BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hidup yang baik dan bermakna hanya dapat diwujudkan
dengan hidup yang sehat. Pepatah
mengatakan bahwa kesehatan adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini.
Untuk mendapatkan hidup yang sehat dapat dilakukan dengan pola makan atau
kebiasaan makan yang baik dan benar. Makanan merupakan kebutuhan pokok
makhluk hidup. Tanpa makanan, makhluk hidup tidak bisa untuk menjalankan
kegiatan sehari-hari. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua muda,
sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis dan porsi yang berbeda.
Kebutuhan
akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah
empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi
kebutuhan gizi melalui sumber karbohidrat (beras, ubi, gandum), lauk sebagai
sumber protein dan lemak (ikan, tempe, tahu, daging dsb), sayur sebagai sumber
vitamin, serat dan mineral, buah sebagai sumber vitamin dan mengonsumsi susu
agar menjadi 5 sempurna. Namun demikian, empat sehat lima sempurna tidaklah
harus dipenuhi, mengingat kebutuhan masing-masing orang akan berbeda misalnya orang yang megalami kegemukan (obese) tidak disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang
berlemak.
Kebutuhan
makanan bagi setiap orang kemudian bergeser menjadi menu seimbang, dalam
artian, bahwa kebutuhan tiap individu tidak harus mengikuti empat sehat lima
sempurna, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Pergeseran
kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat terjadi peningkatan penyakit seperti
kanker, diabetes mellitus, jantung dan sebagainya. Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran pangan
masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan
pangan juga semakin bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati
konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta kenampakan
dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis
tertentu bagi tubuh.
Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang
mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan
tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah,
meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Saat ini telah banyak diketahui
bahwa di dalam bahan pangan terdapat senyawa yang mempunyai peranan penting
bagi kesehatan. Senyawa tersebut mengandung komponen aktif yang mempunyai
aktivitas fisiologis yang memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh orang
yang mengkonsumsinya. Istilah pangan fungsional merupakan nama yang paling
dapat diterima semua pihak untuk segolongan makanan dan atau minuman yang
mengandung bahan-bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan
dan mencegah timbulnya penyakitpenyakit tertentu.
Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan
dan obat berdasarkan penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Kalau obat
fungsinya terhadap penyakit bersifat pengobatan (kuratif), maka pangan fungsinal hanya bersifat membantu pencegahan
suatu penyakit (preventif). Sedangkan
suplemen makanan adalah bahan pangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan bagi
diet normal yang merupakan sumber gizi.
Kelompok senyawa yang dianggap mempunyai
fungsi-fungsi fisiologis tertentu di dalam pangan fungsional adalah
senyawa-senyawa alami di luar zat gizi dasar (karbohidrat, protein, dan lemak)
yang terkandung dalam pangan yang bersangkutan, yaitu: serat makanan (dietary
fiber), oligosakarida, gula alkohol (polyol),
asam lemak tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids = PUFA),
peptida dan protein tertentu, glikosida dan isoprenoid, polifenol dan
isoflavon, kolin dan lesitin, bakteri asam laktat, phytosterol, vitamin dan
mineral tertentu (Tarigan, 1986).
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dalam uraian di atas, dapat penulis rumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah
peran kedelai sebagai pangan fungsional?
2.
Bagaimakah
peran kedelai untuk mencegah penyakit jantung?
3.
Bagaimakah
peran kedelai untuk mencegah osteoporosis?
4.
Bagaimakah
peran kedelai pada kejadian menopause?
5.
Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah kanker?
6.
Bagaimakah
peran kedelai untuk mencegah penyakit ginjal?
7. Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah diabetes mellitus?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Mendeskripsikan
peran kedelai sebagai pangan fungsional.
2. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah penyakit jantung.
3. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah osteoporosis.
4. Mendeskripsikan peran kedelai pada kejadian menopause.
5. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah kanker.
6. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah penyakit ginjal
7. Mendeskripsikan peran kedelai
untuk mencegah diabetes mellitus
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi semua kelompok masyarakat agar
lebih mengetahui jenis - jenis bahan pangan yang bersifat fungsional dan
memiliki peran yang baik dalam mencegah berbagai penyakit. Makalah ini membahas
tentang kedelai sebagai contoh pangan fungsional. Kedelai yang telah dikenal
sehari-hari oleh masyarakat Indonesia sejak lama ternyata memiliki berbagai
manfaat akan dibahas dalam makalah ini. Dengan mengetahui kandungan zat gizi
dan senyawa lainnya didalam kedelai akan membuat masyarakat mengetahui peranan
kedelai sebagai pangan fungsional. Penulisan makalah ini juga bermanfaat bagi
penulis agar lebih mengembangkan pengetahuan tentang bahan pangan yang bersifat
fungsional dengan harapan ditemukannya berbagai manfaat dari bahan pangan
lainnya yang sudah tidak asing lagi bagi kita.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Makanan Fungsional
Makanan fungsional adalah pangan yang karena
kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar
manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi
yang terkandung di dalammya (The First Internasional Conferensi East- West
Perspective on Fungsional Foods 1996 ).
Pangan fungsional
adalah pangan olahan yang mengandung bahan-bahan yang berdasarkan kajian ilmiah
mempunyai fungsi fisiologis tertentu, tidak membahayakan, dan bermanfaat bagi kesehatan (Wildman 2001). Pangan fungsional
adalah pangan yang dapat memberikan
manfaat kesehatan diluar zat-zat
gizi dasar (The International Food Information). Pangan fungsional
adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu
atau lebih senyawa yang berdasarkan
kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis
tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan.
Serta dikonsumsi sebagai mana layaknya
makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna
dan tekstur dan cita rasa yang dapat diterima
oleh konsumen, tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberikan efek
samping pada jumlah penggunaan yang
dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi
lainnya (Badan POM, 2001).Pangan
Fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan di luar manfaat yang diberikan zat gizi yang terkandung
di dalamnya. Dikenal dengan nutraceutical, designer food, medicinal food,
therapeutic food, food ceutical dan medifood.
Pangan fungsional adalah pangan
yang memiliki tiga fungsi yaitu fungsi primer, artinya makanan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral);
fungsi sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen secara
sensoris dan fungsi tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi untuk
menjaga kesehatan, mengurangi terjadinya suatu penyakit dan menjaga metabolisme
tubuh. Jadi pangan fungsional dikonsumsi bukan berupa obat (serbuk) tetapi
dikonsumsi berbentuk makanan. Contoh makanan fungsional yaitu makanan yang
mengandung bakteri yang berguna untuk tubuh: yoghurt, yakult, makanan yang
mengandung serat, misalkan bekatul, tempe, gandum utuh, makanan yang mengandung
senyawa bioaktif seperti teh (polifenol) untuk mencegah kanker, komponen sulfur
(bawang) untuk menurunkan kolesterol, daidzein pada tempe untuk mencegah kanker,
serat pangan (sayuran, buah, kacang-kacangan) untuk mencegah penyakit yang
berkaitan dengan pencernaan.
B. Syarat
- Syarat Pangan Fungsional
Menurut para ilmuwan Jepang,
beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan
sebagai pangan fungsional adalah.
1.
Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk
kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan (ingredient) alami
2. Dapat dan
layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari – hari
3. Mempunyai
fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses
tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah
penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu,
menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan
C. Klasifikasi
Pangan Fungsional
Klasifikasi
penggolongan pangan fungsional menurut Juvan et al. 2005 adalah sebagai
berikut.
1.
Berdasarkan golongan dari pangan tersebut (produk
susu dan turunannya, minuman, produk sereal, produk kembang gula, minyak, dan
lemak)
2. Berdasarkan penyakit
yang akan dihindari atau dicegah (diabetes, osteoporosis, kanker kolon)
3. Berdasarkan efek
fisiologis (imunologi, ketercernaan, aktivitas anti-tumor)
4. Berdasarkan kategori
komponen bioaktif (mineral, antioksidan, lipid, probiotik)
5. Berdasarkan sifat
organoleptik dan fisikokimia (warna, kelarutan,tekstur)
6. Berdasarkan proses
produksi yang digunakan (kromatografi, enkapsulasi, pembekuan).
7. Kedelai.
Tanaman kedelai telah diusahakan
di Indonesia sejak tahun 1970. Sebagai bahan makanan kedelai banyak mengandung
protein, lemak dan vitamin, sehingga tidak mengherankan bila kedelai mendapat
julukan : gold from the soil/ emas
yang muncul dari tanah (Ditjen Pertanian Tanaman Pangan, 1991). Berdasar warna
kulitnya, kedelai dapat dibedakan atas kedelai putih, kedelai hitam, kedelai
coklat dan kedelai hijau. Kedelai yang ditanam di Indonesia adalah kedelai
kuning atau putih, hitam dan hijau. Perbedaan warna tersebut akan berpengaruh
dalam penggunaan kedelai sebagai bahan pangan, misalnya untuk kecap digunakan
kedelai hitam, putih atau kuning sedangkan susu kedelai dibuat dari kedelai
kuning atau putih (Suliantari dan Winniati, 1990).
Kacang kacangan merupakan sumber protein dan lemak
nabati penting. Selain itu dikenal sebagai bahan pangan yang kaya akan zat
gizi, telah diketahui bahwa kacang-kacangan (kedelai, kecipir dan lain-lain)
juga mengandung komponen yang dapat merugikan kesehatan. Komponen tersebut
dikenal dengan istilah zat anti gizi antara lain adalah tripsin inhibitor,
hemaglutinin, asam fitat dan lainnya. (Marliyati, 1992)
Kedelai termasuk salah satu sumber protein yang
harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani. Dari
segi gizi kedelai utuh mengandung protein 35 - 38 % bahkan dalam varietas
unggul kandungan protein dapat mencapai 40 - 44 % (Koswara, 1995). Komposisi
zat gizi kedelai kering dan basah berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kedelai dalam 100 Gram
Zat Gizi
|
Kedelai Basah
|
Kedelai Kering
|
Energi (kkal)
|
286,0
|
331,0
|
Protein (g)
|
30,2
|
34,9
|
Lemak (g)
|
15,6
|
18,9
|
Karbohidrat (g)
|
30,1
|
34,8
|
Kalium (g)
|
196,0
|
227,0
|
Fosfor (g)
|
506,0
|
585,0
|
Besi (mg)
|
6,9
|
8,0
|
Vit. A (SI)
|
95,0
|
110,0
|
Vit. B (mg)
|
0,93
|
1,07
|
Air (g)
|
20,0
|
7,5
|
Sumber :
Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )
Bila
dilihat dari komposisi kacang kacangan secara umum, maka sekitar 25% dari
kalori (energi) yang terdapat dalam kacang-kacangan adalah protein.
Kacang-kacangan biasanya kekurangan metionin, yaitu salah satu asam amino
esensial yang diperlukan untuk membuat suatu protein lengkap (Winarno, 1993).
Nilai protein kedelai jika difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang
lebih baik dari jenis kacang-kacangan lain. Disamping itu, protein kedelai
merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam amino esensial
(yang jumlahnya 8 buah atau 10 buah bila dimasukkan sistein dan tirosin) yang
sangat diperlukan oleh tubuh.
Tabel 2. Kandungan Asam Amino Esensial Kedelai Per 100 gr
Asam Amino Essensial
|
Kandungan/100 g
|
Isoleusin (mg)
|
47,3
|
Leusin (mg)
|
77,4
|
Lisin (mg)
|
56,9
|
Metionin (mg)
|
11,0
|
Sistin (mg)
|
8,6
|
Fenilalanin (mg)
|
49,4
|
Tirosin (mg)
|
32,3
|
Treonin (mg)
|
41,3
|
Triptophan (mg)
|
11,5
|
Valin (mg)
|
47,6
|
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )
Protein kedelai juga memiliki kandungan lisin (asam
amino esensial) dalam jumlah besar sehingga dapat menutupi kekurangan lisin
yang biasanya terdapat pada beras dan jagung (Winarno, 1993). Perlu diketahui
bahwa kedelai juga mempunyai kekurangan yaitu hanya mengandung sedikit asam
amino metionin, selain itu kedelai juga mempunyai bau langu yang disebabkan
oleh adanya aktivitas enzim lipoksigenase yang secara alami terdapat didalam
kacang-kacangan (Muchtadi, 1992)
D. Peran
Kedelai sebagai Pangan Fungsional
Disamping bernilai gizi tinggi, para
peneliti menemukan bahwa kedelai mempunyai banyak efek menguntungkan kesehatan
bila dikonsumsi. Kacang kedelai merupakan sumber protein yang dapat dicerna
sangat baik. Meskipun kandungan vitamin (vitamin A, E, K dan beberapa jenis
vitamin B) dan mineral (K, Fe, Zn dan P) didalamnya tinggi, kedelai rendah
dalam kandungan asam lemak jenuh, dengan 60 % kandungan asam lemak tidak
jenuhnya terdiri atas asam linoleat dan linolenat, yang keduanya diketahui
membantu kesehatan jantung.
Pada bulan Oktober
1999 US FDA menyetujui klaim kesehatan yang menyatakan bahwa konsumsi 25 gram
protein kedelai sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh dan kolesterol,
dapat mengurangi resiko penyakit jantung, yang merupakan penyebab kematian nomor
satu di banyak negara maju. Hasil-hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
kedelai dapat membantu mencegah penyakit ginjal, tekanan darah tinggi,
diabetes, osteoporosis dan beberapa jenis kanker. Penelitian medis terkini
sedang meneliti lebih lanjut potensi yang menguntungkan tersebut dan mekanisme
kerjanya.
Pada saat ini,
banyak penelitian di negara maju terutama di AS tentang manfaat protein bagi
kesehatan. Konsumsi protein kedelai setiap hari dapat menurunkan resiko
penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol LDL darah dan lemak darah.
Selama bertahun - tahun para peneliti mendapatkan bahwa konsumsi makanan dari
kedelai mempunyai efek cenderung menurunkan kolesterol. Kedelai rendah kadar
asam lemak jenuhnya dan tidak mengandung kolesterol. Penggantian protein hewani
dengan protein kedelai dalam makanan sehari-hari terbukti menurunkan kadar
kolesterol baik pada hewan percobaan maupun manusia meskipun mekanismenya belum
begitu jelas. Para peneliti telah menemukan bahwa isoflavon yang terdapat dalam
protein kedelai meningkatkan efek penurunan kolesterol pada monyet rhesus.
Sinergi antara protein dan isoflavon di duga merupakan faktor utama dalam
kemampuan kedelai dalam menurunkan kelesterol. Protein kedelai juga menunjukkan
daya hambat dalam oksidasi kolesterol LDL.
Konsumsi protein
kedelai juga terbukti dapat menurunkan resiko osteoporosis. Protein kedelai
dalam bentuk isalat dapat mencegah kerapuhan tulang pada tikus percobaan yang
dijadikan model untuk mempelajari osteoporosis. Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk mengklarifikasi apakah sifat protektif kedelai ini berasal
dari protein atau isoflavon yang terkandung di dalamnya. Para peneliti yang
lain menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi protein kedelai kehilangan kalsium
lebih sedikit ke dalam urine dibandingkan dengan orang yang mengkonsumsi
protein hewani. Konsumsi asam amino belerang yang berlebihan, yang terjadi jika
banyak mengkonsumsi protein hewani, cenderung untuk memperbanyak kehilangan
kalsium dalam urin. Konsumsi protein kedelai juga mempunyai efek yang
menguntungkan fungsi ginjal. Pada tikus percobaan yang didisain mempunyai
penyakit ginjal, konsumsi protein kedelai mempunyai daya hidup yang lebih baik
dan mempunyai kerusakan ginjal yang lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi
protein susu (kasein). Suatu studi yang dilakukan pada sukarelawan yang sehat
menunjukkan adanya perbedaan dalam fungsi ginjal antara yang mengkonsumsi
protein kedelai dengan yang mengkonsumsi protein hewani pada kadar yang sama.
Pada saat mengkonsumsi protein kedelai terjadi glomerular filtration rate,
aliran plasma ginjal dan kejernihan fraksi albumin yang lebih rendah. Satu
mangkok kedelai rebus akan memberikan 6 gram serat makanan, termasuk serat
larut dan tidak larut. Sekitar setengah dari kandungan karbohidrat dalam
kedelai merupakan serat. Proses pengolahan banyak mengurangi kandungan serat
dalam produk - produk kedelai. Makanan dari kedelai sangat sedikit mengandung
pati. Dibandingkan dengan kacang - kacangan yang lain, kandungan oligosakarida
yang tinggi dalam kedelai bertanggung jawab atas timbulnya penyakit flatulensi.
Tetapi, kandungan bahan tersebut relatif kecil pada tahu, dan produk fermentasi
kedelai seperti miso dan tempe. Sekitar 60 % oligosakarida dalam kedelai akan
tercuci jika kedelai direndam dalam air dan dimasak kemudian ditiriskan.
Konsumsi oligosakarida mempunyai keuntungan karena dapat merangsang pertumbuhan
bakteri bifido (bifidobacteria), yang diduga dapat memperpanjang umur
dan menurunkan resiko penyakit kanker kolon. Para peneliti di Jepang telah
menyarankan untuk menggunakan oligosakarida dari kedelai untuk mensubstitusi
atau mengganti gula meja (gula pasir) karena mempunyai efek terhadap kesehatan
seperti yang dijelaskan di atas.Satu setengah mangkok rebus kedelai dapat memberikan
sekitar 10 % kebutuhan orang dewasa per hari untuk tiamin, riboflavin, vitamin
B6 dan folat. Hal yang harus dicatat adalah sekitar 50 % vitamin B6 dalam
kedelai berbentuk glikosida, yang ketersediaannya lebih rendah dibandingkan
dengan bentuk aglikonnya. Pada pengolahan kedelai menjadi produk kedelai
terdapat kehilangan kandungan vitamin larut lemak yaitu E dan K. Meskipun rasio
vitamin E (mg) terhadap asam lemak tidak jenuh (g) dalam kedelai agak lebih
kecil dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, tetapi minyak kedelai masih
merupakan sumber vitamin E yang baik. Sekitar 30 % dari vitamin E akan hilang
pada proses pemurnian minyak kedelai. Sebagian besar vitamin E dalam kedelai
berbentuk gamma-tokoferol. Menurut data dari USDA, 100 gram kedelai rebus
mengandung 2 mg alfa-tokoferol atau sekitar 15 % dari kebutuhan vitamin E yang
dianjurkan per hari atau RDA. Seratus gram minyak kedelai mengandung 18.2 mg
alfa-tokoforol atau sekitar 2.5 mg per sendok makan atau 0.2 mg per gram
minyak. Menurut data dari USDA tahu hampir tidak mengandung vitamin E meskipun
kandungan lemaknya masih sekitar 6 %. Minyak kedelai komersial juga merupakan
sumber vitamin K yang baik. USDA menyatakan bahwa 100 gram minyak kedelai
mengandung 193 mikrogram vitamin K. Kebutuhan vitamin K per hari adalah 1 mg/kg
berat badan. Sayuran berdaun hijau merupakan sumber vitamin K terbaik, meskipun
demikian kontribusi vitamin K dari minyak kedelai juga cukup besar. Kandungan
vitamin K pada miso adalah 11 mg/100 gram dan merupakan sumber vitamin K yang
baik. Kandungan vitamin K pada tahu mentah dan susu kedelai relatif rendah,
masing-masing 2 dan 3 mg per 100 gram. Kedelai relatif tinggi kandungan zat
besi, fosfat, tembaga, magnesium dan mangan. Juga mengandung kalsium dan seng,
Ketersediaan mineral
merupakan hal yang penting pada saat mengevaluasi kedelai sebagai sumber
mineral. Seperti untuk zat gizi lainnya, kandungan mineral dalam produk kedelai
bervariasi tergantung cara pengolahannya. Tahu dibuat dengan cara mengendapkan
protein dalam susu kedelai dengan garam kalsium, sehingga kandungan kalsium
didalamnya sangat tinggi. Berbeda dengan kalsium, ketersediaan zat besi dalam
kedelai agak rendah. Adanya phitat dan protein kedelai menghambat penyerapan
zat besi dalam kedelai, meskipun lebih baik dibandingkan kacang-kacangan
lainnya. Proses fermentasi kedelai dapat meningkatkan ketersediaan zat besi
dalam kedelai. Hal ini diduga akibat terhidrolisisnya asam phitat akibat
fermentasi. Ketersediaan seng atau Zn dalam kacang-kacangan dan produk-produk
kedelai relatif baik, meskipun lebih rendah bila dibandingkan dengan daging.
Sekitar 25 – 30 % seng dalam kedelai dapat diserap. Meskipun demikian, jumlah
Zn dalam kedelai untuk memenuhi anjuran RDA masih lebih rendah persentasinya
dibandingkan dengan zat besi.Sejumlah senyawa dalam kedelai yang mempunyai efek
bioaktif adalah senyawa - senyawa yang digolongkan sebagai phitokimia, antara
lain asam phenolat, saponin, isoflavon dan phitosterol. Phitokimia berasal dari
sumber nabati, dan merupakan senyawa non gizi yang mempunyai banyak efek
menguntungkan bagi kesehatan. Kacang kedelai merupakan sumber isoflavon yang
kaya, juga sumber phitokimia. Isoflavon membantu mengurangi resiko penyakit
jantung koroner, simptom menopouse, penyakit prostat dan kanker. Keuntungan
tersebut berasal dari kemampuan isoflavon untuk mensubstitusi atau menutupi
pengaruh estrogen pada tubuh. Agar estrogen mempunyai pengaruh, maka senyawa
tersebut harus berikatan dengan reseptor estrogen pada sel manusia (seperti
mekanisme kunci dan gembok). Isoflavon, karena mempunyai struktur kimia yang
sangat mirip estrogen (sering disebut estrogen alami) mempunyai sifat yang
cocok dengan beberapa reseptor.
Isoflavon termasuk
salah satu jenis polifenol atau flavonoid. Molekul ini juga bersifat sebagai
fitoesterogen kerena kemampuannya berinteraksi dengan reseptor estrogen pada
sel. Pada umumnya isoflavon terdapat dalam tanaman kacang-kacangan, dengan
kandungan yang cukup besar, yaitu sekitar 0,25 %. Dalam kedelai, isoflavon
terdapat dalam bentuk glikosida, yang terdiri dari 64% genistein, 23% daidzein,
dan 13 % glisitin. Isoflavon kedelai tergolong dalam fitoestrogen nonsteroidal,
yang terbukti mempunyai sifat potensial dalam perlindungan dan pencegahan
terhadap beberapa penyakit degeneratif, yaitu kardiovaskular, kanker dan
osteoporosis. Hasil penelitian pada tahun 1999 menunjukkan bahwa pasien-pasien
yang menderita hiperkolesterolemik akan menurun kadar total kolesterol dan
trigliserida darahnya dengan mengkonsumsi isoflavon dalam dietnya selama 9 minggu.
Bentuk isoflavon
utama yang dijumpai dalam kedelai adalah genistein dan daidzein dan
masing-masing bentuk glikosidanya yaitu genistin dan daidzin. Bentuk glikosida
akan terlepas setelah hidrolisa oleh enzim usus yaitu glukosidase yang
selanjutnya diserap atau dimetabolisme lebih lanjut menjadi berbagai jenis
metabolit spesifik.
Kadar isoflavon
dalam produk-produk kedelai dapat bervariasi tergantung jenis kedelai, kondisi
pertumbuhan, cara pengolahan dan faktor-faktor lainnya. Tidak semua produk
kedelai mengandung genistein dan daidzein, karena keduanya dapat hilang selama
pengolahan. Tetapi, isoflavon ketersediaan biologisnya sangat tinggi jika
dikonsumsi manusia, baik sebagai makanan maupun food suplemen.Makanan yang
terbuat dari kedelai mempunyai jumlah isoflavon yang bervariasi, tergantung
bagaimana mereka diproses. Makanan dari kedelai seperti tahu, susu kedelai,
tepung kedelai dan kedelai utuh mempunyai kandungan isoflavon berkisar antara
130 - 380 mg/100 gram. Kecap dan minyak kedelai tidak mengandung isoflavon.
Tabel 2 menunjukkan kadar isoflavon beberapa produk olahan kedelai.
Tabel 2. Produk pangan dari kedelai dan kadar
isoflavon total (Data dari USDA Iowa
State University Database on the Isoflavone Content
of Food, 1999)
Produk Olahan Kedelai
|
Kadar Isoflavon (mg/100g bdd)
|
Miso
Miso soup mix, dry
Soymilk
Soybean butter
Soybean oil
Soy flour, full fat, roasted
Soy protein isolate
Tempeh burger
Tofu (Mori-Nu, silken, firm)
Tofu (Vitasoy, silken, soft)
|
2.55
0.39
9.56
0.57
0.00
198.95
97.43
3.00
7.91
33.17
|
Isoflavon
kedelai dapat di metabolisme oleh mikroflora saluran pencernaan. Asam lambung
juga diduga membantu proses ini. Bagian gula dihilangkan dari glikosida,
menghasilkan bentuk aktif genistein dan daidzein, yang kemudian diserap usus
halus. Namun, isoflavon juga dapat didegradasi oleh mikroflora usus
menghasilkan metabolit - metabolit yang lain. Daidzein lebih dapat dicerna atau
dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan genistein, karena mempunyai waktu yang
lebih lama bertahan dalam usus halus. Genistein didegradasi dua kali lebih
cepat, sehingga lebih sedikit yang dapat diserap. Meskipun demikian, beberapa
produk hasil metabolismenya kemungkinan juga bermanfaat bagi kesehatan. Kedelai
telah menjadi
makanan sehari-hari penduduk Asia. Pada sebagian besar negara Asia, konsumsi
isoflavon diperkirakan antara 25 – 45 mg/hari. Jepang merupakan negara yang
mengkonsumsi isoflavon terbesar, diperkirakan konsumsi harian orang Jepang
adalah 200 mg/hari. Di negara-negara Barat konsumsinya kurang dari 5 mg
isoflavon per hari.
Hasil-hasil penelitian di berbagai bidang kesehatan
telah membuktikan bahwa konsumsi produk-produk kedelai berperan penting dalam
menurunkan resiko terkena penyakit. Isoflavon dalam kedelai telah dipelajari
untuk menjelaskan efek fisiologis dari kedelai tersebut. Ternyata, dalam
beberapa kasus penyakit, isoflavon merupakan faktor kunci dalam kedelai
sehingga memiliki potensi memerangi penyakit tertentu.Isoflavon kedelai juga
terbukti, melalui penelitian in vitro dapat menghambat enzim tirosin kinase,
oleh karena itu dapat menghambat perkembangan sel-sel kanker dan angiogenesis.
Hal ini berarti suatu tumor tidak dapat membuat pembuluh darah baru, sehingga
tidak dapat tumbuh. Penelitian in vitro yanglain menunjukkan bahwa genistein
menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan sel kanker payudara manusia.
Genistein juga mempunyai aktivitas anti oksidan, yang berperan dalam
kemampuannya sebagai zat anti karsinogen. Peranan isoflavon dalam membantu
menurunkan osteoporosis juga telah diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan
isoflavon telah terbukti dapat mencegah kerapuhan tulang pada tikus yang
digunakan sebagai model untuk penelitian osteoporosis. Studi yang lain
menunjukkan hasil yang sama pada saat menggunakan genistein saja. Produk
kedelai yang mengandung isoflavon dapat membantu pengobatan simptom menopause.
Pada wanita yang memproduksi sedikit estrogen, isoflavon (phitoestrogen) dapat
menghasilkan cukup aktivitas estrogen untuk mengatasi simptom akibat monopouse
E. Kedelai
dan Kesehatan Jantung
Penyakit jantung koroner merupakan
masalah medis yang serius bagi banyak negara. Studi yang menyangkut penyakit
ini sangat kompleks karena penyebabnya bukan satu macam, tetapi ditentukan oleh
sejumlah faktor resiko, antara lain faktor genetik atau sejarah keluarga yang
berhubungan dengan penyakit jantung koroner (CHD), hipertensi (tekanan darah
tinggi), diabetes mellitus, diet tinggi, lemak dan kalori, dan kadar kolesteol
LDL yang tinggi.
Tingkat
kolesterol darah dapat ditentukan oleh jenis lemak yang ada dalam makanan yang
dikonsumsi (diet). Peningkatan kolesaterol total dan kolesterol LDL dalam darah
meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, makanan
sehari-hari yang dikonsumsi, merupakan unsur dasar yang digunakan untuk
mempelajari penyakit jantung koroner.
Atherosklerosis
merupakan proses terbesar yang mendahului sebagian besar kasus penyakit jantung
koroner. Hal ini berhubungan dengan pembentukkan gumpalan atau plague, yang disebabkan oleh kolesteol
darah yang tinggi, dalam arteri jantung dan penyumbatan yang disebabkan plague tersebut. American Heart Association
telah memberikan rekomendasi bahwa konsumsi lemak harian adalah maksimal 30%
dari konsumsi energi harian dan konsumsi lemak jenuh dikurangi untuk menurunkan
kolesterol. Produk-produk kedelai produk yang rendah kandungan asam lemak
jenuhnya, bebas kolesterol dan tinggi serat dan protein yang memenuhi
rekomendasi tersebut. Pada bulan oktober 1999, Food and Drug Administration
(FDA) Amerika Serikat telah menyetujui klaim kesehatan dalam hubungan antara
kedelai dan kesehatan jantung dengan kalimat sebagai berikut : “25 gram protein
kedelai sehari, sebagai bagian diet rendah lemak jenuh dan kelesterol, dapat
menurunkan resiko penyakit jantung” (FDA, 2000).Hasil penelitian menunjukkan
bahwa suplementasi diet dengan protein kedelai akan menurunkan kolesterol
darah. Penurunan kadar kolesterol oleh suplementasi protein kedelai tersebut
sama dengan yang disebabkan oleh obat-obat penurun kolesterol yang diproduksi
secara sintetik. Terapi diet (terapi melalui pengaturan makanan) untuk
menurunkan kolesterol lebih efektif jika menggunakan protein kedelai
dibandingkan hanya menggunakan makanan rendah lemak saja karena mengandung
isoflavon yang terdiri atas genistein,
daidzein dan glicitein. Protein kedelai dapat menurunkan resiko penyakit
kardiovaskular dengan cara mengikatkan profile lemak darah. Khususnya, protein
kedelai menyebabkanpenurunan yang nyata dalam kolesterol total, kolesterol LDL
dan trisliserida serta meningkatkan kolesterol HDL. Karena estrogen telah
terbukti menurunkan kolesterol LDL, peranan isoflavon diduga mirip estrogen (estrogen
like), menghasilkan efek yang sama.
Dibandingkan
dengan protein hewani, protein kedelai menurunkan penyerapan kolesterol pada
usus halus demi menginduksi peningkatan ekskresi fekal asam empedu dan steroid.
Hal ini mengakibatkan hati lebih banyak merubah kolesterol dalam tubuh menjadi
empedu, yang akibatnya dapat menurunkan kolesterol dan meningkatkan aktivitas
reseptor kolesterol LDL, yang mengakibatkan peningkatan dalam laju penurunan
kadar kolesterol.Di samping hal-hal tesebut diatas terdapat beberapa sebab lain
yang menerangkan peranan protein kedelai dalam menurunkan kolesterol. Misalnya,
protein kedelai kaya akan asam amino glisin dan arginin yang mempunyai
kecenderungan dapat menurunkan sintesa kolesterol. Dilain pihak protein hewani,
mempunyai kendungan lisin yang tinggi, yang cenderung untuk meningkatkan
insulin darah, dan mendorong sintesis kolesterol. Komponen lain dalam kedelai
yang dapat menurunkan kolesterol antara lain : serat, saponin dan phitosteral.
Serat dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Total serat makanan sangat
penting dalam menjaga kesehatan yang baik. Serat larut dan tidak larut dalam
kedelai mempunyai efek yang sangat menguntungkan bagi kesehatan.Saponin secara
kimia mirip dengan kolesterol dan dapat memblokir penyerapan kolesterol dan
meningkatkan sekresi kolesterol dari dalm tubuh. Phitosterol dapat menurunkan
kolesterol dengan cara berkompetisi dengan kolesterol dalam proses penyerapan
diusus halus.
F. Kedelai dan Osteoporosis
Beberapa
studi telah dilakukan untuk menghubungkan konsumsi kalsium dengan pengendalian
osteoporosis. Penambahan kalsium dan estrogen yang dilakukan terhadap 72 orang
wanita pasca menopause menunjukkan adanya pengurangan penurunan massa tulang.
Sedangkan studi pemberian kalsium yang diberikan dalam bentuk ditambahkan
kedalam bahan makanan menunjukkan bahwa kalsium mempunyai efek dalam melindungi
mineral tulang pada wanita yang belum atau telah menopause. Konsumsi kalsium
bervariasi selama kehidupan manusia, dengan kebutuhan ekstra kalsium yang
meningkat selama periode pertumbuhan dan kehamilan.
Diet dari
tumbuh-tumbuhan, terutama yang sumber utamanya kedelai, dapat membantu mencegah
osteoporosis. Beberapa hal yang menyebabkan adanya hubungan yang menguntungkan
antara protein kedelai dan kalsium adalah :
a.
Kedelai rendah kandungan asam amino bersulfur. Asam
amino bersulfur dapat menghambat resorpsi kalsium oleh ginjal, yang menyebabkan
lebih banyak kehilangan kalsium dalam urine.
b.
Protein hewani diketahui mempunyai kandungan phosfor
dan phosfat yang tinggi, dan tingginya kandungan phosfor dan phosfat tersebut
menyebabkan kehilangan kalsium dari tubuh. Oleh karena itu, penggantian protein
hewani dengan protein kedelai dapat mengurangi kehilangan tersebut
G. Kedelai dan Menopause
Wanita akan melalui masa puber,
tahun-tahun reproduksi dan akhirnya menopause. Menopause merupakan proses
penuaan yang alami akibat turunnya kandungan hormon estrogen, dan terjadi pada
tingkat ketika wanita berhenti evolusi dan menstruasi. Banyak wanita melalui
masa transisi ini tanpa mengalami ketidaknyamanan, akan tetapi ada juga
sejumlah wanita mengalami gejala-gejala yang tidak mengenakkan dan memerlukan
dukungan. Menopause juga meningkatkan resiko penyakit jantung dan osteoporosis.
Masa-masa pre-menopause dapat terjadi antara umur 45 ke 55 tahun, meskipun
dapat terjadi juga diusia 40 tahun. Menopause terjadi akibat turunnya level
estrogen. Terdapat dua jenis hormon pada wanita yaitu Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang diperlukan dan
penting untuk perkembangan reproduksi yang normal, dan bersama-sama membantu
produksi estrogen pada wanita.
Isoflavon yang terdapat dalam
kedelai, terbukti dapat meniru peranan dari hormon wanita yaitu estrogen.
Estrogen berikatan dengan reseptor estrogen sebagai bagian dari aktivitas
hormonal, menyebabkan serangkaian reaksi yang menguntungkan tubuh. Pada saat
kadar hormon estrogen menurun, akan terdapat banyak kelebihan reseptor estrogen
yang tidak terikat, walaupun afinitasnya tidak sebesar estrogen, isoflavon yang
merupakan phitoestrogen dapat juga berikatan dengan reseptor tersebut. Jika
tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan mengkonsumsi produk-produk
kedelai, maka akan tejadi pengaruh pengikatan isoflavon dengan reseptor estrogen
yang menghasilkan efek menguntungkan, sehingga mengurangi simptom menopause.
Kemampuan lain dari isoflavon adalah
dapat menutupi atau memblokir efek potensial yang merugikan akibat produksi
estrogen yang berlebihan dalam tubuh. Isoflavon dapat berfungsi sebagai
estrogen selektif dalam pengobatan, menghasilkan efek menguntungkan (sebagai
anti kanker dan menghambat atherosklerosis) tetapi tidak menimbulkan resiko
(meningkatkan resiko kanker payudara dan endometrial) yang biasa dihubungkan
dengan terapi pengganti hormon yang biasa dilakukan. Berdasarkan hal-hal
diatas, isoflavon diduga mempunyai fungsi ganda terhadap menopause :
1.
Anti estrogenic effect pada saat
hormon estrogen berlebihan, yang dapat menurunkan resiko kanker payudara pada
pre-menopausal woman.
2.
Estrogenic effect pada saat estrogen alami
berkurang jumlahnya, yang menguntungkan dalam mencegah penyakit kardiovaskuler,
osteoporosis dan sistem vesomotor pada wanita pre- dan post-menopausal.
H.
Kedelai dan Kanker
Kanker
dicirikan dengan pertumbuhan sel secara abnormal yang menyebar dan
menghancurkan organ-organ lain dan jaringan tubuh. Kanker dikelompokkan sesuai
dengan jaringan yang terkena, misalnya kanker payudara, kanker rahim, kanker
prostat, kanker lambung dan kanker kolon. Penyebab sebenarnya dari kanker belum
diketahui dengan pasti namun kanker memiliki faktor resiko. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah diet (makanan sehari-hari), merokok, konsumsi
alkohol, tingkah laku reproduksi, infeksi dan faktor-faktor geografis termasuk
sinar matahari dan lamanya terekspose bahan-bahan karsinogenik (produk-produk
pembakaran fosil, limbah radioaktif, debu, asap, residu pestisida dan bahan
tambahan pangan), pengaruh bahan-bahan mutagen dan karsinogen tersebut dapat
menyebabkan kerusakan DNA dilanjutkan dengan proses mutagenesis dan
karsinogenesis. Produk-produk dari kedelai yang digunakan dalam diet
sehari-hari memperlihatkan efek perlindungan terhadap senyawa pembentukan
kanker yang sangat kuat yaitu M-methyl-N-nitro-N-nitrosoguanidine (MNNG) yang
menginduksi kanker lambung pada hewan percobaan. Produk-produk kedelai seperti
tahu, isolat protein kedelai, susu kedelai dan miso juga mampu untuk memblokir
pembentukan nitrit yang diketahui bersifat karsinogen.
Tabel 3. Faktor resiko penyebab
kanker
Faktor Risiko
|
Insiden (%)
|
Diet atau bahan tambahan pangan
|
35
|
Tembakau atau mer okok
|
30
|
Tingkah laku seksual
|
7
|
Alkohol
|
5
|
Pekerjaan
|
4
|
Polusi
|
4
|
Sebab lain
|
19
|
Sumber :
Mc Laren (1991)
Terdapat
beberapa komponen dalam kedelai yang dipercaya mempunyai sifat anti kanker.
Senyawa tersebut antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin,
phitosterol, asam lemak omega-3 dan isoflavon. Diantara anti kanker tersebut,
perhatian terbesar ditunjukan terhadap isoflavon. Isoflavon saat ini banyak
diteliti karena potensinya dalam mencegah dan mengatasi banyak gangguan
kesehatan lainnya. Mekanisme yang banyak diketahui sebagai anti kanker dari
isoflavon adalah aktivitas anti estrogen, menghambat aktivitas enzim penyebab
kanker, aktivitas anti oksidan dan meningkatkan fungsi kekebalan sel. Percobaan
pada hewan menunjukkan bahwa hewan yang diberi makanan dari kedelai mengalami
lebih sedikit dari kanker payudara dibandingkan dengan yang telah diberi
makanan yang mengandung isoflavon. Studi-studi epidemilogi dan laboratorium telah
menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dapat mengurangi resiko perkembangan
beberapa jenis kanker, antara lain kanker payudara, prostat dan kanker kolon.
I. Kedelai dan Penyakit Ginjal
Ginjal
melakukan beberapa fungsi yang sangat penting bagi tubuh, antara lain
Mengeluarkan sebagian besar produk-produk buangan hasil metabolisme dalam
tubuh, mengatur tekanan darah, memproduksi hormon untuk produksi sel darah
merah dalam sum-sum tulang, merubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya yang
dapat digunakan tubuh, melakukan beberapa fungsi metabolisme lainnya.Diet yang
terkontrol adalah sangat penting dalam menangani gagal ginjal. Treatmen dengan
makanan bermaksud untuk memelihara cairan tubuh, menghindari perubahan yang
merugikan dalam kimia tubuh, menghilangkan simptom yang disebabkan oleh urea
yang timbul dalam darah dan mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Untuk
pasien dengan gagal ginjal, juga perlu untuk membatasi konsumsi protein sampai
sekitar 0.6 g/kg berat badan dan merubah jenis protein yang dimakan sehari-hari.
Diet dengan kedelai menunjukkan efek positif pada pasien dengan ketidak
seimbangan ginjal yang disebabkan sindrom nephrotic. Nephrotic syndrome adalah
penyakit ginjal akibat hilangnya protein ke dalam urine dan menyebabkan oedema,
hipertensi dan lemak darah yang tinggi. Penggantian protein hewani dengan
protein kedelai menghasilkan penurunan kadar kolesterol darah dan menurunkan
kehilangan protein kedalam urine. Protein kedelai juga memiliki asam amino
esensial yang mudah diserap oleh orang yang memiliki gagal ginjal yang biasanya
mempunyai masalah dengan pencernaannya. Protein kedelai juga dapat membantu
penyerapan kembali kalsium oleh ginjal.
J. Kedelai dan Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah penyakit
degeneratif, yang menyebabkan suatu defisiensi hormon insulin yang diproduksi
oleh pankreas. Insulin diperlukan untuk mengangkut glukosa (gula) kehati dan
sel-sel lemak tempat penyimpanannya. Terdapat dua jenis diabetes mellitus yaitu
Tipe I dan Tipe II. Penyebab diabetes Tipe I diduga oleh infeksi virus, yang
merusak sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Jenis ini berkembang dengan
cepat dan merupakan kondisi yang permanen sehingga memerlukan injeksi insulin
yang rutin. Diabetes mellitus Tipe II lebih umum dan biasanya terjadi pada orang
dewasa. Jenis diabetes ini berkembang secara perlahan-lahan. Tubuh secara
berangsur-angsur memproduksi lebih sedikit insulin, dan dapat disebabkan oleh
kelebihan berat badan dan lemak dalam tubuh. Bertambahnya berat badan dan lemak
juga dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas terhadap insulin. Kedelai
mempunyai glicaemix index yang rendah dan membantu menormalkan tingkat
glukosa darah. Protein kedelai tinggi kandungan glisin dan arginin yang dapat
menurunkan insulin dalam darah. Hal ini, pada gilirannya akan menurunkan
sintesis kolesterol dalam hati, mengurangi kadar kolesterol darah yang tinggi,
yang sering ditemui pada penderita diabetes. Mengganti protein hewani dengan
protein kedelai dapat menjadi cara pencegahan dan pengobatan yang efektif untuk
penyakit ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bagian
sebelumnya, berikut dapat disimpulkan tiga hal
sehubungan dengan usaha katering.
1.
Pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau
lebih senyawa yang berdasarkan
kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis
tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan
2.
Pangan
fungsional dibedakan dari suplemen makanan dan obat berdasarkan penampakan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan. Kalau obat fungsinya terhadap penyakit bersifat
pengobatan (kuratif), maka pangan
fungsinal hanya bersifat membantu pencegahan suatu penyakit (preventif).
3.
Syarat
pangan fungsional yaitu harus
merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk), harus dapat dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari -
hari, dan mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran
dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh,
mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit
tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan
B.
Saran
Hasil pembahasan dapat memberikan
saran kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut.
1.
Hendaknya setiap masyarakat meningkatkan kesadaran mereka terhadap kesehatan dengan
mengonsumsi pangan yang bersifat fungsional sebagai bagian diet mereka
Hendaknya setiap masyarakat
dapat menemukan pangan lainnya yang memiliki sifat sebagi makanan fungsional
untuk semakin meningkatkan derajat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, Jansen. 2006. Makanan
Fungsional. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Karakteristik kedelai sebagai bahan pangan fungsional.2006. eBookPangan.com, diakses pada 29 Maret 2013
Aisyah, Yuliani. 2007. Pangan Fungsional : Makanan untuk Kesehatan. Artikel pangan fungsional, diakses pada
29 Maret 2013
Nugraheni, Mutiara.2008. Peranan
Makanan Bagi Manusia. Jurusan PTBB, FT UNY. Artikel, diakses pada
29 Maret 2013
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Penulisan
D.
Manfaat
Penuisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Makanan Fungsional
B.
Syarat - Syarat Pangan Fungsional
C.
Klasifikasi Pangan Fungsional
D.
Peran Kedelai sebagai Pangan
Fungsional
E.
Kedelai dan Kesehatan Jantung
F.
Kedelai dan Osteoporosis
G.
Kedelai
dan Menopause
H.
Kedelai
dan Kanker
I.
Kedelai
dan Penyakit Ginjal
J.
Kedelai
dan Diabetes Mellitus
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak
ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi
hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian
materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
MAKALAH
MAKANAN
FUNGSIONAL
DISUSUN
OLEH :
NAMA KELOMPOK :
1.
NETY
AGUSTIN
2.
ROZALIA
SOPIANA
3.
NOFALDI
4.
FAHREJA
5.
NAFSI
KELAS : XII IPS 5
SMA
NEGERI 1 MASBAGIK
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar