MAKALAH
KABINET ALI SASTROAMIDJOJO 2
DISUSUN OLEH
NAMA
KELOMPOK VI
1.
AHMAD YANI
2.
ANISMAWATI
3.
AZMAN
KELAS : XII-IPS 2
MA. AL-IJTIHAD DANGER
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Rumusan Masalah
.......................................................................
C. Tujuan Masalah ...........................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................
A.
Pengertian Kabinet Ali Sastroamidjojo II...................................
B.
Proses Pembentukan Kabinet Ali II............................................
C.
Susunan Kabinet..........................................................................
D.
Program Kabinet..........................................................................
E.
Runtuhnya Kabinet Ali Sastroamijoyo II....................................
BAB III PENUTUP .........................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemilu
DPR 1955 yang diselenggarakan dalam Kabinet
Burhanuddin Harahapdimenangkan oleh 4
partai yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI. Nah, berhubung PNI yang diketuai oleh
Ali Sastroamidjojo berhasil memenangkan suara terbanyak, maka ia dipercayai
kembali untuk menjabat sebagai Perdana Menteri dan memimpin kabinet.Selama
periode jabatan dari 20 Maret 1956 - 14 Maret 1957, Ali Sastroamidjojo didampingi
oleh Mohammad Roem dan Idham Chalid sebagai wakilnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kabinet Ali
Sastroamidjojo II
2.
Bagaimana Proses Pembentukan Kabinet Ali II
3. Seperti
Apa Susunan Kabinet
4. Apa Saja Program
Kabinet
5.
Bagaimana Runtuhnya Kabinet
Ali Sastroamijoyo II
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
2.
Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Pembentukan Kabinet Ali II
3. Untuk Mengetahui Seperti
Apa Susunan Kabinet
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Program
Kabinet
5.
Untuk Mengetahui Bagaimana Runtuhnya Kabinet
Ali Sastroamijoyo II
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo II, sering pula
disebut Kabinet Ali-Roem-Idham,
bertugas pada periode 24
Maret 1956–14 Maret 1957. Kabinet Ali kembali diserahi mandat pada tanggal20
Maret 1956 yang merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU. Pada tanggal 14
Maret1957 Kabinet Ali Sastroamidjojo II menyerahkan mandatnya kepada
presiden. Akhirnya kabinet ini jatuh dan presiden menunjuk dirinya menjadi
pembentuk kabinet yang bernama kabinet
Karyadan Djuanda sebagai perdana menteri.
B. Proses Pembentukan Kabinet Ali II
Pembentukan Kabinet ini jika dibandingkan dengan proses
pembentukan Kabinet diwaktu sebelum pemilu, dalam penetapannya berjalan dengan lancer karena situasi politik saat itu yang
membantu dalam penyelesaian tugas formatur.
Pemimpin PNI telah menetapkan pedoman pembentukan Kabinet
jika seseorang dari partai tersebut ditunjuk sebagai formatur. Pedoman ini
berpangkal tolak pada kenyataan bahwa tidak ada satu formatir pun yang
memperoleh suara secara mutlak dalam pemilu 1955. oleh sebab itu Kabinet yang
akan terbentuk tidak lain berupa Pemerintah koalisi. Kemungkinan untuk
mengadakan koalisi adalah 4 (empat) partai yang menang dalam pemilu yaitu; PNI,
Masyumi, NU, dan PKI (Kansil 1984:186-187).
Antara PNI, Masyumi, dan NU tidak ada kesolidan yang
prinsipil baik mengenai pembagian kementrian maupun personalianya. Masyumi
dengan tegas menolak orang-orang yang dianggap simpatisan atau berbau Komunis.
Dengan tercapainya tujuan dengan PNI, NU, dan Masyumi mengenai pembagian
kementerian personalianya sebenarnya pembentukan Kabinet sudah dianggap
berhasil. Akan tetapi untuk memperkuat kedudukan Pemerintah di parlemen
diikutsertkan partai-partai kecil yaitu; PSI, Perti, Partai Katolik, Partindo,
dan Ipki. Partai-partai ini bersama-sama menguasai 30 (tiga puluh) kursi di
DPR. Dengan demikian Kabinet mendapat dukungan suara 189 suara dalam parlemen
(Wilopo 1978).
Pengumuman resmi pembentukan Kabinet dengan susunan lengkap
diumumkan pada tanggal 20 maret 1956 (Kansil 1984:185). partai PKI dalam
Kabinet Ali tidak ikut serta sebab komunis bagi Ali adalah sangat tidak sesuai.
PKI berusaha menentang hal ini dan presiden pun berusaha
agar PKI dapat ikut serta, namun Ali tidak merubah keputusannya.
C. Susunan Kabinet
No
|
Jabatan
|
Nama Menteri
|
Partai Politik
|
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
Ali Sastroamidjojo
("a.i.")
|
||
5
|
|||
6
|
|||
7
|
|||
8
|
|||
Menteri Muda Perekonomian
|
|||
9
|
|||
Menteri Muda Pertanian
|
|||
10
|
|||
Menteri Muda Perhubungan
|
|||
11
|
|||
12
|
|||
13
|
|||
14
|
|||
15
|
|||
16
|
|||
17
|
|||
18
|
|||
Djuanda
(Urusan Perencanaan) |
Independen
|
||
19
|
Independen
|
||
20
|
Independen
|
||
21
|
Independen
|
D. Program Kabinet
·
Menyelesaikan
pembatalan seluruh perjanjian KMB, secara unilateral, baik formil maupun
materiil dan mengadakan tindakan-tindakan untuk menampung akibat-akibatnya.
·
Meneruskan
perjuangan untuk mewujudkan kekuasaan de facto Republik Indonesia atas Irian Barat bersandarkan
kekuatan rakyat dan kekuatan-kekuatan anti kolonialisme di dunia internasional.
·
Membentuk
Propinsi Irian Barat.
Keamanan
·
Memulihkan
dan menjaga keamanan dalam negeri yang dikacaukan oleh gerombolan-gerombolan
illegal yang memberontak terhadap negara dengan nama apapun juga mereka
menamakan dirinya.
·
Menyempurnakan
koordinasi antara alat-alat kekuasaan negara, terutama dalam tindakan-tindakan
pemulihan keamanan.
Perekonomian
dan Keuangan
·
Perekonomian
·
Memulai
membangun secara teratur dan menurut rencana berjangka waktu tertentu (5 tahun)
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan menitik beratkan pada dasar
keputusan rakyat.
·
Berusaha
untuk mewujudkan pergantian ekonomi kolonial bersandarkan kepentingan rakyat
jelata, dengan mengutamakan kebutuhan-kebutuhannya yang primer.
·
Keuangan
·
Menyehatkan
keuangan negara hingga tercapai imbangan anggaran belanja biasa yang baik dan
yang memberi kemungkinan untuk melanjutkan pembangunan.
·
Dalam
usaha penyempurnaan keuangan negara, penambahan sumber keuangan baru harus
diutamakan.
·
Memperbaiki
pengawasan atas pemakaian uang negara.
·
Perkreditan
pemerintah yang tepat dan lancar untuk melindungi usaha ekonomi nasional
terhadap persaingan asing.
·
Perindustrian
·
Memajukan
berdirinya industri nasionalsupaya selekas mungkin Republik Indonesia dapat
menjamin kebutuhannya sendiri, dan melindungi industri nasional terhadap
persaingan asing.
·
Pertanian
·
Mempertinggi
tingkat hidup petani dengan jalan :
·
Memperbanyak
produksi hasil bumi, terutama bahan-bahan makanan rakyat dengan memperluas
tanah penanamannya di seluruh wilayah Republik Indonesia, terutama di daerah
luar pulau Jawa, baik secara intensif maupun secara ekstensif.
·
Mempergiat
tumbuhnya koperasi-koperasi tani dan bank-bank tani.
·
Memajukan
kesehatan, pendidikan dan pengajaran tani.
·
Memajukan
transmisi,
Luar
Negeri, Pertahanan, dan Perburuhan
·
Politik
Luar Negeri
·
Menjalankan
politik luar negeri yang bebas dan aktif berdasarkan kepentingan rakyat dan
menuju ke perdamaian dunia.
·
Melaksanakan
keputusan-keputusan konferensi Asia-Afrika, pertama di Bandung.
·
Pertahanan
·
Melancarkan
tercapainya stabilisasi kekuatan negara.
·
Mengadakan
kewajiban milisi bagi semua warga negara, menurut syarat-syarat yang ditentukan
dengan undang-undang.
·
Memperbaiki
nilai-nilai teknis pendidikan rohani dan jasmani militer daripada angkatan
perang Republik Indonesia, sehingga nilai perjuangannya dipertinggi.
·
Perburuhan
·
Mewujudkan
usaha pemerintah ke arah perbaikan nasib dan kedudukan hukum kaum buruh dan
pegawai negeri serta hubungannya dengan pimpinan perusahaan atau jawatan
sehingga berkesempatan memperkembangkan bakat dan sifat-sifatnya yang baik
untuk kepentingan masyarakat.
·
Melengkapkan
perundang-undangan perburuhan dan pegawai mengatur penyelesaian perselisihan
perburuhan melalui prosedur yang lebih demokratis, sambil menuju ke arah
peradilan perburuhan yang lengkap.
·
Memberikan
segala bantuan dan stimulans bagi konsolidasi dan pertumbuhan
organisasi-organisasi kaum buruh dan pegawai yang sehat.
·
Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan
·
Memperluas
dan mempertinggi mutu pendidikan rakyat disekolah dan di luar sekolah, baik
jasmani maupun rohani atas dasar kepentingan nasional sekarang
·
Menyiapkan
berlakunya wajib belajar dalam tempo yang tertentu.
·
Memperluas
pendidikan teknik dan ekonomi yang praktis dan umumnya pendidikan kejuruan,
sesuai dengan kepentingan pembangunan sekarang.
·
Menyelesaikan
perundang-undangan pendidikan nasional hingga tercapai dasar yang sama dan
koordinasi yang baik diseluruh lapangan pendidikan dari sekolah rendah sampai
sekolah tinggi.
·
Menyelenggarakan
usaha-usaha yang pokok dan merata untuk memberi dasar yang kuat dalam
pertumbuhan kebudayaan nasional.
E.
Runtuhnya Kabinet Ali Sastroamijoyo II
Dan kemudian tepat pada tanggal
14 Maret tahun 1957, Ali Sastroamijoyo kembali menyerahkan mandatnya kepada
presiden yang dikarenakan pada tubuh kabinet Ali Sastroamijoyo II terdapat dan
terjadinya perpecahan antara kubu Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan kubu
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Kubu dari Majelis Syuro
Muslimin Indonesia (Masyumi) menginginkan agar Ali Sastroamijoyo menyerahkan
mandatnya dan ditujukan kepada presiden sesuai dengan tuntutan dari daerah,
akan tetapi Ali Sastroamijoyo mempunyai pendapat lain yakni berpendapat bahwa
kabinet tidak diwajibkan mengembalikan mandatnya hanya dikarenakan tuntutan
dari daerah.
Dan tepat pada bulan januari
tahun 1957, Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) kemudian menarik seluruh
menteri-menterinya dari kabinet Ali Sastroamijoyo II dan karena hal-hal
tersebutlah yang membuat kabinet Ali Sastroamijoyo II menjadi sangat lemah.
Sehingga hal tersebut yang menjadi faktor pemicu kabinet Ali Sastroamijoyo II
runtuh. Demikian pembahasan mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo I
(Pertama) Dan II (Kedua).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kabinet Ali Sastroamidjojo II, sering pula
disebut Kabinet Ali-Roem-Idham,
bertugas pada periode 24
Maret 1956–14 Maret 1957. Kabinet Ali kembali diserahi mandat pada tanggal20
Maret 1956 yang merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU. Pada tanggal 14
Maret1957 Kabinet Ali Sastroamidjojo II menyerahkan mandatnya kepada presiden.
Akhirnya kabinet ini jatuh dan presiden menunjuk dirinya menjadi pembentuk
kabinet yang bernama kabinet
Karyadan Djuanda sebagai perdana menteri.
Dan
kemudian tepat pada tanggal 14 Maret tahun 1957, Ali Sastroamijoyo kembali
menyerahkan mandatnya kepada presiden yang dikarenakan pada tubuh kabinet Ali
Sastroamijoyo II terdapat dan terjadinya perpecahan antara kubu Partai Nasional
Indonesia (PNI) dengan kubu Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Kubu
dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menginginkan agar Ali
Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya dan ditujukan kepada presiden sesuai dengan
tuntutan dari daerah, akan tetapi Ali Sastroamijoyo mempunyai pendapat lain
yakni berpendapat bahwa kabinet tidak diwajibkan mengembalikan mandatnya hanya
dikarenakan tuntutan dari daerah.
Dan
tepat pada bulan januari tahun 1957, Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
kemudian menarik seluruh menteri-menterinya dari kabinet Ali Sastroamijoyo II
dan karena hal-hal tersebutlah yang membuat kabinet Ali
Sastroamijoyo II menjadi sangat lemah. Sehingga hal tersebut yang menjadi
faktor pemicu kabinet Ali Sastroamijoyo II runtuh. Demikian pembahasan
mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo I (Pertama) Dan II (Kedua).
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.materibelajar.id/2016/06/kabinet-ali-sastroamijoyo-i-dan-ii.html
https://blog.ruangguru.com/program-kerja-dan-kemunduran-kabinet-ali-sastroamidjojo-2
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Ali_Sastroamidjojo_II