BAB II
PEMBAHASAN
A.
FUNGI
(JAMUR)
Fungi (jamur)merupakan
organisme eukariot, kebanyakan multiseluler, beberapa jenis uniseluler, tidak
berklorofil, dinding selnya mengandung kitin dan glukan. Jamur bersifat
heterotrof yaitu sebagai saprofit, parasit, dan hidup bersimbiosis dengan
organisme lain.
1. Ciri-ciri
Fungi atau Jamur
a. Merupakan organism yang tidak
berklorofil, oleh karena itu bersifat heterotrof. Hidup sebagai saprofit,
parasit, dan ada yang bersimbiosis.
b. Bersifat eukarion (mempunyai inti
yang sejati).
c. Ada yang bersel tunggal dan ada pula
yang bersel banyak.
d. Berkembangbiak secara vegetative dan
generative
e. Menyenangi lingkungan yang agak
asam, kurang cahaya, terutama ditempat-tempat lembab yang mengandung zat
organiki
f. Dinding sel tubuh tersusun dari
kitin.
2. Struktur
Tubuh Fungi atau Jamur.
Kelompok
jamur yang uniseluler seperti khamir(ragi) sangat beragam ukurannya,
diameternya berkisar 1-5 mikrometer dan panjang 5-30 mikrometer. Jamur yang
bersel banyak tubuhnya tersusun dari benang-benang yang disebut hifa.
Pada
beberapa jamur, dinding hifa mengandung selulosa, tetapi pada umumnya terutama
terdiri atas nitrogen organic, yaitu kitin.
Macam-macam
hifa:
·
Aseptat,
yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat atau septum dan biasa disebut senosit.
·
Septat
uninukleus, yaitu hifa dengan sel beinti tunggal, sekat membagi hifa menjadi
ruang-ruang dan setiap ruang berisi satu inti.
·
Septat
multinukleus, yaitu hifa dengan sel banyak.
3. Perkembangbiakan
Fungi atau Jamur
a. Perkembangbiakan secara aseksual
1)
Fragmentasi
hifa
2)
Pembentukan
tunas (kuncup)
3)
Pembentukan
spora aseksual
a)
Sporangiospora
b)
Konidiaspora
c)
Klamidospora
b. Perkembangbbiakan seksual
1)
Isogami
2)
Anisogami
3)
Oogami
4)
Gametangiogami
5)
Somatogami
6)
Spermatisasi
4. Klasifikasi
Fungi atau Jamur
a.
Diviai Zygomycotina
Dinamakan
Zygomycotina karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut
zigospora. Umumnya hidup di darat sebagai saprofit dan tidak berklorofil.
Hifanya tidak berskat dan berinti banyak. Perkembangbiakan secara vegetative
dengan membentuk aplanospora yang hidup didarat dan yang hidup di air membentuk
zoospore, sedangkan perkembangbiakan generative dengan oogami atau
gametaniogami.
Beberapa
contohZygomycotina
a.
Pilobolus
b.
Mucor
muceedo
c.
Rhizopus
nigricans
d.
Rhizopus
oligosporus
e.
Rhizopus
stoloniferus
f.
Mucor
javanicus
b.
Divisi Ascomycotina
Ascomycotina
mudah dibedakan dengan jamur lain kaena mempunyai cirri khas yaitu spora
dibentuk dalam perkembangbiakan generative (seksual). Spora dibentuk dalam
suatu sel yang menggelembung berbentuk kantung yang disebut askus dan spora
yang dihasilkan disebut askospora.
Beberapa
contoh Ascomycotina
a.
Penicillium
italicum
b.
Penicillium
islandicum
c.
Penicillium
notatum
d.
Penicilliumchrysogenum
e.
Penicillium
camembery
f.
Xylaria
tabacina
g.
Aspergillus
nidulans
h.
Aspergillus
flavus
i.
Fusarium
j.
Claviceps
puepurea
c.
Divisi Basidiomycotina
Kelompok
jamur yang termasuk Basidiomycotina mempunyai bentuk yang besar (makroskopis).
Sporanya dibentuk pada basidium. Tiap basidium umumnya mempunyai 4 basidispora.
Perkembangbiakan Basidiomycotina secara vegetative dengan fragmentasi hifa,
sedangkan secara generative dengan membentuk basidiospora pada basidium.
Daur hidup
Basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau pertumbuhan
konidium. Selanjutnyaakan tumbuh menjadi benang hifa yang berskat dengan satu
inti, kemudian hifa membentuk miselium.
Beberapa
contoh Basidiomycotina
a.
Volvariella
volvacea
b.
Auricularia
polytricha
c.
Puccinia
graminis
d.
Amanita
phalloides
e.
Agaricus
campertis
f.
Lycoperdon
g.
Lentinus
edodes
h.
Ezobasidium
vexans
d.
Divisi Deuteromycotina
Meliputi
semua jamur yang belum diketahui perkembangbiakan seksualnya. Hanya diketahui
perkembangbiakan vegetatifnya yaitu dengan membentuk konldia. Kelompok jamur
ini disebut jamur tidak sempurna.
Beberapa
contoh Deuteromycotina
a.
Trichophyton
tonsurans
b.
Trichophyton
sp.
c.
Malassezia
furtur
d.
Sclerothium
rolfsii
e.
Microsporum
5. Liken
(Lichenes)
Liken atau
lumut kerak adalah simbiosis antara alga dengan jenis jamur tertentu. Alganya
berasal dari alga hijau dan biru bersel satu, sedangkan jamurnya berasal dari
Ascomycotina atau Basidiomycotina. Karena kemampuannya membantu pelapukan
batuan, liken mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan tanah dari
batuan.
Menurut
bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi 3 kelompok
1.
Krustos
2.
Folios
3.
Frutikos
Beberapa
jenis liken yang banyak dijumpai:
1.
Usnea dasypoga dan Usnea berbata
2.
Cladonia rangiferina
3.
Roccelia tinctoria
4.
Certaria islandica
5.
Pemelia acetabulum
6. Mikoriza
Merupakan
suatu bentuk asosiasi sembiotik antara akar tumbuhan tingkat tinggi dengan
miselium cendawan tertentu. Mikoriza sangat bermanfaat untuk:
1.
Meningkatkan
arbsorpsi hara dari dalam tanah
2.
Penghalang
biologi terhadap infeksi pathogen akar
3.
Meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembapan yang ekstrem
4.
Meningkatkan
produksi hormone pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auksin
5.
Menjamin
terselenggaranya proses biogeokemis
Mikoriza
terbagi atas dua golongan yaitu:
1. Ektomikoriza merupakan mikoriza yang
menginfeksi permukaan luar tanaman dan diantara sel-sel ujung akar. Pada
ektomikoriza jarinan hifa cenderung tidak masuk kedalam sel korteks tetapi
hanya sampai pada bagian epidermis akar tumbuhan. Jamur ini tidak bersimbiosis
karena jamur mendapat makanan dari tumbuhan inangnya.
2. Endomikoriza merupakan mikoriza yang
menginfeksi bagian dalam akar tanaman didalam dan diantara sel-sel ujung
akar. Pada endomikoriza, jaringan hifa cendawan masuk kedalam korteks akar dan
membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesikel. Endomikoriza berperan
untuk merangsang pertumbbuhan bintil akar dan mempercepat fiksasi nitrogen.
B.
PLANTAE
Plantae adalah
organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel
dan klorofil. Tumbuhan dan beberapa jenis alga adalah bagian utama dari kingdom
ini. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan makanan sendiri (autotrof)
dengan klorofil yang dimiliki. Klorofil membuat tumbuhan menjadi didominasi
oleh warna hijau. Kingdom ini berperan sebagai produsen dalam rantai makanan.
Terdapat kurang lebih 400.000 spesies dalam kingdom plantae.
1.
Ciri-ciri umum plantae.
·
merupakan
organisme multiseluler,
·
Eukariot
·
autotroph
(fotosintetik)
·
Dinding
sel tumbuhan disusun atas senyawa selulosa,
·
Menyimpan
kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum
2.
Bryophyta
Ciri morfologi Bryophyta,
·
Memiliki
habitat di daerah yang lembap.
·
Tumbuhan
lumut merupakan peralihan dari thallophyta kecormophyta, karena tumbuhan lumut
belum memiliki akar sejati.
·
Akar
pada tumbuhan lumut masih berupa rhizoid, selain itu tumbuhan ini belum
memiliki berkas pembuluh angkut xylem dan floem,sehingga untuk mengangkut zat
hara dan hasil fotosintesisnya menggunakan sel-sel parenkim yang ada.
·
Tumbuhan
lumut memiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga cara hidupnya
fotoautotrof.
·
Tumbuhan
lumut dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan
spora haploid dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet
betina.
·
Dalam
siklus hidupnya atau metagenesis tumbuhan lumut, akan didapati fase gametofit,
yaitu tumbuhan lumut sendiri yang lebih dominan dari fase sporofit, yaitu
sporogonium.
·
Klasifikasi
tumbuhan Bryophyta
Terdiri atas 3 Divisi
1. Bryophyta ( lumut Daun )
2. Anthocerotophyta( lumut Tanduk ),
3. Marchantiophyta ( Lumut Hati )
Contoh tumbuhan Bryophyta
Lumut Daun:
·
lumut gambut (Sphagnum sp.)
·
Polytrichum sp
·
Polytrichum juniperinum, Furaria,
·
Pogonatum cirratum, .
Lumut Hati:
·
Ricciocarpus sp.
·
Marchantia polymorpha. sp.
Lumut Tanduk:
·
Anthoceros sp (Anthoceros leavis )
3. Pteridophyta
Ciri morfologi Pteridophyta,
·
Pteridophyta
merupakan satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati
(kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya
·
Tumbuhan
ini benar-benar telah berupa kormus, jelas adanya akar, batang dan daun. Ada
yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit. Paku menyukai tempat
lembab (higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar
kawah-kawah (paku kawah)
·
Akar
tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah
dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris
·
Batangnya
jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. dan
Cyathea sp.). Batang tersebut kebanyakan berupa akar tongkat (Rhizoma). Tipe
berkas pembuluh angkut batang sama dengan akar, yaitu tipe konsentris
·
Klasifikasi
tumbuhan Pteridophyta,
Terdidiri atas divisi
1. Lycophyta ( Paku kawat )
2. Sphenophyta ( Paku Ekor Kuda )
3. Pterophyta ( Paku Sejati )
·
Contoh
tumbuhan Pteridophyta,
Paku Kawat;
o
Lycopodium sp.(paku tanduk rusa), ditanam sebagai
tanaman hias.
o
Lycopodium clavatum,
Paku Ekor
Kuda:
o
Equisetum debile ( paku ekor kuda )
Paku Sejati;
o
Alsophilla glauca (paku tiang),banyak ditemukan di
daerah pegunungan berhawa dingin, batangnya hitam digunakan untuk menanam
anggrek.
o
Adiantum cuneatum (suplir)
o
Asplenium nidus (paku sarang burung), ditanam
sebagai tanaman hias.
o
Marsilea crenata (semanggi), hidup di rawa
Peranan Pteridophyta
Sebagai tanaman hiasan :
- Platycerium nidus (paku tanduk rusa)
- Asplenium nidus (paku
sarang burung)
- Adiantum cuneatum (suplir)
- Selaginella wildenowii
(paku rane)
Sebagai bahan penghasil obat-obatan :
- Asipidium filix-mas
- Lycopodium clavatum
Sebagai sayuran :
- Marsilea crenata (semanggi)
- Salvinia natans (paku sampan = kiambang)
4. Spermatophyta
Ciri-ciri Tumbuhan Biji
1.
Biji
dihasilkan oleh bunga atau runjung
2.
Sperma
menuju sel telur melalui tabung serbuk sari
3.
Memiliki
saluran (xilem dan floem) untuk mengangkut air, mineral, makanan, dan
bahan-bahan lain
4.
Memiliki
klorofil
Spermatophyta Terdiri Atas;
·
Gymnospermae
·
Angiospermae
Ciri-ciri Gymnospermae
1.
Meliputi
tumbuhan yang berupa semak-semak atau pohon-pohon yang batangnya keras dan
berkayu
2.
Merupakan
akar tunggang dan batangnya bercabang-cabang
3.
Daunnya
kaku, sempit, jarang, serta berdaun pipih
4.
Bunga
yang sesungguhnya belum ada
5.
Bakal
biji terdapat pada badan mirip makroskofil dan disebut daun buah
6.
Serbuk
sari terdapat pada badan sehingga tumbuhan biji disejajarkan dengan paku
heterospora
Ciri-ciri Tumbuhan Biji
Tertutup ( Angiospermae):
1.
Ada
bunga yang sesungguhnya
2.
Daunnya
pipih,lebar, dengan susunan tulang yang beraneka ragam
3.
Bakal
biji atau biji tidak tampak
4.
Selisih
waktu yang relatif pendek antara penyerbukan dan pembuahan
5.
Adanya
pembuahan ganda
6.
Meliputi
tumbuhan kecil, semak-semak dan perdu, dan pohon besar
C.
ANIMALIA
Kingdom animalia adalah
organisme yang memiliki ciri eukaryotik, multiseluler, tidak memiliki klorofil
dan dinding sel, hidup heterotrof (memperoleh makanan dari organisme lain), dan
dapat bergerak pindah tempat/bebas untuk memperoleh makanan dan
mempertahankan hidupnya,
1.
Ciri
Umum:
a.
Bersifat eukariotik, multiseluler, dan
heterotrophy
b.
Tidak mempunyai dinding sel
c.
Umumnya dapat bergerak aktif
2.
Klasifikasi:
Dibedakan menjadi phylum:
1. Porifera
2. Coelenterate
3. Platyhelminthes
4. Nemahelminthes
5. Annelida
6. Mollusca
7. Arthropoda
8. Echinodermata
9. Chordata
3.
Porifer
1. Ciri:
Disebut hewan
berpori (spons) karena banyak memiliki lubang masuknya air yang disebut ostia
dan lubang keluarnya air yang disebut oskulum. Ostia – spongosol – oskulum
membentuk system saluran air yang berfungsi untuk memperoleh makanan dan
oksigen.
Dinding tubuh
tersusun atas dua lapis sel, yaitu bagian luar tersusun atas sel-sel pinakosit
yang berfungsi untuk pelindung dan bagian dalam yang tersusun atas sel-sel
koanosit, yaitu sel-sel yang berbentuk botol dan mempunyai flagel. Lapisan
koanosit berfungsi mengalirkan air, menangkap bahan makanan dan mencernanya.
2. Reproduksi
Reproduksi
secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas (gemmule), sedangkan
reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan gamet jantan dengan betina.
Porifera bersifat hermafrodit tetapi dalam proses perkembangbiakannya tetap membutuhkann
individu lainnya.
3. Klasifikas
Porifera dapat
dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Calcarea (mempunyai rangka dari zat kapur).
Hexactinellia (mempunyai rangka dari zat kersik atau silikat). Demospongia
(mempunyai rangka dari zat sponging atau spongin dengan silikat). Beberapa
anggota kelas demonspongia bisa dimanfaatkan sebagai alat gosok
4.
Coelenterata
1. Ciri
a. Bentuk
tubuh simetris radial dan memiliki rongga di bagian tengah tubuh
(gastrovaskular). Rongga gastrovaskular berfungsi sebagai alat pencernaan. Di
bagian ujung tubuh terdapat mulut yang dilengkapi dengan tentakel yang
berfungsi untuk menangkap dan memasukkan bahan makanan. Beberapa tentakelnya
ada yang dilengkapi dengan sel knidoblas yang mengandung racun atau sengat
(nematokis).
b. Dinding
tubuh tersusun atas dua lapisan sel (diploblastic) yaitu ectoderm (lapisan
luar) dan endoderm (lapisan dalam)
c. Fase
kehidupan dibagi menjadi polip (menetap) dan medusa (bergerak atau melayang).
2. Klasifikasi
a. Hydrozoa
Contoh: hydra
yang hidup di air tawar dan obelia yang hidup di laut. Fase dominan adalah fase
Polip.
b. Schypozoa
Contoh: Ubur-ubur
(Aurelia sp) yang tubuh dewasanya berbentuk medusa sedang larvanya berbentuk
polip. Siklus hidup Aurelia sp. Adalah sebagai berikut. Aurelia dewasa (medusa)
akan menghasilkan gamet (sperma dan ovum) yang kemudian melebur menghasilkan
zigot – larva bersilia (planula) – menempel (polip) disebut skifistoma –
strobilus – membentuk efira (medusa muda) – medusa.
c. Anthozoa
Contoh: Anemon
laut yang tidak memiliki fase medusa (selamanya berbentuk polip).
5.
Platyhelminthes
(cacing pipih
a. Ciri
Berbentuk
simetris bilateral serta rongga tubuhnya bersifat triploblastic aselomata
(mempunyai tiga lapisan t, embrional tetapi belum mempunyai selom (tongga)).
o
Belum memiliki system peredaran darah
dan anus
o
System saraf masih sederhana dan berupa
system saraf tangga tali.
b. Klasifikasi
1. Turbelaria
(cacing berambut getar)
Contoh: Planaria
yang hidup bebas di air tawar, mempunyaiu daya regenerasi yang tinggi, bersifat
hermafrodi dan memiliki akskresi berupa sel-sel api (flame cel)
2. Trematoda
(cacing hisap)
Merupakan cacing
yang bersifat parasite baik pada hewan aupun manusia. Contoh: Fasciola hepatica
merupakan parasite pada hati hewan ternak dengan inang perantara siput
(lymnea). Siklus hidup Telur – Mirasidium – sporokista – redia – serkaria –
metaserkaria – kista – cacing dewasa. Chlonorchis sinensis merupakan parasite
pada hati manusia dengan inang perantara ikan air tawar.
3. Cestoda
(cacing pita)
Bersifat
parasite dengan bentuk tubuh tersusun atas rangkaian segmen-segmen yang disebut
proglotid. Pada bagian ujung segmen terdapat skoleks yang merupakan alat isap
dan restulum merupakan alat pengait. Cestoda belum mempunyai alat pencernaan. Contoh:
Taenia solium. Inang perantaranya babi dan mempunyai pengait pada skoleks.
Taenia saginata. Inang perantaranya sapi tidak mempunyai alat pengait pada skoleks
Taenia saginata. Inang perantaranya sapi tidak mempunyai alat pengait pada skoleks
Siklus hidup
cacing pita:
Proglotid lepas
keluar bersama feses manusia – tertelan oleh babi/sapi bersama makanan –
menetas menjadi heksakan – menembus dinding usus menjadi sistiserkus dalam
otot/daging – daging termakan manusia, sistiserkus berubah menjadi cacing
dewasa dalam usus halus.
6.
Nemahelminthes
(Cacing gilig)
Ciri
a. Tubuh
berbentuk gilig, simetri radial, dan triploblastic pseudopodia (mempunyai tiga
lapisan embrional dan mempunyai selom/rongga tubuh semu) Sudah memiliki saluran
pencernaan dan memiliki reproduksi seksual
b. Umumnya
cacing gilig merugikan manusia karena menjadi parasite di tubuh manusia.
Contoh:
-
Ascaris lumbricoides (cacing perut),
hidup parasite di usus halus manusia dan mengisap zat-zat makanan. Bentuk bulat
memanjang dengan panjang tubuh sekitar 15-31 cm untuk jantan dan 20-40 cm untuk
betina. Tubuhnya licin karena tertutup oleh lapisan kutikula. Penularan atau
masuknya cacing ke dalam tubuh manusia melalui makanan (oral). Infeksi akut cacing
ini pada manusia dapat menyebabkan kurang gizi.
-
Ancylostoma duodenale dan Necator
Americana (cacing tambah), hidup parasite di usus halus manusia dengan mengisap
darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Penularan atau masuknya larva
filariform ke dalam tubuh manusia melalui pori-pori kulit. Infeksi cacing ini
pada manusia dapat menyebabkan anemia (kurang darah).
-
Oxyuris vermicularis (cacing kremi),
penularan atau masuknya cacing ke dalam tubuh manusia melalui makanan (oral).
Infeksi cacing ini ditunjukkan oleh adanya gatal-gatal di sekitar anus.
Gatal-gatal terjadi karena cacing dewasa melatakkan telur di anus. Apabila
digaruk, telur dapat menempel di tangan kemudian masuk kembali ke dalam tubuh
melalui makanan yang dimakan menggunakan tangan. Peristiwa ini disebut autoinfeksi
-
Wucheria brancrofti atau Filaria
brancrofti (cacing rambut), hidup parasite di pembuluh getah bening (limpa)
manusia. Penularan atau masuknya cacing ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk Culex. Infeksi cacing ini dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh getah
bening sehingga terjadi pembengkakan, terutama di kaki yang disebut dnegan kaki
gajah.
7.
Annelida
(cacing gelang)
a. Ciri
Tubuh berbentuk
seperti gelang-gelang (cincin), simetris bilateral, dan triploblastic selomata
(mempunyai tiga lapisan embrional dan sudah mempunyai rongga sebenarnya.
Tubuh tersusun
atas ruas-ruas yang disebut metameri. Setiap ruas memiliki alat ekskresi
(nefridium), lubang reproduksi, otot, dan pembuluh darah.
Sudah memiliki
alat pencernaan lengkap
System peredaran
darah tertutup
b. Klasifikasi
1. Polichaeta
Hidup di laut.
Tubuh mempunyai banyak rambut (chaeta). Contoh: cacing palolo (Eunice viridis)
dan cacing wawo (Lydice oele). Keduanya sering digunakan menjadi bahan makanan
orang-orang di kepulauan Maluku
2. Oligochaeta
Hidup di tanah.
Tubuh memiliki sedikit rambut (chaeta). Tubuh cacing tanah mempunyai kitelum
yang berisi seluruh kelenjar. Olygochaeta sudah memiliki system peredaran darah
yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan oksigen. Pernapasan melalui kulit.
Contoh: Cacing tanah (Lumbricoides terestial) dan Pheretima sp.)
3. Hirudinae.
Tidak memiliki
rambut. Dapat menghasilkan hirudin yang merupakan zat antipembekuan darah dan
zat anastetik (penghilang rasa sakit). Sebagian besar hirudinae merupakan
ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya dengan mengisap darah. Namun
Hirudinae juga dapat digunakan dalam kepentingan medis. Contoh: Hirudo
medicinalis dan Hirudinaria javanica (lintah), serta Haemodipsa zeylanica
(pacet)
8.
Mollusca
(Hewan bertubuh lunak)
a. Ciri
Tubuh lunak
sehingga sebagian mempunyai cangkang atau cangkok yang tersusun atas CaCO3 yang
berlapis-lapis. Susunan umum cangkang Molusca secara umum tampak pada gambar
berikut ini.
Tubuh bersifat
simetris bilateral dan bersifat triploblastic selomata.
b. Klasifikasi
1. Pelecypoda/Lamelibrachiata/Bivalvia
o
Disebut Pelecypoda karena mempunyai kaki
pipih, disebut lamellibranchiate karena mempunyai ingsang berlapis-lapis, dan
disebut Bivalvia karena mempunyai sepasang cangkang.
o
Pada bagian punggung (posterior)
membesar membentuk umbo. Cangkang tersusun atas zat kapur dan mempunyai tiga
lapisan, yaitu: periostrakum, prismatic, dan nakreas.
o
Contoh pelecypoda, yaitu Mytilus viridis
(kerang hijau), Anadara granosa (kerang darah), Asaphis derlorata (remis) dan
Meleagrina margaritivera (kerang mutiara).
2. Cephalopoda
o
Mempunyai kaki yang terletak di bagian
kepala. Umumnya tidak mempunyai cangkang luar tetapi mempunyai cangkang dalam
yang terbuat dari kapur atau kitin dan memiliki kantong tinta. Namun,
chepalopoda jenis Nautilus papilus mempunyai cangkang luar dan tidak memiliki
kantong tinta.
o
Contoh chepalopda, yaitu Loligo indica
(cumi-cumi), Sepia sp. (sotong), Octopus vulgaris (gurita), dan Nautilus
pampilus.
3. Gastropoda
o
Mempunyai perut yang berfungsi sebagai
kaki (alat gerak), bersifat hermafrodit (mempunyai ovotestis), bernapas dengan
paru-paru, dan mempunyai system peredaran darah terbuka.
o
Contoh: Achatina fulica (bekicot),
Vivapara javanica (keong), Vaginula sp. (siput telanjang/tidak mempunyai
cangkang), dan Lymnea sp. (inang perantara Fasciola hepatica)
4. Scapopoda
Hidup di laut
dan mempunyai cangkang berbentuk pipa memanjang. Contoh: Dentalium sp.
5. Amphineura
Hidup di laut
dan mempunyai cangkang yang berlapis-lapis. Contoh: Chiton sp.
9.
Echinodermata
a. Ciri
Echinodermata
hidup di laut terutama sebagai pemakan bangkai, sehingga disebut dapat
membersihkan lautan dari sisa organisme.
Simetris tubuh
pada saat larva bilateral, tetapi setelah dewasa berbentuk radial. Tubuh
Echinodermata tidak beruas-ruas, alat pernapasan berupa papula dan system saraf
benbentuk cincin.
Bergerak dengan
kaki ambulakral yang mempunyai system saluran air (system ambulakral). Aliran
air pada system ambulakral adalah air masuk - madreporit – saluran batu –
saluran cincin – saluran lateral – ampula
b. Klasifikasi
1. Asteroidea
disebut juga bintang laut karena berbentuk seprtii bintang dengan lima lengan.
Setiap lengannya mempunyai duri-duri tumpul dan duri catut (pediselaria).
Contoh: Asteroidea, Asyterias foberi.
2. Echinoidea
disebut juga landak laut karena tubuhnya membulat dan mempunyai duri panjang
dan tajam. Contoh: Diadema saxatile (bulu babi).
3. Ophiuroidea
disebut juga bintang mengular karena bentuk seperti bintang laut tetapi
lengannya panjang. Contoh: Ophiolepsis sp.
4. Crinoidea
disebut juga lilia laut karena mempunyai bentuk seperti tumbuhan. Contoh:
Ptilocrinus pinnatus.
5. Holothuroidea
disebut juga mentimun laut karena bentuknya bulat memanjang seperti mentimum.
Contoh: Holothuria ata (tripang) yang dapat dikonsumsi.
10. Arthropoda
a. Ciri
Arthropoda
merupakan hewan yang memiliki kaki berbuku-buku. Tubuh arthropoda dapat
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen
(perut). Kepala dan dada dapat menjadi satu yang disebut cephalothoraks.
Mempunyai system
peredaran darah terbuka. Darah tidak berwarna merah karena tidak berfungsi
untuk mengangkut oksigen. Oksigen diangkut malalui system trakea
System ekskresi
berupa kelenjar malphigi, sedangkan system sarafnya berupa system saraf tangga
tali.
b. Klasifikasi
1. Crustacea
(udang-udangan)
Ciri: tubuh
terdiri dari cephalotoraks dan abdomen serta dilindungi oleh rangka luar yang
keras. Mempunyai 10 (5 pasang) kaki jalan dan bernapas dengan insang.
Contoh: berupa
zooplankton (Daphnia sp) dan bertubuh makrokospis Portunus sexdentalus
(kepiting) dan udang.
2. Arachnida
(Laba-laba)
Tubuh terdiri
dari cepaholotoraks dan abdomen. Mempunyai 8 (4 pasang)kaki dan bernapas dengan
paru-paru buku
Ada tiga ordo:
§ Arachnoidea:
mempunyai spinneret yang menghasilkan benag-benang. Contoh Laba-laba.
§ Scorpionida:
bagian abdomen segmen terakhir menjadi kelenjar racun (telson) dan pada mulut
terdapat pencapit (pedipalpus) serta gigi pemotong (kalisera). Contoh
Thelyphonus sp. (kalajengking)
§ Acarina:
abdomen bersatu dnegan cepalotoraks. Umumnya hidup sebagai parasite. Contoh
Sarcoptes scabei (caplak kudis) dan caplak anjing.
3. Myriapoda
Tubuh dibedakan
menjadi caput dan abdomen, tiap ruas abdomen mempunyai 1 atau 2 pasang kaki. Bernapas
dengan trakea.
Dibedakan menjadi:
§ Chilopoda:
tiap ruas abdomen mempunyai sepasang kaki dan sepasang spirakel. Contoh Lipan
(Scolopendra sp.) atau kelabang.
§ Diplopoda:
tiap rus abdomen mempunyai dua pasang kaki. Contoh: Julus sp. (keluwing/kaki
seribu)
4. Insecta
Tubuh dibedakan
atas caput, thoraks, dan abdomen. Mempunyai 6 (3 pasang) kaki pada bagian
thorak atau dada serta ada yang memiliki sayap. Siklus hidup dapat berupa:
Ametabola: tidak mengalami metamorphosis
(telur—muda – dewasa)
Hemimetabola: metamorphosis tidak sempurna (telur – nimfa – imago)
Holometabola: metamorphosis sempurna (telur—larva – pupa – dewasa)
Pembagian:
Hemimetabola: metamorphosis tidak sempurna (telur – nimfa – imago)
Holometabola: metamorphosis sempurna (telur—larva – pupa – dewasa)
Pembagian:
o
Apterygota ( tidak bersayap) contoh:
kutu buku
o
Arkiptera (bersayap 2 pasang sama)
contoh: capung dan laron
o
Orthoptera (bersayap lurus) contoh:
belalang.
o
Hemiptera (bersayap pendek) contoh:
walang sangit
o
Homoptera (bersayap seragam) contoh
wereng
o
Neuroptera (bersayap jarring) contoh :
undur-undur
o
Lepidoptera (bersayap sisik) contoh :
kupu-kupu
o
Coleopteran (bersayap perisai/tebal)
contoh: kumbang tanduk
o
Hymenoptera (bersayap selaput) lebah
madu
o
Diptera (bersayap dua) contoh lalat dan
nyamuk
o
Siphonoptera ( bersayap pembuluh) contoh
kutu anjing
I.
Chordata
Ciri
Mempunyai chorda
dorsalis (notochord) yaitu tali sumbu tubuh yang kemudian dapat berkembang
menjadi columna vertebralis (tulang belakang)
Tubuh berbentuk
simetris bilateral dan triploblastic selomata
Klasifikasi
1. Acraniata
Dibedakan menjadi urochordata/tunika, contoh
Herdmania pallida (hidup di laut di batuan, galangan kapal atau sampan) dan cephalochordate
contoh Amphioxus.
2. Vertebrata/craniates
Dibedakan menjadi dua, yaitu: agnatha (vertebrata
yang tidak mempunyai rahang), contoh: lamprey dan hagfish, dan Gnathostomata
(vertebrata yang memiliki rahang) yang terdiri dari:
o Chondrichthyes. Ikan bertulang rawan. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 2 ruangan. Contoh: ikan pari dan hiu
o Chondrichthyes. Ikan bertulang rawan. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 2 ruangan. Contoh: ikan pari dan hiu
o
Osteichthyes, ikan bertulang sejati. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung
terdiri dari 2 ruangan. Contoh: ikan mujair, bandeng, kakap, mas.
o
Amphibian, hewan yang dapat di dua tempat, yaitu pada saat larva hidup di air
dan ketika dewasa hidup di darat. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung
terdiri dari 3 ruangan. Contoh: katak dan salamander
o
Reptilian, hewan melata. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 4
ruangan Contoh: ular, kura-kura, buaya.
o Aves/burung. Berdarah panas (homoikiloterm), jantung terdiri dari 4 ruangan mempunyai bulu, dan ovipar (bertelur)
o Mamalia, hewan yang menyusui atau mempunyai kelenjar susu. Mamalia dibedakan menjadi monotremata (bertelur) contoh: Platipus: Marsupial (berkantung), contoh: kanguru, dan eutheria (berplasenta), contoh: tikus dan monyet.
o Aves/burung. Berdarah panas (homoikiloterm), jantung terdiri dari 4 ruangan mempunyai bulu, dan ovipar (bertelur)
o Mamalia, hewan yang menyusui atau mempunyai kelenjar susu. Mamalia dibedakan menjadi monotremata (bertelur) contoh: Platipus: Marsupial (berkantung), contoh: kanguru, dan eutheria (berplasenta), contoh: tikus dan monyet.
D. EKOSISTEM
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan
memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya,
suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a. Komponen autotrof
(Auto
= sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan
energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai
produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain.
Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri
dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau
substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme
pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan
yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai
ini adalah bakteri dan jamur.
2.
Macam-macam
Ekosistem
Secara garis besar ekosistem
dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya
berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem
darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang
garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah
(25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan
juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C).
Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang
terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan
menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki
akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di
gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah
tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per
tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan
drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna
(herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara
lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru,
serangga, tikus dan ular
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.
Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,
pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara
lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam
lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,
liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang
datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki
rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan
insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut. Adaptasi
tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan
hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat
tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi
perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan
air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan
habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi
dan kebiasaan hidup.
1.
Berdasarkan
aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau
organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2.
Berdasarkan
kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a.
Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;hewan yang aktif berenang dalam air,
misalnya ikan.
c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang
di permukaan air atau bertempat pada
permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantungpada tumbuhan atau benda lain, misalnya
keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di
dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak
bebas, misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air
mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk
ekosistem air mengalir adalah sungai.
1.
Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya
mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi
cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari
disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang
drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan
daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan
kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi
4 daerah sebagai berikut.
a)
Daerah
litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari
menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya
merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas
permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis
ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga,
krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular,
itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b)
Daerah
limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi
dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik
danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler
setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini
dihuni oleh cacing dan mikroba.
d)
Daerah
bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya
bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi
organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik
merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat
adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat
dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan
pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang
atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya
menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut
"eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan
mengurangi nilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.
Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.
Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air
sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk
berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis
dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai
makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak
sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir
sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh
berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya
dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena
mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat
melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir
menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
c.
Ekosistem
air laut
Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang
panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat
bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta
ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke
bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air
laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang
berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat
ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya
berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan
lebih dalam dari pantai (1.500-10.000
m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara
horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan
sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan
dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik
dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan
kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman
mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam
(dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di laut,
hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara
banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara
osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang
secara aktif.
2.
Ekosistem pantai
Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.
Ekosistem
pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup
di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat
keras.
Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni
oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi
kepiting dan burung pantai.
Daerah
tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas
tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan
sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan
lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto,
dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung),
Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di
dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan
ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi
tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk
mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang
surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa,
Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang
sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas
air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini
juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari
sungai memperkaya estuari.
Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting,
dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan
estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar.
Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu
unggas air.
4. Terumbu karang
Di laut
tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri
dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu
karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga
fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu
karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan
yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan
ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
E.
PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Pelestarian Lingkungan adalah upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang
ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi
tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.
Lingkungan
bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan sosial. Biotik
adalah makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) sementara Abiotik
adalah yang bukan makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung, jalan raya, rumah
dan lain - lain). Yang ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
membentuk sistem interaksi yang besar peranannya dalam membentuk karakter
kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini sangat saling terkait dan
saling mempengaruhi.
a. Kerusakan Lingkungan
Berdasarkan
faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1.
Bentuk
Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam.
Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di
perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan
gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan
apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk
hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun
5) Material padat (batuan, kerikil,
pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
Gempa bumi
Gempa bumi
adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun,
maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa
intensitas gempa. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih
dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung
terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di
antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah,
jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya
tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut
dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
Badai/Angin topan
Angin
topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto
satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya
angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung)
dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan
perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat
menenggelamkan kapal.
Banjir
Banjir
merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena
banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari
ulah manusia sendiri. Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi
alam memang memengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus
menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai.
Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena
penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran
air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air.
Tanah Longsor
Karakteristik
tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat
terjadi karena proses alam atau pun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana
alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman,
sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah
longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi
agak miring atau berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor
pernah melanda daerah Karanganyar (Jawa Tengah) pada bulan Desember 2007.
Kemarau Panjang
Bencana
alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena
adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau
terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian,
seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api
penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang
diusahakan penduduk.
2.
Kerusakan
Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penghuni lingkungan hidup di bumi berperan
besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan
sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayangnya,
seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan
masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh
manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor
manusia, antara lain:
a.
Terjadinya
pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b.
Terjadinya
banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c.
Terjadinya
tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak
langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar
(penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
3.
Upaya
Pelestarian Lingkungan Hidup
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak
bisa ditunda lagi. Pelestarian Lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di
bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk
menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita, sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan, sangat besar manfaatnya
bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur
bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti
dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan
kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan
Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT
Bumi di Rio de Jeneiro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting,
yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya
kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu
keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
Adapun
ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka
panjang.
Pada masa
reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
1.
Upaya
yang Dilakukan Pemerintah
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5
Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982,
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah
RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah
membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
·
Menanggulangi
kasus pencemaran.
·
Mengawasi
bahan berbahaya dan beracun (B3).
·
Melakukan
penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan
menanam sejuta pohon.
2.
Upaya
Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
a. Pelestarian tanah (tanah datar,
lahan miring/perbukitan)
Mengondisikan penjagaan tanah.
Mengondisikan penjagaan tanah.
b. Pelestarian udara
·
Menggalakkan
penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
·
Mengupayakan
pengurangan emisi
·
Mengurangi
atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon.
c. Pelestarian hutan, Upaya yang dapat
dilakukan untuk melestarikan hutan:
·
Reboisasi
atau penanaman kembali hutan yang gundul.
·
Melarang
pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
·
Menerapkan
sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
·
Menerapkan
sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
·
Menerapkan
sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat
dilakukan dengan cara:
·
Melakukan
reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
·
Melarang
pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
·
Melarang
pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
·
Melarang
pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora
dan fauna di antaranya adalah:
·
Mendirikan
cagar alam dan suaka margasatwa.
·
Melarang
kegiatan perburuan liar.
·
Menggalakkan
kegiatan penghijauan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rahmatalkafi.com/2012/01/pelestarian-lingkungan.html
http://nindchild.blogspot.com/2012/02/ekosistem.html
http://wartosbiologi.blogspot.com/2012/04/rangkuman-animalia.html
http://www.almansyahnis.com/2014/02/plantae-bahan-ajar-kelas-x.html
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.
Latar Belakang.......................................................................................................
B.
Rumusan Masalah..................................................................................................
C.
Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. FUNGI....................................................................................................................
B. PLANTAE..............................................................................................................
C. ANIMALIA............................................................................................................
D. EKOSISTEM..........................................................................................................
E. PELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP...........................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A.
Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
MAKALAH
FUNGI,
PLANTAE, ANIMALIA, EKOSISTEM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HDIUP
OLEH
:
NAMA
KELOMPOK
KELAS
:
SMAN
1 MASBAGIK
TP.
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Biologi
adalah ilmu
alam
yang mempelajari kehidupan, dan organisme
hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi,
persebaran, dan taksonominya.[1]
Ilmu biologi modern sangat luas, dan eklektik,
serta terdiri dari berbagai macam cabang, dan subdisiplin. Namun, meskipun
lingkupnya luas, terdapat beberapa konsep umum yang mengatur semua penelitian,
sehingga menyatukannya dalam satu bidang. Biologi umumnya mengakui sel
sebagai satuan dasar kehidupan, gen
sebagai satuan dasar pewarisan, dan evolusi
sebagai mekanisme yang mendorong terciptanya spesies
baru. Selain itu, organisme diyakini bertahan dengan mengonsumsi, dan mengubah energi
serta dengan meregulasi keadaan dalamnya agar
tetap stabil, dan vital
Subdisiplin
biologi didefinisikan berdasarkan skala organisme yang dipelajari, jenis
organisme yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk mempelajarinya
antara lain:
·
Biologi
molekuler terkait dengan interaksi antar molekul
biologis.
·
Biologi
seluler meneliti satuan dasar semua kehidupan, yaitu sel
·
Fisiologi mempelajari fungsi
fisik, dan kimia jaringan
organ, dan sistem
organ suatu organisme
·
Biologi evolusioner
meneliti proses
yang menghasilkan keanekaragaman hayati; dan ekologi
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya.
B.
Rumusan
Masalah
1. FUNGI
2. PLANTAE
3. ANIMALIA
4. EKOSISTEM
5. PELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP
C.
Tujuan
Untuk
mendeskripsikan semua tentang Fungi, Plantae, Animalia, Ekosistem dan Cara
Melestarikan Lingkungan Hidup
BAB III
KESIMPULAN
Fungi (jamur)merupakan
organisme eukariot, kebanyakan multiseluler, beberapa jenis uniseluler, tidak
berklorofil, dinding selnya mengandung kitin dan glukan. Jamur bersifat
heterotrof yaitu sebagai saprofit, parasit, dan hidup bersimbiosis dengan
organisme lain.
Plantae adalah
organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel
dan klorofil. Tumbuhan dan beberapa jenis alga adalah bagian utama dari kingdom
ini. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan makanan sendiri (autotrof)
dengan klorofil yang dimiliki. Klorofil membuat tumbuhan menjadi didominasi
oleh warna hijau. Kingdom ini berperan sebagai produsen dalam rantai makanan.
Terdapat kurang lebih 400.000 spesies dalam kingdom plantae.
Kingdom animalia adalah
organisme yang memiliki ciri eukaryotik, multiseluler, tidak memiliki klorofil
dan dinding sel, hidup heterotrof (memperoleh makanan dari organisme lain), dan
dapat bergerak pindah tempat/bebas untuk memperoleh makanan dan
mempertahankan hidupnya,
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan
memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
Pelestarian Lingkungan adalah upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang
ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi
tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.
Lingkungan
bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan sosial. Biotik
adalah makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) sementara Abiotik
adalah yang bukan makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung, jalan raya, rumah
dan lain - lain). Yang ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
membentuk sistem interaksi yang besar peranannya dalam membentuk karakter
kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini sangat saling terkait dan
saling mempengaruhi.
makasih untuk makalahnya. membantu sekali untuk tugas.. :)
BalasHapusmakasih... atas makalahnya.
BalasHapussama-sama
BalasHapusPengen suksek ya pake duit
BalasHapuspengen duit ya kerja heee
Hapus