DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Permasalahan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian cerpen
B.
Ciri-ciri cerpen
C.
Cara menulis cerpen
D.
Contoh-contoh cerpen
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Penyusunan makalah ini di dasari pada tinjauan pustaka
mengenai pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur intrinsik serta
ekstrinsik cerpen, menentukan hal-hal menarik dalam suatu cerpen, dan
membandingkan dengan realitas dalam kehidupan. Makalah ini disusun dalam
rangka untuk menyelesaikan tugas bahasa Indonesia . Pada kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
memerlukan penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca dan khususnya bagi para siswa sebagai sarana pembelajaran.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Cerpen termasuk salah satu jenis karangan narasi, narasi
merupakan karangan berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan
waktu. Selain cerpen, karangan yang tergolong kedalam jenis narasi adalah
novel, roman, dan semua karya prosa imajinatif.
Karangan jenis ini bermaksud menyajikan peristiwa
atau mengisahkan apa yang telah terjadi dan bagaimana suatu peristiwa terjadi.
Selain berdasarkan fakta, kejadiannya boleh berupa
sesuatu yang dikhayalkan oleh penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi yang
sama sekalijauh dari realita kehidupan.
B.
Rumusan masalah :
Dalam
makalah ini hanya meneliti tentang pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur
intrinsik serta ekstrinsik cerpen, cara menulis cerpen, menentukan hal-hal yang
menarik dalam suatu cerpen, dan membandingkan dengan realitas dalam kehidupan.
C.
Tujuan Penulisan :
Adapun tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
pengertian cerpen.
2. Mengetahui
ciri-ciri cerpen.
3. Cara
menulis cerpen
4. Menentukan
hal-hal menarik dalam suatu cerpen
5. Membandingkan
dengan realitas dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian cerpen
Cerita pendek (cerpen) merupakan sebuah bentuk
karya sastra berupa prosa naratif yang bersifat fiktif. Isinya tidak lebih dari
10.000 kata. Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita
pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan
dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita
pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi
penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai
sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A.
Hoffmann dan Anton Chekhov.
B.
Ciri-ciri Cerita Pendek
Cerita
pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek
biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting
yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam
bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur
inti tertentu dari struktur
dramatis:
eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi
(peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama);
komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang
meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka
terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian
konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting);
penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena
pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak.
Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung
eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang
dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot
dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian,
akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat
mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.
Seperti
banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda
menurut pengarangnya.
Adapun
yang menjadi ciri khusus cerpen, di antaranya sebagai beikut.
·
Isinya
cenderung kurang kompleks
·
Fokus
cerita terpusat pada satu kejadian
·
Hanya
menggunakan satu alur cerita yang rapat
·
Tokoh
dalam cerpen sangat terbatas dan diulas secara sekilas
·
Setting
yang digunakan biasanya tunggal
·
Tempo
waktunya relatip pendek
·
Menampilkan
konflik yang tidak menimbulkan perubahan nasib pada tokohnya.
Dalam cerita
pendek terkandung unsur-unsur intrinsik yaitu :
1. Tema
Tema
yaitu pokok gagasan menjadi dasar pengembangan cerita pendek. Tema suatu
cerita mensegala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan,
kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita,
diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Bisa saja
temanya itu dititipkan pada unsur penokohan, alur, ataupun pada latar.
2. Plot atau alur
Plot
yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama sehingga
menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan klimaks dan penyelesaian.
Pada
umumnya alur terdiri atas beberapa tahap diantaranya:
a. Pengenalan
Tahap ini
menguraikan latar cerita atau penokohan.
b. Penampilan
masalah / konflik
Tahap ini
menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita. Dalam tahap ini akan
terjadi konflik antarpelaku.
c. Konflik
memuncak
Tahap ini
menceritakan konflik yang dihadapi pelaku semakin meningkat.
d. Puncak
ketegangan/ klimaks
Tahap ini
menggambarkan ketegangan masalah dalam cerita atau masalah itu telah mencapai
klimaks/ puncak.
e. Ketegangan
menurun
Tahap ini
menceritakan masalah yang telah berangsur-angsur dapat diatasi dan kekhawatiran
mulai hilang.
f. Penyelesaian
Tahap ini
menceritakan masalah tersebut sudah dapat diatasi. Pengarang memberikan
pemecahan dari semua peristiwa sebelumnya.
3. Penokohan dan perwatakan
Penokohan yaitu cerita pengarang
menggambarkan dan mengembangkan watak para pelaku yang terdapat di dalam
karyanya.
Untuk mengetahui watak pelaku
cerita, perhatikanlah!
a.
Apa yang dilakukan pelaku;
b.
Apa yang dikatakan pelaku;
c.
Bagaimana sikap pelaku dalam menghadapi persoalan;
d.
Bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.
4. Seting atau latar
Latar
yaitu tempat dan waktu terjadinya cerita. Latar ini berguna untuk memperkuat
tema, menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas
latar tempat, waktu dan sosial.
5. Sudut pandang
Sudut
pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Ada
beberapa macam sudut pandang ata bercerita.
a.
Sudut pandang orang pertama
Pengarang
memakai istilah “aku” untuk menghidupkan tokoh, seolah-olah dia menceritakan
pengalamannya sendiri.
b.
Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan orang lain.
Tokoh yang diceritakan itu disebut “dia”.
c.
Sudut pandang pengarang sebagai pencerita (objective
point of view)
Pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah pembaca
menonton pementasan sandiwara. Pembaca hanya bisa menafsirkan cerita
berdasarkan kejadian, dialog, dan perbuatan para pelakunya karena pengarang
tidak memberikan petunjuk atau tuntunan terhadap pembaca.
d.
Sudut pandang serba tahu (omniscient point of view)
Pengarang seolah serba tahu segalanya. Ia dapat menciptakan apa saja yang
diperlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan.
Pengarang bisa mengomentari kelakuan para pelakunya dan dapat berbicara
langsung dengan pembaca.
6. Amanat
Amanat yaitu pesan yang ingin
disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan
bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.
Unsur
ekstrinsik pada cerpen
1.
Latar belakang pengarang
Kehidupan
pengarang dan kejiwaannya berpengaruh terhadap proses penciptaan karya sastra.
2.
Aspek-aspek sosial politik
Situasi sosial
politik seperti masalah ekonomi, budaya, dan pendidikan akan berpengaruh
terhadap karya sastra.
3.
Hasil pemikiran manusia atau masyarakat
Hasil pemikiran
manusia, baik berupa ideologi, filsafat, maupun pengetahuan lain juga
berpengaru terhadap karya sastra. Kedekatan sastrawan dengan Tuhan, misalnya,
akan melahirkan karya sastra yang sarat dengan pesan religius.
4.
Semangat zaman, atmosfer, atau iklim tertentu
5.
Semangat zaman yang dimaksud disini menyangkut masalah
aliran seni yang digemari pada saat itu.
Hal lain yang
juga termasuk unsur ekstrinsik yakni pengaruh sastra asing.
Cara Membuat
Cerpen
Setiap pembuatan karya sastra yang berbentuk prosa
tentu tak akan pernah terlepas dari yang namanya unsur intrinsik. Baik itu
membuat novel atau pun membuat cerpen. Nah, pada bahasan ini penulis akan
menyajikan bahasan tentang cara atau langkah membuat cerpen.
Cerita cerpen bisa dalam berbagai jenis, namun langkah
dasar pembuatannya memiliki pola dasar yang hampir sama, yakni menampilkan
suatu keadaan yang harus dihadapi tokoh atau pelaku, kemudian perlahan-lahan
muncul sebuah masalah atau konflik yang pada akhirnya akan mencapai puncaknya,
setelah itu konflik akan mulai mulai mereda dan masalah pun bisa diselesaikan
pelaku.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipahami
dan diperhatikan ketika Anda hendak membuat sebuah cerpen.
1. Tema. Setiap tulisan yang dibuat
tentu harus memiliki arti atau pesan yang tersirat agar hasilnya bisa
dinikmati. Untuk itu, Anda memerlukan sebuah tema yang berfungsi sebagai tali
penghubung antara awal cerita dan akhir cerita. Apapun yang ingin Anda tulis,
usahakan selalau berkaitan dengan tema ini.
2. Tempo Waktu. Tempo waktu penceritaan
dalam sebuah cerpen sangatlah pendek, yakni hanya dalam hitungan hari atau
bahkan hitungan jam. Tempo yang singkat ini biasanya berupa gambaran tentang
satu kejadian yang dialami atau terjadi dalam kehidupan tokoh utama. Usahakan
agar tema yang Anda angkat tadi bisa dimunculkan dalam kejadian yang dialami si
tokoh.
3. Setting. Ingat setting dalam cerpen
ini bersifat tunggal, jadi Anda harus pintar dalam memilih setting. Usahakan
agar setting yang dipilih itu cukup familiar dengan calon pembaca agar mereka
pun bisa merasakan suasana cerita melalui setting yang Anda pilih tadi.
4. Penokohan . Tokoh dalam cerita pendek
sangatlah terbatas dan itu pun hanya dibahas sekilas, jadi jangan terlalu
banyak menyertakan tokoh dalam cerpen. Satu sampai dua tokoh rasanya sudah
sangat cukup sehingga efektivitas cerita tetap terjaga.
5. Alur. Alur ini akan sangat
menentukan menarik tidaknya sebuah cerita. Munculkan alur yang baik di awal
paragraf cerpen Anda agar pembaca merasa tertarik dan penasaran untuk
mengetahui kelanjutan cerpen yang Anda buat.
6. Baca Ulang. Sebelum mempublikasikan
cerpen yang Anda buat, sebaiknya Anda membacanya terlebih dulu. perhatikan
penggunaan tanda baca dan tata bahasa yang Anda pakai. Jika dua hal ini Anda
abaikan, bukan mustahil cerita yang menarik sekalipun akan kehilangan maknanya
karena pembaca sudah lebih dulu terpengaruh oleh format penulisan yang tidak
rapi.
Langkah
langkahnya antara lain :
1.
Pilih
titik narasi sudut pandang cerita pendek. Anda dapat menulis kisah sebagai
dalam salah satu karakter (orang pertama), atau sebagai narator terpisah yang
menyajikan hanya satu pikiran karakter dan pengamatan (orang ketiga yang
terbatas), atau sebagai narator terpisah yang menyajikan pengalaman dan
pengamatan dari beberapa karakter (orang ketiga yang mahatahu). Titik
pertama-orang pandang akan mengacu pada karakter sentral sebagai ‘aku’ bukan
‘dia’ atau ‘dia’.
2.
Pengembangan
dan kekuatan dari sudut pandang narasi, akan menentukan jalan cerita. Tentu
saja sudut pandang orang ketiga akan lebih leluasa mengeksplorasi si tokoh dan
bagaimana penokohan berlangsung, namun akan kehilangan greget dalam proses
pencarian jati diri.
3.
Buat
protagonis, atau karakter utama. Ini harus menjadi yang paling berkembang dan
biasanya karakter paling simpatik dalam cerita.
4.
Buat
masalah, atau konflik, atau sudut kerja bagi protagonis. Konflik dari cerita
pendek harus mengambil salah satu dari lima bentuk dasar: orang vs orang, orang
vs dirinya sendiri, orang vs alam, orang vs masyarakat, atau orang vs Tuhan
atau nasib. Jika Anda memilih konflik orang vs orang, membuatnya antagonis
untuk melayani mereka yang protagonis maka harus ada pertentangan yang fair.
5.
Menetapkan
karakter terpercaya dan pengaturan, dengan deskripsi yang jelas dan dialog,
untuk menciptakan cerita di mana pembaca akan peduli.
6.
Membangun
ketegangan cerita pendek dengan memiliki tokoh protagonis yang die hard, mati
matian, bahkan menglami beberapa usaha yang gagal untuk memecahkan dan
mengatasi masalahnya sendiri.
7.
Menciptakan
krisis yang berfungsi sebagai kesempatan terakhir bagi protagonis untuk
memecahkan masalah nya.
8.
Menyelesaikan
ketegangan dengan membuat protagonis lolos dari lubng jarum melalui,
kreativitas keberanian intelijensia, atau atribut positif lainnya. Hal ini
biasanya disebut sebagai klimaks cerita.
9.
Memperpanjang
fase resolusi, jika Anda suka, dengan merefleksikan tindakan dari cerita dan
signifikansinya dengan karakter atau masyarakat.
C.
BEBERAPA CONTOH CERPEN
MARTINI
Oleh: Kurniawan Lastanto
Oleh: Kurniawan Lastanto
Wanita itu bernama Martini. Kini ia kembali menginjakkan
kakinya di lndonesa, setelah tiga tahun ia meninggalkan kampung halamannya yang
berjarak tiga kilometer dari arah selatan Wonosari Gunung Kidul.Didalam benak
Martini berbaur rasa senang, rindu dan haru. Beberapa jam lagi ia akan berjumpa
kembal idengan suaminya, mas Koko dan putranya Andra Mardianto, yang ketika ia
tinggalkan masih berusia tiga tahun. Ia membayangkan putranya kini telah duduk
dibangku sekolah dasar mengenakan seragam putih – merah dan menmpati rumahnya
yang baru, yang dibangun oleh suaminya dengan uang yang ia kirimkan dari arab
Saudi, Negara dimana selama ini ia bekerja.
Martini adalah seorang tenaga kerja wanita yang berhasil
diantara banyak kisah mengenai tenaga kerja wanita yang nasibnya kurang
beruntung. Tidak jarang seorang TKW pulang ketanah airnya dalam keadaan hamil
tanpa jelas siapa ayah sang janin yang dikandungnya. Atau disiksa, digilas dibawah
setrikaan bersuhu lebih dari 110 derajat celcius, atau tiba – tiba menjadi
bahan pemberitaan di media massa tanah air karena sisa hidupnya yang sudah
ditentukan oleh vonis hakim untuk bersiap menghadapi tiang gantungan atau
tajamnya logam pancung yang kemudian membuat kedubes RI, Deplu dan Depnaker
kelimpungan dan tampak lebih sibuk.
Sangatlah beruntung bagi Martini mempunyai majikan yang
sangat baik, bahkan dalam tiga tahun ia bekerja, ia telah dua kali melaksanakan
umroh dengan biaya sang majikan. Majikannya adalah seorang karyawan disalah
satu perusahaan minyak disana. Ia bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga
di El Riyadh dengan tugas khusus mengasuh putra sang majikan yang sebaya dengan
Andra, putranya. Hal ini membuatnya selalu teringat putranya sendiri dan
menambah semangat dalam bekerja.
Dengan cermat Martini memperhatikan sekeliling, akan tetapi ia tidak melihat seorang saudara atau kerabatpun yang ia kenal. Sempat terbersit rasa iri dan kecewa ketika ia menyaksikan beberapa rekanannya yang dijemput dan disambut kedatangannya oleh orang tua, anak atau suami mereka. Namun dengan segera ia membuang jauh – jauh pikiran tersebut. Ia tidak ingin suuzon dengan suaminya. “mungkin hal ini disebabkan karena kedatanganku yang memang terlambat tiga hari dari jadwalkepulangan yang direncanakan sebelumnya,” pikirnya huznuzon.
Dengan cermat Martini memperhatikan sekeliling, akan tetapi ia tidak melihat seorang saudara atau kerabatpun yang ia kenal. Sempat terbersit rasa iri dan kecewa ketika ia menyaksikan beberapa rekanannya yang dijemput dan disambut kedatangannya oleh orang tua, anak atau suami mereka. Namun dengan segera ia membuang jauh – jauh pikiran tersebut. Ia tidak ingin suuzon dengan suaminya. “mungkin hal ini disebabkan karena kedatanganku yang memang terlambat tiga hari dari jadwalkepulangan yang direncanakan sebelumnya,” pikirnya huznuzon.
Dan pikiran ini malah membuatnya merasa bersalah, karena ia
tidak memberitahukan kedatangannya melalui telepon sebelumnya. Akhirnya ia
memutuskan untuk menuju terminal pulogadung dengan taksi bandara. Oleh karena
ia tidak tahu dimana pool bus maju lancar terdekat dari bandara soekarno-hatta,
ia berharap diterminal pulogadung ia bisa langsung menemukan bus tersebut dan
membawanya ke wonosari dengan nyaman, karena badannya sekarang sudah terlalu
letihuntuk perjalanan panjangyang ditempuh dari arab Saudi.
Tanpa ia sadari, martini telah sampai didepan rumahnya,
rumah yang merupakan warisan ayahnya, yang ia huni bersama mas koko, andra dan
ibunyayang telah renta. Namun bingung dan pertanyaan muncul dalam benaknya.
Yang ia lihat hanyalah rumah tua tanpa berubahan sedikitpun, kecuali kandang
sapi didekat rumahnyayang kini telah kosong. Sama keadaanya dengan tiga tahun
lalutatkala ia meninggalkan rumah tersebut.
“ mana rumah baru yang mas koko bangun seperti yang ada difoto yang mas koko kirimkan tiga bulan yang lalu. Apakah ia membeli tanah ditempat lain dan membangunnya disana. Kalau begitu syukurlah,” pikirnya mencoba huznuzon. Ia ketuk perlahan – lahanpintu rumahnya. Namun tidak ada seorangpun yang muncul membukakan pintu “kulo nuwun, mas…! Andra…! Mbok…!”
“ mana rumah baru yang mas koko bangun seperti yang ada difoto yang mas koko kirimkan tiga bulan yang lalu. Apakah ia membeli tanah ditempat lain dan membangunnya disana. Kalau begitu syukurlah,” pikirnya mencoba huznuzon. Ia ketuk perlahan – lahanpintu rumahnya. Namun tidak ada seorangpun yang muncul membukakan pintu “kulo nuwun, mas…! Andra…! Mbok…!”
Beberapa saat kemudian barulah pintu yang terbuat dari kayu
glugu tersebut terbuka.” Madosi sinten mbak?” Tanya seorang bocah berusia 6
tahun yang tak lain adalah andra yang muncul dari balik pintu. “Andra aku ini
ibumu, sudah lupa ya. Apakah bapakmu tidak menceritakan ihwal kedatanganku?”
ucap martini balik bertanya.
“Ayah? Kedatanagn ibu? Oh mari masuk. Sebentar ya, andra bangunkan mbah dulu,” ujar Andra sambil berlari menuju kearah kamar neneknya.
“Ayah? Kedatanagn ibu? Oh mari masuk. Sebentar ya, andra bangunkan mbah dulu,” ujar Andra sambil berlari menuju kearah kamar neneknya.
Martini masuk kedalam rumah dan duduk diatas amben yang
terletak disudut ruangan depan, seraya memperhatikan keadaan didalam rumah yang
ia huni sejak kecil tersebut. Keadaan dalam rumahpun tidak tampak ada perubahan
yang berarti.
“Martini ya. Wah – wah anakku sudah datangdari perantauan,” terdengar suara tua khas ibu martini sedang setengah berlari keluar dari kamarnya, menyambut kedatangan anaknya, diikuti oleh andra , membawakan segelas teh hangat.
“bagaimana keadaan simbok disini?”, Tanya martini. “oh, anakku simbok di sini baik – baik saja, kamu sendiri bagaimana, tini?” “saya baik – baik saja mbok, ngomong – ngomong mas koko dimana mbok?” Tanya martini. Mendengar pertanyaan itu, tiba – tiba air muka ibu martini berubah, ia tampak berpikir – pikir sejenak.
“ oh mengenai suamimu, nanti akan simbok ceritakan, sebaiknya kamu ngaso dulu. Kau pasti capek setelah melakukan perjalanan jauh. Jangan lupa teh hangatnya diminum dulu, saran ibu martini.
“Martini ya. Wah – wah anakku sudah datangdari perantauan,” terdengar suara tua khas ibu martini sedang setengah berlari keluar dari kamarnya, menyambut kedatangan anaknya, diikuti oleh andra , membawakan segelas teh hangat.
“bagaimana keadaan simbok disini?”, Tanya martini. “oh, anakku simbok di sini baik – baik saja, kamu sendiri bagaimana, tini?” “saya baik – baik saja mbok, ngomong – ngomong mas koko dimana mbok?” Tanya martini. Mendengar pertanyaan itu, tiba – tiba air muka ibu martini berubah, ia tampak berpikir – pikir sejenak.
“ oh mengenai suamimu, nanti akan simbok ceritakan, sebaiknya kamu ngaso dulu. Kau pasti capek setelah melakukan perjalanan jauh. Jangan lupa teh hangatnya diminum dulu, saran ibu martini.
Martini menurut saja apa yang dikatakan ibunya. Setelah
menikmati segelas the hangat, ia mengangkat kaki dan tiduran di atas amben.
Namun tetap saja ia tidak dapat memejamkan matanya. Pikirannya tetap melayang
memikirkan suaminya ; dimana dia, apakah dia merantau ke Jakarta untuk
turut mencari nafkah diperantauan, dimana letak rumah barunya, atau apakah mas
koko malah meninggalkan dirinya dan menikah dengan wanita lain?” “ah tidak
mungkin,” pikirnya kembali berusaha untuk tetap huznuzon.
Ia mencoba bangkit lalu menemui ibunya yang sedang memasak dipawon.
“maaf Mbok, dimana mas koko, tini sudah kangen dan ingin berbicara dengannya,” ujar martini membuka kembali percakapan. Ibu martini tampak kembali berfikir sejenak, lalu berdiri dan mengambil segelas air putih dingin dari kendi. “ minumlah air putih ini agar kamu lebih tenang, Tini, nanti simbok ceritakan di mana suamimu berada, kalau kamu memang sudah tidak sabar.”
Ia mencoba bangkit lalu menemui ibunya yang sedang memasak dipawon.
“maaf Mbok, dimana mas koko, tini sudah kangen dan ingin berbicara dengannya,” ujar martini membuka kembali percakapan. Ibu martini tampak kembali berfikir sejenak, lalu berdiri dan mengambil segelas air putih dingin dari kendi. “ minumlah air putih ini agar kamu lebih tenang, Tini, nanti simbok ceritakan di mana suamimu berada, kalau kamu memang sudah tidak sabar.”
Sementara itu martini bersiap untuk mendengarkan dengan
seksama penuturan ibunya. “ tiga bulan lalu rumah yang dibuat suamimu atas
biaya dari kamu sudah jadi. Letaknya didusun sebelah sana, namun sejak itu pula
kesengsem sama seorang wanita. Wanita itu adalah tetangga barunya. Dua bulan
lalu mereka menikah dan meninggalkan andra bersama simbok. Tentu saja simbok
marah besar kepadanya. Namum apa daya, simbok hanyalah wanita yang sudah renta,
sedang ayahmu sudah tiada, dan uang yang simbok pegangpun pas – pasan. Mau
mengirim surat kepadamu simbok tidak bisa, kamu tahukan simbok buta huruf. Mau
minta tolong kepada siapa lagi, sedangkan kamu adalah anakku satu – satunya.
Kamu tidak mempunyai saudara yang bisa simbok mintai tolong untuk mengirimkan
surat kepadamu, sedangkan anakmu, andra masih kelas 1 SD”.
Mendengar penuturan ibunya, martini langsung menangis, ia sedih marah dan kalut.
“mengapa simbok tidak melaporkannya ke pak kadus dan pak kades, dan beliaupun sudah berjanji untuk membantu simbok. Namun sampai saat ini simbok belum mendapatkan jawabannya. Sedangkan suamimu sendiri dan istri barunya , tampak tak peduli denagn suara – suara miring para tetangga. Dan untuk lapor ke KUA, simbok tidak berfikir sampai kesitu, maafkan simbok,” tambah ibunya dengan suara yang terdengar bergetar.
Mendengar penuturan ibunya, martini langsung menangis, ia sedih marah dan kalut.
“mengapa simbok tidak melaporkannya ke pak kadus dan pak kades, dan beliaupun sudah berjanji untuk membantu simbok. Namun sampai saat ini simbok belum mendapatkan jawabannya. Sedangkan suamimu sendiri dan istri barunya , tampak tak peduli denagn suara – suara miring para tetangga. Dan untuk lapor ke KUA, simbok tidak berfikir sampai kesitu, maafkan simbok,” tambah ibunya dengan suara yang terdengar bergetar.
“Duh Gusti…., paringono sabar…,.” terdengar Martini terisak,
berusaha untuk tetap ingat kepada Yang Maha Kuasa. Bagaimana bisa, suami yang
begitu ia cintai dan ia percaya, dapat berbuat begitu kejam terhadapnya.
Apalagi ia sekarang tinggal bersama istri barunya, di rumah hasil jerih
payahnya selama tiga tahun merantau di Arab Saudi. “Mbok, di mana rumah baru
itu berada?” wajah ibunya terlihat ketakutan, ia tidak tahu apa yang akan
dilakukan anaknya dalam keadaan kalut di sana apabila ia tahu letak rumah
tersebut.”Mbok, di mana Mbok,” Suara Martini semakin tinggi, namun ibunya tetap
diam. ,”Kenapa simbok tidak mau membertihu. Apakah Simbok merestuinya?_Apakah
simbok mendukungnya? Apakah Simbok membela bajingan itu dari pada saya anakmu
sendiri? Apakah…..” “Diam Tini, teganya kamu menuduh ibumu seperti itu. Kamu
mau menjadi anak durhaka? Ingatlah kamu kepada Tuhan,Nak, ingatlah kepada Gusti
Allah, Nak” Kalimat itu muncul dari mulut ibunya, yang kemudian terduduk
menangis mendengar ucapan pedas anaknya tersebut.
“ya sudah kalau Simbok tidak mau memberitahu. Tini akan cari sendiri rumah itu,” teriak Martini seraya meninggalkan ibunya yang sangat bersedih, yang berusaha mengejarnya namun kemudian jatuh tersungkur di halam depan rumahnya karena tidak mampu lagi mengeiarnya.
“ya sudah kalau Simbok tidak mau memberitahu. Tini akan cari sendiri rumah itu,” teriak Martini seraya meninggalkan ibunya yang sangat bersedih, yang berusaha mengejarnya namun kemudian jatuh tersungkur di halam depan rumahnya karena tidak mampu lagi mengeiarnya.
“Hei , mana Koko, bajingan sialan,”teriak Martini sambil
berjalan membabi buta, menyusuri jalan dengan muka merah Padam. Pikrannya kacau
balau.
“Buat apa aku bekerja jauh-jauh mencari uang di Arab Saudi demi kamu dan.Andra tetapi mengapa kau tega memanfaatkanku, menggunakan uangku untuk membuat rumah dan tinggal di sana bersama istri barumu, Kurang apa aku?”
Mendengar teriakan Martini, kontan para tetangga di sekitar situ segera berhamburan ke luar rumah. Mereka kebingungan menyaksikan ulah Tini yang sudah tidak mereka lihat selama tiga tahun, tiba – tiba muncul kembali di dusun itu dengan tingkah laku yang berubah 180 derajat. Martini yang dulunya lembut, penurut, kini kasar dan beringasan. Apakah ia telah gila? Apakah yang telah terjadi terhadap dirinya di Arab saudi? Apakah ia dianiaya sebagaimana sering terdengar berita di media massa mengenai TKW yang disiksa?.
“Buat apa aku bekerja jauh-jauh mencari uang di Arab Saudi demi kamu dan.Andra tetapi mengapa kau tega memanfaatkanku, menggunakan uangku untuk membuat rumah dan tinggal di sana bersama istri barumu, Kurang apa aku?”
Mendengar teriakan Martini, kontan para tetangga di sekitar situ segera berhamburan ke luar rumah. Mereka kebingungan menyaksikan ulah Tini yang sudah tidak mereka lihat selama tiga tahun, tiba – tiba muncul kembali di dusun itu dengan tingkah laku yang berubah 180 derajat. Martini yang dulunya lembut, penurut, kini kasar dan beringasan. Apakah ia telah gila? Apakah yang telah terjadi terhadap dirinya di Arab saudi? Apakah ia dianiaya sebagaimana sering terdengar berita di media massa mengenai TKW yang disiksa?.
Namun kemudian mereka segera menyadari. Hal ini pasti karena
Martini telah mengetahui perbuatan suaminya. Segera saja mereka mengejar dan
mencoba menenangkan Martini. Namun dengan kuat Martini mencoba melepaskan
tangannya dari dekapan tetangganva itu. Dan saat itu pula ia melihat suaminya,
ya Koko bajingan itu, keluar dari rumahnya. Koko tampaknya tidak menghiraukan
kedatangannya. Bahkan istri barunya itu terlihat dengan mesranya berdiri
disamping koko yang meletakkan kedua tangannya dipinggang koko. ,,” hei, siapa
kamu. Tini ya. Kenapa kamu kesini? Ini rumahku bersama mas koko. Bukannya kamu
sudah mati, kalau belum mendingan kamu mati saja sekarang. Itu lebih baik, dari
pada mau merusak kebahagiaan kami. Bukan begitu mas koko?” ujar wanita yang ada
disebelah koko sambil mengalungkan tangan kanannya dileher koko dengan
lembutnya. Hal ini jelas membuat tini makin marah.
“hai , dasar kau, wanita murahan, tidak tahu diri. Koko adalah suamiku. Dan kau koko, mengapa kau tega menipuku, meninggalkanku hanya untuk menikahi wanita keparat ini. Dasar bajingan.” Dekapan tetangga yang memegang Martini akhirnya lepas. Dengan cepat Martini meraih sebuah bamboo yang tergeletak di bawah pohon nangka dan berlari menuju kearah koko dan istri barunya. Dengan tidak hati-hati ia menaiki anak tangga yang menuju kedalam rumah baru itu. Secepat kilat ia mengayunkan bambu itu ke arah mereka berdua. Namun malang, belum sampai bamboo itu mengenai sasaran, ia kehilangan keseimbangan. Ia terpeleset dari dua anak tangga dan jatuh terjerembab tak sadarkan diri.
“hai , dasar kau, wanita murahan, tidak tahu diri. Koko adalah suamiku. Dan kau koko, mengapa kau tega menipuku, meninggalkanku hanya untuk menikahi wanita keparat ini. Dasar bajingan.” Dekapan tetangga yang memegang Martini akhirnya lepas. Dengan cepat Martini meraih sebuah bamboo yang tergeletak di bawah pohon nangka dan berlari menuju kearah koko dan istri barunya. Dengan tidak hati-hati ia menaiki anak tangga yang menuju kedalam rumah baru itu. Secepat kilat ia mengayunkan bambu itu ke arah mereka berdua. Namun malang, belum sampai bamboo itu mengenai sasaran, ia kehilangan keseimbangan. Ia terpeleset dari dua anak tangga dan jatuh terjerembab tak sadarkan diri.
”Mbak – Mbak bangun Mbak. Mau turun di mana Mbak. Ini sudah
sampai di wonosari,” terdengar sayup-sayup suara pemuda yang duduk di dekat
Martini.
“Astaghiirullaahaladzlm .Ha…apa…?.. W onosari,” Tanya M artini. “ Ya Mbak sepertinya dari tadi Mbak gelisah tidurnya” ujar pemuda itu ”Apakah benar ini wonosari?” Tanya Martini memastikan seraya mengarahkan pandangannya keluar jendela. Ya ini adalah daerah yang telah tiga tahun ia tinggalkan. “Alhamdulillah ya Allah terima kasih,” batin Martini bahagia.
“Astaghiirullaahaladzlm .Ha…apa…?.. W onosari,” Tanya M artini. “ Ya Mbak sepertinya dari tadi Mbak gelisah tidurnya” ujar pemuda itu ”Apakah benar ini wonosari?” Tanya Martini memastikan seraya mengarahkan pandangannya keluar jendela. Ya ini adalah daerah yang telah tiga tahun ia tinggalkan. “Alhamdulillah ya Allah terima kasih,” batin Martini bahagia.
Unsur Intrinsik
·
Tema : percayalah pada niat baikmu
·
Latar
Ø Tempat
: dalam bis(dalam perjalanan) dan di kampung
Ø Waktu
: tiga tahun setelah kepergian martini ke Arab Saudi
Ø Suasana
: diawal cerita suasana yang timbul basa saja, tetapi pada
pertengahan cerita suasana yang timbul menegangkan karena
adanya konflik yang timbul ketika tokoh utma bermimpi
·
Plot/alur :
Alur cerita itu adalah alur maju(episode) karena jalan
cerita dijelaskan secara runtut. Pada awal cerita diawali dengan pengenalan
tokoh, kemudian si tokoh bermimpi, pada mimpinya timbul
suatu pertentangan yang berlanjut ke konflik(klimaks) dilanjutkan
dengan antiklimaks dan pada akhir cerita terdapat penyelesaian.
·
Perwatakan :
Tokoh utama(martini) : wataknya yang
sabar,lembut ,pekerja keras, bertanggung jawab terhadap keluarga,
hal ini di tunjukan dari penjelasan tokoh, penggambaran fisik tokoh serta
tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama
Tokoh pembantu :
Mbok : sabar
Andra : patuh terhadap orang tua
Mas koko : tidak bertanggung jawab
terhadap keluarga
·
Sudut pandang : orang ketiga
·
Mood/suasana hati :
kecurigaan,kesabaran,kecemburuan,penyesalan,kebahagiaan
·
Amanat :
Ø Seharusnya
suami bertanggungjawab untuk mencari nafkah bagi anak dan istrinya
Ø Jangan
dulu bersikap su’udzon kepada seseorang bila belum ada buktinya
Ø Keuletan
dan kesabaran dalam bekerja akan membuahkan hasil yang baik
Ø Selalu
berniat baik untuk mendapatkan ridho Allah swt
Unsur Ekstrinsik
Ø Nilai
moral :
Dalam cerpen tersebut terdapat kandungan nilai moral
yaitu seseorang haruslah bersikap huznudzon terhadap sesama manusia,
karena husnudzon mencerminkan akhlak serta budi pekerti yang baik.
Ø Nilai
Sosial-budaya :
cerita pada cerpen tadi mempunyai kaitan yang
sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahwa kebanyakan
orang yaitu wanita pergi merantau ke negeri orang demi membantu perekonomian
keluarga seperti menjadi TKW, sedangkan suaminya menunggu dirumah, untuk
dikirimi uang dari istrinya tanpa berpikir , susahnya mencari uang dinegeri
orang, sedangkan dia sendiri tidak bekerja. Namun, hal ini bertolakbelakang
dengan budaya serta tradisi, bahwa yang wajib mencari nafkah untuk keluarganya
adalah suami. Karena suami adalah pemimpin dalam rumah tangga, jadi ia harus
bertanggungjawab terhadap keluarganya. Tetapi, hal ini rupanya sudah banyak
terjadi di masyarakat, sehingga tidak jarang pula orang-orang yang menjumpai
hal tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka penulis
menyimpulkan bahwa cerpen merupakan jenis karya sastra modern yang dihasilkan
dan berkembang dalam kehidupan masyarakat modern. Cerpen (cerita pendek) ialah
karangan pendek yang berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan
manusia, yang penuh pertikaian, mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung
kesan yang tidak mudah dilupakan. Selain itu cerpen memiliki unsur intrinsik
dan juga unsur ekstrinsik.
B.
Saran
Saran-saran yang
ingin disampaikan penulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam
mencari unsur-unsur cerpen kita harus membaca cerpen dengan sekasama dari awal
hingga akhir cerita.
2. Dalam
penulisan cerpen kita harus menentukan langkah-langkah seperti menentukan tema
terlebih dahulu, menentukan tujuan, dan menyusun kerangka cerpen.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
C E R P E N
O
L
E
H
NAMA KELOMPOK IV
Ø L. ANGGI
SAPUTRA
Ø L. BAGUS
FIRMANSYAH
Ø L. APRIANTO
Ø MUH.
RIZALDI
Ø MUH.
RIZALDI RAI’S
Luar biasa makalah nya saya suja
BalasHapusmakasih...
HapusAssalamu'alaikum gan..., saya mau izin Copyright..., mohon diperbolehkan
BalasHapusJazakumullahu khair... :)
silahkan gan... semoga bermanfaat
HapusIzin copryright gan semoga di perbolehkan 😊
BalasHapussilahkan
Hapusizin copas
BalasHapusmantap
BalasHapusijin copy ya... :)
BalasHapusoke
Hapusizin copy boleh kga?
BalasHapusizin kopi gan, makalahnya sangat membantu dan bagus
BalasHapus