MAKALAH
NARKOBA
DAN PMS
OLEH
:
NAMA
KELOMPOK
1. ANDRIKA
2. BAGUS
MAULANA
3. FIRMAN
APRIANTO
4. IRHAMUDIN
5. JULIANTO
ABDUL MUTTALIB
6. MUH.
DEDI IRAWAN
7. MUH.
KHAERUL ZULHI
8. MUH.
FARIS FARDHANI
9. MUH.
YAHYA
TP.
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan
obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”, Istilah Narkoba sudah tidak asing di
telinga masyarakat indonesia pada khususnya bahkan masyarakat dunia pada
umumnya. Narkoba namanya melejit dikalangan kita karena benda tersebut
merupakan benda yang dapat menolong mereka yang sedang mengalami masalah dalam
kehidupannya, menurut mereka narkoba merupakan pahlawan dalam kehidupannya.
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang
manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Pada hasil studi yang meliputi 16.000
mahasiswa pada 19 kampus di Amerika Serikat. Diketemukan bahwa satu dari 500
mahasiswa ternyata terinfeksi HIV. Juga dijumpai pada infeksi oleh kuman
chlamidia trachomatis dan human papilloma virus terdapat pada satu dari sepuluh
mahasiswa.Berarti 10% dari populasi terjangkit penyakit. Survei yang sama juga
menunjukkan bahwa mahasiswa umumnya cukup menyadari fakta AIDS, tetapi tidak
tahu bahwa bahwa chlamidia dapat berlangsung tanpa disadari selama
bertahun-tahun.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang kamu ketahui tentang narkoba ?
2.
Apa yang kamu ketahui tentang penyakit menular
seksual ?
C. Tujuan
1.
Menguraikan masalah tentang narkoba
2.
Menguraikan masalah tentang penyakit menular seksual
BAB II
PEMBAHASAN
A.
NARKOBA
1.
Definisi
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan
obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan
khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik “narkoba” ataupun “napza”, mengacu
pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika
yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan
untuk penyakit tertentu.[rujukan?] Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
2.
Jenis
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika
adalah:
·
Tanaman
papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
·
Garam-garam
dan turunan-turunan dari morfin dan kokain, serta campuran-campuran dan
sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara
lain:
·
Sedatin
(Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD
(Lycergic Syntetic Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah,
semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau
kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
·
Alkohol
yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether, dsb.
Berikut penjelasan singkat tentang beberapa jenis narkotika.
- Heroin
Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid. Heroin
adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah
diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal
putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin
dapat menyebabkan kecanduan.
- Ganja
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan
budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika
pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat
membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan
tanpa sebab).
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di
Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk
khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan
terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang.
Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk
derivatif ganja
untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.
Tumbuhan
ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat
kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai
sumber minyak.
Namun
demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini
lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak
tempat disalahgunakan.
Di
sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain,
penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya
adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat
rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum
ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi
komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi
penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga
dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Tanaman
ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim
dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
- Morfin
Kata
“morfin” berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani. Morfin adalah
alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan
kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga
mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin
menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin
juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
- Kokain
Kokain
adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokain
merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal
dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh
penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Saat ini
Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan
mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu.
Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan
heroin karena efek adiktif.
3.
Penyebaran
Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir
tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah
mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja hal
ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan pemerintah khawatir.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun
masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk
mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak adalah pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan untuk mengawasi dan mendidik anaknya
agar selalu menjauhi penyalahgunaan Narkoba.
4.
Jenis
narkoba berdasarkan efek yang ditimbulkan
Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya,
narkoba dikelompokkan sebagai berikut:
·
Halusinogen, efek dari narkoba bisa
mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan
seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya
tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
·
Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ
tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung
membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
·
Depresan, efek dari narkoba yang bisa
menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga
pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan
diri. Contohnya putaw.
·
Adiktif, seseorang yang sudah mengonsumsi
narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba
mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung
narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw
·
Jika
terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika
sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
B.
PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL (PMS)
1.
Definisi
Penyakit menular
seksual adalah
penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Kata penyakit menular seksual semakin banyak
digunakan, karena memiliki cakupan pada arti’ orang yang mungkin terinfeksi,
dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit.
Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga
kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama
ratusan tahun.
2.
Jenis-jenis
PMS
a. Kencing nanah
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris:
gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit menular
seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar
melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di
dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
Gejala-gejala gonore :
Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul
dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak
enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika
berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal
biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali
tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui
menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya
tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa
penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri
ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang
leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri
pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita
akan merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar
cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya
terbungkus oleh lendir dan nanah.
Hubungan seksual melalui mulut (oral
sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada
tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan
gejala, namun kadang-kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk
menelan.
Jika cairan yang terinfeksi mengenai
mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar
(konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya
selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak
matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati,
maka akan menimbulkan kebutaan.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis penyakit gonore didasarkan
pada hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah untuk menemukan bakteri
penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri,
maka dilakukan pembiakan di laboratorium.
Gonore biasanya diobati dengan
suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian
antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan
doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya
penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui
pembuluh darah atau infus).
b.
Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Penularan biasanya melalui kontak
seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke
anak dalam uterus).
Gejala dan tanda dari sifilis banyak
dan berlainan; sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan
dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit
lainnya.
Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan
angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi
kepada lelaki.
Bila tidak terawat, sifilis dapat
menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang
memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks yang mungkin
terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin.
Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Menurut statistik, perawatan dengan pil kurang
efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan
pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan
procaine penisilin di setiap pantat (procaine diikutkan untuk mengurangi rasa
sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap pantat karena bila dijadikan
satu dosis akan menyebabkan rasa sakit. Cara lain adalah memberikan kapsul azithromycin lewat mulut (memiliki durasi yang
lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena ada beberapa jenis sifilis
kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadi pada tahun 2004.
Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharuskan memakan pil beberapa
kali per hari.
Perawat kesehatan profesional
mengusulkan seks
aman dilakukan dengan menggunakan kondom bila melakukan aktivitas seks, tapi
tidak dapat menjamin sebagai penjaga yang pasti. Usul terbaik adalah pencegahan
aktivitas seksual dengan orang yang memiliki penyakit kelamin menular dan dengan orang berstatus penyakit negatif.
Penyakit ini pada laki-laki lebih
terlihat gejalanya dibandingkan dengan perempuan.Biasanya kaum perempuan tidak
mengetahui gejalanya.Gejala yang ada yaitu seperti ruam berwarna merah pada
daerah kelamin,dan biasanya sangat gatal.Meski kaum perempuan tidak akan tau
apakah dia menderita penyakit sifilis,sebaiknya menjaga diri agar tidak
tertular penyakit ini dan menularkan penyakit ini pada orang lain.Dan bagi kaum
lelaki sebaiknya juga menjaga diri sendiri agar tidak tertular atau
menularkannya pada orang lain.Cara satu-satunya untuk mencegah hal ini terjadi
adalah setia pada pasangannya dan juga rutin diperiksa oleh dokter agar tidak
menjadi terlalu parah.
c.
Herpes genitalis
Herpes Genitalis adalah infeksi akut
(STD=sexually transmitted disease), yang disebabkan oleh Virus Herpes Simplex
(terutama HSV=Herpes Simplex Virus type II), ditandai dengan timbulnya vesikula
(vesikel = peninggian kulit berbatas tegas dengan diameter kurang dari 1 cm dan
dapat pecah menimbulkan erosi kayak koreng kecil) pada permukaan mukosa kulit
(mukokutaneus), bergerombol di atas dasar kulit yang berwarna kemerahan.
Saat ini dikenal dua macam herpes
yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes ini berasal dari virus yang
berbeda. Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster. Zoster tumbuh
dalam bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kanan atau kiri saja. Jenis yang
kedua adalah herpes simpleks, yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV).
HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang
bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks
labialis), dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian besar
herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada juga yang disebabkan oleh
HSV-1 yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin secara orogenital, atau yang
dalam bahasa sehari-hari disebut dengan oral seks, serta penularan melalui
tangan.
Infeksi
Bila seseorang terkena HSV, maka
infeksi yang terjadi dapat berupa episode I infeksi primer (pertama kali
terjadi pada dirinya), episode I non primer, infeksi rekurens (ulangan),
asimtomatik atau tidak ada infeksi sama sekali. Pada episode I infeksi primer,
virus dari luar masuk ke dalam tubuh hospes (penerima virus). Selanjutnya,
terjadilah penggabungan virus dengan DNA hospes tersebut dan mengadakan
multiplikasi atau replikasi sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virus
akan menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf dan berdiam
secara permanen dan bersifat laten.
Pada episode I non infeksi primer,
infeksi sudah lama berlangsung tetapi belum menimbulkan gejala klinis. Pada
keadaan ini tubuh sudah membentuk antibody sehingga pada waktu terjadinya
episode I ini kelainan yang terjadi tidak seberat episode I dengan infeksi
primer.
Sedangkan infeksi rekurens terjadi
apabila HSV yang sudah ada dalam tubuh seseorang aktif kembali dan menggandakan
diri. Hal ini terjadi karena adanya factor pencetus, yaitu berupa trauma
(luka), hubbungan seksual yang berlebihan, demam, gangguan alat pencernaan,
stress, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol serta obat-obatan yang
menurunkan kekebalan tubuh seperti misalnya pada penderita kanker yang
mengalami kemoterapi.
Gejala
Herpes genitalis primer memiliki masa
inkubasi antara 3 – 7 hari. Gejala yang timbul dapat bersifat berat tetapi bisa
juga tidak tampak, terutama apabila lukanya berada di daerah mulut rahim pada
perempuan. Pada awalnya, gejala ini didahului oleh rasa terbakar beberpa jam
sebelumnya pada daerah dimana akan terjadi luka. Setelah luka timbul, penderita
akan merasakan gejala seperti tidak enak badan, demam, sakit kepala, kelelahan,
serta nyeri otot. Luka yang terjadi berbentuk vesikel atau gelembung-gelembung.
Kemudian kulit tampak kemerahan dan muncullah vesikel yang bergerombol dengan
ukuran sama besar. Vesikel yang berisi cairan ini mudah pecah sehingga
menimbulkan luka yang melebar. Bahkan ada kalanya kelenjar getah bening di
sekitarnya membesar dan terasa nyeri bila diraba.
Pada pria gejala akan tampak lebih
jelas karena tumbuh pada kulit bagian luar kelenjar penis, batang penis, buah
zakar, atau daerah anus. Sebaliknya, pada wanita gejala itu sulit terdeteksi
karena letaknya tersembunyi. Herpes genitalis pada wanita biasanya menyerang bagian
labia majora, labia minora, klitoris, malah acap kali leher rahim (serviks)
tanpa gejala klinis. Gejala itu sering disertai rasa nyeri pada saluran
kencing.
Penularan dan pencegahannya
Baik HSV-1 maupun HSV-2 menular
melalui kontak kulit, ciuman, hubungan seks dan oral seks. Herpes paling mudah
ditularkan pada masa terjadinya luka aktif. Akan tetapi virus juga dapat
menyebar selama tidak ada gejala yang tampak, dan ditularkan dari daerah yang
kelihatannya tidak aktif. Sebagian besar penularan herpes genitalis ini terjadi
melalui kontak seksual. Sulitnya, kadang-kadang penderita tidak sadar bahwa ia
sedang kambuh, sehingga dengan melakukan hubungan seks yang tidak terlindungi,
ia menularkan virus ini ke pasangannya.
Memang akibat infeksi HSV-2 jarang
sampai menimbulkan kematian pada orang dewasa. Namun herpes genitalis perlu
penanganan serius, karena selain belum ada obat atau vaksin yang efektif,
perkembangan akibatnya pun sulit diramalkan. Infeksi primer dini yang segera
diobati besar kemungkinan akan dapat mencegah penyakit ini kambuh, sedangkan
infeksi rekuren (ulangan) hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya.
Suami atau istri dengan pasangan
yang pernah terinfeksi herpes genitalis perlu melakukan proteksi individual
dengan cara menggunakan dua macam alat perintang, yaitu spermicidal foam (busa
pembasmi sperma) dan kondom. Spermicidal foam mampu mematikan virus, sedangkan
kondom berfungsi untuk menghambat atau mengurangi masuknya virus. Sementara itu
si pengidap harus berusaha menyingkirkan faktor-faktor pencetus seperti yang
sudah diungkapkan di atas.
Yang juga dikhawatirkan adalah
penularan ibu yang mengidap HSV kepada bayi yang dikandung/dilahirkannya. Bila
penularan (transmisi) terjadi pada trimester I kehamilan, hal itu cenderung
mengakibatkan abortus. Sedangkan pada trimester II bisa terjadi kelahiran
prematur. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita herpes genitalis dapat
menderita kelainan yang sangat beragam, mulai dari hepatitis, ensefalitis
bahkan bisa lahir dalam keadaan mati.
Selain pencegahan terhadap penularan
serta menghindari faktor pencetus bagi penderita, yang perlu juga diperhatikan
adalah kondisi kejiwaan bagi penderita herpes genitalis ini. Anggapan bahwa
herpes adalah penyakit kotor, tidak dapat disembuhkan, menular dengan mudah,
dll, membuat orang yang terkena herpes akan malu dan takut melakukan
pemeriksaan dan berobat. Padahal apabila pengobatan dilakukan sedini mungkin,
maka penyakit ini lebih bisa dikendalikan.
d.
Kondiloma Akuminata
Definisi
Kutil Genitalis (Kondiloma
Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau
dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kondiloma akuminatum ialah
vegetasi oleh human papiloma virus tipe tertentu, bertangkai, dan permukaannya
berjonjot. Beberapa tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi,
yaitu tipe 16 dan 18. tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering
dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai
pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan.
Kutil genitalis sering ditemukan dan
menyebabkan kecemasan karena tidak enak dilihat, bisa terinfeksi bakteri, dan
bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan.
Penyebab
Penyebab penyakit ii adalah virus
papiloma. Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher
rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa
menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa
menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil
Pap-smear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut,
tenggorokan atau kerongkongan.
Gejala klinis
Kutil genitalis paling sering tumbuh
di permukaan tubuh yang hangat dan lembab. Pada pria, area yang sering terkena
adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya (jika tidak disunat).
Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan
kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling
anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan
hubungan seksual melalui dubur.
Kutil biasanya muncul dalam waktu
1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai pembengkakan kecil yang lembut,
lembab, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki
tangkai. Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya
yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).
Pada wanita hamil, pada gangguan
sistem kekebalan (penderita AIDS atau pengobatan dengan obat yang menekan
sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya meradang, pertumbuhan kutil ini
sangat cepat.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Kutil yang menetap bisa diangkat melalui
pembedahan dan diperiksa dibawah mikroskop untuk meyakinkan bahwa itu bukan
merupakan suatu keganasan. Wanita yang memiliki kutil di leher rahimnya, harus
menjalani pemeriksaan Pap-smear secara rutin.
Pengobatan
Kutil pada alat kelamin luar bisa
diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau pembedahan dengan bius
lokal. Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan
atau asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan
ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit
di sekelilingnya dan sering gagal.
Kutil di uretra bisa diobati dengan
obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan lainnya adalah
pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis
sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat,
kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan.
e.
Chlamydia trachomatis
Chlamydia trachomatis adalah salah
satu dari tiga spesies bakteri dalam genus Chlamydia, famili Chlamydiaceae, kelas Chlamydiae, filum Chlamydiae, domain Bacteria.C. trachomatis adalah agen chlamydial pertama yang
ditemukan dalam tubuh manusia. Bakteri ini pertama kali diidentifikasi tahun
1907.
Infeksi Chlamydia trachomatis sering
tidak menimbulkan gejala dan sangat beresiko bila terjadi pada ibu-ibu karena
dapat menyebabkan kehamilan ektopik, infertelitas dan abortus. WHO
memperkirakan 4 juta kasus baru pada ibu-ibu terinfeksi oleh Chlamydia
trachomatis dan 50.000 diantaranya mengalami intertilitas,kehamilan ektopik dan
abortus. Mekanisme terjadinya infeksi C.trachomatis telah dipelajari banyak
peneliti, dimana MOMP (Major Outr Membrane Protein) merupakan suatu target
penting untuk mencegah respons imun dari host, seperti neuralizing factor dan
sel T. Berdasarkan adanya variasi nukleotida dari MOMP pada gen Omp-1 dan adanya
inhibisi respon imun dapat menyebabkan mudahnya host terpapar oleh
C.trachomatis. Setiap variasi nukleotida memperlihatkan berkurangnya imunitas
seravor yang spesifik dalam menyeleksi imun dari host.
f.
HIV/AIDS
AIDS merupakan penyakit yang paling
ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak
sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita
penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit
menjadi berkurang.
AIDS yaitu sindrom yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human
Immunodeficiency Virus. Jika Anda mendapatkan diri Anda terinfeksi HIV, tubuh
akan mencoba melawan infeksi tersebut. Tubuh akan membuat antibodi berupa molekul
khusus untuk melawan HIV.
HIV merupakan suatu virus yang
material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu
matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik
ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam
DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan
protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus
baru.
Tes darah dilakukan untuk melihat
apakah ada antibodi di dalam tubuh. Jika terdapat antibodi tersebut di dalam
darah maka telah terinfeksi oleh HIV. Manusia yang memiliki antibodi HIV
disebut dengan HIV Positif. Positif terjangkit HIV atau memiliki penyakit HIV,
tidaklah sama dengan memiliki AIDS. Banyak yang telah terinfeksi HIV positif
namun tidak jatuh sakit untuk beberapa tahun. Namun penyakit HIV menyebabkan
sistem kekebalan tubuh melemah dengan perlahan-lahan. Virus, parasit, jamur dan
bakteri yang biasanya tidak menyebabkan jatuh sakit dapat membuat Anda jatuh
sakit jika sistem kekebalan tubuh mulai rusak atau melemah.
3.
Bagaimana
aids dapat menular?
Sebenarnya
Anda tidak langsung terkena AIDS. Namun terinfeksi dengan HIV dan kemudian
berkembang menjadi AIDS. Anda terkena HIV dari seseorang yang telah terinfeksi
dengan HIV, meskipun seseorang itu tidak kelihatan sakit dan bahkan belum
terbukti HIV Positif karena memang belum pernah di uji. Darah, cairan vagina,
semen (cairan dari alat kelamin pria) dan air susu ibu dari orang-orang yang
terinfeksi dengan HIV dapat menularkan virus tersebut ke orang lainnya.
Sebagian besar tertular virus HIV dengan cara :
1. Berhubungan seksual dengan seseorang
yang telah terinfeksi.
2. Menggunakan jarum bersama-sama
(jarum suntikan) dengan seseorang yang telah terinfeksi.
3. Dilahirkan oleh wanita yang telah
terinfeksi atau menyusu air susu ibu dari wanita yang telah terinfeksi.
Mendapatkan
transfusi darah dari darah yang terinfeksi HIV dulunya adalah jalan bagi orang
lain terkena AIDS, namun sekarang persediaan darah telah di periksa dengan
hati-hati dan risikonya jauh lebih rendah.
Tidak ada
penelitian yang menunjukkan penularan HIV melalui air mata atau air ludah,
tetapi memungkinkan terinfeksi HIV melalui seks secara oral atau melalui ciuman
terutama jika memiliki luka terbuka atau sariawan pada mulut seseorang yang
telah terinfeksi.
The Center
for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan sekitar 850.000 hingga
950.000 penduduk US tinggal bersama penduduk lainnya yang terinfeksi HIV,
seperempat dari penduduk tidak waspada terhadap infeksi HIV tersebut. (sekitar
400.000 penduduk hidup dengan AIDS). Setiap tahun, bertambah sekitar 40.000
yang terinfeksi. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen adalah pria dan 30
persennya adalah wanita. Separuh dari jumlah baru yang terinfeksi tiap tahunnya
adalah dibawah usia 25 tahun. Pertengahan tahun 1990, AIDS mendominasi penyebab
kematian. Meskipun, pola perawatan telah mengurangi angka kematian dengan
signifikan. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website pemerintahan.
Seorang
bayi dapat tertular HIV dari ibu yang terinfeksi. Meskipun ada obat untuk
perawatan pengidap HIV/AIDS, tidak ada vaksin atau obat untuk menyembuhkannya.
Selama ini, obat yang dapat memperpanjang hidup penderita HIV adalah
antiretroviral (ARV) alias antivirus.
4.
Ciri-Ciri
Orang Terkena Penyakit Hiv/Aids
Ciri-ciri
penyakit HIV/AIDS adalah seseorang bisa mengalami penurunan imunitas atau daya
tahan tubuh, hal ini bisa kita lihat seorang yang terinfeksi virus tersebut
akan mudah sakit seperti flu yang lama sekali sembuhnya..jika sudah stadium
lanjut akan menjadi sangat rentan sekali dia bisa mengalami komplikasi berbagai
penyakit. seperti diare, infeksi saluran pernafasan, lepuh kulit, berat badan
terus menurun sehingga penderita tampak kurus dan kering.
Ciri
secara kasat mata utk HIV sulit terdeteksi. Untuk AIDS biasanya dibarengi
dengan infeksi lain jika kondisinya sudah sangat serius. Yang paling umum
adalah radang paru2 dan radang selaput otak . Sebaiknya tidak perlu
menduga-duga dari gejala fisik. Untuk memastikannya periksa darah adalah cara
terbaik.
5.
Penanggulangan
Hiv/Aids
HIV/AIDS
telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak tahun 1987. Karena stigma
yang melekat dengan HIV/AIDS, masalah kesehatan ini selalu diliputi nuansa
ketakutan dan rasa malu. Berakar dari sana, muncul berbagai persoalan lain yang
harus dihadapi orang yang terinfeksi HIV selain urusan kesehatannya itu
sendiri. Pandangan negatif dari masyarakat, penolakan oleh tenaga kesehatan dan
penyedia layanan lainnya, peraturan yang diskriminatif, pemberitaan media massa
yang sensasional, dan pembocoran status HIV seseorang adalah beberapa masalah
yang dialami oleh cukup banyak orang yang terinfeksi HIV. Selain itu,
keterbatasan informasi dan kesiapan tenaga kesehatan, serta kurangnya akses
pada pengobatan dilihat sebagai kendala yang sangat membatasi orang HIV-positif
untuk memperpanjang masa tanpa gejala atau masa produktifnya sebagai manusia.
Beberapa
asas dalam segala upayanya menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia:
Upaya
penanggulangan HIV/AIDS nasional harus memperhatikan aspek dukungan dan
perawatan, selain aspek pencegahan. Pengembangan program untuk orang
HIV-positif diminta untuk mengutamakan :
·
Penyebarluasan
informasi yang lengkap dan benar untuk masyarakat supaya dapat menerima
keberadaan orang HIV-positif dengan wajar dan tidak menghakimi.
·
Mendukung
pembentukan kelompok dukungan (support group) di tingkat lokal dan wilayah.
·
Penyediaan
Informasi lebih lanjut mengenai topik-topik terkait dengan hidup HIV.
·
Peningkatan
ketersediaan layanan dan tenaga kesehatan yang bersahabat dengan orang
HIV-positif.
·
Pemberdayaan
dan kesempatan bagi orang HIV-positif untuk bisa bekerja dan berpenghidupan
yang layak. Hak orang HIV-positif untuk memperoleh pekerjaan agar dilindungi.
·
Mendorong
adanya keterlibatan orang HIV-positif secara bermakna dalam tiap tahapan
pembuatan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi), serta memberikan
keterampilan agar orang HIV-positif bisa memenuhi peran tersebut dengan nyata.
·
Tersedianya
dukungan sebelum dan sesudah tes agar orang HIV-positif dapat menerima hasil
tes dan menjalani hidup secara positif dan bermartabat.
·
Memberikan
keterampilan pada orang HIV-positif yang berbicara di depan umum agar lebih
percaya diri.
·
Upaya
penanggulangan AIDS harus dilakukan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Perlindungan dan Penegakan hak asasi manusia untuk orang HIV-positif perlu
ditingkatkan.
·
Pemerolehan
obat-obatan antiretroviral dan obat-obatan untuk infeksi oportunistik dengan
standar yang baik dengan harga terjangkau perlu segera ditingkatkan dan lebih
merata.
·
Hak
orang HIV-positif untuk mempunyai keturunan agar dilindungi dan segala upaya
dilaksanakan agar bisa dilakukan dengan cara yang paling aman untuk ibu dan
bayi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan
obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan
khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Berikut penjelasan singkat tentang
beberapa jenis narkotika.
1. Heroin
2. Ganja
3. Morfin
4. Kokain
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang
manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Kata penyakit menular seksual semakin banyak
digunakan, karena memiliki cakupan pada arti’ orang yang mungkin terinfeksi,
dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit.
Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga
kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama
ratusan tahun.
B. Saran
Sebagai
generasi penerus bangsa, hendaknya kita dapat menjauhi narkoba dan menjaga diri
dari pergaulan bebas yang dapat menjerumuskan kita ke dalam penyakit menular
seksual.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
NARKOBA
B.
PMS
(PENYAKIT MENULAR SEKSUAL)
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar