MAKALAH
PENGUKURAN
RESIKO
Dosen Pengampu : Drs. Muh. Karyadi, MM
Disusun Oleh :
Nama Kelompok :
1. Abdul Manan
2. Dewi Astari
3. Endrayani
4. Melis Asriani
5. M. Gautsar Zakaria
6. Rodiatul Aini
UNIVERSITAS
GUNUNG RINJANI
TAHUN
2018
KATA PENGANTAR
Sembah
sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya
jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan
pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang
secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika
menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun
makalah ini.
Namun
penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan
kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk
melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1.2 Rumusan Masalah
.......................................................................
1.3 Tujuan Masalah ...........................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................
2.1.Pengertian
Pengukuran Resiko......................................................
2.2.Dimensi
Pengukuran Resiko.........................................................
2.3.Konsep
Probabilitas.......................................................................
2.4.Distribusi
Binomial........................................................................
2.5.Distribusi
Poisson..........................................................................
2.6.Pengukuran
Frekuensi Kerugian dan Tingkat Keparahan.............
BAB III PENUTUP .........................................................................
3.1.Kesimpulan .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai dalam
percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian dari
kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko,
seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena
banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung
kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.
Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama
bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif
organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi
karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau
merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan
istilah resiko (risk).
Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
1.2.Rumusan Masalah
a.
Apa
Pengertian
Pengukuran Resiko
b.
Apa
Yang Dimaksud Dengan Dimensi Pengukuran Resiko
c.
Apa
Itu Konsep Probabilitas
d.
Apa
itu Distribusi Binomial
e.
Apa
Itu Distribusi Poisson
f.
Bagaimana
Cara Pengukuran Frekuensi Kerugian dan Tingkat Keparahan
1.3.Tujuan
a.
Untuk
Mengethui Apa Pengertian Pengukuran Resiko
b. Untuk Mengethui Apa Yang Dimaksud
Dengan Dimensi Pengukuran Resiko
c. Untuk Mengethui Apa Itu Konsep
Probabilitas
d. Untuk Mengethui Apa itu Distribusi
Binomial
e. Untuk Mengethui Apa Itu Distribusi
Poisson
f. Untuk Mengethui Bagaimana Cara Pengukuran
Frekuensi Kerugian dan Tingkat Keparahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Pengukuran Resiko
Pengukuran
resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi.
Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi
perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja
perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang
paling relevan.
Pengukuran
resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian resiko. Dimana
pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan analisis secara
sistematis dan berkesinambungan untuk menemukan/mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian yang potensial yang
dihadapi/mengancam perusahaan.
2.2.Dimensi Pengukuran
Resiko
Hal ini
dilakukan untuk menentukan relatif pentingnya resiko, untuk memperoleh
informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan
manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya. Dimensi (bagian) yang harus
diukur:
1.
Frekuensi atau jumlah kejadian yang
akan terjadi
Besarnya
kemungkinan kejadian artinya berapa besar kemungkinan suatu peril (Suatu
peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab
langsung kerugian) yang dapat menimbulkan risiko dapat terjadi dalam suatu
periode.
2.
Keparahan dari kerugian
Besarnya
kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa besar kerugian yang diderita
bila suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini tingkat kegawatan (reverity)
atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut, sampai seberapa besar
pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya
Dari hasil
pengukuran yang mencakup dua dimensi (bagian) tersebut paling tidak diketahui:
Ø Nilai rata-rata
dari kerugian selama suatu periode anggaran.
Ø Variasi nilai
kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang lain naik-turunnya
nilai kerugian dari waktu ke waktu.
3.
Dampak keseluruhan dari
kerugian-kerugian
Yaitu kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi
tidak hanya nilai rupiahnya saja.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi (bagian) pengukuran tersebut,
antara lain:
1. Orang umumnya
memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian potensial lebih penting
dari pada frekuensinya atau jumlah kejadian yang akan terjadi.
2. Dalam
menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer Risiko harus
secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama
dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.
3. Dalam
pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang, harta
kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril (Suatu peristiwa (event)
yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).
4. Kadang-kadang
akibat akhir dari peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya
menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) terhadap kondisi finansial
perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak
diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.
5. Dalam
mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka
waktu dari suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya.
2.3.Konsep
Probabilitas
Pengukuran
kerugian baik dari dimensi frekuensi dan kegawatan berhubungan dengan
kemungkinan (probabilitas) dari kerugian potensiil tersebut. Untuk melakukan
analisa terhadap kemungkinan dari suatu kerugian potensiil perlu memahami
prinsip dasar teori probabilitas.
Probabilitas adalah
kesempatan atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian/ peristiwa.
a. Konsep “sample space” dan “event”
Sample Space (Set S) merupakan suatu set
dari kejadian tertentu yang diamati. Misalnya: jumlah kecelakaan
mobil di wilayah tertentu selama periode tertentu. Suatu Set S bisa terdiri
dari beberapa segmen (sub set) atau event (Set E). misalnya : jumlah
kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen mobil pribadi & mobil
penumpang umum.
Untuk menghitung secara cermat
probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut masing-masing Set E perlu diberi
bobot. Pembobotan tersebut biasanya didasarkan pada bukti empiris
dari pengalaman masa lalu. Misalnya : untuk mobil pribadi
diberi bobot 2, sedang untuk mobil penumpang umum diberi bobot 1, maka
probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:
a. bila tanpa
bobot : P (E) = E/S
b. bila dengan bobot : P (E)
=
Keterangan
: P
(E) = probabilitas terjadinya event.
E = sub
set atau event
S = sample
space atau set
W = bobot
dari masing-masing event
b. Asumsi dalam probabilitas
1. Bahwa kejadian atau event tersebut
akan terjadi.
2. Bahwa kejadian-kejadian adalah
saling pilah, artinya dua event tersebut (kecelakaan mobil pribadi dan mobil
penumpang umum tidak akan terjadi secara bersamaan.
Asumsi diatas membawa kita pada “hukum penambahan” yang
menyatakan bahwa total probabilitas dari 2 event atau lebih dari masing-masing
event yang saling pilah tersebut.
3. Bahwa pemberian bobot pada
masing-masing event dalam set adalah positif, sebab besarnya probabilitas akan
berkisar antara event yang pasti terjadi probabilitasnya 1, sedangkan event
yang pasti tidak terjadi probabilitasnya 0.
c. Aksioma defenisi probabilitas
Ada 3 aksioma
probabilitas, yaitu :
Ø Probabilitas
suatu event bernilai antara 0 dan 1.
Ø Jumlah hasil penambahan keseluruhan
probabilitas dari event-event(Set E) yang saling pilah dalam Set S
adalah 1.
Ø Probabilitas suatu event yang
terdiri dari sekelompok event yang saling pilah dalam suatu Set S adalah
merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing probabilitas yang terpisah.
d. Sifat probabilitas
Probabilitas
adalah merupakan aproksimasi. Sebab sangat jarang sekali terjadi
atau bahkan tidak mungkin kita dapat mengetahui besarnya probabilitas secara
mutlak (pasti sama dengan kenyataan). Yang kita
dapatkan hanyalah suatu perkiraan, yang mungkin benar dan mungkin juga tidak.
Jadi apa yang
kita dapatkan dari suatu penelitian atau perhitungan berdasarkan definisi
probabilitas adalah merupakan ekspresi, yaitu sebagai prosentase
total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari
probabilitas. Maka dari itu probabilitas dari sudut empiris dipandang
sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang, yang
dinyatakan dalam prosentase.
Misalnya :
apabila suatu event telah terjadi x kali dari jumlah n kasus dari kemungkinan
terjadinya event tersebut, maka probabilitas empirisnya adalah :
x/n. Namun probabilitas tersebut adalah menggambarkan data historis
(apa yang telah terjadi). Sedang kegunaannya untuk meramalkan
kejadian/eventyang akan datang merupakan approksimasi/perkiraan saja; kecuali
bilaevent tersebut akan dengan sendirinya berulang persis seperti masa lalu. Suatu
situasi yang tampaknya sangat mustahil.
Selanjutnya
perlu disadari bahwa untuk probabilitas, misalnya 2/5, tidaklah berarti bahwa
kejadiannya adalah sama apabila kasus atau jumlahexposure/percobaannya
kecil. Hal itu hanya akan terjadi apabila n nya sangat besar atau
mendekati tak terhingga (hukum bilangan besar), dimana x/n akan dapat
menghasilkan probabilitas empiris yang hampir tepat.
e. Event yang indefendent dan acak
Suatu konsep
yang sangat penting dalam probabilitas dan penerapannya dalam asuransi adalah
berkenaan kejadian/event yang sifatnya berdiri sendiri atau independent. Artinya
hasil dari suatu event dalam sekelompok kemungkinan event tidak
akan mempengaruhi penilaian tentang probabilitas dari event yang
lain.
Hal itu berlaku
pula bagi percobaan, dimana hasil dari sejumlah percobaannya juga dapat
dianggap independent. Dalam kasus ini sample space nya
adalah serangkaian percobaan (Succesive trials) dan hasilnya merupakan akibat
yang dapat terjadi pada masing-masing percobaan.
Di samping itu event dalam
suatu percobaan haruslah terjadi secara acak, artinya masing-masing event mempunyai
kesempatan atau probabilitas yang sama.
Prinsip
keacakan dan ketidak-tergantungan event mempunyai peranan yang
sangat penting dalam asuransi, sebab :
Ø Underwriter/perusahaan
asuransi akan berusaha untuk mengklasifikasikan unit-unit exposures ke
dalam kelompok-kelompok, dimana kejadian/kerugian dapat dianggap sebagai event yangindependent. Dimana
dengan cara ini maka jumlah pembebanan yang sama kepada masing-masing anggota
kelompok dapat dijustifikasi karena masing-masing kelompok menyadari bahwa
besarnya kemungkinan terjadinya kerugian adalah sama, baik untuk dirinya
sendiri maupun untuk orang lain.
Ø Suatu jenis
kerugian mungkin dapat diterima dua kali atau lebih oleh individu yang sama
f. Event yang berulang
Apabila kita mengetahui bahwa
probabilitas akan terjadinya sesuatu dalam satu kali percobaan
adalah “p” dan probabilitas tidak terjadinya sesuatu adalah “q”,
yang besarnya sama dengan 1-p. (q=1-p). Berdasarkan prinsip ini
maka kita dapat menghitung besarnya probabilitas terjadinya suatuevent selama r kali
dalam n kali percobaan, dengan menggunakan formula
binominal. Dimana formula binominal menggunakan konsep compound
probability dan addative rule. Dengan
menggunakan formula ini kita akan dapat menghitung distribusi binominal (lihat
statistik).
Distribusi
binominal adalah merupakan salah satu dari teori probabilitas yang digunakan
dalam asuransi dan merupakan salah satu cara yang terpenting.
Dalam penggunaan distribusi binominal digunakan 3 asumsi :
1. Ada suatu event atau
hasil yang bersifat saling pilah.
2. Probabilitas dari
masing-masing event diketahui atau dapat diestimasi.
3. Karena masing-masing event berdiri
sendiri, maka probabilitasnya tidak akan berubah dari percobaan yang satu ke
percobaan yang lainnya, tetapi tetap konstan, karena probabilitas
terjadinya eventsudah diketahui dan hanya terdapat dua event,
maka probabilitas tidak terjadinya event adalah 1 –
probabilitas terjadinya event (q = 1 – p).
g. Nilai harapan (expected value)
Expected value dari suatu event dapat
ditentukan dengan membuat tabel (tabel binominal) untuk hasil-hasil yang
mungkin diperoleh dari menilai masing-masing hasil tersebut berdasarkan
probabilitasnya. Dengan menjumlahkan hasil dari masing-masing event tersebut
akan diperolehexpected valuenya.
Contoh: diketahui bahwa dari 100
buah rumah kemungkinan terbakarnya satu rumah adalah 27% dan rata-rata kerugian
untuk setiap kebakaran adalah Rp 100.000.000,-.
Maka expected lossnya adalah Rp
27.000.000,- (27% x Rp 100.000.000,-).
Bila kemungkinan terbakarnya dua
rumah adalah 19%, maka expected lossnya: Rp. 38jt (19%x2xRp100.000.000,-).
Sehingga expected loss untuk satu rumah sebesar Rp 19jt.
Kemudian bila kemungkinan
terbakarnya sepuluh rumah adalah sebesar 1% maka expected lossnya adalah
1% x 10 x Rp 100.000.000,- = Rp 10
jt
Maka expected loss untuk satu rumah
sebesar
Rp 1.000.000,-
Konsep expected value
Konsep expected value sering ditemui
terutama di dunia bisnis.
Misalnya: seorang kontraktor diminta
membangun sebuag gedung dimana jika semuanya berjalan baik ia akan mendapat
keuntungan sebesar Rp 10.000.000.000,
Karena menyadari selalu ada hal-hal
yang tidak terduga, maka probabilitas utk mendapatkan keuntungan diperkirakan
hanya 80%, dimana yang 20% adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga.
Jadi expected value dari pekerjaan
tersebut sebesar Rp 6.000.000.000,-
Dalam distribusi binomial jumlah
keseluruhan expected long frequency (frekuensi kerugian yang diperkirakan dalam
jangka panjang) dikalikan dengan besarnya nilai kerugian (Rp) untuk setiap
kerugian.
h. Penafsiran tentang probabilitas
a) Peristiwa yang
saling bebas (mutually exclusive event )
Dua peristiwa
atau lebih dikatakan saling lepas apabila terjadinya peristiwa yang satu
menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. P(A atau B) =
P(A) + P(B)
b) Peristiwa yang
inklusif
Peristiwa yang
inklusif adalad dua peristiwa atau lebih yang tidak mempunyai hubungan saling
bebas dimana kita ingin mengetahui probabilitas terjadinya paling sedikit satu
peristiwa diantara dua atau lebih peristiwa tersebut P (A atau B) =
P(A) + P(B) – P(A dan B)
c) Compound Events
Compount events
adalah terjadinya dua atau lebih peristiwa terpisah selama jangka yang sama.
1.
Compound events yang bebas ( independent)
Dua peristiwa
atau lebih dikatakan peristiwa bebas jika terjadinya salah satu tidak ada
hubungannya dengan lain. P(A dan B) = P(A) X P(B)
2. Compound events
bersyarat (conditionl compount events)
Dua peristiwa
atau lebih dima terjadinya peristiwa yang satu akan mempengaruhi terjadinya
peristiwa yang lain.
P(A dan B) =
P(A)X P(B/A)
2.4.Distribusi Binomial
Distribusi
binomial adalah distribusi probabilitas dengan variabel diskrit,
mempunyai ciri-ciri :
a)
Banyaknya percobaan adalah tetap
b)
Setiap percobaan mempunyai dua hasil
yaitu sukses-gagal, ya-tidak
c)
Probabilitas sukses sama pada setiap
percobaan
d)
Hasil percobaan yang satu tidak
mempengaruhi hasil percobaab lainnya
P (X) =
Dimana :
C = kombinasi
P = Probabilitas
sukses
q = Probabilitas
gagal (I-p)
n = Banyaknya
percobaan
P(X) = Probabilitas
sukses x kali percobaan
2.5.Distribusi
Poisson
Distribusi
poisson merupakan distribudi yang bervariabel diskrit., yang mempunyai nilai n
yang besar dan nilai p yang kecil.
P(X) =
Dimana:
P(X) = Probabilitas x
kali
e = 2,71828
2.6.Pengukuran Frekuensi Kerugian dan Tingkat Keparahan
a. Pengukuran Frekuensi Kerugian
Pengukuran frekuensi kerugian adalah
untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril dapat menimpa suatu jeis objek
yang bisa terkena peril selama suatu jangka waktu terentu, umumnya satu tahun.
Berdasarkan dimensi frekuensi, ada empat kategori kerugian,
yaitu :
1. Kerugian yang hampir tidak mungkin
terjadi ( almost nill), yaitu resiko yang menurut pendapat manajer resiko atau
kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali (probabilitas terjadinya mendekati
nol).
2. Kerugian yang kemungkinan terjadinya
kecil (sligth), yaitu risiko-risiko yang tidak akan terjadi dalam waktu dekat
dan dimasa yang akan datang kemungkinannya pun kecil.
3. Kerugian yang mungkin (moderate),
yaitu kerugian-kerugian yang mungkin bisa terjadi dalam waktu yang dekat di
masa yang akan datang.
4. Kerugian yang mungkin sekali
(definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi secara teratur, baik dalam
waktu dekat maupun dimasa mendatang.
b. Menentukan Tingkat Keparahan
Dalam menentukan perahan kerugian
manajer harus berhati-hati untuk memasukkan semua kerugian yang mungkin bisa
terjadi sebagai akibat suatu peristiwa tertentu, sebagaimana dampaknya yang
terhadap keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Sebagai contoh misalnya, musibah
kebakaran yang menghancurkan bangunan perusahaan beserta isinya, yang menimbulkan
total kerugian sebesar Rp. 300.000.000.- untuk melaksanakan pemulihan
perusahaan perlu tutup selama enam bulan,dan menbah kerugian penghasilan
sebesar Rp. 400.000.000.-
Jumlah kerugian total sebesar Rp.
700.000.000.- jika tidak dapat di tanggung dalam semua kerugian tersebut makan
dalam waktu singkat perusahaan bisa jatuh bangkrut.
Selain untuk menentukan relatif
pentingnya, suatu kerugian potensial perlu juga di ukur untuk menolong
mendaptakan informasi dalam penetapan cara terbaik untuk menangani risiko
tersebut. Sebagai contoh rata-rta frekuensi kerugian dikalikan rata-rata
keparahan kerugian akan sama dengan total kerugian harpan rata-rata dalam
setahun.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui
besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi
rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari
resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi
resiko, resiko yang mana yang paling relevan.
Dimensi Pengukuran Resiko
1.
Frekuensi atau jumlah kejadian yang
akan terjadi
2.
Keparahan dari kerugian
3.
Dampak keseluruhan dari
kerugian-kerugian
Konsep
Probabilitas
a.
Konsep “sample space” dan “event”
b.
Asumsi dalam probabilitas
c.
Aksioma defenisi probabilitas
d.
Sifat probabilitas
e.
Event yang berulang
f.
Nilai harapan (expected value)
g. Penafsiran
tentang probabilitas
DAFTAR
PUSTAKA
http://kalisat-berbagi.blogspot.com/2017/04/manajemen-risiko-pengukuran-risiko.html
https://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah-manajemen-resiko/
http://myblognophy.blogspot.com/2014/04/manajemen-risiko.html'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar