BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pengendalian keuangan merupakan pengendalian yang penting
bagi manajer, karena laporan keuangan menyajikan ringkasan kegiatan organisasi
dimasa lalu. Manajer, khususnya manajer puncak, berkepentingan terhadap
informasi rigkasan itu, karena dia tidak perlu mengetahui kegiatan operasional
organisasi. Bab ini membahas pengendalian keuangan meliputi laporan keuangan
yang menyajikan ringkasan informasi keuangan masa lampau, dan anggaran yang
merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian.
B.
TUJUAN
1. Mengetahui bentuk laporan keuangan.
2. Mengetahui teknik analisa yang dapat
digunakan dalam menganalisa prestasi keuangan suatu organisasi.
3. Mengetahui proses perencanaan
aktivitas selama jangka waktu tertentu yang disebut penganggaran.
4. Mengetahui manfaat dari pemeriksaan
keuangan atau mengaudit.
C.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja bentuk laporan keuangan?
2. Bagaiamana teknik analisa yang dapat
digunakan dalam menganalisa keuangan suatu organisasi?
3. Bagaimana proses perencanaan
aktivitas yang disebut dengan penganggaran itu?
4. Apa saja manfaat pemeriksaan
keuangan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGENDALIAN KEUANGAN
Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan agar
investasi, alokasi biaya, dan perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana perusahaan.
Pengendalian keuangan adalah tahap dimana rencana keuangan
diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang
diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana
yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan
operasi.
Manajer menggunakan serangkaian metode dan sistem
pengendalian untuk menangani berbagai masalah dan elemen organisasi yang
berbeda. Metode dan sistem dapat mempunyai banyak bentuk dan dapat ditujukan
pada berbagai kelompok. Akan tetapi, pengendalian keuangan memiliki keunggulan
khusus, karena uang mudah diukur dan
dihitung.
B.
LAPORAN KEUANGAN
Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan, yaitu neraca,
laporan rugi-laba, dan laporan aliran kas. Dua bentuk yang pertama merupakan
bentuk laporan yang paling tua. Ketiga laporan tersebut mempunyai bentuk dan
tujuan sendiri, meskipun ketiganya saling berkaitan. Laporan tersebut ditujukan
untuk memberi informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pembacanya.
1.
Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan
kondisi keuangan suatu organisasi pada suatu waktu tertentu (snapshot), yang
meliputi aktiva atau aset (sumber daya) organisasi dan klaim atas aset
tersebut. Klaim merupakan sumber dana, sementara aset merupakan bukti bagaimana
sumber dana tersebut digunakan. Aset merupakan hasil keputusan investasi,
sementara klaim merupakan hasil keputusan pendanaan. Aset terletak di sebelah
kiri neraca, sementara klaim terletak di sebelah kanan neraca. Dana organisasi
diperoleh melalui hutang atau penyertaan modal (modal saham). Berikut ini
menyajikan contoh neraca suatu perusahaan. Perhatikan bahwa total aktiva sama
dengan toatal pasiva. Persamaan neraca ditunjukan sebagai berikut ini.
Aset = Hutang+Modal Saham
Persamaan di atas dibaca, aset suatu
perusahaan sama dengan hutang ditambah modal (atau klaim terhadap aset tersebut
oleh kreditor dan pemilik perusahaan). Aset menampilkan secara spesifik
kekayaan perusahaan, sedangkan sisi pasiva menampilkan secara spesifik dan yang
diberikan oleh orang atau badan tertentu untuk mendanai pembelian kekayaan
perusahaaan.
PT
ABC
Neraca, per 31 Desember 1996
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Kas 10.000
Hutang dagang 20.000
Piutang
dagang 40.000
Hutang
karyawan 30.000
Peersediaan 100.000
Hutang pajak 30.000
Total Aktiva
Lancar 150.000
Total Hutang
Lancar 80.000
Bangunan,
Pabrik, dan Peralatan
Hutang
Jangka Panjang
Bangunan 500.000
Hutang Bank 300.000
Pabrik dan Peralatan 750.000
Hutang
Obligasi 300.000
Total
Bangunan dan Peralatan 1.250.000
Total Hutang
Jangka
Panjang 600.000
Aktiva Tidak
Berwujud
Modal Saham
Merek dagang 50.000
Saham biasa 300.000
Paten 150.000
Laba yang
ditahan 620.000
Total Aktiva
Tidak berwujud 200.000
Total Modal
Saham 920.000
Total Aktiva 1.600.000
Total Pasiva 1.600.000
Aset biasa
didefinisikan sebagai manfaat ekonomis yang akan diterima dimasa mendatang,
atau akan dikuasai oleh organisasi sebagai hasil dari transaksi atau kejadian
tertentu. Aset atau harta atau aktiva sebuah perusahaan terdiri dari uang tunai
yang disimpan di bank. Aset merupakan sumber ekonomi organisasi yang akan
dipakai organisasi untuk menjalankan usahanya.
Hutang
didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatang
dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer aset atau memberikan jasa
kepihak lain dimasa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa
lalu. Contoh hutang adalah hutang dari bank.
2.
Laporan
Rugi-Laba
Kalau neraca
menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, laporan
rugi-laba meringkas prestasi kerja keuangan perusahaan yang bersangkutan selama
suatu interval waktu tertentu. Laporan rugi-laba mengatakan:”Inilah jumlah uang
yang diperoleh perusahaan ini dalam periode tertentu”, bukan “inilah besarnya
kekayaan perusahaan ini”
Berikut ini
merupakan contoh laporan keuangan suatu organisasi. Laporan rugi-laba
diharapkan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan,
risiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan operasional perusahaan.
PT ABC
Laporan Rugi-Laba
Untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 1996
Pendapatan
Penjualan 150.000.000
Dikurangi: potongan
penjualan dan retur 10.000.000
Penjualan
bersih 140.000.000
Pendapatan
bunga 40.000.000
Total
pendapatan 180.000.000
Beban
Operasional
Harga Pokok
Penjualan 80.000.000
Biaya
Penjualan 5.000.000
Biaya
Administrasi dan Umum 10.000.000
Biaya
Depresiasi 10.000.000
Biaya Bunga
5.000.000
Rugi
Penjualan Aset 5.000.000
Total Beban
Operasional 115.000.000
Laba Operasional 65.000.000
Pajak
Pendapatan 19.500.000
Laba Bersih 45.500.000
Secara umum
sumbangan laporan rugi-laba dalam hal penyampaian informasi dapat ditingkatkan
apabila laporan keuangan:
1)
Memberikan informasi mengenai prestasi operasional perusahaan,
dan terpisah dari aspek lain yang berkaitan dengan perusahaan. Perusahaan yang
memproduksi tekstil diharapkan mempunyai prestasi yang baik dalam hal bisnis
tekstil, bukannya dalam penjualan mesin tekstil atau peralatan lainnya.
2)
Menyajikan hasil dari aktivitas atau kejadian tertentu
yang berarti, untuk memprediksi jumlah, waktu (timing), dan ketidakpastian
aliran kas dan pendapatan dimasa mendatang.
3)
Memberikan informasi yang bermanfaat untuk menilai
profitabilitas suatu perusahaan.
4)
Memberikan umpan balik kepemakai laporan keuangan
sebagai evaluasi prediksi terhadap pendapatan dan komponennya.
5)
Memberikan informasi untuk membantu menaksir biaya
yang dikeluarkan untuk menjaga kemampuan operasional perusahaan.
6)
Menyajikan informasi mengenai seberapa efektif
manajemen telah melakukan kewajiban yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya
ekonomi perusahaan.
3.
Laporan
Aliran Kas
Laporan
aliran kas bertujuan memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran
kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan lain laporan aliran kas adalah
memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan
operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan aliran kas apabila
digabungkan bersama laporan keuangan lainnya, akan membantu menganalisis:
1)
Kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masa
mendatang yang positif.
2)
Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dan
membayar dividen.
3)
Kebutuhan perusahaaan akan dana eksternal.
4)
Alasan terjadinya perbedaan antara laba bersih
perusahaan dengan penerimaan dan pengeluaran kasnya.
5)
Aspek kas dan non-kas dari transaksi investasi dan
pendanaan selama periode tertentu.
C.
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan memberikan data
yang diperlukan, tetapi diperlukan analisis agar informasi yang lebih mendalam dapat
digali. Ada banyak teknik analisis yang dapat digunakan dalam analisis
keuangan, yang dapat dilihat pada buku Manajemen Keuangan atau Analisis
Keuangan.
1.
Analisis
Rasio
Analisis
rasio keuangan mempunyai tujuan menghilangkan bias dalam evaluasi prestasi
keuangan organisasi. Ada lima kelompok analisis keuangan:
1)
Rasio likuiditas. Rasio ini ingin mengukur kemampuan
organisasi memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu kewajiban yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun atau kurang.
2)
Rasio solvabilitas. Rasio ini ingin melihat kemampuan
organisasi memenuhi kewajiban jangka panjangnya, yaitu kewajiban yang jatuh
tempo lebih dari satu tahun.
3)
Rasio aktivitas. Rasio ini mengukur efektivitas
penggunaan sumberdaya organisasi. Beberapa sumberdaya yang diukur efektivitasnya adalah piutang, aktiva tetap, atau aktiva
total.
4)
Rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan
organisasi menghasilkan provit
(keuntungan) berdasarkan aset, modal saham atau faktor lainnya.
5)
Rasio pasar. Rasio pasar relevan untuk perusahaan yang
sudah go-public (menjual sahamnya ke
masyarakat melalui pasar modal).
2.
Perbandingan
dalam Analisis Keuangan
Bagaimana
menentukan baik tidaknya suatu prestasi organisasi? Jika suatu organisasi
memperoleh kenaikan penjualan sebesar 10%, apakah itu baik? Jawabannya belum
tentu. Jika sektor usaha atau perekonomian tumbuh dengan 20%, maka angka 10%
tersebut tidak baik. Pesaing barangkali memperoleh kenaikan 30%. Meskipun
organisasi mengalami kenaikan penjualan, tetapi pangsa pasar organisasi
tersebut ternyata mengalami penurunan. Karena itu prestasi organisasi perlu
dibandingkan dengan standar tertentu. Salah satu standar yang dipakai adalah
rata-rata industri, yaitu rata-rata angka yang dicapai oleh perusahaan dalam
industri tertentu. Misal organisasi bergerak dibidang produksi makanan,
rata-rata industri dihitung dengan merata-rata angka dalam industri untuk
setiap rasio yang dianalisis. Industri dalam hal ini mempunyai pengertian yang
lebih umum, yaitu sektor usaha (bukan manufaktur).
D.
PENGANGGARAN
Penganggaran adalah proses
perencanaan aktivitas selama jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dengan
angka-angka. Anggaran dapat ditetapkan baik untuk organisasi secara
keseluruhan, untuk departemen, atau untuk bagian-bagian tertentu. Jangka waktu
anggaran biasanya satu tahun, meskipun kadang-kadang dipecah ke dalam satuan
waktu yang lebih pendek.
1.
Pengendalian
Anggaran dan Pusat Pertanggungjawaban
Sistem
pengendalian yang baik harus mampu mengidentifikasikan pihak-pihak yang
bertanggungjawab. Suatu bagian organisasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa
pusat pertanggungjawaban:
1)
Pusat Pendapatan (revenue
center), adalah unit organisasi yang prestasinya diukur dengan kemampuannya
menghasilkan pendapatan (menghasilkan output).
Departemen penjualan merupakan contoh pusat pendapatan.
2)
Pusat Biaya (cost
center), adalah unit organisasi yang prestasinya diukur dengan kemempuannya
menekan biaya yang terjadi. Contoh pusat biaya adalah bagian administratif dan
bagian riset dan pengembangannya.
3)
Pusat Keuntungan (profit
center), adalah unit organisasi yang prestasinya dievaluasi berdasarkan
kemampuannya menghasilkan keuntungan. Sebagai contoh, departemen perbaikan (service) komputer dapat memasang harga
tertentu apabila memperbaiki komputer di departemen pemasaran.
4)
Pusat Investasi (investment
center), dievaluasi berdasarkan kemampuannya menghasilkan pendapatan
setelah dikurangi investasi yang dilakukan. Sebagai contoh, pembuatan rumah
sakit membutuhkan bangunan dan peralatan.
2.
Tipe
Anggaran
1)
Anggaran Operasional
Tipe anggaran
operasional yang paling umum adalah anggaran biaya, pendapatan dan keuntungan. Anggaran biaya merupakan biaya yang
akan dikeluarkan. Anggaran pendapatan
digunakan untuk mengukur efektivitas penjualan dan pemasaran. Anggaran tersebut
terdiri dari jumlah penjualan yang dianggarkan dikalikan dengan harga
penjualan. Anggaran keuntungan
merupakan gabungan antara pendapatan dan anggaran biaya. Anggaran keuntungan
terdiri dari satu set laporan keuangan yang diproyeksikan untuk tahun
mendatang.
2)
Anggaran keuangan
Anggaran
keuangan mengintegrasikan rencana keuangan dengan rencana operasional. Anggaran
tersebut bermanfaat karena dapat mendeteksi rencana yang terlalu mahal,
memungkinkan organisasi mengantisipasi tindakan yang diperlukan jika suatu
alternatif dilakukan, dan melihan kondisi keuangan di masa mendatang.
Anggaran
pengeluaran modal merencanakan pengeluaran investasi di masa mendatang,
seperti investasi pada bangunan, peralatan, dan sebagainya. Keputusan investasi merupakan salah satu keputusan yang penting
dalam suatu organisasi, karena keputusan tersebut akan menentukan masa depan
organisasi.
Anggaran
pendanaan dibuat untuk memastikan bahwa organisasi akan selalu mempunyai kas yang
cukup untuk mendanai kegiatannya.
Anggaran
neraca dibuat dengan menggabungkan semua anggaran untuk memproyeksikan neraca
diperiode mendatang, jika hasil yang dicapai sesuai dengan rencana. Neraca
tersebut kemudian dapat digunakan sebagai analisis untuk menentukan apakah ada
kesempatan atau masalah yang memerlukan antisipasi tindakan tertentu.
3.
Anggaran
Fleksibel dan Anggaran Tetap
Dalam
perencanaan anggaran, ada tiga jenis biaya yang harus diperhitungkan, yaitu:
1)
Biaya tetap, biaya yang
tidak terpengaruh oleh kegiatan atau volume produksi perusahaan. Gaji bulanan,
asuransi tahunan/bulanan, merupakan contoh biaya tetap.
2)
biaya
variabel, biaya yang berubah secara proporsional sesuai dengan kegiatan perusahaan.
Biaya bahan baku atau biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya variabel.
3)
Biaya
semi-variabel, biaya yang berubah sesuai dengan kegiatan perusahaan,
tetapi perubahan tersebut tidak proporsional. Biaya salesman atau pemasaran
merupakan contoh biaya tersebut, karena jumlah salesman akan naik jika
penjualan naik, tetapi kenaikan tersebut tidak proporsional dengan kenaikan
penjualan.
4.
Anggaran
Berbasis Nol (Zero-base Budgeting)
Zero-base
budgeting berbeda dengan pendekatan yang biasa. Anggaran ini dimulai dari situasi nol
setiap tahun, seolah-olah baru pertama kali membuat anggaran. Kemudian setiap
aktivitas yang masuk ke dalam anggaran tersebut harus “dijustifikasi” atau
diberi pembenaran. Zero-base budgeting dipelopori
oleh Texas Instruments pada tahun 1970-an, dan kemudian digunakan oleh Presiden
Jimmy Carter untuk pemerintahan pusat. Ada tiga langkah dalam metode anggaran
tersebut:
1)
Memecah kegiatan ke dalam paket keputusan, yang
merupakan kegiatan dengan manfaat dan biayanya apabila aktivitas tersebut
disetujui atau tidak.
2)
Mengevaluasi aktivitas-aktivitas, dan kemudian
merangking aktivitas tersebut berdasarkan sumbangannya terhadap organisasi,
mulai dari yang paling penting, ke yang paling tidak penting.
3)
Mengalokasikan sumberdaya berdasarkan rangking
manfaat. Rangking tertinggi akan memperoleh dana secara penuh, sementara
rangking terendah barangkali akan didrop atau diberi dana tidak penuh.
5.
Proses
Pembuatan Anggaran
Proses
penganggaran biasanya dimulai ketika manajer menerima ramalan ekonomi serta
tujuan penjualan dan laba untuk tahun mendatang dari manajemen puncak, bersama
jadwal kapan pengukuran harus diselesaikan.
Dalam
beberapa organisasi, proses yang lebih disukai adalah “dari atas ke bawah”.
Anggaran ditetapkan oleh manajer puncak
tanpa atau hanya sedikit berkonsultasi dengan manajer tingkat bawah. Akan
tetapi, kebanyakan perusahaan lebih menyukai proses penganggaran “dari bawah ke
atas”.
Penganggaran
dari bawah ke atas mempunyai beberapa manfaat bagi banyak organisasi, yaitu:
supervisor dan kepala departemen tingkat bawah mempunyai pandangan yang lebih
tajam mengenai kebutuhan mereka daripada para manajer puncak. Manajer juga akan
termotivasi lebih kuat untuk menerima dan memenuhi anggaran yang disusun dengan
peran serta mereka.
Proses yang
mengikutsertakan manajer tingkat bawah dalam menyusun anggaran serupa dengan
proses merencanakan berjenjang. Supervisor menyiapkan usulan anggaran mereka
menggunakan pedoman yang telah digariskan oleh manajemen puncak. Kemudian
kepala departemen meninjau ulang anggaran dari tingkat bawah dan menyelesaikan
ketidakkonsistenan sebelum disusun menjadi anggaran departemen. Anggaran ini
kemudian diserahkan kepada manajer tingkat yang lebih tinggi untuk mendapat persetujuan.
Proses ini berkelanjutan sampai semua anggaran selesai disusun, dihimpun oleh
pengawas atau direktur anggaran, dan diserahkan komite anggaran guna tinjau
kembali. Akhirnya anggaran induk diserahkan kepada manajemen puncak (direktur
utama, eksekutif kepala, atau dewan direktur), untuk disahkan.
6.
Beberapa
Perilaku Fungsional dan Disfungsional dari Anggaran
Sebagai
sistem pengendalian, penganggaran mempunyai efek baik fungsional maupun
disfungsional. Beberapa efek fungsional adalah:
1)
Meningkatkan motivasi dan semangat kerja.
2)
Meningkatkan koordinasi organisasi.
3)
Dapat digunakan sebagai signal perbaikan.
4)
Membantu belajar dari pengalaman.
5)
Alokasi sumberdaya dapat ditingkatkan.
6)
Meningkatkan komunikasi.
7)
Menolong manajer tingkat bawah mengetahui posisinya
dalam organisasi.
8)
Membantu orang baru melihat kemana organisasi
bergerak.
9)
Sebagai alat evaluasi.
Efek
disfungsional anggaran adalah:
1)
Persepsi yang berbeda dari anggota organisasi terhadap
anggaran.
2)
Komunikasi dan umpan balik dapat mengakibatkan
ketidakpuasan manajer terhadap anggaran.
3)
Anggaran dapat menolong motivasi yang “salah”.
4)
Jika tujuan yang ingin dicapai terlalu tinggi, anggota
organisasi akan merasa frustasi.
E.
PEMERIKSAAN
KEUANGAN (AUDIT)
Pemeriksaan keuangan bermanfaat
untuk beberapa tujuan: validasi pencatatan keuangan sampai pengambilan
keputusan. Ada dua jenis pemeriksaan keuangan, yaitu eksternal dan internal.
1.
Pemeriksaan
Keuangan Eksternal
Pemeriksaan
keuangan eksternal merupakan proses verifikasi pencatatan keuangan (laporan
keuangan) untuk mementukan apakah laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika sudah sesuai, diharapkan
laporan keuangan tidak memberikan informasi yang menyesatkan. Pemeriksaan
keuangan eksternal dilakukan dengan menyeluruh, dan karena itu membutuhkan
biaya yang cukup mahal. Pemeriksaan keuangan eksternal mempunyai peranan
penting dalam mendorong kejujuran praktik bisnis dan praktik laporan keuangan
yang jujur. Karena itu pemeriksaan keuangan merupakan keharusan untuk
perusahaan yang go-public yang
dilakukan, perjangka waktu periode tertentu.
2.
Pemeriksaan
Keuangan Internal
Pemeriksaan
keuangan internal dilakukan oleh akuntan internal dengan tujuan menjamin
sumberdaya organisasi dengan efektif. Pemeriksan keuangan internal membantu
manajemen mengevaluasi efisiensi dan efektivitas organisasi serta mengevaluasi
laporan keuangan perusahaan. Pemeriksaan internal mempunyai fokus pada
kebutuhan internal, yaitu kebutuhan manajemen. Sementara pemeriksaan eksternal
mempunyai fokus kebutuhan eksternal. Pemeriksaan internal dapat dilakukan oleh
akuntan perusahaan atau oleh akuntan luar yang disewa untuk mengerjakan tugas
tersebut.
3.
Perbedaan
Antara Akuntansi Internal dan Eksternal
Tabel
berikut ini menyajikan perbedaan antara Akuntansi Keuangan yang menjadi basis
pemeriksaan keuangan eksternal, dengan akuntansi manajemen yang menjadi basis
pemeriksaan keuangan internal.
Tabel 1.3
Perbedaan antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
No
|
Letak
Perbedaan
|
Akuntansi
Keuangan
|
Akuntansi
Manajemen
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Sumber
wewenang
Orientasi
waktu
Cakupan
Tipe
informasi
Bentuk
pelaporan
Fokus
pengambilan keputusan
|
Standar
Akuntansi Keuangan (SAK)
Sebagian
masa lalu
Terutama
total perusahaan
Terutama
kuantitatif
Ditentukan
oleh SAK
Eksternal
|
Kebutuhan
internal
Sekarang
dan masa mendatang
Departemen,
individu, divisi, dan total perusahaan
Kualitatif
dan kuantitatif
Tergantung
keputusan yang akan diambil
Internal
|
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajer, khususnya
manajer puncak berkepentingan terhadap informasi keuangan yang ringkas, karena
dia tidak perlu mengetahui kegiatan operasional organisasi.
Pengendalian
keuangan meliputi laporan keuangan yang menyajikan informasi keuangan masa
lampau dan anggaran yang merupakan alat perencanaan sekaligus alat
pengendalian. Dengan adanya pengendalian keuangan, maka investasi, alokasi biaya, dan
perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
A.F.
Stoner, James. Freeman, R. Edward. R.Gilbert, Daniel. 1996. Manajemen. Jakarta: PT Prenhalindo.
M.
Hanafi, Mahmud. 2003. Manajemen:edisi
revisi. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar