Rabu, 31 Oktober 2018

MAKALAH PENGUKURAN RESIKO

MAKALAH
PENGUKURAN RESIKO
Dosen Pengampu : Drs. Muh. Karyadi, MM

Disusun Oleh :

Nama Kelompok :
1. Abdul Manan
2. Dewi Astari
3. Endrayani
4. Melis Asriani
5. M. Gautsar Zakaria
6. Rodiatul Aini

UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.



















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................
1.1    Latar Belakang ............................................................................
1.2    Rumusan Masalah .......................................................................
1.3    Tujuan Masalah ...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................
2.1.Pengertian Pengukuran Resiko......................................................
2.2.Dimensi Pengukuran Resiko.........................................................
2.3.Konsep Probabilitas.......................................................................
2.4.Distribusi Binomial........................................................................
2.5.Distribusi Poisson..........................................................................
2.6.Pengukuran Frekuensi Kerugian dan Tingkat Keparahan.............
BAB III PENUTUP .........................................................................
3.1.Kesimpulan .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................















BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko  merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi.  Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.  Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.  Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
1.2.Rumusan Masalah
a.       Apa Pengertian Pengukuran Resiko
b.      Apa Yang Dimaksud Dengan Dimensi Pengukuran Resiko
c.       Apa Itu Konsep Probabilitas
d.      Apa itu Distribusi Binomial
e.       Apa Itu Distribusi Poisson
f.       Bagaimana Cara Pengukuran Frekuensi Kerugian dan Tingkat Keparahan
1.3.Tujuan
a.       Untuk Mengethui Apa Pengertian Pengukuran Resiko
b.      Untuk Mengethui Apa Yang Dimaksud Dengan Dimensi Pengukuran Resiko
c.       Untuk Mengethui Apa Itu Konsep Probabilitas
d.      Untuk Mengethui Apa itu Distribusi Binomial
e.       Untuk Mengethui Apa Itu Distribusi Poisson
f.       Untuk Mengethui Bagaimana Cara Pengukuran Frekuensi Kerugian dan Tingkat Keparahan























BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pengukuran Resiko
Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang paling relevan.
Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian resiko. Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan berkesinambungan untuk menemukan/mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan. 
2.2.Dimensi Pengukuran Resiko
Hal ini dilakukan untuk menentukan relatif pentingnya resiko, untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan  kombinasi peralatan manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya. Dimensi (bagian) yang harus diukur:
1.      Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi
Besarnya kemungkinan kejadian artinya berapa besar kemungkinan suatu peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) yang dapat menimbulkan risiko dapat terjadi dalam suatu periode.
2.      Keparahan dari kerugian
Besarnya kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa besar kerugian yang diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini tingkat kegawatan (reverity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut,  sampai seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya
Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi (bagian) tersebut paling tidak diketahui:
Ø  Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.
Ø  Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu.
3.      Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian  
Yaitu kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi (bagian) pengukuran tersebut, antara lain:
1.      Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya atau jumlah kejadian yang akan terjadi.
2.      Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.
3.      Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).
4.      Kadang-kadang akibat akhir dari peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.
5.      Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya.
2.3.Konsep Probabilitas
Pengukuran kerugian baik dari dimensi frekuensi dan kegawatan berhubungan dengan kemungkinan (probabilitas) dari kerugian potensiil tersebut. Untuk melakukan analisa terhadap kemungkinan dari suatu kerugian potensiil perlu memahami prinsip dasar teori probabilitas.
Probabilitas adalah kesempatan atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian/ peristiwa.
a.      Konsep “sample space” dan “event”
Sample Space (Set S) merupakan suatu set dari kejadian tertentu yang diamati.  Misalnya: jumlah kecelakaan mobil di wilayah tertentu selama periode tertentu. Suatu Set S bisa terdiri dari beberapa segmen (sub set) atau event (Set E).  misalnya : jumlah kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen mobil pribadi & mobil penumpang umum.
Untuk menghitung secara cermat probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut masing-masing Set E perlu diberi bobot.  Pembobotan tersebut biasanya didasarkan pada bukti empiris dari pengalaman masa lalu. Misalnya :  untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang untuk mobil penumpang umum diberi bobot 1, maka probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:
a.       bila tanpa bobot  :  P  (E)  = E/S
b.      bila dengan bobot :  P (E) = 
Keterangan :          P (E)    =  probabilitas terjadinya event.
                                    E          =  sub set atau event
                                    S          =  sample space atau set
                                    W        =  bobot dari masing-masing event
b.      Asumsi dalam probabilitas
1.      Bahwa kejadian atau event tersebut akan terjadi.
2.      Bahwa kejadian-kejadian adalah saling pilah, artinya dua event tersebut (kecelakaan mobil pribadi dan mobil penumpang umum tidak akan terjadi secara bersamaan.
Asumsi diatas membawa kita pada “hukum penambahan” yang menyatakan bahwa total probabilitas dari 2 event atau lebih dari masing-masing event yang saling pilah tersebut.
3.      Bahwa pemberian bobot pada masing-masing event dalam set adalah positif, sebab besarnya probabilitas akan berkisar antara event yang pasti terjadi probabilitasnya 1, sedangkan event yang pasti tidak terjadi probabilitasnya 0.
c.       Aksioma defenisi probabilitas
Ada 3 aksioma probabilitas, yaitu :
Ø  Probabilitas suatu event bernilai antara 0 dan 1.
Ø  Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari event-event(Set E) yang saling pilah dalam Set S adalah 1.
Ø  Probabilitas suatu event yang terdiri dari sekelompok event yang saling pilah dalam suatu Set S adalah merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing probabilitas yang terpisah.
d.      Sifat probabilitas
Probabilitas adalah merupakan aproksimasi.  Sebab sangat jarang sekali terjadi atau bahkan tidak mungkin kita dapat mengetahui besarnya probabilitas secara mutlak (pasti sama dengan kenyataan).  Yang kita dapatkan hanyalah suatu perkiraan, yang mungkin benar dan mungkin juga tidak.
Jadi apa yang kita dapatkan dari suatu penelitian atau perhitungan berdasarkan definisi probabilitas adalah merupakan ekspresi, yaitu sebagai prosentase total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas.  Maka dari itu probabilitas dari sudut empiris dipandang sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang, yang dinyatakan dalam prosentase.
Misalnya : apabila suatu event telah terjadi x kali dari jumlah n kasus dari kemungkinan terjadinya event tersebut, maka probabilitas empirisnya adalah : x/n.  Namun probabilitas tersebut adalah menggambarkan data historis (apa yang telah terjadi).  Sedang kegunaannya untuk meramalkan kejadian/eventyang akan datang merupakan approksimasi/perkiraan saja; kecuali bilaevent tersebut akan dengan sendirinya berulang persis seperti masa lalu. Suatu situasi yang tampaknya sangat mustahil.
Selanjutnya perlu disadari bahwa untuk probabilitas, misalnya 2/5, tidaklah berarti bahwa kejadiannya adalah sama apabila kasus atau jumlahexposure/percobaannya kecil.  Hal itu hanya akan terjadi apabila n nya sangat besar atau mendekati tak terhingga (hukum bilangan besar), dimana x/n akan dapat menghasilkan probabilitas empiris yang hampir tepat.
e.       Event yang indefendent dan acak
Suatu konsep yang sangat penting dalam probabilitas dan penerapannya dalam asuransi adalah berkenaan kejadian/event yang sifatnya berdiri sendiri atau independent.  Artinya hasil dari suatu event dalam sekelompok kemungkinan event tidak akan mempengaruhi penilaian tentang probabilitas dari event yang lain.
Hal itu berlaku pula bagi percobaan, dimana hasil dari sejumlah percobaannya juga dapat dianggap independent.  Dalam kasus ini sample space nya adalah serangkaian percobaan (Succesive trials) dan hasilnya merupakan akibat yang dapat terjadi pada masing-masing percobaan.
Di samping itu event dalam suatu percobaan haruslah terjadi secara acak, artinya masing-masing event mempunyai kesempatan atau probabilitas yang sama.
Prinsip keacakan dan ketidak-tergantungan event mempunyai peranan yang sangat penting dalam asuransi, sebab :
Ø  Underwriter/perusahaan asuransi akan berusaha untuk mengklasifikasikan unit-unit exposures ke dalam kelompok-kelompok, dimana kejadian/kerugian dapat dianggap sebagai event yangindependent.  Dimana dengan cara ini maka jumlah pembebanan yang sama kepada masing-masing anggota kelompok dapat dijustifikasi karena masing-masing kelompok menyadari bahwa besarnya kemungkinan terjadinya kerugian adalah sama, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Ø  Suatu jenis kerugian mungkin dapat diterima dua kali atau lebih oleh individu yang sama
f.       Event yang berulang
Apabila kita mengetahui bahwa probabilitas akan terjadinya sesuatu dalam satu kali percobaan adalah “p” dan probabilitas tidak terjadinya sesuatu adalah “q”, yang besarnya sama dengan 1-p. (q=1-p).  Berdasarkan prinsip ini maka kita dapat menghitung besarnya probabilitas terjadinya suatuevent selama r kali dalam n kali percobaan, dengan menggunakan formula binominal.  Dimana formula binominal menggunakan konsep compound probability dan addative rule.  Dengan menggunakan formula ini kita akan dapat menghitung distribusi binominal (lihat statistik).
Distribusi binominal adalah merupakan salah satu dari teori probabilitas yang digunakan dalam asuransi dan merupakan salah satu cara yang terpenting.
Dalam penggunaan distribusi binominal digunakan 3 asumsi :
1.      Ada suatu event atau hasil yang bersifat saling pilah.
2.      Probabilitas dari masing-masing event diketahui atau dapat diestimasi.
3.      Karena masing-masing event berdiri sendiri, maka probabilitasnya tidak akan berubah dari percobaan yang satu ke percobaan yang lainnya, tetapi tetap konstan, karena probabilitas terjadinya eventsudah diketahui dan hanya terdapat dua event, maka probabilitas tidak terjadinya event adalah 1 – probabilitas terjadinya event (q = 1 – p).
g.      Nilai harapan (expected value)
Expected value dari suatu event dapat ditentukan dengan membuat tabel (tabel binominal) untuk hasil-hasil yang mungkin diperoleh dari menilai masing-masing hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya.  Dengan menjumlahkan hasil dari masing-masing event tersebut akan diperolehexpected valuenya.
Contoh: diketahui bahwa dari 100 buah rumah kemungkinan terbakarnya satu rumah adalah 27% dan rata-rata kerugian untuk setiap kebakaran adalah Rp 100.000.000,-.
Maka expected lossnya adalah Rp 27.000.000,- (27% x Rp 100.000.000,-).
Bila kemungkinan terbakarnya dua rumah adalah 19%, maka expected lossnya: Rp. 38jt (19%x2xRp100.000.000,-). Sehingga expected loss untuk satu rumah sebesar Rp 19jt.
Kemudian bila kemungkinan terbakarnya sepuluh rumah adalah sebesar 1% maka expected lossnya adalah
1% x 10 x Rp 100.000.000,- = Rp 10 jt
Maka expected loss untuk satu rumah sebesar
Rp 1.000.000,-
Konsep expected value
Konsep expected value sering ditemui terutama di dunia bisnis.
Misalnya: seorang kontraktor diminta membangun sebuag gedung dimana jika semuanya berjalan baik ia akan mendapat keuntungan sebesar Rp 10.000.000.000,
Karena menyadari selalu ada hal-hal yang tidak terduga, maka probabilitas utk mendapatkan keuntungan diperkirakan hanya 80%, dimana yang 20% adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga.
Jadi expected value dari pekerjaan tersebut sebesar Rp 6.000.000.000,-
Dalam distribusi binomial jumlah keseluruhan expected long frequency (frekuensi kerugian yang diperkirakan dalam jangka panjang) dikalikan dengan besarnya nilai kerugian (Rp) untuk setiap kerugian.
h.      Penafsiran tentang probabilitas
a)      Peristiwa yang saling bebas (mutually exclusive event )
Dua peristiwa atau lebih dikatakan saling lepas apabila terjadinya peristiwa yang satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. P(A atau B) = P(A) + P(B)
b)      Peristiwa yang inklusif
Peristiwa yang inklusif adalad dua peristiwa atau lebih yang tidak mempunyai hubungan saling bebas dimana kita ingin mengetahui probabilitas terjadinya paling sedikit satu peristiwa diantara dua atau lebih peristiwa tersebut P (A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B)
c)      Compound Events
Compount events adalah terjadinya dua atau lebih peristiwa terpisah selama jangka yang sama.
1.      Compound events yang bebas ( independent)
Dua peristiwa atau lebih dikatakan peristiwa bebas jika terjadinya salah satu tidak ada hubungannya dengan lain. P(A dan B) = P(A) X P(B)
2.      Compound events bersyarat (conditionl compount events)
Dua peristiwa atau lebih dima terjadinya peristiwa yang satu akan mempengaruhi terjadinya peristiwa yang lain. P(A dan B) = P(A)X P(B/A)
2.4.Distribusi Binomial
Distribusi binomial adalah distribusi probabilitas dengan  variabel diskrit, mempunyai ciri-ciri :
a)      Banyaknya percobaan adalah tetap
b)      Setiap percobaan mempunyai dua hasil yaitu sukses-gagal, ya-tidak
c)      Probabilitas sukses sama pada setiap percobaan
d)     Hasil percobaan yang satu tidak mempengaruhi hasil percobaab lainnya
P (X)   =
Dimana :
                kombinasi
P        =          Probabilitas sukses
q                  Probabilitas gagal (I-p)
n                  Banyaknya percobaan
P(X)   =          Probabilitas sukses x kali percobaan
2.5.Distribusi Poisson
Distribusi poisson merupakan distribudi yang bervariabel diskrit., yang mempunyai nilai n yang besar dan nilai p yang kecil.
P(X)         =        
Dimana:
P(X)   =          Probabilitas x kali
           =          Rata-rata distribusi
 e       =          2,71828
2.6.Pengukuran Frekuensi Kerugian dan Tingkat Keparahan
a.      Pengukuran Frekuensi Kerugian
Pengukuran frekuensi kerugian adalah untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril dapat menimpa suatu jeis objek yang bisa terkena peril selama suatu jangka waktu terentu, umumnya satu tahun.

Berdasarkan dimensi frekuensi, ada empat kategori kerugian, yaitu :
1.      Kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi ( almost nill), yaitu resiko yang menurut pendapat manajer resiko atau kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali (probabilitas terjadinya mendekati nol).
2.      Kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (sligth), yaitu risiko-risiko yang tidak akan terjadi dalam waktu dekat dan dimasa yang akan datang kemungkinannya pun kecil.
3.      Kerugian yang mungkin (moderate), yaitu kerugian-kerugian yang mungkin bisa terjadi dalam waktu yang dekat di masa yang akan datang.
4.      Kerugian yang mungkin sekali (definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi secara teratur, baik dalam waktu dekat maupun dimasa mendatang.
b.      Menentukan Tingkat Keparahan
Dalam menentukan perahan kerugian manajer harus berhati-hati untuk memasukkan semua kerugian yang mungkin bisa terjadi sebagai akibat suatu peristiwa tertentu, sebagaimana dampaknya yang terhadap keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Sebagai contoh misalnya, musibah kebakaran yang menghancurkan bangunan perusahaan beserta isinya, yang menimbulkan total kerugian sebesar Rp. 300.000.000.- untuk melaksanakan pemulihan perusahaan perlu tutup selama enam bulan,dan menbah kerugian penghasilan sebesar Rp. 400.000.000.-
Jumlah kerugian total sebesar Rp. 700.000.000.- jika tidak dapat di tanggung dalam semua kerugian tersebut makan dalam waktu singkat perusahaan bisa jatuh bangkrut.
Selain untuk menentukan relatif pentingnya, suatu kerugian potensial perlu juga di ukur untuk menolong mendaptakan informasi dalam penetapan cara terbaik untuk menangani risiko tersebut. Sebagai contoh rata-rta frekuensi kerugian dikalikan rata-rata keparahan kerugian akan sama dengan total kerugian harpan rata-rata dalam setahun.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang paling relevan.
Dimensi Pengukuran Resiko
1.      Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi
2.      Keparahan dari kerugian
3.      Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian  
Konsep Probabilitas
a.       Konsep “sample space” dan “event”
b.      Asumsi dalam probabilitas
c.       Aksioma defenisi probabilitas
d.      Sifat probabilitas
e.       Event yang berulang
f.       Nilai harapan (expected value)
g.      Penafsiran tentang probabilitas











DAFTAR PUSTAKA

http://kalisat-berbagi.blogspot.com/2017/04/manajemen-risiko-pengukuran-risiko.html
https://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah-manajemen-resiko/
http://myblognophy.blogspot.com/2014/04/manajemen-risiko.html'



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...