Rabu, 17 Juni 2015

MAKALAH FUNGI



BAB II
PEMBAHASAN
A.    FUNGI (JAMUR)
Fungi (jamur)merupakan organisme eukariot, kebanyakan multiseluler, beberapa jenis uniseluler, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin dan glukan. Jamur bersifat heterotrof yaitu sebagai saprofit, parasit, dan hidup bersimbiosis dengan organisme lain.
1.      Ciri-ciri Fungi atau Jamur
a.       Merupakan organism yang tidak berklorofil, oleh karena itu bersifat heterotrof. Hidup sebagai saprofit, parasit, dan ada yang bersimbiosis.
b.      Bersifat eukarion (mempunyai inti yang sejati).
c.       Ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak.
d.      Berkembangbiak secara vegetative dan generative
e.       Menyenangi lingkungan yang agak asam, kurang cahaya, terutama ditempat-tempat lembab yang mengandung zat organiki
f.       Dinding sel tubuh tersusun dari kitin.
2.      Struktur Tubuh Fungi atau Jamur.
Kelompok jamur yang uniseluler seperti khamir(ragi) sangat beragam ukurannya, diameternya berkisar 1-5 mikrometer dan panjang 5-30 mikrometer. Jamur yang bersel banyak tubuhnya tersusun dari benang-benang yang disebut hifa.
Pada beberapa jamur, dinding hifa mengandung selulosa, tetapi pada umumnya terutama terdiri atas nitrogen organic, yaitu kitin.
Macam-macam hifa:
·         Aseptat, yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat atau septum dan biasa disebut senosit.
·         Septat uninukleus, yaitu hifa dengan sel beinti tunggal, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang dan setiap ruang berisi satu inti.
·         Septat multinukleus, yaitu hifa dengan sel banyak.
3.      Perkembangbiakan Fungi atau Jamur
a.       Perkembangbiakan secara aseksual
1)            Fragmentasi hifa
2)            Pembentukan tunas (kuncup)
3)            Pembentukan spora aseksual

a)            Sporangiospora
b)            Konidiaspora
c)            Klamidospora
b.      Perkembangbbiakan seksual
1)      Isogami
2)      Anisogami
3)      Oogami
4)      Gametangiogami
5)      Somatogami
6)      Spermatisasi
4.      Klasifikasi Fungi atau Jamur
a.      Diviai Zygomycotina
Dinamakan Zygomycotina karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora. Umumnya hidup di darat sebagai saprofit dan tidak berklorofil. Hifanya tidak berskat dan berinti banyak. Perkembangbiakan secara vegetative dengan membentuk aplanospora yang hidup didarat dan yang hidup di air membentuk zoospore, sedangkan perkembangbiakan generative dengan oogami atau gametaniogami.
Beberapa contohZygomycotina
a.              Pilobolus
b.              Mucor muceedo
c.              Rhizopus nigricans
d.             Rhizopus oligosporus
e.              Rhizopus stoloniferus
f.               Mucor javanicus
b.      Divisi Ascomycotina
Ascomycotina mudah dibedakan dengan jamur lain kaena mempunyai cirri khas yaitu spora dibentuk dalam perkembangbiakan generative (seksual). Spora dibentuk dalam suatu sel yang menggelembung berbentuk kantung yang disebut askus dan spora yang dihasilkan disebut askospora.
Beberapa contoh Ascomycotina
a.              Penicillium italicum
b.              Penicillium islandicum
c.              Penicillium notatum
d.             Penicilliumchrysogenum
e.              Penicillium camembery
f.               Xylaria tabacina
g.              Aspergillus nidulans
h.              Aspergillus flavus
i.                Fusarium
j.                Claviceps puepurea
c.       Divisi Basidiomycotina
Kelompok jamur yang termasuk Basidiomycotina mempunyai bentuk yang besar (makroskopis). Sporanya dibentuk pada basidium. Tiap basidium umumnya mempunyai 4 basidispora. Perkembangbiakan Basidiomycotina secara vegetative dengan fragmentasi hifa, sedangkan secara generative dengan membentuk basidiospora pada basidium.
Daur hidup Basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau pertumbuhan konidium. Selanjutnyaakan tumbuh menjadi benang hifa yang berskat dengan satu inti, kemudian hifa  membentuk miselium.
Beberapa contoh Basidiomycotina
a.              Volvariella volvacea
b.              Auricularia polytricha
c.              Puccinia graminis
d.             Amanita phalloides
e.              Agaricus campertis
f.               Lycoperdon
g.              Lentinus edodes
h.              Ezobasidium vexans
d.      Divisi Deuteromycotina
Meliputi semua jamur yang belum diketahui perkembangbiakan seksualnya. Hanya diketahui perkembangbiakan vegetatifnya yaitu dengan membentuk konldia. Kelompok jamur ini disebut jamur tidak sempurna.
Beberapa contoh Deuteromycotina
a.              Trichophyton tonsurans
b.              Trichophyton sp.
c.              Malassezia furtur
d.             Sclerothium rolfsii
e.              Microsporum
5.      Liken (Lichenes)
Liken atau lumut kerak adalah simbiosis antara alga dengan jenis jamur tertentu. Alganya berasal dari alga hijau dan biru bersel satu, sedangkan jamurnya berasal dari Ascomycotina atau Basidiomycotina. Karena kemampuannya membantu pelapukan batuan, liken mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan tanah dari batuan.
Menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi 3 kelompok
1.       Krustos
2.       Folios
3.       Frutikos
Beberapa jenis liken yang banyak dijumpai:
1.       Usnea dasypoga dan Usnea berbata
2.       Cladonia rangiferina
3.       Roccelia tinctoria
4.       Certaria islandica
5.       Pemelia acetabulum
6.      Mikoriza
Merupakan suatu bentuk asosiasi sembiotik antara akar tumbuhan tingkat tinggi dengan miselium cendawan tertentu. Mikoriza sangat bermanfaat untuk:
1.              Meningkatkan arbsorpsi hara dari dalam tanah
2.              Penghalang biologi terhadap infeksi pathogen akar
3.              Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembapan yang ekstrem
4.              Meningkatkan produksi hormone pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auksin
5.              Menjamin terselenggaranya proses biogeokemis
Mikoriza terbagi atas dua golongan yaitu:
1.   Ektomikoriza merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan diantara sel-sel ujung akar. Pada ektomikoriza jarinan hifa cenderung tidak masuk kedalam sel korteks tetapi hanya sampai pada bagian epidermis akar tumbuhan. Jamur ini tidak bersimbiosis karena jamur  mendapat makanan dari tumbuhan inangnya.
2.   Endomikoriza merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam  akar tanaman didalam dan diantara sel-sel ujung akar. Pada endomikoriza, jaringan hifa cendawan masuk kedalam korteks akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesikel. Endomikoriza berperan untuk merangsang pertumbbuhan bintil akar dan mempercepat fiksasi nitrogen.
B.     PLANTAE
Plantae adalah organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil. Tumbuhan dan beberapa jenis alga adalah bagian utama dari kingdom ini. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan makanan sendiri (autotrof) dengan klorofil yang dimiliki. Klorofil membuat tumbuhan menjadi didominasi oleh warna hijau. Kingdom ini berperan sebagai produsen dalam rantai makanan. Terdapat kurang lebih 400.000 spesies dalam kingdom plantae.
1.      Ciri-ciri umum plantae.
·         merupakan organisme multiseluler,
·         Eukariot
·         autotroph (fotosintetik)
·         Dinding sel tumbuhan disusun atas senyawa selulosa,
·         Menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum
2.      Bryophyta
Ciri morfologi  Bryophyta,
·         Memiliki habitat di daerah yang lembap.
·         Tumbuhan lumut merupakan peralihan dari thallophyta kecormophyta, karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
·         Akar pada tumbuhan lumut masih berupa rhizoid, selain itu tumbuhan ini belum memiliki berkas pembuluh angkut xylem dan floem,sehingga untuk mengangkut zat hara dan hasil fotosintesisnya menggunakan sel-sel parenkim yang ada.
·         Tumbuhan lumut memiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga cara hidupnya fotoautotrof.
·         Tumbuhan lumut dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora haploid dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
·         Dalam siklus hidupnya atau metagenesis tumbuhan lumut, akan didapati fase gametofit, yaitu tumbuhan lumut sendiri yang lebih dominan dari fase sporofit, yaitu sporogonium.


·         Klasifikasi tumbuhan Bryophyta
Terdiri atas 3 Divisi
1. Bryophyta ( lumut Daun )
2. Anthocerotophyta( lumut Tanduk ),
3. Marchantiophyta ( Lumut Hati )
Contoh tumbuhan Bryophyta
Lumut Daun:
·         lumut gambut (Sphagnum sp.)
·         Polytrichum sp
·         Polytrichum juniperinum, Furaria,
·         Pogonatum cirratum, .
Lumut Hati:
·         Ricciocarpus sp.
·         Marchantia polymorpha. sp.
Lumut Tanduk:
·         Anthoceros sp (Anthoceros leavis )
3.      Pteridophyta
Ciri morfologi Pteridophyta,
·         Pteridophyta merupakan satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya
·         Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jelas adanya akar, batang dan daun. Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah)
·         Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris
·         Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. dan Cyathea sp.). Batang tersebut kebanyakan berupa akar tongkat (Rhizoma). Tipe berkas pembuluh angkut batang sama dengan akar, yaitu tipe konsentris


·         Klasifikasi tumbuhan Pteridophyta,
Terdidiri atas  divisi
    1.  Lycophyta ( Paku kawat )
    2.  Sphenophyta ( Paku Ekor Kuda )
    3.  Pterophyta ( Paku Sejati )
·         Contoh tumbuhan Pteridophyta,
Paku Kawat;
o   Lycopodium sp.(paku tanduk rusa), ditanam sebagai tanaman hias.
o   Lycopodium clavatum,
Paku Ekor Kuda:
o   Equisetum debile ( paku ekor kuda )
             Paku Sejati;
o   Alsophilla glauca (paku tiang),banyak ditemukan di daerah pegunungan berhawa dingin, batangnya hitam digunakan untuk menanam anggrek.
o   Adiantum cuneatum (suplir)
o   Asplenium nidus (paku sarang burung), ditanam sebagai tanaman hias.
o   Marsilea crenata (semanggi), hidup di rawa
Peranan  Pteridophyta
Sebagai tanaman hiasan :
- Platycerium nidus (paku tanduk rusa)
- Asplenium nidus (paku sarang burung)
- Adiantum cuneatum (suplir)
- Selaginella wildenowii (paku rane)
Sebagai bahan penghasil obat-obatan :
- Asipidium filix-mas
- Lycopodium clavatum
Sebagai sayuran :
- Marsilea crenata (semanggi)
- Salvinia natans (paku sampan = kiambang)
4.      Spermatophyta
Ciri-ciri Tumbuhan Biji
1.              Biji dihasilkan oleh bunga atau runjung
2.              Sperma menuju sel telur melalui tabung serbuk sari
3.              Memiliki saluran (xilem dan floem) untuk mengangkut air, mineral, makanan, dan bahan-bahan lain
4.              Memiliki klorofil
Spermatophyta Terdiri Atas;
·         Gymnospermae
·         Angiospermae       
Ciri-ciri Gymnospermae
1.              Meliputi tumbuhan yang berupa semak-semak atau pohon-pohon yang batangnya keras dan berkayu
2.              Merupakan akar tunggang dan batangnya bercabang-cabang
3.              Daunnya kaku, sempit, jarang, serta berdaun pipih
4.              Bunga yang sesungguhnya belum ada
5.              Bakal biji terdapat pada badan mirip makroskofil dan disebut daun buah
6.              Serbuk sari terdapat pada badan sehingga tumbuhan biji disejajarkan dengan paku heterospora
 Ciri-ciri Tumbuhan Biji Tertutup ( Angiospermae):
1.              Ada bunga yang sesungguhnya
2.              Daunnya pipih,lebar, dengan susunan tulang yang beraneka ragam
3.              Bakal biji atau biji tidak tampak
4.              Selisih waktu yang relatif pendek antara penyerbukan dan pembuahan
5.              Adanya pembuahan ganda
6.              Meliputi tumbuhan kecil, semak-semak dan perdu, dan pohon besar

C.    ANIMALIA
Kingdom animalia adalah organisme yang memiliki ciri eukaryotik, multiseluler, tidak memiliki klorofil dan dinding sel, hidup heterotrof (memperoleh makanan dari organisme lain), dan  dapat bergerak pindah tempat/bebas untuk memperoleh makanan dan mempertahankan hidupnya,
1.      Ciri Umum:
a.              Bersifat eukariotik, multiseluler, dan heterotrophy
b.              Tidak mempunyai dinding sel
c.              Umumnya dapat bergerak aktif


2.      Klasifikasi:
Dibedakan menjadi phylum:
1.      Porifera
2.      Coelenterate
3.      Platyhelminthes
4.      Nemahelminthes
5.      Annelida
6.      Mollusca
7.      Arthropoda
8.      Echinodermata
9.      Chordata
3.      Porifer
1.      Ciri:
Disebut hewan berpori (spons) karena banyak memiliki lubang masuknya air yang disebut ostia dan lubang keluarnya air yang disebut oskulum. Ostia – spongosol – oskulum membentuk system saluran air yang berfungsi untuk memperoleh makanan dan oksigen.
Dinding tubuh tersusun atas dua lapis sel, yaitu bagian luar tersusun atas sel-sel pinakosit yang berfungsi untuk pelindung dan bagian dalam yang tersusun atas sel-sel koanosit, yaitu sel-sel yang berbentuk botol dan mempunyai flagel. Lapisan koanosit berfungsi mengalirkan air, menangkap bahan makanan dan mencernanya.
2.      Reproduksi
Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas (gemmule), sedangkan reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan gamet jantan dengan betina. Porifera bersifat hermafrodit tetapi dalam proses perkembangbiakannya tetap membutuhkann individu lainnya.
3.      Klasifikas
Porifera dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Calcarea (mempunyai rangka dari zat kapur). Hexactinellia (mempunyai rangka dari zat kersik atau silikat). Demospongia (mempunyai rangka dari zat sponging atau spongin dengan silikat). Beberapa anggota kelas demonspongia bisa dimanfaatkan sebagai alat gosok

4.      Coelenterata
1.      Ciri
a.       Bentuk tubuh simetris radial dan memiliki rongga di bagian tengah tubuh (gastrovaskular). Rongga gastrovaskular berfungsi sebagai alat pencernaan. Di bagian ujung tubuh terdapat mulut yang dilengkapi dengan tentakel yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan bahan makanan. Beberapa tentakelnya ada yang dilengkapi dengan sel knidoblas yang mengandung racun atau sengat (nematokis).
b.      Dinding tubuh tersusun atas dua lapisan sel (diploblastic) yaitu ectoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam)
c.       Fase kehidupan dibagi menjadi polip (menetap) dan medusa (bergerak atau melayang).
2.      Klasifikasi
a.       Hydrozoa
Contoh: hydra yang hidup di air tawar dan obelia yang hidup di laut. Fase dominan adalah fase Polip.
b.      Schypozoa
Contoh: Ubur-ubur (Aurelia sp) yang tubuh dewasanya berbentuk medusa sedang larvanya berbentuk polip. Siklus hidup Aurelia sp. Adalah sebagai berikut. Aurelia dewasa (medusa) akan menghasilkan gamet (sperma dan ovum) yang kemudian melebur menghasilkan zigot – larva bersilia (planula) – menempel (polip) disebut skifistoma – strobilus – membentuk efira (medusa muda) – medusa.
c.       Anthozoa
Contoh: Anemon laut yang tidak memiliki fase medusa (selamanya berbentuk polip).
5.      Platyhelminthes (cacing pipih
a.       Ciri
Berbentuk simetris bilateral serta rongga tubuhnya bersifat triploblastic aselomata (mempunyai tiga lapisan t, embrional tetapi belum mempunyai selom (tongga)).
o   Belum memiliki system peredaran darah dan anus
o   System saraf masih sederhana dan berupa system saraf tangga tali.

b.      Klasifikasi
1.      Turbelaria (cacing berambut getar)
Contoh: Planaria yang hidup bebas di air tawar, mempunyaiu daya regenerasi yang tinggi, bersifat hermafrodi dan memiliki akskresi berupa sel-sel api (flame cel)
2.      Trematoda (cacing hisap)
Merupakan cacing yang bersifat parasite baik pada hewan aupun manusia. Contoh: Fasciola hepatica merupakan parasite pada hati hewan ternak dengan inang perantara siput (lymnea). Siklus hidup Telur – Mirasidium – sporokista – redia – serkaria – metaserkaria – kista – cacing dewasa. Chlonorchis sinensis merupakan parasite pada hati manusia dengan inang perantara ikan air tawar.
3.      Cestoda (cacing pita)
Bersifat parasite dengan bentuk tubuh tersusun atas rangkaian segmen-segmen yang disebut proglotid. Pada bagian ujung segmen terdapat skoleks yang merupakan alat isap dan restulum merupakan alat pengait. Cestoda belum mempunyai alat pencernaan. Contoh: Taenia solium. Inang perantaranya babi dan mempunyai pengait pada skoleks.
Taenia saginata. Inang perantaranya sapi tidak mempunyai alat pengait pada skoleks
Siklus hidup cacing pita:
Proglotid lepas keluar bersama feses manusia – tertelan oleh babi/sapi bersama makanan – menetas menjadi heksakan – menembus dinding usus menjadi sistiserkus dalam otot/daging – daging termakan manusia, sistiserkus berubah menjadi cacing dewasa dalam usus halus.
6.      Nemahelminthes (Cacing gilig)
Ciri
a.       Tubuh berbentuk gilig, simetri radial, dan triploblastic pseudopodia (mempunyai tiga lapisan embrional dan mempunyai selom/rongga tubuh semu) Sudah memiliki saluran pencernaan dan memiliki reproduksi seksual
b.      Umumnya cacing gilig merugikan manusia karena menjadi parasite di tubuh manusia.


Contoh:
-          Ascaris lumbricoides (cacing perut), hidup parasite di usus halus manusia dan mengisap zat-zat makanan. Bentuk bulat memanjang dengan panjang tubuh sekitar 15-31 cm untuk jantan dan 20-40 cm untuk betina. Tubuhnya licin karena tertutup oleh lapisan kutikula. Penularan atau masuknya cacing ke dalam tubuh manusia melalui makanan (oral). Infeksi akut cacing ini pada manusia dapat menyebabkan kurang gizi.
-          Ancylostoma duodenale dan Necator Americana (cacing tambah), hidup parasite di usus halus manusia dengan mengisap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Penularan atau masuknya larva filariform ke dalam tubuh manusia melalui pori-pori kulit. Infeksi cacing ini pada manusia dapat menyebabkan anemia (kurang darah).
-          Oxyuris vermicularis (cacing kremi), penularan atau masuknya cacing ke dalam tubuh manusia melalui makanan (oral). Infeksi cacing ini ditunjukkan oleh adanya gatal-gatal di sekitar anus. Gatal-gatal terjadi karena cacing dewasa melatakkan telur di anus. Apabila digaruk, telur dapat menempel di tangan kemudian masuk kembali ke dalam tubuh melalui makanan yang dimakan menggunakan tangan. Peristiwa ini disebut autoinfeksi
-          Wucheria brancrofti atau Filaria brancrofti (cacing rambut), hidup parasite di pembuluh getah bening (limpa) manusia. Penularan atau masuknya cacing ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Culex. Infeksi cacing ini dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh getah bening sehingga terjadi pembengkakan, terutama di kaki yang disebut dnegan kaki gajah.
7.      Annelida (cacing gelang)
a.       Ciri
Tubuh berbentuk seperti gelang-gelang (cincin), simetris bilateral, dan triploblastic selomata (mempunyai tiga lapisan embrional dan sudah mempunyai rongga sebenarnya.
Tubuh tersusun atas ruas-ruas yang disebut metameri. Setiap ruas memiliki alat ekskresi (nefridium), lubang reproduksi, otot, dan pembuluh darah.
Sudah memiliki alat pencernaan lengkap
System peredaran darah tertutup


b.      Klasifikasi
1.      Polichaeta
Hidup di laut. Tubuh mempunyai banyak rambut (chaeta). Contoh: cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lydice oele). Keduanya sering digunakan menjadi bahan makanan orang-orang di kepulauan Maluku
2.      Oligochaeta
Hidup di tanah. Tubuh memiliki sedikit rambut (chaeta). Tubuh cacing tanah mempunyai kitelum yang berisi seluruh kelenjar. Olygochaeta sudah memiliki system peredaran darah yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan oksigen. Pernapasan melalui kulit. Contoh: Cacing tanah (Lumbricoides terestial) dan Pheretima sp.)
3.      Hirudinae.
Tidak memiliki rambut. Dapat menghasilkan hirudin yang merupakan zat antipembekuan darah dan zat anastetik (penghilang rasa sakit). Sebagian besar hirudinae merupakan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya dengan mengisap darah. Namun Hirudinae juga dapat digunakan dalam kepentingan medis. Contoh: Hirudo medicinalis dan Hirudinaria javanica (lintah), serta Haemodipsa zeylanica (pacet)
8.      Mollusca (Hewan bertubuh lunak)
a.       Ciri
Tubuh lunak sehingga sebagian mempunyai cangkang atau cangkok yang tersusun atas CaCO3 yang berlapis-lapis. Susunan umum cangkang Molusca secara umum tampak pada gambar berikut ini.
Tubuh bersifat simetris bilateral dan bersifat triploblastic selomata.
b.      Klasifikasi
1.      Pelecypoda/Lamelibrachiata/Bivalvia
o   Disebut Pelecypoda karena mempunyai kaki pipih, disebut lamellibranchiate karena mempunyai ingsang berlapis-lapis, dan disebut Bivalvia karena mempunyai sepasang cangkang.
o   Pada bagian punggung (posterior) membesar membentuk umbo. Cangkang tersusun atas zat kapur dan mempunyai tiga lapisan, yaitu: periostrakum, prismatic, dan nakreas.
o   Contoh pelecypoda, yaitu Mytilus viridis (kerang hijau), Anadara granosa (kerang darah), Asaphis derlorata (remis) dan Meleagrina margaritivera (kerang mutiara).
2.      Cephalopoda
o   Mempunyai kaki yang terletak di bagian kepala. Umumnya tidak mempunyai cangkang luar tetapi mempunyai cangkang dalam yang terbuat dari kapur atau kitin dan memiliki kantong tinta. Namun, chepalopoda jenis Nautilus papilus mempunyai cangkang luar dan tidak memiliki kantong tinta.
o   Contoh chepalopda, yaitu Loligo indica (cumi-cumi), Sepia sp. (sotong), Octopus vulgaris (gurita), dan Nautilus pampilus.
3.      Gastropoda
o   Mempunyai perut yang berfungsi sebagai kaki (alat gerak), bersifat hermafrodit (mempunyai ovotestis), bernapas dengan paru-paru, dan mempunyai system peredaran darah terbuka.
o   Contoh: Achatina fulica (bekicot), Vivapara javanica (keong), Vaginula sp. (siput telanjang/tidak mempunyai cangkang), dan Lymnea sp. (inang perantara Fasciola hepatica)
4.      Scapopoda
Hidup di laut dan mempunyai cangkang berbentuk pipa memanjang. Contoh: Dentalium sp.
5.      Amphineura
Hidup di laut dan mempunyai cangkang yang berlapis-lapis. Contoh: Chiton sp.
9.      Echinodermata
a.       Ciri
Echinodermata hidup di laut terutama sebagai pemakan bangkai, sehingga disebut dapat membersihkan lautan dari sisa organisme.
Simetris tubuh pada saat larva bilateral, tetapi setelah dewasa berbentuk radial. Tubuh Echinodermata tidak beruas-ruas, alat pernapasan berupa papula dan system saraf benbentuk cincin.
Bergerak dengan kaki ambulakral yang mempunyai system saluran air (system ambulakral). Aliran air pada system ambulakral adalah air masuk - madreporit – saluran batu – saluran cincin – saluran lateral – ampula
b.      Klasifikasi
1.      Asteroidea disebut juga bintang laut karena berbentuk seprtii bintang dengan lima lengan. Setiap lengannya mempunyai duri-duri tumpul dan duri catut (pediselaria). Contoh: Asteroidea, Asyterias foberi.
2.      Echinoidea disebut juga landak laut karena tubuhnya membulat dan mempunyai duri panjang dan tajam. Contoh: Diadema saxatile (bulu babi).
3.      Ophiuroidea disebut juga bintang mengular karena bentuk seperti bintang laut tetapi lengannya panjang. Contoh: Ophiolepsis sp.
4.      Crinoidea disebut juga lilia laut karena mempunyai bentuk seperti tumbuhan. Contoh: Ptilocrinus pinnatus.
5.      Holothuroidea disebut juga mentimun laut karena bentuknya bulat memanjang seperti mentimum. Contoh: Holothuria ata (tripang) yang dapat dikonsumsi.
10.  Arthropoda
a.       Ciri
Arthropoda merupakan hewan yang memiliki kaki berbuku-buku. Tubuh arthropoda dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut). Kepala dan dada dapat menjadi satu yang disebut cephalothoraks.
Mempunyai system peredaran darah terbuka. Darah tidak berwarna merah karena tidak berfungsi untuk mengangkut oksigen. Oksigen diangkut malalui system trakea
System ekskresi berupa kelenjar malphigi, sedangkan system sarafnya berupa system saraf tangga tali.
b.      Klasifikasi
1.      Crustacea (udang-udangan)
Ciri: tubuh terdiri dari cephalotoraks dan abdomen serta dilindungi oleh rangka luar yang keras. Mempunyai 10 (5 pasang) kaki jalan dan bernapas dengan insang.
Contoh: berupa zooplankton (Daphnia sp) dan bertubuh makrokospis Portunus sexdentalus (kepiting) dan udang.
2.      Arachnida (Laba-laba)
Tubuh terdiri dari cepaholotoraks dan abdomen. Mempunyai 8 (4 pasang)kaki dan bernapas dengan paru-paru buku
Ada tiga ordo:
§  Arachnoidea: mempunyai spinneret yang menghasilkan benag-benang. Contoh Laba-laba.
§  Scorpionida: bagian abdomen segmen terakhir menjadi kelenjar racun (telson) dan pada mulut terdapat pencapit (pedipalpus) serta gigi pemotong (kalisera). Contoh Thelyphonus sp. (kalajengking)
§  Acarina: abdomen bersatu dnegan cepalotoraks. Umumnya hidup sebagai parasite. Contoh Sarcoptes scabei (caplak kudis) dan caplak anjing.
3.      Myriapoda
Tubuh dibedakan menjadi caput dan abdomen, tiap ruas abdomen mempunyai 1 atau 2 pasang kaki. Bernapas dengan trakea.
Dibedakan menjadi:
§  Chilopoda: tiap ruas abdomen mempunyai sepasang kaki dan sepasang spirakel. Contoh Lipan (Scolopendra sp.) atau kelabang.
§  Diplopoda: tiap rus abdomen mempunyai dua pasang kaki. Contoh: Julus sp. (keluwing/kaki seribu)
4.      Insecta
Tubuh dibedakan atas caput, thoraks, dan abdomen. Mempunyai 6 (3 pasang) kaki pada bagian thorak atau dada serta ada yang memiliki sayap. Siklus hidup dapat berupa:
Ametabola: tidak mengalami metamorphosis (telur—muda – dewasa)
Hemimetabola: metamorphosis tidak sempurna (telur – nimfa – imago)
Holometabola: metamorphosis sempurna (telur—larva – pupa – dewasa)
Pembagian:
o   Apterygota ( tidak bersayap) contoh: kutu buku
o   Arkiptera (bersayap 2 pasang sama) contoh: capung dan laron
o   Orthoptera (bersayap lurus) contoh: belalang.
o   Hemiptera (bersayap pendek) contoh: walang sangit
o   Homoptera (bersayap seragam) contoh wereng
o   Neuroptera (bersayap jarring) contoh : undur-undur
o   Lepidoptera (bersayap sisik) contoh : kupu-kupu
o   Coleopteran (bersayap perisai/tebal) contoh: kumbang tanduk
o   Hymenoptera (bersayap selaput) lebah madu
o   Diptera (bersayap dua) contoh lalat dan nyamuk
o   Siphonoptera ( bersayap pembuluh) contoh kutu anjing
I.          Chordata
Ciri
Mempunyai chorda dorsalis (notochord) yaitu tali sumbu tubuh yang kemudian dapat berkembang menjadi columna vertebralis (tulang belakang)
Tubuh berbentuk simetris bilateral dan triploblastic selomata
Klasifikasi
1.      Acraniata
Dibedakan menjadi urochordata/tunika, contoh Herdmania pallida (hidup di laut di batuan, galangan kapal atau sampan) dan cephalochordate contoh Amphioxus.
2.      Vertebrata/craniates
Dibedakan menjadi dua, yaitu: agnatha (vertebrata yang tidak mempunyai rahang), contoh: lamprey dan hagfish, dan Gnathostomata (vertebrata yang memiliki rahang) yang terdiri dari:
o Chondrichthyes. Ikan bertulang rawan. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 2 ruangan. Contoh: ikan pari dan hiu
o Osteichthyes, ikan bertulang sejati. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 2 ruangan. Contoh: ikan mujair, bandeng, kakap, mas.
o Amphibian, hewan yang dapat di dua tempat, yaitu pada saat larva hidup di air dan ketika dewasa hidup di darat. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 3 ruangan. Contoh: katak dan salamander
o Reptilian, hewan melata. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 4 ruangan Contoh: ular, kura-kura, buaya.
o Aves/burung. Berdarah panas (homoikiloterm), jantung terdiri dari 4 ruangan mempunyai bulu, dan ovipar (bertelur)
o Mamalia, hewan yang menyusui atau mempunyai kelenjar susu. Mamalia dibedakan menjadi monotremata (bertelur) contoh: Platipus: Marsupial (berkantung), contoh: kanguru, dan eutheria (berplasenta), contoh: tikus dan monyet.

D.    EKOSISTEM
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
1.      Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a.      Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b.      Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c.       Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d.      Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
2.      Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a.      Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1.      Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2.      Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3.      Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4.      Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5.      Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6.      Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b.      Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut. Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1.               Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2.               Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a.      Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b.      Nekton;hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c.       Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau  bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d.      Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantungpada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e.       Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.



Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1.      Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a)      Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b)      Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c)      Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d)     Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a.      Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b.      Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.


2.      Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
c.       Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1.      Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1.      Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a.       Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b.      Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c.       Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d.      Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari  pantai (1.500-10.000 m).
2.      Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a.       Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b.      Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c.       Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d.      Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e.       Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2.      Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1.      Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2.      Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3.      Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4.      Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

E.     PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Pelestarian Lingkungan adalah upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.
Lingkungan bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan sosial. Biotik adalah makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) sementara Abiotik adalah yang bukan makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung, jalan raya, rumah dan lain - lain). Yang ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem interaksi yang besar peranannya dalam membentuk karakter kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini sangat saling terkait dan saling mempengaruhi.

a.      Kerusakan Lingkungan
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.      Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam.
Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1)      Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2)      Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3)      Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4)      Gas yang mengandung racun
5)      Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1)      Berbagai bangunan roboh.
2)      Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3)      Tanah longsor akibat guncangan
4)      Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5)      Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
Badai/Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1)      Merobohkan bangunan.
2)      Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3)      Membahayakan penerbangan.
4)      Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri. Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air.
Tanah Longsor
Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat terjadi karena proses alam atau pun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi agak miring atau berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda daerah Karanganyar (Jawa Tengah) pada bulan Desember 2007.
Kemarau Panjang
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.


2.      Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penghuni lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayangnya, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a.                Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b.               Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c.                Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
3.      Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi. Pelestarian Lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan, sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeneiro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a.       Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b.      Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a.       Menjamin pemerataan dan keadilan.
b.      Menghargai keanekaragaman hayati.
c.       Menggunakan pendekatan integratif.
d.      Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a.       Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b.      Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c.       Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
1.      Upaya yang Dilakukan Pemerintah
a.       Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b.      Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c.       Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d.      Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
·         Menanggulangi kasus pencemaran.
·         Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
·         Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e.       Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2.      Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
a.       Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Mengondisikan penjagaan tanah.
b.      Pelestarian udara
·         Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
·         Mengupayakan pengurangan emisi
·         Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon.
c.       Pelestarian hutan, Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
·         Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
·         Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
·         Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
·         Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
·         Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d.      Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
·         Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
·         Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
·         Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
·         Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e.       Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
·         Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
·         Melarang kegiatan perburuan liar.
·         Menggalakkan kegiatan penghijauan.




















DAFTAR PUSTAKA

http://www.rahmatalkafi.com/2012/01/pelestarian-lingkungan.html
http://nindchild.blogspot.com/2012/02/ekosistem.html
http://wartosbiologi.blogspot.com/2012/04/rangkuman-animalia.html
http://www.almansyahnis.com/2014/02/plantae-bahan-ajar-kelas-x.html


KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.        Latar Belakang.......................................................................................................
B.        Rumusan Masalah..................................................................................................
C.        Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A.    FUNGI....................................................................................................................
B.     PLANTAE..............................................................................................................
C.     ANIMALIA............................................................................................................
D.    EKOSISTEM..........................................................................................................
E.     PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP...........................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A.    Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................


MAKALAH
FUNGI, PLANTAE, ANIMALIA, EKOSISTEM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HDIUP

OLEH :
NAMA KELOMPOK

KELAS :









SMAN 1 MASBAGIK
TP. 2015




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Biologi adalah ilmu alam yang mempelajari kehidupan, dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.[1] Ilmu biologi modern sangat luas, dan eklektik, serta terdiri dari berbagai macam cabang, dan subdisiplin. Namun, meskipun lingkupnya luas, terdapat beberapa konsep umum yang mengatur semua penelitian, sehingga menyatukannya dalam satu bidang. Biologi umumnya mengakui sel sebagai satuan dasar kehidupan, gen sebagai satuan dasar pewarisan, dan evolusi sebagai mekanisme yang mendorong terciptanya spesies baru. Selain itu, organisme diyakini bertahan dengan mengonsumsi, dan mengubah energi serta dengan meregulasi keadaan dalamnya agar tetap stabil, dan vital
Subdisiplin biologi didefinisikan berdasarkan skala organisme yang dipelajari, jenis organisme yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk mempelajarinya antara lain:
·         Biokimia mempelajari kimia kehidupan.
·         Biologi molekuler terkait dengan interaksi antar molekul biologis.
·         Botani mempelajari biologi tumbuhan
·         Biologi seluler meneliti satuan dasar semua kehidupan, yaitu sel
·         Fisiologi mempelajari fungsi fisik, dan kimia jaringan organ, dan sistem organ suatu organisme
·         Biologi evolusioner meneliti proses yang menghasilkan keanekaragaman hayati; dan ekologi mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      FUNGI
2.      PLANTAE
3.      ANIMALIA
4.      EKOSISTEM
5.      PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
C.    Tujuan
Untuk mendeskripsikan semua tentang Fungi, Plantae, Animalia, Ekosistem dan Cara Melestarikan Lingkungan Hidup

BAB III
KESIMPULAN

Fungi (jamur)merupakan organisme eukariot, kebanyakan multiseluler, beberapa jenis uniseluler, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin dan glukan. Jamur bersifat heterotrof yaitu sebagai saprofit, parasit, dan hidup bersimbiosis dengan organisme lain.
Plantae adalah organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil. Tumbuhan dan beberapa jenis alga adalah bagian utama dari kingdom ini. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan makanan sendiri (autotrof) dengan klorofil yang dimiliki. Klorofil membuat tumbuhan menjadi didominasi oleh warna hijau. Kingdom ini berperan sebagai produsen dalam rantai makanan. Terdapat kurang lebih 400.000 spesies dalam kingdom plantae.
Kingdom animalia adalah organisme yang memiliki ciri eukaryotik, multiseluler, tidak memiliki klorofil dan dinding sel, hidup heterotrof (memperoleh makanan dari organisme lain), dan  dapat bergerak pindah tempat/bebas untuk memperoleh makanan dan mempertahankan hidupnya,
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
Pelestarian Lingkungan adalah upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.
Lingkungan bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan sosial. Biotik adalah makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) sementara Abiotik adalah yang bukan makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung, jalan raya, rumah dan lain - lain). Yang ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem interaksi yang besar peranannya dalam membentuk karakter kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini sangat saling terkait dan saling mempengaruhi.

5 komentar:

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...