Selasa, 30 Juli 2019

MAKALAH KREATIVITAS : KREATIF, INOVATIF DAN KRITIS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam  pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.
Berfikir kreatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil untuk menemukan dan menggali ide baru yang berguna.makalah ini memberikan penjelasan dan pedoman singkat mengenai cara berfikir tersebut, berserta contoh-contoh yang menarik dari kehidupan yang nyata.
Berfikir Kreatif  bukanlah suatu yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif telah ada ribuan tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum menusia menemukan api dan roda.Para ahli fikir tersebut memberdayakan akal pikirannya dan kemampuan kreatifitasnya untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Maka dari itu bukan tidak mungkin bagi kita untuk memaksimalkan kemampuan kreatifitas kita sehingga menghasilkan prestasi.
B.     Rumusan Masalah
1)      Apa yang kamu ketahui tentang kratifitas ?
2)      Apa yang kamu ketahui tentang inovatif ?
3)      Apa yang kamu ketahui tentang kritis ?
C.    Tujuan
1)      Mengetahui tentang kratifitas
2)      Mengetahui tentang inovatif
3)      Mengetahui tentang kritis



BAB II
PEMBAHASAN

A.    KREATIVITAS
1.      Pengertian Kreativitas
Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan, kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007).
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan kreativitas sebagai suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :
1.      Baru (novel), yang diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.
2.      Berguna (useful), yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis, mempermudah, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
3.      Dapat dimengerti (understandable), yang diartikan hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.
2.      Tahap-Tahap Kreativitas
Wallas (1926) dan Haefele (1962) mengemukakan ada empat tahapan dalam proses kreativitas yang harus dijalani yaitu:
a.       Tahap Persiapan
Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Caranya dengan wawancara, mencatat data, membaca yang diperlukan atau kegiatan lain yang berfungsi mengumpulkan fakta, ide, opini. Setelah informasi dikumpulkan dilakukan pengaturan atau pengolahan terhadap konsep-konsep (dua buah sekurang-kurangnya) yang merupakan bahan-bahan pemikiran untuk menimbulan konsep baru.
b.      Tahap Inkubasi
Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa penyimpanan informasi dan merenungkannya. Alam bawah sadar mengolah dan mengambil alih informasi, menyemainya dengan mengaitkan berbagai ide, termasuk menjajarkan, memadukan/menggabungkan, menyortir atau memilah, membayangkan dan mengitari /mempersempit atau mencari intisari ide.
Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh untuk meningkatkan hasil upaya kreatif, yaitu kemujuran (serendipity) adalah menemukan hal-hal yang tidak dicari secara kebetulan dan cerdik. Keserentakan (synchronicity), berarti sedang dalam mencari ide dan secara tidak sengaja mengalami suatu kejadian atau rangkaina kejadianyang tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Kekacaubalauan (chaos), yaitu suatu tipuan semesta atau keserentakan yang tidak terjelaskan, ide muncul pada saat-saat ganjil.
c.       Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru muncul dalam piiran seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban baru yang jitu. Sangat dipentingkan sikap santai untuk mendorong tahap inkubasi dan pencerahan.
d.      Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu kegiatan hingga menguji gagasan tersebut. Ada yang berhasil cepat, ada yang sangat lambat bahkan memakan waktu bertahun-tahun bahkan ada yang tidak berhasil. Pada tahap ini, terjadi penyempurnaan ataupun pengujian terhadap ide yang baru sehingga dapat dilaksanakan.
3.      Teori Kreativitas
a.       Teori Psikoanalisis
Menganggap bahwa proses ketidaksadaran melandasi kreativitas. Kreativitas merupakan manifestasi dari  kondisi psikopatologis.
b.      Teori Assosiasionistik
Memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
c.       Teori Gestalt
Memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu terhadap lingkungannya secara holistik.
d.      Teori Eksistensial
Mengemukakan bahwa kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam. Menurut May (1980), dengan teori eksistensial ini, setiap perilaku kreatif selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran antara manusia dengan dunia sekitarnya.
e.       Teori Interpersonal
Menafsirkan kreativitas dalam konteks lingkungan sosial. Dengan menempatkan pencipta (kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling sebagai pihak yang mengakui hasil kreativitas. Teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari suatu karya kreatif. Karena nilai mengimplikasikan adanya pengakuan sosial.
f.       Teori Trait
Memberikan tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik utama kreativitas.
4.      Ciri-Ciri Kreativitas
Menurut Guilford (1963), ciri-ciri pada orang-orang kreatif adalah:
1)      Fluency: kesiapan, kelncaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
2)      Fleksibilitas: kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3)      Originalitas: kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli.
4)      Elaborasi: kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail terperinci.
5)      Redefenition: kemampuan untuk merumuskan batsan-batasan dengan melihat dari sudut lain daripada cara-cara yang lain.
5.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
a.       Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.
b.      Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.
c.       Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.
Faktor lain yang mendorong kreatifitas adalah:
a.       Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki cenderung lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak.
b.      Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama.
c.       Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.
d.      Tingkat pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan pendidikannya rendah.
6.      Kendala dalam pengembangan kreativitas
Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifnya, seseorang dapat mengalami berbagai hambatan, kendala, atau rintangan. Menurut Shallcross (1985) mengolongkan kendala atau rintangan dalam menggunakan potensi kreatif ke dalam:
a.       Kendala historis
Ditinjau secara historis ada kurun waktu tertentu yang merupakan puncak kejayaan kreativitas dan sebaliknya pula ada kurun waktu tertentu yang tidak menunjang bahkan menghambat pengembangan kreativitas perorang maupun kelompok.
b.      Kendala biologis
Beberapa pakar menekankan bahwa kemampuan kreatif merupakan ciri herediter, sementara pakar lainnya percaya bahwa lingkungan menjadi faktor penentu utama.
c.       Kendala fisiologis
Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadi kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan maupun mereka yang memiliki keterbatasan fisik dapat menghambat untuk mengungkapkan kreativitasnya.
d.      Kendala sosiologis
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan kita dalam pengembangan kreatif. Bila tidak diarahkan dan didukung maka hasilnya tidak akan baik.



e.       Kendala psikologis
Hal ini dikarenakan hampir semua orang telah membentuk persepsi diri bahwa diri mereka tidaklah kreatif. Keyakinan sepert ini yang membuat mereka susah dan tidak berkembang dari segi kreativitas.
B.     INOVATIF
1.      Pengertian Inovatif
Inovatif adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. orang atau wirausahawan yang slalu berinovasi, maka ia sapat dikatakan sebagai seorang wirausahwan yang inovatif.
2.      Ciri-Ciri Inovatif
a.       Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
b.      Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan.
c.       Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
d.      Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
3.      Sifat Inovatif
a.       Penggantian (substitution)
Misalnya : Inovasi dalam penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk perabotan, alat-alat atau sistem ujian yang lama diganti dengan yang baru.


b.      Perubahan (alternation)
Misalnya : Mengubah tugas guru yang tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru pembimbing dan penyuluhan / mengubah kurikulum sekolah yang semula bercorak teoretis akademis menjadi kurikulum dan mata pelajaran yang berorientasi bernuansa keterampilan hidup praktis.
c.       Penambahan (addition)
Misalnya : Adanya pengenalan cara penyusunan dan analisis item tes objektif di kalangan guru sekolah dasar dengan tidak mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yang sudah ada.
d.      Penyusunan kembali (restructturing)
Misalnya : Upaya menyusun kembali susunan peralatan, menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung kelas, menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran / keseluruhan sistem pengajaran, sistem kepangkatan, sistem pembinaan karier baik untuk tenaga edukatif maupun tenaga administratif, teknisi, dalam upaya perkembangan keseluruhan sumber daya manusia dalam sistem pendidikan.
e.       Penghapusan (elimination)
Contohnya : Upaya menghapus mata-mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran menulis halus, atau menghapus kebiasaan untuk senantiasa berpakaian seragam
f.       Penguatan (reinforcement)
Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
C.    KRITIS
1.      Pengertian Kritis
Kritis merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif. Berikut ini disajikan 10 buah definisi mengenai berpikir kritis (keterampilan berpikir kritis).
2.      Ciri-Ciri Kritis
Ciri prilaku berpikir kritis (2010):
a.       Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan
b.       Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
c.        Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
d.       Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan
e.        Bersikap cermat, jujur dan ikhas karena Allah. Baik dalam mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan agama Allah maupun dengan urusan duniawi
f.        Kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak berlaku adil.
g.        Adil dalam memberikan kesaksikan tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat
h.       Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman, kemakmuran, dan kebahagiaan. Keadilan hanya akan mengakibatkan hal yang sebaliknya
3.      Unsur-Unsur Kritis
Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis yang disingkat menjadi FRISCO :
a.       F (Focus)
Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka harus bisa memperjelas pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa.
b.      R (Reason)
Mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau melawan putusan-putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan.
c.       I (Inference)
Membuat kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian penting dari langkah penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan, pertimbangan dari interpretasi akan situasi dan bukti.
d.      S (Situation)
Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung.
e.       C (Clarity)
Menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.
f.       (Overview)
Melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.
4.       Manfaat Kritis
a.       Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif
Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih Anda memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional. Dimana Anda juga akan dapat berpikir secara mandiri dan reflektif. Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan dan pikiran yang tidak Anda rencanakan, terjadi secara spontan dan begitu saja, secara refleks otak Anda akan memikirkan suatu hal serta melakukan hal-hal lain tanpa perlu Anda memikirkan atau menyuruh otak Anda untuk memikirkan secara ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan membuat Anda memiliki banyak alternatif jawaban serta ide-ide kreatif. Jika Anda mempunyai suatu masalah, Anda tidak hanya terpaku pada satu jalan keluar atau penyelesaian, Anda akan memiliki banyak opsi atau pilihan penyelesaian masalah tersebut. Berpikir kritis akan membuat Anda memiliki banyak ide-ide kreatif dan inovatif serta out of the box.
b.      Mudah memahami sudut pandang orang lain
Berpikir kritis membuat pikiran dan otak Anda lebih fleksibel. Anda tidak akan terlalu kaku dalam berpikir atas pendapat atau ide-ide dari orang lain. Anda lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain dan persepsi yang berbeda dari persepsi Anda sendiri. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, namun jika Anda telah terbiasa untuk berpikir kritis, maka dengan sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk Anda lakukan. Keuntungan lain dari memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari berpikir kritis adalah Anda lebih mudah memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu terpaku pada pendapat Anda sendiri, dan lebih terbuka terhadap pemikiran, ide, atau pendapat orang lain.
c.       Menjadi rekan kerja yang baik
Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena berpikir kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan. Misalnya saja Anda lebih mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam menerima pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan kerja Anda. Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan pikiran terbuka. Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda sebagai rekan kerja yang baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain pekerjaan dan hubungan dengan atasan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini tentu saja dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja Anda. Jika hubungan Anda baik dengan rekan kerja, situasi lingkungan kerja juga akan lebih baik dan lebih kondusif serta produktif dalam bekerja.
d.       Lebih Mandiri
Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya tidak harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak perlu menunggu seseorang yang Anda anggap mampu menyelesaikan masalah, karena Anda sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut. Dengan memiliki pikiran yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide, gagasan, serta saran-saran penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir kritis, akan melatih otak Anda untuk berpikir lebih kritis, tajam, kreatif, serta inovatif.
e.       Sering menemukan peluang baru
Dengan berpikir kritis, lebih memungkinkan Anda untuk menemukan peluang-peluang baru dalam segala hal, bisa dalam pekerjaan maupun bisnis atau usaha Anda. Berpikir kritis membuat pikiran Anda lebih tajam dalam menganalisa suatu masalah atau keadaan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada kewaspadaan Anda itu sendiri. Untuk menemukan peluang, dibutuhkan pikiran yang tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan. Berpikir kritis akan menguntungkan Anda, karena Anda akan lebih cepat dalam menemukan peluang tersebut jika dibandingkan dengan orang yang tidak terbiasa berpikir kritis.
f.        Meminimalkan salah persepsi
Salah persepsi akan sering terjadi bila Anda tidak terbiasa berpikir kritis. Saat Anda menerima sebuah pernyataan dari orang lain dan orang lain tersebut juga percaya akan pernyataan tersebut maka jika Anda memiliki pemikiran yang kritis Anda akan mencari kebenaran akan persepsi tersebut. Anda tidak akan mudah salah dalam sebuah persepsi yang belum tentu benar hanya dengan orang lain mengatakan hal tersebut adalah benar. Saat Anda tahu sebuah persepsi dari orang lain tersebut salah Anda akan membantu bukan hanya diri Anda tapi juga orang tersebut. Dengan semakin Anda berpikir kritis hal ini akan meminimalkan salah persepsi.
g.       Tidak mudah ditipu
Berpikir kritis membuat Anda dapat berpikir lebih rasional serta beralasan. Anda mengambil keputusan berdasarkan fakta, atau Anda akan menganalisa suatu anggapan terlebih dahulu kemudian Anda kaitkan dengan sebuah fakta. Anda tidak mudah percaya dengan perkataan orang lain. Sehingga hal tersebut akan memudahkan Anda untuk tidak tertipu atau ditipu oleh orang lain. Anda akan memproses suatu informasi apakah relevan atau sesuatu yang  mustahil sehingga Anda dapat simpulkan sebagai sesuatu yang tidak benar atau mengandung unsur kebohongan. Berpikir kritis menuntun Anda lebih selektif dalam mengolah informasi, sehingga Anda tidak akan mudah tertipu karena setiap mendapat suatu informasi, Anda tidak akan langsung mempercayainya begitu saja, namun Anda akan menganalisisnya kembali secara rasional.


























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan, kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Inovatif adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. orang atau wirausahawan yang slalu berinovasi, maka ia sapat dikatakan sebagai seorang wirausahwan yang inovatif.
Kritis merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif. Berikut ini disajikan 10 buah definisi mengenai berpikir kritis (keterampilan berpikir kritis).















DAFTAR PUSTAKA

https://adeaprilpgsdunj.wordpress.com/2015/12/20/24/
http://seulanga23.blogspot.com/2013/12/makalah-berpikir-kritis-dan-berpikir.html
https://titianlay05.blogspot.com/2015/11/makalah-kreativitas_26.html



MAKALAH
KREATIVITAS : KREATIF, INOVATIF DAN KRITIS



Disusun Oleh:
NAMA KELOMPOK

v  DINI HAIRUNNISA
v  BERSI ODITA KAMBUYA
v  WINDA ROSIDI ASTUTI
v  ALIFIA YUSRO
v  HASRUL NIZAM
v  JUANDA AMRAN

KELAS : X-DTF



SMK NEGERI 1 SELONG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
















 



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A.    Latar Belakang....................................................................................
B.     Rumusan Masalah...............................................................................
C.     Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A.    KREATIVITAS..................................................................................
1.      Pengertian Kreativitas...................................................................
2.      Tahap-Tahap Kreativitas...............................................................
3.      Teori Kreativitas............................................................................
4.      Ciri-Ciri Kreativitas.......................................................................
5.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas............................
6.      Kendala dalam pengembangan kreativitas....................................
B.     INOVATIF
1.      Pengertian Inovatif........................................................................
2.      Ciri-Ciri Inovatif...........................................................................
3.      Sifat Inovatif.................................................................................
C.     KRITIS
1.      Pengertian Kritis............................................................................
2.      Ciri-Ciri Kritis...............................................................................
3.      Unsur-Unsur Kritis........................................................................
4.      Manfaat Kritis...............................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
A.    Kesimpulan..........................................................................................     
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...