BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata prasasti berasal dari bahasa
Sanskerta. Kurang lebih secara harfiah artinya adalah “pujian”. Pada
perkembangannya, prasasti dapat merujuk kepada piagam, maklumat, surat
keputusan, undang-undang, atau tulisan yang dikeluarkan oleh seorang Raja atau
pemerintahan yang berkuasa. Epigrafi adalah ilmu yang mempelajari prasasti.
Ada beberapa istilah lain untuk
prasasti. Dalam bahasa Latin, prasasti disebut inskripsi. Di Malaysia, istilah
yang sering dipakai adalah “batu bersurat” atau “batu bertulis”.
Meski maknanya lebih mudah ditangkap,
tetapi pengertiannya lebih sempit daripada “prasasti”, karena tidak semua
prasasti disuratkan di bebatuan. Di masa lalu, Indonesia pun sering memakai
istilah “batu bertulis”, misalkan dalam kasus Batutulis di Bogor, sampai
namanya dipakai menjadi nama sebuah perkampungan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian
Prasasti ?
2.
Apa Fungsi
Prasasti ?
3.
Apa Isi
dari Prasasti di Nusantara ?
4.
Uraikan
Makna Bahasa dan Aksara Prasasti !
5.
Apa Saja
Daftar Nama Prasasti di indonesia ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
Pengertian Prasasti
2.
Mengetahui
Fungsi Prasasti
3.
Mengetahui
Isi dari Prasasti di Nusantara
4.
Mengetahui
Makna Bahasa dan Aksara Prasasti
5.
Mengetahui
Daftar Nama Prasasti di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang
ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah
kuno Indonesia yang
masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah, di mana masyarakatnya
sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti
disebut Epigrafi.
Di antara berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti
naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu
memberikan kronologis suatu peristiwa. Ada banyak hal yang membuat suatu
prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung
unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa
prasasti tersebut dikeluarkan.
Dalam pengertian modern di Indonesia,
prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan atau
di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu
proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering
mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala daerah meresmikan
gedung A, gedung B, dan seterusnya dengan pengguntingan pita dan
penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari hingga
sekarang.
B. Fungsi
Prasasti
Di antara berbagai sumber sejarah Indonesia kuno, seperti
naskah dan berita asing, yang dianggap sebagai sumber terpenting adalah
prasasti karena mampu memberikan gambaran kronologis dari suatu peristiwa.
Selain mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa prasasti
tersebut dikeluarkan, prasasti juga mengandung unsur penanggalan.
Meskipun ada beberapa prasasti yang tidak mencantumkannya,
Penanggalan tersebut dapat diperkirakan dengan temuan prasasti lain yang
dikeluarkan oleh raja yang sama. Hal itu juga dapat dilakukan dengan
membandingkan bahasa dan aksara dengan contoh lain yang penanggalannya sudah
dapat dipastikan
Prasasti dalam kaitannya sebagai sumber sejarah merupakan
sumber primer yang digunakan para arkeolog maupun sejarawan sebagai sumber untuk menjelaskan dan menggambarkan
kehidupan masa lalu.
Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi di Indonesia,
dikatakan sebagai garis tegas berakhirnya zaman prasejarah. Dengan kata lain,
merupakan babak baru dalam sejarah kuno Indonesia dari periode belum mengenal
tulisan, menuju zaman sejarah di mana masyarakatnya sudah mengenal tulisan.
Walaupun prasasti merupakan sumber tertulis yang amat
tepercaya, kita tetap perlu memaklumkan ketidaksanggupannya menyampaikan
informasi secara utuh mengingat isinya yang cenderung terbatas pada hal-hal
bersifat resmi. Oleh sebab itu dukungan sumber tertulis lain sangat diperlukan.
Terkadang untuk mengisi kekosongan rangkaian sejarah,
dipersilakan pengajuan jawaban dengan logika, perbandingan, dan pendugaan, yang
bersifat hipotetis.
C. Isi
dari Prasasti di Nusantara
Meski berarti “pujian”, tidak semua mengandung puji-pujian.
Sebagian besar prasasti diketahui memuat keputusan yang dikeluarkan oleh
penguasa atau raja.
Oleh sebab itu apa yang terdapat dalam prasasti merupakan
pemberitaan yang mengandung informasi-informasi yang sangat penting dan resmi
dari lingkungan pemerintahan atau raja.
Sumber-sumber tertulis berupa prasasti di masa Mataram Kuno
memberikan informasi terkait dengan masalah pemerintahan kerajaan, seperti
masalah pemberian hadiah kepada pejabat daerah, silsilah raja, stratifikasi
sosial masyarakat, masalah pajak dan kekuasaan serta sosial ekonomi lainnya.
Prasasti dapat menceritakan mengenai kehidupan masyarakat,
administrasi dan birokrasi kerajaan, kehidupan sosial-ekonomi, pelaksanaan
hukum, sistem pembagian kerja, pajak, perdagangan, keagamaan, seni dan
pekerjaan, maupun adat istiadat.
Ada juga yang berupa keputusan pengadilan tentang perkara
perdata yang disebut jayapatra atau jayasong, sebagai tanda
kemenangan (jayacikna), tentang utang-piutang (suddhapatra), dan tentang
kutukan atau sumpah yang kebanyakan diketemukan menyangkut kerajaan Sriwijaya.
Ada pula prasasti yang berisi tentang
silsilah suatu tokoh atau genealogi raja.
Prasasti yang lengkap
terdiri dari beberapa bagian isi antara lain pada prasasti penetapansima, adalah
seruan sebagai pembukaan, dengan ucapan selamat atau penghormatan kepada dewa.
Setelah seruan tersebut
adalah berupa bagian yang menunjukkan penanggalan, antara lain menunjuk hari,
tanggal, bulan, dan tahun.
Penanggalan tersebut
dilanjutkan dengan penyebutan nama raja atau pejabat pemberi perintah. Hal
tersebut kemudian dilanjutkan dengan nama pejabat tinggi yang mengiringi,
meneruskan dan menerima perintah.
Setelah bagian itu semua
dilanjutkan pada bagian yang kelima, yaitu bagian yang menjadi pokok isi atau
pokok peristiwa yang diabadikan dalam prasasti, yaitu berisi penetapan suatu
daerah menjadi sima. Penetapan sima tersebut diikuti oleh bagian
yang sering disebut dengan Sambandha, yaitu bagian yang berisi
alasan-alasan daerah tersebut dijadikan daerah sima.
Ternyata dalam prasasti
terdapat pula bagian yang berupa daftar para saksi atau para pejabat yang hadir
pada peristiwa tersebut. Selanjutnya bagian prasasti yang terakhir berisi
sumpah, ancaman atau kutukan bagi siapa yang telah melanggar
ketentuan-ketentuan yang diberlakukan; dan diakhiri dengan bagian penutup.
Bahan Pembuatan Prasasti
Prasasti merupakan salah
satu wujud peninggalan tertulis dari masa lampau yang biasanya dipahatkan di
batu atau logam. Dalam periode sejarah kuno Indonesia, prasasti
diklasifikasikan sebagai hasil budaya manusia yang bersifat moveable(dapat dipindahkan)
di samping tinggalan-tinggalan yang tidak dapat dipindahak (unmoveable)
berupa bangunan-bangunan.
Bahan yang digunakan untuk
menuliskan biasanya berupa batu atau lempengan logam, daun dan kertas. Selain
batuan jenis andesit, jenis batu lainnya yang digunakan adalah batu kapur, batu
pualam, dan basalt.
Prasasti batu kadang
disebut upala prasasti, yang menggunakan bahan logam baik tembaga, perak, emas atau perunggu,
disebut tamra prasasti, ripta prasasti yang ditulis di atas daun tal atau lontar. Ada juga
yang berbahan tanah liat atau tablet, Isi tablet ini yang terbanyak adalah
mantra-mantra agama Buddha.
D. Bahasa
dan Aksara Prasasti
Informasi yang tertulis
dalam prasasti (sebagai sarana) adalah berupa bahasa (sebagai prasarana), yang
merupakan salah satu wujud dari tujuh unsur kebudayaan universal.
Melalui prasasti—salah
satunya—bahasa berperan sebagai memori bagi kebudayaan yang sekaligus merupakan
produk kebudayaan.
Prasasti juga dapat
diklasifikasikan sebagai artefak—sebagai benda hasil ciptaan manusia yang dapat
dipindahkan—sekaligus sebagai kebudayaan dalam bentuk tertulis yang di dalamnya
memuat bahasa beserta serangkaian makna yang berasal dari masa lalu.
Prasasti-prasasti pertama
yang diketemukan di Nusantara ditulis bukan dalam bahasa setempat melainkan
bahasa Sanskerta.
Sanskerta pada masa itu
adalah bahasa pendidikan yang digunakan oleh ahli-ahli agama dan kalangan
terpelajar mungkin sama dengan bahasa Yunani-Latin pada masa kemudian dan atau
bahasa Inggris pada masa sekarang.
Hal ini memberi kesan bahwa
penggunaan Bahas Sanskerta memang disengaja sebagai kegiatan Intelektual dan
menunjukan perbedaan antara penguasa dan jelata.
Periode yang dianggap
paling aktif dan banyak menghasilkan prasasti terjadi pada abad ke-8 Masehi
sampai dengan abad ke-14 Masehi.
Aksara yang banyak
digunakan adalah Sansekerta, Pallawa, Pranagari, Melayu Kuno, Jawa Kuno, Sunda
Kuno, dan Bali Kuno. Bahasa yang digunakan juga bervariasi misalnya bahasa
Sanskerta, Jawa Kuno, Sunda Kuno, dan Bali Kuno.
Beberapa prasasti di
Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam klasifikasi bahasa yang digunakan, di
antaranya:
Berbahasa Sanskerta; Prasasti
Mulawarman, Kutai (abad ke-4 Masehi). Prasasti-prasasti Tarumanagara: Prasasi
Kebon Kopi, Tugu, Cidanghiyang, Ciaruteun , Cianten, Jampu, dan Prasasti Pasri
awi (abad ke-4 sampai abad ke-7 Masehi). Prasasti Tukmas, Canggal, Tri
Tepusan, dan lain-lain
Berbahasa Melayu Kuno atau
Tua maupun Melayu Klasik atau Pertengahan; Prasasti Kedukan Bukit (683 Masehi),
Talang Tuwo (684 Masehi), Kota Kapur (686 Masehi), Karang Brahi (abad ke-7
Masehi), Telaga Batu (abad ke-7 Masehi).
Palas Pasemah (abad ke-7
Masehi), Hujung Langit, Prasasti Sojomerto, Kayumwungan, Gandasuli I dan II,
(832 Masehi). Prasasti Bukateja, Dewa Drabya, Terengganu (Abad ke-14 Masehi,)
Minye Tujuh (1380), dan lain-lain
Berbahasa Jawa
Kuno/Kawi maupun Jawa Baru; Prasasti Sukabumi (804 Masehi), Kayumwungan (824
Masehi), Siwagrha (kakawin tertua Jawa, 856 Masehi), Taji (901 Masehi),
Mantyasih (907), Rukam (907).
Wanua Tengah III (908),
Mula Malurung (1255), Sarwadharma (1269), Sapi Kerep (1275 Masehi), Singhasari
(1351), Prasasti Wurudu Kidul, Ngadoman (1450), Prasasti Pakubuwana X (1938),
dan sebagainya.
Berbahasa Sunda Kuno;
Prasti Astana Gede (1350), Batutulis (1533), Kebantenan (1521), Prasti Galuh
(1470), Rumatak, Geger Hanjuang (1111 Masehi), Prasasti Cikajang, Hulu Dayeuh,
Ulubelu, dan yang berbahasa Berbahasa Bali; Blanjong (913), Bebetin (1049/896
Masehi), dan lain sebagainya.
Memasuki zaman kerajaan
Islam, prasasti ditulis menggunakan aksara dan bahasa Arab atau aksara Arab
berbahasa Melayu (Pegon). Pada lempengan-lempengan tembaga, nisan makam,
masjid, hiasan dinding, pada cap kerajaan, mata uang, senjata meriam, dll.
Pada masa kolonial hingga
sekarang, aksara Latin sudah banyak digunakan menggantikan aksara lama, dan
bahasa mengalami penambahan, bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda
kemudian dikenal orang Nusantara.
Sebelumnya India, Arab, dan
Cina sudah lebih dahulu mereka kenal. Prasasti yang berbahasa Latin terdapat di
dekat tempat-tempat keagamaan, rumah dinas pejabat, benteng-benteng, sekitar
tugu peringatan, bangunan berserajah, makam, dan masih banyak lagi.
E. Daftar
nama prasasti di indonesia
·
Prasasti
ini berisikan tentang kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan
·
Prasasti
ini menceritakan Kerajaan Mataram Hindu dengan rajanya yang bernama Sanjaya.
·
Prasasti
ini menceritakan Kerajaan Mataram Hindu dengan rajannya yang bernama Rakai
Panangkaran yang menganut agama Budha.
·
Prasasti
ini menceritakan tentang Raja Belitung dari Mataram Hindu.
·
Prasasti
Ciaruteun, di Bogor
·
Prasasti
Kebon Kopi, di Bogor
·
Prasasti
Jambu, di Bogor
·
Prasasti
Pasir Awi, di Bogor
·
Prasasti
Muara Cianten, di Bogor
·
Prasasti
Lebak, di Banten
·
Prasasti
Tugu, di Tugu
·
Prasasti
Kerajaan Sriwijaya
·
Prasasti
Kedukan Bukit, di dekat Palembang
·
Prasasti
Talang Tuo, di dekat Palembang
·
Prasasti
Telaga Batu, di dekat Palembang
·
Prasasti
Karang Berahi, di daerah Jambi Hulu
·
Prasasti
Palas Pasemah, di daerah Lampung Selatan
·
Prasasti
Muara Kaman, di Tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur
BAB
III
KESIMPULAN
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang
ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah
kuno Indonesia yang
masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah, di mana
masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti
disebut Epigrafi.
Prasasti dalam kaitannya sebagai sumber
sejarah merupakan sumber primer yang digunakan para arkeolog maupun sejarawan
sebagai sumber untuk menjelaskan dan
menggambarkan kehidupan masa lalu.
Daftar
nama prasasti di indonesia
Prasasti Di Jawa
Prasasti Dinoyo (760 M0 Dekat daerah Malang, Jawa timur
Prasasti Dinoyo (760 M0 Dekat daerah Malang, Jawa timur
·
Prasasti
ini berisikan tentang kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan
Prasasti Canggal (732 M) berada di dekat daerah
Magelang, Jawa Tengah
·
Prasasti
ini menceritakan Kerajaan Mataram Hindu dengan rajanya yang bernama Sanjaya.
Prasasti Kalasan (778 M) berada di dkeat daerah
Yogyakarta
·
Prasasti
ini menceritakan Kerajaan Mataram Hindu dengan rajannya yang bernama Rakai
Panangkaran yang menganut agama Budha.
Prasasti Kedu (907) berada di dekat daerah Magelang, Jawa
Tengah
·
Prasasti
ini menceritakan tentang Raja Belitung dari Mataram Hindu.
Prasasti Kerajaan Tarumanegara
·
Prasasti
Ciaruteun, di Bogor
·
Prasasti
Kebon Kopi, di Bogor
·
Prasasti
Jambu, di Bogor
·
Prasasti
Pasir Awi, di Bogor
·
Prasasti
Muara Cianten, di Bogor
·
Prasasti
Lebak, di Banten
·
Prasasti
Tugu, di Tugu
Prasasti di Sumatera
·
Prasasti
Kerajaan Sriwijaya
·
Prasasti
Kedukan Bukit, di dekat Palembang
·
Prasasti
Talang Tuo, di dekat Palembang
·
Prasasti
Telaga Batu, di dekat Palembang
·
Prasasti
Karang Berahi, di daerah Jambi Hulu
·
Prasasti
Palas Pasemah, di daerah Lampung Selatan
Prasasti di Kalimantan
Prasasti Muara Kaman, di Tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur
Prasasti Muara Kaman, di Tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.palingcucok.com/2014/11/prasasti-peninggalan-sejarah-indonesia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti
http://www.wacana.co/2009/06/prasasti/
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah
SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”NAMA-NAMA PRASASTI DI
INDONESIA”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih
yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan
semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan
tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini
tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan
akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu'alaikum
Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Prasasti
B. Fungsi
Prasasti
C. Isi
dari Prasasti di Nusantara
D. Makna
Bahasa dan Aksara Prasasti
E. Daftar
Nama Prasasti di indonesia
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
NAMA – NAMA PRASASTI DI INDONESIA
Disusun oleh :
NAMA : ELIN SEPTIANI
KELAS : X – 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar