BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera atau
luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan
suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.Cedera adalah suatu akibat
daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana
melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung
dengan cepat atau jangka lama.
Cedera
sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen,
atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan
pertolongan yang profesional dengan segera.Cara yang lebih efektif dalam
mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenali
bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga, akan
dapat untuk memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera
agar tidak terjadi parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan
secara profesional (memeriksakan diri ke dokter).
B. Tujuan
Pembiasaan perilaku hidup sehat;Peningkatan produktivitas belajar peserta
didik;Peningkatan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta
didik dalam menjalankan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam
upaya meningkatkan kesehatan di sekolah, rumah maupun masyarakat,Peningkatan daya hayat dan daya tangkap terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkoba, obat dan berbahaya lainnya.
C. Manfaat
Tujuan
penyelenggaraan upaya kesehatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman para petugas kesehatan tentang kesehatan olahraga di tingkat
pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas),sehingga dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan dapat meningkatkan derajat
kesehatan, kebugaran serta produktifitas kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Macam-macam
cidera olahraga
1.
Sprain (keseleo) Sprain adalah bentuk
cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan yang
menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan
stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat
menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri,
inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan menggerakkan
tungkai. Sprain atau keseleo adalah jenis cedera yang paling sering dialami
oleh para pemain sepak bola, Untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan
yang cukup dan stretching yang tepat bisa mencegah terjadinya cedera tersebut (Hardianto
Wibowo 1995: 22).
Berikut ini
adalah tingkatan cedera sprain:
a.
Sprain Tingkat I
Pada cedera ini
terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang
putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada
daerah tersebut. cedera pada tingkat ini cukut diberikan istirahat saja karena
akan sembuh dengan sendirinya
b.
Sprain Tingkat II
Pada cedera ini
lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut
ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan,
efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian
tersebut. kita harus membrikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang
diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut
tekan, spalk maupun gibs.
c.
Sprain Tingkat III
Pada cedera ini
seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian yang
bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan,
tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan–gerakan yang abnormal.
Cedera tingkat ini harus dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi namun harus
diberi pertolongan pertama terlebih dahulu.
2.
Strain.Strain adalah bentuk cidera
berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-tendinous (otot dan
tendon). Jenis cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,
kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap.
Strains sering terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),
hamstrings (otot paha bagian bawah), dan otot quadriceps. Cedera tertarik otot
betis juga kerap terjadi pada para pemain bola. Fleksibilitas otot yang baik
bisa menghindarkan diri dari cedera macam ini. Kuncinya dalah selalu melakukan
stretching setelah melakukan pemanasan, terutama pada bagian otot-otot yang
rentan tersebut (Hardianto Wibowo 1995: 22).
Pengobatan
sprain dan strain adalah terapi, yang dilakukan adalah reset atau istirahat,
mendinginkan area cidera, copression atau balut bagian yang cidera, elevasi
atau meninggikan, membebaskan diri dari beban. Jika nyeri dan bengkak berkurang
selama 48 jam setelah cidera, gerakkan persendian tulang ke seluruh arah.
Hindari tekanan pada daerah cidera sampai nyeri hilang (biasanya 7-10 hari
untuk cidera ringan dan 3-5 minggu untuk cidera berat), gunakan tongkat
penopang ketika berjalan bila dibutuhkan.
Menurut
Hardianto Wibowo (1995: 16), Cidera derajat I biasanya sembuh dengan cepat
dengan pemberian istirahat, es, kompresi dan elevasi (RICE). Terapi latihan
dapat membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas. Cidera derajat II
terapinya sama hanya saja ditambah dengan immobilisasi pada daerah yang
cidera.. Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis.
3.
Knee Injuries Adalah cidera yang
terjadi karena adanya paksaan dari tendon. Saat mengalami cidera ini akan
merasakan nyeri tepat dibawah mangkuk lutut setelah melakukan latihan olahraga.
Rasa sakit itu disebabkan oleh gerakan melompat, menerjang maupun melompat dan
turun kembali.
Ada beberapa
jenis cedera lutut yang umum dialami oleh pemain bola, yaitu cedera pada medial
collateral ligament, meniscus, dan anterior cruciate ligament, baik itu sobek
pada jaringan, maupun putusnya jaringan tersebut.
4.
Compartment Syndrome.Para atlet pada
umumnya sering mengalami permasalahan (gangguan rasa nyeri atau sakit) yang
terjadi pada kaki bawah (meliputi daerah antara lutut dan pergelangan kaki).
Terkadang rasa sakit/nyeri tersebut terjadi karena adanya suatu sindrom
kompartemen. Diagnosa terhadap
sindrom terhadap sindrom tersebut dilakukan dengan cara perkiraan, karena pola karakteristik (gejala) dan
rasa sakit tersebut dan ukuran-ukuran tekanan kompartemennya. Diantara beberapa
penyakit yang menyertai sindrom ini dapat diatasi dengan pembedahan (operasi).
5.
Shin Splints.Istilah shin aplints
kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan adanya rasa sakit (cidera pada kaki
bagian bawah yang seringkali terjadi terjadi akibat melakukan berbagai
aktivitas olahraga, termasuk olahraga lari. Shin splints ada 2 jenis yaitu; a).
Anterior Shin Splints, yaitu rasa sakit yang terjadi pada bagian depan
(anterior) dari tulang gares (tibia). B) Posterior Shin Splints, rasa sakit
tersebut terasa pada bagian dalam (medial) kaki pada tulang tibia
6.
Shin splints disebabkan oleh adanya
robekan sangat kecil pada otot-otot kaki bagian bawah yang berhubungan erat
dengan tulang gares. Pertama-tama akan mengalami rasa sakit yang menarik-narik
setelah melakukan lari. Anterior shin splints disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan otot kaki.
7.
Achilles Tendon Injuries.Cedera pada
tendon achilles ini menempati peringkat pertama yang sering terjadi pada atlet
dan paling sulit untuk merawat/menyembuhkannya. Cedera tersebut berkisar dari
tendinitis ringan sampai pada pemutusan tendon yang parah. Kunci dari diagnosa
tahap-tahap cidera ini adalah pengenalan pada tanda-tanda dan gejala-gejala
yang terjadi.
8.
Fractures.Cedera seperti ini dialami
apabila pemain yang bersangkutan mengalami benturan dengan pemain lain atau
sesuatu yang keras. Cedera fractures tidak hanya terjadi pada bagian kaki macam
tulang paha, tulang kering, tulang selangkangan, atau tulang telapak kaki, tapi
juga kerap terjadi pada lengan, bahu, hingga pergelangan tangan. Untuk
menghindari cedera macam ini, penggunaan pelindung sangat dianjurkan untuk
meminimalisir patah atau retak tulang. Kasus Wayne Rooney merupakan salah satu
contoh cedera fractures yang cukup membuat pusing Alex Fergusson.
Setiap tulang
yang mendapatkan tekanan terus-menerus diluar kapasitasnya dapat mengalami
keretakan (stress fracture). Kelemahan pada struktur tulang sering terjadi pada
atlet ski, jogging, berbagai atlet lari, dan pendaki gunung maupun para
tentara, mengalami march fracture.
Macam-macam
patah tulang:
·
Patah tulang terbuka dimana fragmen (pecahan)
tulang melukai kulit diatasnya dan tulang keluar.
·
Patah tulang tertutup dimana fragmen
(pecahan) tulang tidak menembus permukaan kulit. Penanganan
patah tulang yang dilakukan menurut Hardianto Wibowo (1995:28) sebagai berikut:
olahragawan tidak boleh melanjutkan pertandingan.
B. Cidera Pada Cabang Olahraga Sepak Bola:
1.
Cedera Ringan yang dimaksud dengan
cedera ringan adalah cedera dimana si pemain masih dapat melanjutkan
permainannya misalnya :
·
Luka lecet
·
Strain dan strain tingkat Satu
·
Kram otot
·
Memar otot (kontusio)
2.
Cedera Berat (dimana si pemain tidak
dapat melanjutkan permainnnanya.
·
Cedera pada kepala : gegar otak atau
cedera yang menimbulkan pingsan dan tidak sadar, pendarahan yang sukar
dihentikan, patah tulang hidung
·
Cedera pada lutut : kontusio,robekan
ligamen, robekan otot, dislokasi patella, robekan meniskus.
·
Cedera pada pergelangan kaki : patah
tulang malleolus medialis tibia , dislokasi talokruralis , haermarthrose.
C. Faktor Penyebab Cidera:
1.
Latihan Yang Berlebihan , Ini bisa
terjadi jika anda memaksa diri untuk berlatih di luar batas kemampuan diri
anda, berlatihlah sesuai dengan kemampuan anda, anda harus tahu batas kemampuan
tubuh anda sendiri.
2.
Ketidak Seimbangan ,Otot Ini bisa
terjadi jika salah satu otot lebih kuat daripada otot lain yang melakukan
fungsi yang berlawanan misalnya selain melatih otot Biceps (Lengan Atas Depan)
kita juga harus melatih otot Triceps (Lengan Atas Belakang), agar kekuatan otot
lengan kita berimbang
3.
Kurangnya Pemanasan ,Pemanasan sebelum
berolahraga sangat penting, karena ini membantu untuk kita menjadi tidak kaku/
menambah flexibilitas sehingga bisa terhindar dari cedera.
4.
Metode Latihan Yang Salah,Metode
latihan yang salah merupakan penyebab paling sering dari cedera pada otot dan
sendi. Penderita tidak memberikan waktu pemulihan yang cukup setelah melakukan
olah raga atau tidak berhenti berlatih ketika timbul nyeri. Setiap kali otot
tertekan oleh aktivitas yang intensif, latihan berat, hari berikutnya beristirahat
atau melakukan latihan ringan. Hanya perenang yang bisa melakukan latihan yang
berat dan ringan setiap hari tanpa mengalami cedera. Kemungkinan daya ampung
dari air membantu melindungi otot dan sendi para perenang.
5.
Kelainan Struktural, Kelainanan struktural
atau anatomi tubuh anda yang dapat memberikan stress tambahan, misalnya
kelainan otot, tulang, sendi dll. Ini bisa karena bawaan dari lahir Kelainan
struktural bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera olah raga
karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu.
Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada
tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar.
6.
Kelemahan Otot, Tendon & Ligamen,
Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka
otot, tendon dan ligamen akan mengalami robekan. Tulang yang rapuh karena osteoporosis mudah mengalami patah
tulang (fraktkur).
D. Pencegahan dan Penanggulangan Cidera
1.
Cedera lutut
Sekitar 55
persen cedera akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut. Cedera ini
termasuk satu dari 40 kasus bedah ortopedi. Terbanyak terjadi pada sendi dan
tulang rawan (retak), termasuk sakit dan nyeri yang terkait dengan tempurung
lutut. Risiko tinggi terjadi pada pelari, perenang, step aerobic, pesepakbola,
pebasket, pevoli, dan atlet cabang atletik. Ini karena lutut menjadi tumpuan,
sehingga berpotensi terkena arthritis..
2.
Cedera bahu
Sebanyak 20
persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah posisi,
salah urat, dan ketegangan otot. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan gerakan
yang salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri,
kaku pada bahu, otot terkilir, hingga tulang retak. Pencegahan:
Untuk olahraga yang rentan benturan (misalnya bisbol) gunakan pelindung khusus.
3.
Cedera otot pergelangan kaki
Banyak terjadi
pada pesebakbola, pemain hoki, pebasket, dan pevoli karena gerakan seperti
melompat, berlari, dan berhenti mendadak menyebabkan tendon terjepit. Pencegahan:
Perkuat pergelangan kaki dengan naik turun tangga atau olahraga sejenisnya.
Memakai pelindung kaki tidak menjamin keselamatan, tapi meminimalkan risiko.
4.
Otot tertarik
Tidak melakukan
pemanasan cukup, kelelahan otot, dan otot lemah, adalah beberapa sebabnya.
Lari, joging, basket, dan sepakbola, adalah contoh olahraga paling potensial
menimbulkan cedera ini.
Pencegahan:
Latihan peregangan yang cukup sebelum dan sesudah berolahraga. Hindari berlatih
saat tubuh Anda terasa lelah. Jangan berolahraga dulu sebelum Anda benar-benar
pulih pascacedera, untuk menghindari cedera lebih berat.
5.
Sakit punggung bagian bawah
Banyak dialami
oleh orang yang duduk terlalu lama dan penderita obesitas. Rentan pula dialami
pelari, pebalap sepeda, pegolf, petenis, dan pebisbol.
Pencegahan: Lakukan pemanasan sebelum, selama, dan sesudah berolahraga. Gerakan meluruskan punggung dengan menarik perlahan kedua tangan ke atas dan menekuk punggung ke samping.
Pencegahan: Lakukan pemanasan sebelum, selama, dan sesudah berolahraga. Gerakan meluruskan punggung dengan menarik perlahan kedua tangan ke atas dan menekuk punggung ke samping.
6.
Cedera tulang kering
Biasa menyerang
pemula, yang berambisi ingin meningkatkan tahap latihan. Memakai alas kaki yang
tidak sesuai dengan aktivitas. Termasuk melompat dan berlari di landasan yang
keras. Pencegahan:
Pakailah alas kaki yang tepat, berlatih secara bertahap, peregangan, dan tidak
berlebihan.
7.
Cedera paha
Sepakbola,
hoki, basket, olahraga dengan raket, dan voli. Selain daerah paha terasa nyeri
yang sangat, juga terjadi pembengkakan pada otot paha. Pencegahan:
Peregangan sebelum berlatih, berlatih dengan intensitas bertahap, latihan
menguatkan daerah kaki terutama paha.
8.
Gegar otak
Cedera kategori
berat akibat benturan. Gejalanya yaitu kehilangan kesadaran, sakit kepala
hebat, amnesia,
Pencegahan:
Perlindungan memakai helm tidak menjaminan aman untuk kepala. Jika mengalami
benturan, segera cari pertolongan medis.
9.
Salah urat
Cedera ini
timbul karena salah gerak atau kelelahan pada tendon karena aktivitas berlebih.
Paling banyak dialami pelari karena gerakan lari dan lompat. Pencegahan:
Peregangan cukup dan hindari gerakan menarik otot secara tiba-tiba dan memaksa.
Jika cedera terjadi, jangan tergesa berlatih kembali seb
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cedera adalah
suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada
tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa
berlangsung dengan cepat atau jangka lamaCedera sering dialami oleh seorang
atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang karena
terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan yang profesional
dengan segera.
Banyak sekali
permasalahan yang dialami oleh atlit olahraga, tidak terkecuali dengan sindrom
ini. Sindrom ini bermula dari adanya suatu kekuatan abnormal dalam level yang
rendah atau ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam jangka waktu
lama. Jenis cedera ini terkadang memberikan respon yang baik bagi pengobatan
sendiri
Cedera Olahraga
adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan
cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
B. Saran
Dalam berolahraga hal yang perlu
diperhatikan adalah keselamatan dalam berkerja dan melakukan aktifitas, oleh
sebab itu menghindari cidera olahraga sangat penting dalam hal berolahraga.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmukesehatangigi.com/2011/03/23/pelaksanaan-pelayanan-kesehatan-gigi-dan-mulut-di-puskesmas
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.
Latar Belakang.......................................................................................................
B.
Rumusan Masalah..................................................................................................
C.
Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Macam-macam
cidera olahraga...............................................................................
B. Cidera
Pada Cabang Olahraga Sepak Bola:............................................................
C. Faktor
Penyebab Cidera:.........................................................................................
D. Pencegahan
dan Penanggulangan Cidera................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A.
Kesimpulan..............................................................................................................
B.
Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
MAKALAH
PENANGANAN
CEDERA OLAHRAGA
OLEH
:
NAMA : GILANG WAHYUDA RIZKONI
KELAS : X – IPS 1
SMAN
2 MASBAGIK
TP.
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar