MAKALAH
KEBINET DJUANDA
DISUSUN OLEH
NAMA
KELOMPOK
1.
2.
3.
4.
KELAS : XII-IPS 1
MA. AL-IJTIHAD DANGER
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Rumusan Masalah
.......................................................................
C. Tujuan Masalah ...........................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................
A. Pengertian Kabinet Djuanda........................................................
B.
Pembentukan
Kabinet Djuanda...................................................
C.
Susunan
Kabinet Djuanda...........................................................
D. Program Kabinet Djuanda...........................................................
E.
Keberhasilan
Dan Kendala Kabinet Djuanda (Kabinet Karya)...
F.
Akhir
Kekuasaan Kabinet Djuanda.............................................
BAB III PENUTUP .........................................................................
G.
Kesimpulan .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tahun
1955 – 1957, kondisi bangsa menuju perpecahan yang diakibatkan oleh polarisasi yang dilakukan partai-partai dalam
pembagian Jawa-Luar Jawa. Pada saat itu terjadi sentimen-sentimen antar kesukuan dan kedaerahan yang
semakin jelas akibat dorongan perbedaan-perbedaan daerah yang diungkap pada Pemilu 1955. Kala itu
suku Sunda menyatakan kejengkelannya kepada orang Jawa, karena menguasai bidang
pemerintahan. Sementara itu, masyarakat luar pulau Jawa pun merasa pemerintah
di Jakarta lalai dalam menjalankan tugasnya, karena masyarakat luar Jawa mulai
frustasi dengan nilai mata uang rupiah yang semakin tinggi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kabinet Djuanda ?
2. Bagaimaana Proses Pembentukan
Kabinet Djuanda ?
3. Seperti Apa Susunan Kabinet Djuanda
?
4. Apa Saja Program Kabinet Djuanda ?
5. Apa Bentuk Keberhasilan Dan Kendala
Kabinet Djuanda (Kabinet Karya) ?
6. Bagaimana Akhir Kekuasaan Kabinet
Djuanda ?
C.
Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian
Kabinet Djuanda
2. Untuk Mengetahui Bagaimaana Proses Pembentukan
Kabinet Djuanda
3. Untuk Mengetahui Seperti Apa Susunan
Kabinet Djuanda
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Program
Kabinet Djuanda
5. Untuk Mengetahui Apa Bentuk Keberhasilan
Dan Kendala Kabinet Djuanda (Kabinet Karya)
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Akhir
Kekuasaan Kabinet Djuanda
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kabinet Djuanda
B. Pembentukan Kabinet Djuanda
Setelah
kemerdekaan yang didapatkan pada 1945, keadaan Indonesia belum serta merta
menjadi baik dan stabil. Masih banyak kekurangan di sana-sini yang perlu
diperbaiki dan sangat mendesak untuk segera dicarikan solusi. Kondisi politik
tanah air masih sangat goyah dan belum menunjukkan tanda-tanda ke arah yang
stabil. Sebelum dilakukan Pemilu 1955 yang
notabene merupakan Pemilihan Umum pertama Indonesia, terjadi beberapa kali
pergantian Kabinet. Ada beberapa kabinet dan tentu saja masing-masing kabinet
tersebut memiliki beberapa program yang menjadi prioritas utama.
Kabinet Djuanda
sendiri dibentuk setelah Kabinet Ali Sastroamijoyo 2 turun (di lain post akan
kami sampaikan mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo 2). Kabinet yang berada di
bawah pimpinan Perdana Menteri Djuanda ini dikenal dengan nama Kabinet Karya.
Pembentukan Kabinet Djuanda ini diniatkan sebagai salah satu cara untuk
mengatasi kondisi kacau balau yang sedang dihadapi oleh negara Indonesia.
Personal yang diambil untuk mengisi pos di dalam Kabinet Djuanda ini pun juga
disesuaikan dengan keahlian dari masing-masing personal pada bidangnya.
Kabinet Djuanda
terbilang memiliki program-program kerja yang sangat bagus untuk kemajuan
bernegara dan berkebangsaan. Namun pada saat itu ternyata program yang baik
saja belum cukup untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi. Ada banyak
kekacauan yang timbul sehingga berbagai program kerja kabinet Djuanda tidak
bisa berjalan dengan maksimal. Kabinet Djuanda ini bisa dibilang merupakan
Kbinet yang paling lama memerintah meski di tengah berbagai kemelut dan tekanan
baik dari luar maupun dari dalam kabinet sendiri.
Kabinet Djuanda
ini bisa bertahan lama karena Juanda sendiri sudah berpengalaman karena ia
pernah menjadi seorang menteri, selain itu Djuanda juga merupakan sosok yang
jujur dan memiliki banyak ide brilian untuk kemajuan bangsa dan negara. Selain
dari Djuanda sendiri, masing-masing personil di dalam Kabinet juga merupakan
orang-orang pilihan yang benar-benar memiliki keahlian dibidangnya. Bebagai
faktor pendukung inlah yang kemudian membuat Kabinet Djuanda ini bisa bertahan
lebih lama jika dibandingkan dengan Kabinet yang lain.
C. Susunan Kabinet Djuanda
No
|
Jabatan
|
Nama Menteri
|
1
|
||
2
|
||
3
|
||
4
|
Djuanda
|
|
5
|
||
6
|
||
7
|
||
8
|
||
9
|
||
10
|
||
11
|
||
12
|
||
13
|
||
14
|
||
15
|
||
16
|
||
17
|
||
18
|
||
19
|
||
20
|
||
21
|
||
22
|
||
23
|
||
D. Program Kabinet Djuanda
a) Membentuk Dewan Nasional.
e) Mempercepat pembangunan.
E.
Keberhasilan Dan Kendala Kabinet Djuanda
(Kabinet Karya)
Keberhasilan yang paling mencolok dari Kabinet Djuanda ini
tentu saja adalah berhasil menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI
Permesta. Pemberontakan itu berhasil diredam oleh TNI. Selain berhasil menumpas
pemberontakan, Kabinet Djuanda juga dinilai berhasil dengan mengeluarkan
Deklarasi Djuanda yang mengatur batas wilayah kepulauan di Indonesia. Deklarasi
tersebut kemudian dikuatkan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang Undang No. 4 prp. Tahun 1960 tentang perairan Indonesia.
Keberhasilan yang sudah dicapai oleh Kabinet Djuanda
bukannya tanpa kendala. Ada beragam kendala yang menyebabken program kerja
Kabinet Djuanda tidak berjalan dengan maksimal. Kendala yang sering menjadi
masalah adalah pada pendanaan. Hal ini dikarenakan pos-pos pengeluaran yang
sangat besar terutama pada biaya untuk menumpas pemberontakan PPRI Permesta.
Selain biaya sangat besar untuk pemberontakan, pendapatan juga berkurang karena
adanya barter dan penyelundupan. Defisit negara yang besar sehingga menimbulkan
inflasi juga menjadi kendala dalam pendanaan. Terakhir adalah bahwa disiplin
ekonomi pada masyarakat masih sangat kurang.
Meski program kerja dari Kabinet Djuanda ini belum semuanya
berhasil dijalankan, namun ada banyak jasa kabinet Djuanda untuk bangsa dan
negara. Ada banyak yang sudah diselesaikan seperti UU Keadaan Bahaya
menggantikan SOB, UU wajib militer, Veteran Pejuang Republik Indonesia (VPRI),
UU Perjanjian Perdamaian dan Persetujuan Pampasan Perang dengan Jepang, UU
Penanaman Modal Asing, UU Pembatalan Hak Penambangan, UU Dewan Perancang
Nasional, UU Pembangunan Lima Tahun, UU Perkumpulan Koperasi, UU Bank Tani dan
Nelayan dan masih banyak lagi yang lainnya.
F.
Akhir
Kekuasaan Kabinet Djuanda
Meski sudah mampu mencapai beberapa keberhasilan, namun pada
perjalanannya Kabinet Djuanda pada akhirnya berakhir juga. Sebenarnya pada saat
itu konflik di tingkat pimpinan pusat sudah bisa lepas dan terhindar dari
krisis yang mengarah kepada perpecahan bangsa. Namun ternyata selepas dari
konflik kepentingan di tingkat pusat, masalah yang tak kalah berat harus
dihadapi oleh Kabinet Djuanda, yaitu terjadinya pertentangan ideologi dan
politik yang terjadi di dalam konstituante. Dan tidak main-main, pertentangan
dan konflik ini semakin berbahay karena menjalar ke tingkat tataran masyarakat
yang kemudian menambah terjadinya ketegangan-ketegangan.
Kala itu wakil-wakil rakyat yang bersidang pada 10 November
1956 sampai Januari 1959, mengalami masalah yang sangat besar terkait dengan
hal yang sangat prinsip yaitu ideologi negara. Konflik ini cukup menyita energi
seluruh elemen yang ada di Indonesia, mulai dari konstituante, pers dan juga
masyarakat secara luas. Bahkan pertentangan ini terjadi selama dua setengah
tahun. Kemudian Bung Karno muncul dengan membawa konsepnya yang kemudian
disusul dengan gagasan Demokrasi terpimpin. Namun kemudian masalah belum bisa
diselesaikan karena ada kebingungan dengan cara apa yang akan digunakan untuk
melaksanakan Demokrasi Terpimpin.
Singkat cerita, setelah mempelajari secara sungguh-sungguh
dan mendalam, PM Djuanda kemudian sampai pada kesimpulan bahwa Demokrasi
Terpimpin harus dilaksanakan dalam rangka untuk kembali pada UUD 1945. Ide ini
kemudian disetujui oleh Presiden dan kemudian diajukan kepada Dewan Menteri
pada tanggal 19 Februari 1959. Untuk merealisasikan gagasan yang telah
disampaikan tersebut, maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada
tanggal 5 Juli 1959. Dengan diumumkannya Dekrit Presiden, maka Indonesia kembali
kepada UUD 1945 sedangkan UUDS sudah tidak berlaku lagi.
Perubahan ini jelas sangat memberikan pengaruh yang
signifikan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Sistem yang selama ini
menggunakan Parlementer, diganti dengan sistem presidensil. Sehingga dengan
otomatis ketika menggunakan sistem presidensil, maka Presiden memiliki peran
sebagai kepala Pemerintahan dan sekaligus juga sebagai kepala negara. Dan
tentunya keberadaan Perdana Menteri sudah tidak diperlukan lagi. Maka
selanjutnya Djuanda dan Kebinetnya mengembalikan mandat kepada Presiden
sehingga Kabinet Djuanda pun berakhir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
kemerdekaan yang didapatkan pada 1945, keadaan Indonesia belum serta merta
menjadi baik dan stabil. Masih banyak kekurangan di sana-sini yang perlu
diperbaiki dan sangat mendesak untuk segera dicarikan solusi. Kondisi politik
tanah air masih sangat goyah dan belum menunjukkan tanda-tanda ke arah yang stabil.
Sebelum dilakukan Pemilu 1955 yang
notabene merupakan Pemilihan Umum pertama Indonesia, terjadi beberapa kali
pergantian Kabinet. Ada beberapa kabinet dan tentu saja masing-masing kabinet
tersebut memiliki beberapa program yang menjadi prioritas utama
Program Kabinet Djuanda
a. Membentuk Dewan Nasional.
e. Mempercepat pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
https://sejarahindonesiadahulu.blogspot.com/2016/10/kabinet-djuanda-sejarah-pembentukan-dan.html
https://blog.ruangguru.com/proses-terbentuknya-kabinet-djuanda
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Djuanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar