Minggu, 06 Agustus 2017

MAKALAH KERAJAAN BALI



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sejarah kerajaan Bali merupakan salah satu bagian dari sejarah kehidupan masyarakat bali secara keseluruhan. Bagian pemerintahan kerajaan di Bali juga beberapa kali berganti mengingat pada masa itu, terjadi banyak pertikaian antara kerajaan yang memperebutkan daerah kekuasaan mereka. Kerajaan Bali pertama pada saat itu kemungkinan bernama Kerajaan Bedahulu dan dilanjutkan oleh kerajaan Majapahit. Setelah Majapahit runtuh, kerajaan Gelgel mengambil alih, dan dilanjutkan oleh kerajaan Klungkung setelahnya. Pada masa Klungkung, terjadi perpecahan yang menyebabkan kerajaan Klungkung terbagi menjadi dela
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah Kerajaan Bali ?
2.      Apa saja sumber sejarah Kerajaan Bali ?
3.      Bagaimana kondisi politik Kerajaan Bali ?
4.      Bagaimana kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali ?
5.      Apa saja kepercayaan Kerajaan Bali ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah Kerajaan Bali
2.      Untuk mengetahui sumber sejarah Kerajaan Bali
3.      Untuk mengetahui kondisi politik Kerajaan Bali
4.      Untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali
5.      Untuk mengetahui kepercayaan Kerajaan Bali










BAB II
PEMBAHASAN

A.     Sejarah Kerajaan Bali
Sejarah Kerajaan Bali
Kerajaan Bali terletak di sebuah pulau yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur, tepatnya di sebelah timur Pulau Jawa, maka dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Pulau Jawa. Ketika kerajaan Majapahit runtuh, banyak dari rakyat Majapahit yang melarikan diri kemudian menentap di Bali. Sehingga sampai saat ini masih ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali adalah pewaris tradisi Majapahit.
Kerajaan Bali adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau berukuran kecil yang tak jauh dari Pulau Jawa dan berada di sebelah timur. Kerajaan ini berada di sebuah pulau kecil yang dahulu masih dinamakan dengan Pulau Jawa sehingga bisa dikatakan pulau ini masih dianggap sebagai bagian dari Pulau Jawa.
Kerajaan ini pada umumnya menganut kepercayaan berupa agama Hindu walau pada perkembangannya nanti ternyata tidak hanya agama Hindu yang dominan, tapi juga kepercayaan-kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Ini bisa terjadi karena kentalnya budaya nenek moyang pada saat itu walau kerajaan ini sudah berdiri
B.     Sumber Sejarah
Gambar terkait Hasil gambar untuk kerajaan bali
Sumber sejarah Kerajaan Bali didapat dari beberapa berita dari Jawa dan juga prasasti-prasasti di Bali.
1.      Prasasti Sanur menunjukkan adanya kekuasaan raja-raja dari Wangsa atau Dinasti Warmadewa.
2.      Prasasti Calcuta, India (1042) dalam prasasti ini dikemukakan tentang asal-usul Raja Airlangga yang merupakan keturunan raja-raja Bali, Dinasti Warmadewa. Raja Airlangga lahir dari hasil perkawinan Raja Udayana dari Kerajaan Bali dengan Mahendradata (putri Kerajaan Medang Kamulan adik raja Dharmawangsa)
3.      Komplek Candi Gunung Kawi (Tampak Siring) merupakan makam dari raja-raja Bali. Komplek candi tersebut dibangun pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu.
Berita yang cukup tentang Pulau Bali adalah prasasti yang berangka 881 M. Bahasa yang di pakai adalah Bahasa Bali Kuno. Ada juga prasasti yang tertulis dalam bahasa Sanskerta. Pada abad ke- 11 sudah ada berita dari Cina yang menjelaskan tentang tanah Po-Li ( Bali ). Berita Cina itu menyebutkan bahwa adat istiadat penduduk di tanah Po-Lihampir sama dengan masyarakat Ho-ling(Kalingga). Penduduknya menulis di atas daun lontar. Bila orang meninggal, mulutnya di masukan emas kemudian dibakar. Adat semacam ini masih berlangsung di Bali. Adat itu dinamakan ''Ngaben''. Salah satu keluarga terkenal yang memerintah Bali adalah Wangsa Warmadewa. Hal itu dapat diketahui dari Prasati Blanjong berangka 914 ditemukan di Desa Blanjong, dekat SanurDenpasarBali. Tulisannya bertulisan Nagari(India), dan sebagian berbahasa Sanskerta. Diberitakan bahwa raja yang memerintah adalah Raja Khesari Warmadewa. Pada tahun 915, Khesari Warmadewa digantikan Ugrasena
C.     Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Bali antara lain sebagai berikut :
  1. Sri Kesari Warmadewa
  2. Ugrasena
  3. Tabanendra Warmadewa
  4. Jayasingha Warmadewa
  5. Jayashadu Warmadewa
  6. Sri Wijaya Mahadewi
  7. Dharma Udayana Warmadewa
  8. Marakata
  9. Anak Wungsu
  10. Jaya Sakti
  11. Bedahulu
Struktur Kerajaan Bali berdasarkan pada prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Udayana adalah sebagai berikut :
1.      Raja berperan sebagai kepala pemerintahan, jabatan raja diwariskan secara turun-temurun.
2.      Badan penasihat raja disebut "pakirakiran i jro makabehan" yang beertugas memberi nasihat dan pertimbangan kepada raja dalam pengambilan keputusan penting. Badan ini terdiri dari beberapa senapati dan beberapa pendeta agama Hindu (dang acarya) dan Buddha (dang upadyaga).
3.      Pegawai kerajaan membantu raja dalam bidang pemerintahan, penarikan pajak, dan administrasi.
Karena kurangnya sumber-sumber dan bukti dari adanya kerajaan Bali, menyebabkan sistem dan bentuk pemerintahan raja-raja Bali kuno tidak dapat diketahui dengan jelas, namun raja-raja yang pernah berkuasa diantaranya:
1.      Raja Sri Kesari Warmadewa yang memiliki istana di Singhadwala. Buktinya terdapat pada prasasti Sanur (913 M). Dalam prasasti itu disebutkan bahwa Raja Sri Kesari Warmadewa berhasil mengalahkan musuh-musuhnya di daerah pedalaman. Raja Sri Kesari Warmadewa adalah raja pertama dan merupakan pendiri Dinasti Warmadewa.
2.      Raja Urganesa yang memerintah daritahun 915 M-942 M. Memerintah Kerajaan Bali untuk menggantikan Raja Sri Kesari Warmadewa. Pusat pemerintahannya terdapat di Singhadwala. Masa pemerintahan Raja Urganesa meninggalkan 9 buah prasasti yang ditemukan di Babahan, Sembiran, Pentogan, dan Batunhya. Dalam prasasti-prasasti itu berisi tentang pembebasan pajak terhadap daerah-daerah tertentu dalam kekuasaannya dan menunjukkan bahwa otoritasnya meliputi area yang cukup luas. Selain itu juga terdapat prasasti yang berisi tentang pembangunan tempat-tempat suci. Sistem dan bentuk pemerintahan pada masa pemerintahan Raja Urganesa telah teratur terutama tentang pemberian tugas kepada pejabat-pejabat istana.
3.      Raja Tabanendra Warmadewa yang menggantikan Raja Urganesa sebagai raja Kerajaan Bali selanjutnya. Raja Tabanendra Warmadewa memerintah bersama permaisurinya yang bernama sang Ratu Luhur Sri Subhadrika Dharadewi. Keadaan pada masa pemerintahan Raja Tabanendra Warmadewa tidak dapat diketahui karena kurangnya berita-berita dan sumber-sumber dari prasasti.
4.      Raja Jayasingha Warmadewa atau Raja Sri Candrabhayasingha Warmadewa. Masa pemerintahannya tidak dapat diketahui karena tidak adanya sumber yang terkait dengannya.
5.      Raja Jayasandhu Warmadewa. Masa kekuasaan dan pemerintahannya juga tidak dapat diketahui dengan pasti.
6.      Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi memerintah pada tahun 983. Kerajaan Bali pada masa ini diperintah oleh seorang raja putri. Beberapa ahli menafsirkan bahwa dia raja putri ini adalah putri dari Mpu Sindok (Dinasti Isyana).
7.      Dharma Udayana Warmadewa memerintah setelah masa pemerintahan Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi. Masa pemerintahan Udayana 989-1022 M. Dia memerintah bersama permaisurinya yang bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapadni) yang merupakan putri dari Raja Jawa Timur Makutawamsawardhana, dan karena hal tersebut, hubungan Kerajaan Bali dengan kerajaan-kerajaan di Jawa Timur berjalan dengan baik dan pada masa ini penulisan prasasti-prasasti dengan menggunakan huruf dan bahasa Jawa Kuno dimulai. Udayana dan Mahendradata dikaruniai tiga orang anak lelaki, yaitu Airlangga, Dharmawangsa, dan Anak Wungsu.
8.      Raja Marakata kemudian menggantikan Udayana setelah kematiannya. Namun dia hanya memerintah sebentar hingga tahun 1025.
9.      Raja Anak Wungsu adalah Raja Bali yang memerintah setelah Marakata. Dan Anak Wungsu adalah Raja Bali yang berhasil mempersatukan seluruh wilayah Bali. Pada masa pemerintahannya, kehidupan rakyat Bali aman dan sejahtera. Rakyat Bali pada masa itu sudah mulai bervariasi, mereka hidup dari bercocok tanam, pande besi, tukang kayu, dan pedagang. Raja Anak Wungsu juga memberikan perhatian besar pada masalah-masalah keagamaan dengan jalan menjamin kesejahteraan para pertapa. Anak Wungsu menjadi raja termasyur karena pada masa pemerintahannya, dibangun kompleks candi-candi dan gua-gua meditasi di tebing-tebing jurang sungai Pakerisan dan situs Gunung Kawi.
10.  Raja Jaya Sakti yang kemudian memerintah Bali adalah keturunan dari Airlangga yang pada masa itu Airlangga telah menjadi penguasa Jawa Timur.
11.  Raja Bedahulu adalah Raja Bali yang terakhir memerintah pada tahun 1343 M. Raja Bedahulu juga dikenal dengan sebutan Sri Astasura Ratna Bhumi Banten. Raja Bedahulu dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh dua orang patih yaitu Kebo Iwa dan Pasunggrigis.


D.    Keadaan Masyarakat
1.      Kehidupan sosial
Pada masa Kerajaan Bali Kuno, struktur masyarakatnya didasarkan pada sistem kasta, sistem hak waris, sistem kesenian, serta agama dan kepercayaan. Ada hal yang menarik dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak, misalnya Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. Pada golongan brahmana dan kesatria untuk anak pertama disebut Putu. Pemberian nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan berkaitan dengan upaya pengendalian jumlah penduduk.
2.      Kehidupan ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok tanam. Hal tersebut dapat diketahui dari beberapa prasasti Bali yang menyebutkan sawah, parlak (sawah kering), gaja (ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (pengairan sawah).
3.      Kehidupan budaya
Pada masa prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah disebut beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Anak Wungsu dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni keraton dan seni rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat. Berikut jenis-jenis seni yang berkembang pada masa itu :
·        Patapukan (atapuk/topeng)
·        Pamukul (amukul, penabuh gamelan)
·        Abanwal (permainan badut)
·        Abonjing (bujing musik angklung)
·        Bhangin (peniup suling)
·        Perbwayang (permainan wayang)
E.     Kepercayaan
Masyarakat Bali banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India, terutama Hindu. Sampai sekarang, masyarakat Bali masih banyak yang menganut agama Hindu. Namun demikian, agama Hindu yang mereka anut telah bercampur dengan budaya masyarakat asli Bali sebelum Hindu.
Masyarakat Bali sebelum Hindu merupakan kelompok masyarakat yang terikat oleh hubungan keluarga dan memuja roh-roh nenek moyang yang mereka anggap dapat menolong dan melindungi kehidupan keluarga yang masih hidup. Melalui proses sinkretisme ini, lahirlah agama Hindu Bali yang bernama Hindu Dharma.



BAB III
KESIMPULAN

Kerajaan Bali terletak di sebuah pulau yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur, tepatnya di sebelah timur Pulau Jawa, maka dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Pulau Jawa. Ketika kerajaan Majapahit runtuh, banyak dari rakyat Majapahit yang melarikan diri kemudian menentap di Bali. Sehingga sampai saat ini masih ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali adalah pewaris tradisi Majapahit.
Kerajaan Bali adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau berukuran kecil yang tak jauh dari Pulau Jawa dan berada di sebelah timur. Kerajaan ini berada di sebuah pulau kecil yang dahulu masih dinamakan dengan Pulau Jawa sehingga bisa dikatakan pulau ini masih dianggap sebagai bagian dari Pulau Jawa.
Kerajaan ini pada umumnya menganut kepercayaan berupa agama Hindu walau pada perkembangannya nanti ternyata tidak hanya agama Hindu yang dominan, tapi juga kepercayaan-kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Ini bisa terjadi karena kentalnya budaya nenek moyang pada saat itu walau kerajaan ini sudah berdiri
















DAFTAR PUSTAKA

http://www.zonasiswa.com/2015/05/sejarah-kerajaan-bali-kehidupan-politik.html
http://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-bali-sejarah-raja-dan-peninggalan-beserta-kehidupan-politiknya-secara-lengkap/


KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.




DAFTAR ISI

KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.     Sejarah Kerajaan Bali
B.     Sumber Sejarah Kerajaan Bali
C.     Kondisi Politik Kerajaan Bali
D.    Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Bali
E.     Kepercayaan Kerajaan Bali
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA


MAKALAH
KERAJAAN BALI



Disusun Oleh
NAMA KELOMPOK

1. RIFKI AZHARI ASTAVALA
2. SAHRUL
3. SOPIA HELIMAYANI
4. TINA LINDAWANI
5. ZULFIKRI
6. PAIZ HIDAYATULLAH


SMA NEGERI 2 MASBAGIK
2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...