drama klasik, mereka tidak mematuhi hukum-hukum drama yang tetap.
Ciri-ciri aliran romantik ini adalah:
Ø  Kebebasan bentuk
Ø  Isinya yang fantastis namun sering tidak logis.
Ø  Materinya tentang bunuh-membunuh, teriakan-teriakan dalam gelap, korban pembunuhan yang hidup kembali, tokoh-tokohnya sentimental.
Ø  Mementingkan keindahan bahasa atau bisa dikatakan putis-puitis.
Ø  Dalam penyutradaraan segi visual ditonjolkan.
Ø  Akting-aktingnya bernafsu bombastis, mimik wajah yang berlebih-lebihan.

Tokoh-tokoh aliran romantik ini adalah:
Ø  Victor Hugo
Ø  Heindrich von kleist, dramanya “prinz friedrich von hamburg”
Ø  Christian dietriech grabbe , dramanya”hanibal”.
c.       Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah seni menyatakan ekspresionisme dalam bentuk drama yang lahir sesudah masa peperangan dunia I, banyak mendapat pengaruh realisme, bersifat ekstrem atau lebih menantang, mementaskan khaos dengan kekosongan, hanya sedikit naskah yang tinggal, sangat berkembang dinegara-negara yang mengalami kehebatan perang dan revolusi seperti jerman dan rusia.
Ciri-cirinya
Ø  Pergantian adegan cepat
Ø  Pengunaan pentas yang ekstrim.
Ø  Fragmen-fragmen yang filis ( meniru gaya dan cara film) misalnya layar diproyeksikan seperti filem.
Pelopornya adalah
Ø  Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, dan Edvard Munch
d.      Realis
Realisme pada umumnya adalah aliran seni yang berusaha untuk mencapai kenyataan dengan ilusi, tentu saja pengambaran kenyataan dalam sebuah seni belum pasti sama dengan yang nyata, kejadian yang sebenarnya terjadi bertahun-tahun namun digambarkan beberapa jam saja, harus berfantasi dan memilih isi-isi pokok-pokok yang penting, melalui karya seorang yang aliran realis mencapai pokok-pokok pada suatu kenyataan yang terjadi meski tidak terlihat seperti kenyataan, drama realis tidak hanya memberikan hiburan-hiburan melulu, tetapi membebaskan problem-problem suatu masa.


Realisme terbagi atas dua macam seperti:
1.         Realisme Sosial
Biasanya problem social dan phisikologis saling mempengaruhi dan jarang dipisahkan, namun dalam drama realistis masalah social dapat dipisahkan dari masalah phisikologis.
Ciri-cirinya:
1)      Peran utama biasanya rakyat jelata.
2)      aktingnya wajar seperti yang dilihat dalam hidup keseharian tidak patetis.
2.         Realisme Psikologis
Ciri-ciri aliran realisme psikologis yaitu:
1)      Pemain ditekankan pada peristiwa-peristiwa intern/unsur-unsur kejiwaan.
2)      Secara teknis segala perhatian di arahkan pada akting yang wajar dan tekanan intonasi yang tepat.
3)      Suasana digambarkan dengan mengunakan perlambang.
Tokoh :
Ø  Jean Francois, Millet dan Honore Daumier
e.       Mandiri
Teater Mandiri didirikan di Jakarta pada 1971. Kata mandiri berasal dari bahasa Jawa, yang dipopulerkan oleh Professor Djojodigoena dalam kuliah sosiologi di Pagelaran, Yogyakarta, pada tahun 60-an. Artinya orang yang sanggup berdiri sendiri, namun juga bisa bekerjasama dengan orang lain. Kata itu nampak sangat dibutuhkan dalam pembangunan kepribadian/jatidiri bangsa,di era lepas dari penjajahan phisik namun masih digondel banyak hambatan secara mentalitas..
Mula-mula Teater Mandiri membuat pertunjukan untuk televisi (Orang-Orang Mandiri, Apa Boleh Buat, Tidak, Kasak-Kusuk, Aduh). Aduh dan Kasak-Kusuk walaupun sudah direkam tetapi tidak disiarkan karena situasi politik saat itu. Selanjutnya dengan lakon ADUH, pada 1974 Teater Mandiri mulai main di TIM. Sejak itu Teater Mandiri setiap tahun muncul di TIM dan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Naskah yang pernah dipentaskan: Anu, Lho, Entah, Nol, Blong, Hum-Pim-Pah, Awas, Dor, Edan, Aum, Gerr, Los, Tai, Aib, Yel, Bor, Ngeh, Wah, War, Luka, Dar-Der-Dor, Zoom, Jangan Menangis Indonesia, Zetan, Zero, Cipoa) dll.
Semua naskah itu ditulis dan disutradarai oleh Putu Wijaya. Hanya satu kali teater Mandiri mmentaskan naskah lain, yakni The Coffin Is Too Big for The Hole karya Kuo Pao Kun (Singapura) untuk Festival Asia di Tokyo pada tahun 2000. Alasan Putu hanya memainkan naskahnya sendiri, adalah karena dia tidak hanya ingin menyutradarai pertunjukan tetapi juga menghasilkan naskah – sesuatu yang memang sedang diupayakan dalam kehidupan teater modern di Indonesia.
Naskah-naskah Teater Mandiri memang memiliki sesuatu yang khusus. Judulnya hanya satu kata. Karena dalam kata-kata seruan yang umumnya terdiri dari satu suku kata seperti wah, lho, dor dan sebagainya, tersimpan banyak rasa dan pengertian. Ambuitas kata-kata itu menimbulkan kelucuan, keanehann tetapi juga kedalaman bagi yang suka berpikir.
Tokoh-tokohnya rata-rata tidak bernama, bahkan tidak jelas latar belakangnya, sehingga hanya mirip seperti ide sana. Ini untuk mengantisipasi kemajemukan di In donesia yang meliputi banyak hal. Perbedaan bahasa, idiologi, agama, standar sosial, pendidikan dan sebagainya. Dengan membuat karakter seperti tokoh dongeng, lakon jadi netral, bisa diadaptasikan ke mana saja. Memang resikonya, lakon jadi tidak eksklusif.
f.       Tanah air
Teater Tanah Airku adalah Gedung pertunjukan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi mulitimedia dengan peralatan berstandar internasional. Terletak di Kompleks Taman Mini Indonesia Indah Teater ini di resmikan pada tanggal 20 April 1998 oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan ulang tahun ke 23 TMII .
Bentuk bangunanya memadukan unsur arsitektur tradisional dan modern, menyatu secara serasi dan artistik. Bagian atap diilhami oleh atap rumah adat [Sumatra]] dan Sulawesi, sedang ragam hiasnya memadukan unsur nusantara dengan budaya global. Pada bagian depan terdapat ragam hias gunungan dari Jawa di apit ragam hias khas Batak Toba serta ragam hias Naga dan Burung Enggang yang mewakili budaya Dayak. Sementara di dinding-dinding bagian samping gedung dipenuhi ragam khas budaya Indonesia Timur.
Gedung Teater ini terdiri atas tiga lantai, yakni lantai dasar, auditorium, dan lantai balkon, yang dibagi dalam empat zona pemanfaatan.Ke empat zona tersebut adalah zona penerimaan, zona penggunaan, zona pelayanan, dan zona penunjang. Zona penerimaan terdiri atas pendapa dan taman yang di tata menyatu sehingga memberi kenyamanan bagi pengunjung yang akan memasuki gedung. Zona penggunaan terdiri atas panggung penunjang pentas pasang bongkar, tempat pemain musik ( orchestra pit), auditorium untuk penonton berdaya tamping 1.300 tempat duduk, dan fly tower untuk peralatan pentas. Zona pelayanan memiliki ruang penerangan, cafeteria dan tempat penjualan tiket.Adapun zona penunjang terdiri atas jalan, genset dan toilet.
Perangkat teknologi multimedia melalui laser video projector mampu menyajikan gambar yang dapat diproyeksikan pada segala jenis benda sasar, termasuk benda cair, sehingga menjadikan suasana dan citra spektakuler.Penataan dan rancangan akustik memungkinkan suara dapat terdengar secara jelas hingga ke sudut-sudut auditorium.
Beberapa acara yang pernah tampil di Teater Tanah Airku antara lain pergelaran Opera Anoman dan Sampek Engtai produksi Teater Koma, Opera Ciung Wanara dan Sangkuriang produksi pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, King Liar yang merupakan kolaborasi seminar ASEAN, dan I La Galigo. Berbagai konser musik dari dalam dan laur negeri di selenggarakan di sini baik dalam rangka siaran langsung maupun siaran tunda bagi acara stasiun televisi maupun konser band musik lawas Arkarna dari Inggris.


g.      Absurb
Menurut bahasa yaitu tidak jelas atau tidak masuk akal. Berdasarkan pengertian tersebut absurd dapat diartikan dengan sesuatu yang berada diluar akal atau tidak jelas. Dasar pemikiran dari teater absurd adlh pemikiran bahwa kehidupan manusia sebenarnya meliputi ketidak jelasan tentang apa yang akan terjadi pada masa depan yang tentu saja menentang sebuah kepastian sebenarnnya.
Aliran absurd ini sangat susah untuk memahaminya namun dialiran absurd ini banyak mengambarkan tentang orang-orang yang putus asa dan menunggu yang tidak pasti seperti dinaskah samuel becket yang judulnya menunggu godot.
Tokoh aliran absurd: samuel becket, eugene ionesco, arthur adamov, friedrich durrentmatt, iwan simatupang,
h.      Bengkel teater
Dapat disebut sebagai pelopor teater kontemporer Indonesia, karena dari kelompok inilah lahir sutradara dan kelompok teater yang lain. Hampir seluruh tokoh-tokoh teater Indonesia, secara langsung maupun tidak bersentuhan dengan Bengkel Teater. Didirikan tahun 1968 di Yogyakarta oleh WS Rendra sekembalinya dari studi di Amerika. Bengkel Teater muncul di tengah-tengah kelompok teater Yogyakarta dengan gaya dan metode baru, yaitu gaya dan metode improvisasi yang meminimalkan penggunaan kata. Gaya ini bukan saja baru, tetapi tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Pada akhir tahun 70-an, kelompok ini pindah di Jaka [removed][removed] rta dan sekarang memiliki padepokan di wilayah Cipayung, Depok.
Pada perkembangannya selalu dilakukan pembaharuan demi pembaharuan kelompok ini, baik dalam tema, gaya maupun konsep pertunjukan. Mulai dari mini kata hingga pamflet, dari musik hingga kostum dan dalam pengelolaan penonton dan bisnisnya. Arifin C.Noer, Putu Wijaya , Chaerul Umam, Ratna Sarumpaet, Azwar AN merupakan tempaan Bengkel Teater. Karya-karyanya merupakan kesaksian bagi zamannya, yang dipaparkan secara puitis dan memukau. Beberapa naskahnya yang menonjol, dan berulang-ulang dipentaskan, antara lain: Perjuangan Suku Naga, Selamatan Anak Cucu Sulaeman, Sekda, Mastodon dan Burung Kondor dan Panembahan Reso. Pertunjukan Bengkel Teater selalu sensasional dan memiliki daya tarik tersendiri. Sosok Rendra menjadi magnet pertunjukan sekaligus pembuat berita yang piawai. Selanjutnya Bengkel Teater, membangun komunitas di Depok yang dilengkapi dengan padepokan, ruang pertemuan, tempat pertunjukan serta lahan pertanian. Aktornya yang kuat antara lain: Ken Zuraida, Adi Kurdi dan Yose Rizal Manua.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam sejarahnya, kata “Teater”  berasal dari bahasa Inggris theater  atau  theatre,  bahasa Perancis  théâtre  dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas  untuk konsumsi penikmat.
Fungsi Seni Teater
1.      Teater sebagai Sarana Upacara
2.      Teater sebagai Media Ekspresi
3.      Teater sebagai Media Hiburan
4.      Teater sebagai Media Pendidikan

















DAFTAR PUSTAKA

https://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Seni-Teater-Adalah.html
https://jakarta.go.id/artikel/konten/2721/bengkel-teater
https://id.wikipedia.org/wiki/Teater_Tanah_Airku
https://putuwijaya.wordpress.com/teater-mandiri/
http://demeyche.blogspot.com/2013/12/aliran-aliran-dalam-teater.html
http://alfanhisbullahserupa4.blogspot.com/2015/05/tugas-9-aliran-seni-rupamusiktariteater.html
http://nofri04042013.blogspot.com/2013/12/aliran-aliran-dalam-teater.html
http://artikel-pendidikan-sosial-ilmiah.blogspot.com/2017/07/jenis-bentuk-aliran-drama.html



KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.


















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A.      Latar Belakang ...............................................................................................
B.      Rumusan Masalah...........................................................................................
C.      Tujuan Penyusunan Makalah...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A.    Pengertian Seni Teater ....................................................................................
B.     Fungsi Seni Teater ..........................................................................................
C.     Jenis Aliran-Aliran Teater ...............................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A.    Kesimpulan......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................



MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN SENI TEATER



DISUSUN OLEH


NAMA                 : YUYANI
KELAS                : XII AKUNTANSI







SMK NEGERI 1 SIKUR
TAHUN 2019  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...