PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap sel dapat memperbanyak diri
membentuk sel-sel yang baru melalui proses pembelahan. Pada makhluk hidup
bersel tunggal, pembelahan sel tersebut merupakan cara untuk berkembang biak.
Misalnya pada bakteri atau protozoa, terjadi proses pembelahan sel dari satu
sel menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak,
reproduksi sel mengakibatkan bertambah banyaknya sel-sel tubuh, dan dengan
demikian terjadilah pertumbuhan tubuh makhluk hidup. Misalnya, sel-sel pada
tubuh anak kucing membelah diri mengakibatkan tubuh anak kucing bertambah
besar. Selain itu, reproduksi sel juga menyebabkan dihasilkannya sel-sel
gamet(sel kelamin). Kucing jantan menghasilkan sperma dan kucing betina
menghasilkan ovum.
Pada dasarnya, reproduksi sel dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: pembelahan sel secara langsung dan secara tak
langsung. Pembelahan sel secara langsung tidak melalui tahapan, disebut pula
amitosis. Sedangkan pembelahan sel secara tak langsung melalui tahapan dan
dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Mitosis
menghasilkan dua sel anak yang identik satu sama lain dan identik pula dengan
induknya dalam hal jumlah kromosom dan komposisi genetik. Meiosis menghasilkan
4 sel anak, masing-masing memiliki setengan jumlah kromosom induk, dan dengan
komposisi genetik berbeda.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
reproduksi sel dan uraikan !
2.
Apa yang dimaksud dengan
morfologi sel dan uraikan !
C.
Tujuan
1.
Menguraikan reproduksi sel
2.
Menguraikan morfologi sel
BAB II
PEMBAHASAN
A.
REPRODUKSI SEL
Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel
dengan cara membelah diri, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler.
Pembelahan sel pada organisme uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme
tersebut untuk melestarikan jenisnya. Sedangkan, bagi organisme multiseluler,
pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme. Misalnya,
pada manusia, sel-sel memperbanyak diri sehingga tubuh manusia tersebut menjadi
besar dan tinggi. Selain itu, reproduksi sel pada organisme multiseluler juga
menghasilkan sel-sel gamet yang berguna pada saat perbanyakan secara generatif
(reproduksi organisme melalui proses perkawinan). Reproduksi sel merupakan
proses penggandaan materi genetik (DNA) yang terdapat di dalam nukleus.
Sehingga, menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki materi genetik yang sama.
Tujuan
sel bereproduksi adalah:
1. Perbanyakan sel sehingga terjadi
pertumbuhan
2. Pembentukan sel baru yang berbeda
dari induknya
3. Pembentukan sel baru yang tentu
lebih muda dan sama dengan yang sebelumnya.
4. Pembentukan Jaringan
5. Regenerasi sel
6. Pembentukan individu baru dan
lain-lain
Sel
yang membelah disebut sel induk, dan hasil pembelahannya disebut sel anak. Sel
induk memindahkan salinan informasi genetiknya (DNA) ke sel anak.
Jika
transformasi genetik itu langsung (amitosis) dan jika melalui tahapan
(mitosis/miosis) Untuk menyampaikan informasi genetik tersebut tentu sel
induk harus melipat gandakan informasi genetik yang dimilikinya (DNA) melalui
replikasi (duplikasi) sebelum melaksanakan pembelahan atau reproduksi sel,
replikasi itu terjadi pada waktu Interfase ( istirahat sel tidak membelah)
tepatnya pada fase Sintesa (S).
Berdasarkan ada tidaknya tahap-tahap
pembelahan, reproduksi sel dibedakan atas
Pada organisme
uniseluler misalnya bakteri, protozoa dan ganggang bersel satu, terjadi proses
pembelahan secara langsung, yang artinya proses pembelahan itu tidak melalui
tahapan-tahapan pembelahan. Pembelahan itu dikenal juga dengan pembelahan
amitosis. Satu sel induk akan membelah secara langsung menjadi dua, dua menjadi
empat, empat menjadi delapan dan seterusnyadi dua, dua menjadi empat, empat
menjadi delapan dan seterusnya hingga sel itu bertambah banyak. Setiap sel
membelah menjadi dua sel yang sama (identik) sehingga disebut juga pembelahan
biner. Pembelahan biner terjadi misalnya pada perkembangbiakan amoeba.
Pada proses
pembelahan langsung ini setiap sel anak mewarisi sifat-sifat induknya. Dengan kata
lain, pembelahan langsung senantiasa menghasilkan keturunan yang identik.
Prosesnya didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan
sitoplasma dan akhirnya sel itu terbagi menjadi dua sel anak.
Perhatikan pembehalan amitosis pembelahan sel amoeba pada gambar berikut.
Pembelahan sel yang terjadi melalui
tahap-tahap pembelahan. Dilakukan oleh organisme eukariotik seperti sel hewan,
sel tumbuhan dan sel manusia, yang tentu mereka semuanya punya lebih dari satu
sel ( multicelluler).
Pembelahan
yang bertujuan untuk
1.
Mengganti
atau memperbaiki jaringan tubuh yang sudah rusak atau aus,
2.
Pertumbuhan
( perbanyakan sel sehingga baik kwantitas dan kwalitasnya
bertambah).
3.
Membentuk
Jaringan karena produk pembelahan ini kromosom/sifat induk sama dengan sifat anakannya , artinya karena
membentuk jaringan baik sel baru dan lama sama.
Pembelahan
mitosis mempunyai karakter yaitu:
1.
Berlangsung
pada sel somatic
2.
Menghasilkan
2 buah sel anakan yang identik dengan induknya.
3.
Melakukan
pembelahannya sekali
4.
Antar
pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan fase interfase ( istirahat
tidak membelah )
5.
Anakan
selnya mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induk sifatnya sama dengan induk
mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak terjadi pada anakan hasil miosis
6.
Pada
organisme bisa terjadi pada usia muda , dewasa , ataupun usia tua , yang pada
pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa tidak pada organisme yang
usianya muda
7.
Tahapannya
I-P-M-A-T interfase dulu baru PMAT lagi berikut uraiannya
Tahapan
Pembelahan Mitosis adalah :
·
Interfase
Merupakan
fase istirahat dari pembelahan sel. Namun tidak berarti sel tidak beraktifitas
justru tahap ini merupakan tahapn yang paling aktif dan penting untuk
mempersiapkan pembelahan.
Terbagi
atas tiga fase, yaitu:
1.
Fase
G1 (growth 1/pertumbuhan 1)
Merupakan fase paling aktif
berlangsung selama 9 jam. Pada fase ini sel mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Pada fase ini sel bertambah ukuran dan volumenya.
2.
Fase
S (Sintesis)
Merupakan fase sintesis DNA atau
duplikasi kromosom, dengan waktu 10 jam
3.
Fase
G2 (Growth 2/Pertumbuhan 2)
Merupakan fase yang didalamnya
terjadi proses sintesis protein. Pada fase ini sel siap untuk mengadakan
pembelahan
Sekali lagi bahwa fase Mitosis tidak diawali dengan
Interfase tetapi Fase Profase , karena Interfase merupakan persiapan mitosis ,
merupakan fase istirahat sel tidak membelah. Sedangkan Mitosis itu Fase sel
melakukan pembelahan / reproduksi .
·
Fase
Profase
Merupakan tahap awal dari pembelahan
sel secara mitosis maupun miosis , yang ditandai dengan:
1.
Kromatin
memendek dan menebal membentuk kromosom , kemudian kromosom mengganda membentuk
kromatida.
2.
Membran
nukleus dan nukleolus (anak inti) menghilang
3.
Sentriol
memisah diri menuju kutub yang berlawanan.
4.
Benang
spindel yang keluar dari masing masing sentriol pada kutub berbeda mengatur
diri memegang masing kromatid yang tidak teratur itu.
5.
Segera
mendorong kromatid yang terbengkalai itu menjadi sangat teratur menuju ke
bidang equator.
·
Metafase
Tahap ini ditandai dengan :
1.
Kromatid
/ kromosom mengatur diri pada bidang equator / bidang pembelahan berhadap
hadapan .
2.
Setiap
sentromer memiliki dua kinetokor yang masing-masing dikaitkan oleh benang
spindle
3.
Tentu
Kromosom yang berhadapan itu sudah membawa sandi genetik yang sama karena
memang visinya membentuk 2 sel yang sama.
·
Anafase
Tahap ini ditandai dengan:
1.
Kedua
kromatid berpisah menuju kutub yang berlawanan
2.
Keadaan
sel jadi memanjang , membran sel melekuk, pada akhir anaphase
3.
Pada
fase ini tentu set kromosom terjadi pemisahan / pengurangan dari tetrad
kromosom ketika berhadapan pada fase metafase terpisah menjadi masing masing 2n
(diploid)
·
Telofase
Tahap ini ditandai dengan :
1.
Kromosom
/ kromatid telah sampai di kutub-kutub yang berlawanan
2.
Terbentuk
sekat pemisah sehingga sel terlihat terbentuk 2 sel dengan masing masing 1 inti
3.
Membran
nukleus terbentuk membungkus kromosom dan nukleolus mulai tampak
4.
Kromosom
menipis dan memanjang menjadi kromatin dan akhirnya tak terlihat lagi
5.
Terjadi
sitokinesis (Membran plasma melekuk) yang di dahului oleh Karyokinesis (inti
jadi 2) dan akhirnya terlihat sel membelah menjadi 2
Gambar Mitosis
d.
Proses
Pembentukan Gamet (Gametosis)
Gametogenesis adalah proses
pembentukkan sel-sel gamet, yang terjadi secara meiosis di dalam alat
perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi pada organisme dewasa. Pada hewan dan
manusia gametogenesis terjadi di testis dan ovarium.
1.
Spermatogenesis
Merupakan proses pembentukkan sperma
yang terjadi di dalam testis. Sel kelamin jantan atau spermatozoid
(sperma) berbentuk kecil, lonjong, dan berflagela dan secara keseluruhan
bentuknya menyerupai kecebong. Flagela tersebut digunakan sebagai alat gerak di
dalam medium cair. Organ penghasil sperma disebut testis.
Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan sebagai buah pelir atau buah
zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang.
Didalam testis
terdapat saluran-saluran kecil (tubulus seminiferus) dan pada dinding saluran
sebelah dalam itulah terjadi proses spermatogenesis. Pada bagian tersebut
terdapat sel-sel induk sperma yang disebut spermatogonium. Spermatogonium
mengalami mitosis menjadi spermatoist primer (sel sperma primer). Selanjutnya,
satu spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua sel spermatosit
sekunder (haploid). Tiap-tiap sel spermatosit sekunder mengalami meiosis II
sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar, yang haploid. Mula-mula
spermatid berbentuk bulat, kemudian tumbuh menjadi sel sperma yang berflagela
dan dapat bergerak aktif. Jadi, dari satu spermatosit primer akan dihasilkan
dua spermatosit sekunder dan akhirnya berbentuk 4 sel sperma.
Tahapan spermatogenesis adalah:
2.
Proses
Oognesis
Sel telur atau
ovum adalah sel kelamin betina. Bentuknya lebih besar dari pada sperma dan
tidak dapat bergerak (pasif). Sel telur dihasilkan oleh sepasang ovarium atau
kelenjar telur, kiri dan kanan. Berbeda dengan testis yang berada di luar
tubuh, ovarium berada di dalam rongga tubuh, di sekitar pinggang.
Proses
oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului oleh pembelahan mitosis
sel induk ovum (oogonium). Hasil pembelahan adalah oosit primer. Pada proses
meiosis I. Oosit primer membelah menjadi dua sel yang tidak sama, yaitu satu
sel berukuran besar disebut oosit sekunder dan satu sel lagi berukuran kecil,
disebut badan kutub pertama.
B.
MORFOLOGI
SEL
1. Pengertian Biologi Sel
Biologi
sel adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah kesatuan
structural dan fungsional makhluk hidup
2. Teori-teori tentang sel
1)
Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti
sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan rongga-rongga
yang disebut sel (cellula)
2)
Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel
tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella
(kantong yang berisi)
3)
Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti
beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang
penyusunnya disebut “Sarcode”
4)
Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan
perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma
5)
Matthias Schleiden (ahli botani) dan
Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang
terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep
bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . konsep yang diajukan tersebut menunjukkan
bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup.
3. Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
1) Sel
prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam
sitoplasma (sel yang memiliki satu system membrane). Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah bakteri dan alga biru
2) Sel
eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu
system membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah
semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru.
Perbedaan
sel prokarion dan sel eukariotik
1. Sel
Prokariotik
a. Organel-organelnya
tidak dibatasi membrane
b. Membran
sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
c. Diameter
sel antara 1-10mm
d. Mengandung
4 subunit RNA polymerase
e. Susunan
kromosomnya sirkuler
2. Sel
Eukariotik
a) Memiliki
inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus
b) Organel-organelnya
dibatasi membrane
c) Membran
selnya tersusun atas fosfolipid
d) Diameter
selnya antara 10-100mm
e) Mengandung
banyak subunit RNA polymerase
f) Susunan
kromosomnya linier.
4. Macam Sel Berdasarkan Keadaan
Kromosom dan Fungsinya
1) Sel
Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid
2) Sel
Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid.
5. Bagian-bagian Sel
1)
Bagian hidup (komponen protoplasma),
terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk cairan dan struktur sel seperti :
mitokondria, badan golgi, dl
2)
Bagian mati (inklusio), terdiri atas
dinding sel dan isi vakuola
1. Dinding
sel Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada
selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk
mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan
pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.Dinding sel juga berfungsi
untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu Dinding sel terdiri dari Selulosa
(sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan
silikat dari Ca dan Mg.
2. Membran
Plasma Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan
alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis
lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua
molekul dapat melalui membran sel. Struktur membran sel yaitu model mozaik
fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori
mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan
molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran.
Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak.
Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana
komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai
bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain adalah
phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. Salah satu
fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua
arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul
hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol).
Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar
(glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar
dapat masuk ke dalam sel Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran
menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan
menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu
melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus a) Transpor pasif Transpor pasif merupakan suatu
perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini
bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan
entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak.
Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari
hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa
terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transport
b) Transpor aktif Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan
bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh
protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier
protein, serta ionophore. Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers,
ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled
carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah
suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya
ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan
contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
3. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian,
mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Mitokondria banyak
terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan
banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk
mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips
dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri
dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar
membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membrane Membran luar
terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung
protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap
molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar
mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran
luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang
berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi
menghasilkan Asetil KoA. Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan
membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan
tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi
diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista
[Lodish, 2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam
sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam
mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP
sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein
transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran
dalam Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam
merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti
siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di
dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA
mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti
magnesium, kalsium dan kalium
4. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim
hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai
keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan
pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim
hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH
5. Fungsi
utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi. a) Endositosis
ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan
tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah
dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke
endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan
enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar
6. Terjadi
penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk
lisosom. b) Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel
sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari
retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom.
Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel
hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia. c) Fagositosis
merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti
bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau
mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan
enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom
lanjut).
7. Badan
Golgi Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat
hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10
hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom. Badan Golgi
ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi. Beberapa fungsi badan golgi antara lain: a) Membentuk
kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar
kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain. b) Membentuk membran
plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang
dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma. c) Membentuk dinding sel
tumbuhan d) Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang
berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom. e) Tempat
untuk memodifikasi protein f) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk
sekresi sel g) Untuk membentuk lisosom
8. Retikulum
Endoplasma RETIKULUM ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di
seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai
kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum
endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE)
merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma
melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata
endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa
latin yang berarti “jaringan”). Ada tiga jenis retikulum endoplasma: a) RE
kasar. Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah
sebagai tempat sintesis protein. b) RE halus. Berbeda dari RE kasar, RE halus
tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam
beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor
pada protein membran sel. c) RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis
khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot
lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan
proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan
dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi
otot.
9. Nukleus
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul
DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein
seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti
sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga
berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi
mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana
ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri
10. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga
macam plastida, yaitu : a) leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)
b) kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a
dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten c) kromoplast : plastida yang
banyak mengandung karoten 9. Sentriol (sentrosom) Sentorom merupakan wilayah
yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan
sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel
yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S
yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi
sentrosom. Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai
dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer.
Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk
sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan
ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah
fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan
mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindle. 10. Vakuola Vakuola
merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris).
Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan
bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. fungsi vakuola adalah :
a) memelihara tekanan osmotik sel b) penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen,
fenol, dll c) mengadakan sirkulasi zat dalam sel 6. Perbedaan Sel Hewan dan
Tumbuhan 1) Sel Hewan : 1. Tidak memiliki dinding sel 2. Tidak memiliki butir
plastid 3. Bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya
tidak kaku 4. Jumlah mitokondria relatif banyak 5. Vakuolanya banyak dengan
ukuran yang relatif kecil 6. Sentrosom dan sentriol tampak jelas 2) Sel
Tumbuhan 1. memiliki dinding sel 2. memiliki butir plastid 3. bentuk tetap
karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulose 4. jumlah mitokondria
relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastida 5. vakuola sedikit
tapi ukurannya besar 6. sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
A.
Kesimpulan
Dari uraian makalah ini, diperoleh
kesimpulan bahwa sel merupakan unit kehidupan dari sebuah makhluk hidup. Setiap
sel melakukan aktivitasnya masing-masing layaknya indivudu. Didalam sel
terdapat bagian-bagian yang terdiri dari bagian hidup mati seperti dinding sel
dan vakuola dan bagian yang hidup seperti, plasma sel, dan organel-organel sel.
Bagian-bagian tersebut bekerja sama dalam melakukan kegiatannya. Namun, tidak
semua memiliki bgian tersebut. Pada sebagian sel prokariot hanya memiliki
beberapa bagian saja.
Tak lepas dari itu, sel melakukan
reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara Amitosis, Mitosis, Meiosis.
Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada sel meristem stumbuhan
berfungsi untuk pertumbuhan. Sedangkan pada sel epitel manusia untuk menggantikan
sel-sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya.
Syamsuri, Istamar; Biologi SMA
untuk Kelas XII: Jakarta: Erlangga, 2004
MAKALAH
REPRODUKSI SEL & MORFOLOGI SEL
Oleh
NAMA
KELOMPOK
1.
YESI
OKTAVIANI
2.
DESI
APRIANI
3.
MUH,
KHAERUL AZMI
4.
L.
SUPARLAN
5.
L.
MUH. SOPIAN HADI
SMA NEGERI 2 MASBAGIK
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah
SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”REPRODUKSI SEL & MORFOLOGI SEL ”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih
yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan
semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan
tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini
tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan
akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu'alaikum
Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------
A.
Latar Belakang----------------------------------------------------------------------------
B.
Rumusan Masalah------------------------------------------------------------------------
C.
Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------------
A. REPRODUKSI
SEL---------------------------------------------------------------------
B. MORFOLOGI
SEL----------------------------------------------------------------------
BAB III PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------
A. Kesimpulan
--------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------------------