Rabu, 02 Agustus 2017

MAKALAH PANTUN



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pantun meupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Antologi pantun yang pertama itu berjudul Perhimpunan Pantun-pantun melayu. Genre pantun merupakan genre yang paling bertahan lama.
Pantun kilat (karmina) merupakan pantun yang dikenal dengan sebutan dua seuntai. Pantun kilat atau karmina atau pantun dua seuntai adalah pantun yang hanya terdiri atas dua larik, yaitu larik pertama sebagai sampiran dan larik kedua isinya. Sebenarnya berasal dari empat larik, yang tiap larik bersuku kata empat atau lima, lalu kedua larik itu diucapkan seoalah-olah sebuah kalimat.
Syair adalah salah satu kebanggaan karya sastra yang di miliki Indonesia.Banyak karya puis lama Indonesia yang terkenaldikalangan sastra dunia,seperti syair yang dikarang oleh hamzah fansuri.Dewasa ini syair sudah mulai pudar dikalangan masyarakat Indonesia,khususnya kaum remaja.Mereka lebih suka pada novel dan karya yang terbit dari barat. Hal ini akan mengurangi kekayaan karya sastra Indonesia yang dulunya menjadi kebanggan di dunia.
Gurindam merupakan puisi, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau.  Gurindam Dua Belas pasal pertama dan kedua, ditatahkan pada marmer sebagai bukti rasa cintanya kepada Engku Puteri Hamidah, di Pulau Penyengat. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai mas kawin. gurindam  ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari Bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula asal perumpamaan


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang kamu ketahui tentang pantun ?
2.      Apa yang kamu ketahui tentang karmina / pantun kilat ?
3.      Apa yang kamu ketahui tentang syiar ?
4.      Apa yang kamu ketahui tentang gurindam ?

C.     Tujuan
1.      Untuk megetahui tentang pantun
2.      Untuk megetahui tentang karmina / pantun kilat
3.      Untuk megetahui tentang syiar
4.      Untuk megetahui tentang gurindam





















BAB II
PEMBAHASAN

A.     PANTUN
1.      Pengertian Pantun
Dalam pengertian umum, pantun merupakan salah satu bentuk sastra rakyat yang menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya masyarakat. Pantun adalah puisi asli Indonesia (Waluyo,1987:9). Pantun juga terdapat dalam beberapa sastra daerah di Indonesia seperti “parika” dalam sastra jawa atau “paparikan” dalam sastra sunda. Orang yang pertama kali membentangkan pikiran dari hal pantun Indonesia ini adalah H.C. Klinkert dalam tahun 1868. Karangannya bernama “De pantuns of minnenzangen der Maleier”. Sesudah itu datang Prof. Pijnapple; juga beliau memaparkan pikirannya dari hal ini dalam tahun 1883. Pantun tepat untuk suasana tertentu, seperti halnya juga karya seni lainnya hanya tepat untuk suasana tertentu pula.
Pantun adalah puisi melayu tradisional yang paling popular dan sering dibincangkan. Pantun adalah ciptaan asli orang Melayu; bukan saduran atau penyesuaian dari puisi-puisi jawa, India, cina dan sebagainya. kata pantun mengandung arti sebagai, seperti, ibarat, umpama, atau laksana.
Sedangkan dalam Kamus Istilah Sastra (2006:173) menjelaskan bahwa:
Pantun adalah Puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasa terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b) tiap larik biasanya berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua biasanya tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi; setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata; merupakan peribahasa sindiran; jawab (pada tuduhan dan sebagainya)
2.      Sejarah Pantun
Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan (Fang, 1993: 195). Pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman dan  disisipkan dalam syair-syair seperti Syair Ken Tambuhan. Pantun dianggap sebagai bentuk karma dari kata Jawa Parik yang berarti pari, artinya paribahasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama atau seloka yang berasal dari India. Dr. R. Brandstetter mengatakan bahwa kata pantun berasal dari akar kata tun, yang terdapat dalam berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun yang berarti teratur, dalam bahasa Tagalog ada tonton yang berarti bercakap menurut aturan tertentu; dalam bahasa Jawa kuno, tuntun yang berarti benang atau atuntun yang berarti teratur dan matuntun yang berarti memimpin; dalam bahasa Toba pula ada kata pantun yang berarti kesopanan, kehormatan.
Van Ophuysen dalam Hamidy (1983: 69) menduga pantun itu berasal dari bahasa daun-daun, setelah dia melihat ende-ende Mandailing dengan mempergunakan daun-daun untuk menulis surat-menyurat dalam percintaan. Menurut kebiasaan orang Melayu di Sibolga dijumpainya kebiasaan seorang suami memberikan ikan belanak kepada istrinya, dengan harapan agar istrinya itu beranak. Sedangkan R. J. Wilkinson dan R. O. Winsted dalam Hamidy (1983:69) menyatakan keberatan mengenai asal mula pantun seperti dugaan Ophuysen itu. Dalam bukunya “Malay Literature” pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah balik bertanya, ‘tidakkah hal itu harus dianggap sebaliknya?’. Jadi bukan pantun yang berasal dari bahasa daun-daun, tetapi bahasa daun-daunlah yang berasal dari pantun.
3.      Ciri-ciri Pantun
Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut:
1.      Terdiri atas empat baris.
2.      Tiap baris terdiri atas 9 sampai 10 suku kata.
3.      Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya berisi maksud si pemantun. Bagian ini disebut isi pantun.
4.      Pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima itu disebut dengan abjad /ab-ab/. Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.

4.      Syarat-syarat pantun
Menurut Effendy (1983:28), syarat-syarat dalam pantun adalah:
a)      Tiap bait terdiri dari empat baris
b)      Tiap baris terdiri dari empat atau lima kata atau terdiri dari delapan atau sepuluh suku kata
c)      Sajaknya bersilih dua-dua: a-b-a-b. dapat juga bersajak a-a-a-a.
d)      Sajaknya dapat berupa sajak paruh atau sajak penuh
e)      Dua baris pertama tanpa isi disebut sampiran, dua baris terakhir merupakan isi dari pantun itu.
5.      Jenis-jenis Pantun
Suroto (1989:44-45) membagi pantun menjadi dua bagian yaitu:
a)      Menurut isinya:
o   pantun anak-anak, biasanya berisi permainan.
o   pantun muda mudi, biasanya berisi percintaan.
o   Pantun orang tua, biasanya berisi nasihat atau petuah. Itulah sebabnya, pantun ini disebut juga pantun nasihat.
o   Pantun jenaka, biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar.
o   Pantun teka-teki
b)      Menurut bentuknya atau susunannya:
o   pantun berkait, yaitu pantun yang selalu berkaitan antara bait satu dengan bait kedua, bait kedua dengan bait ketiga dan seterusnya. Adapun susunan kaitannya adalah baris kedua bait pertama menjadi baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama dijadikan baris ketiga pada bait kedua dan seterusnya.
o   Pantun kilat, sering disebut juga karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran sedang baris kedua merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga terdiri atas empat baris, tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah kedua baris pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua baris yang terakhir.


6.      Contoh Pantun
a)      Contoh Pantun Cinta
Untaian kasih kanda berikan
sebuah makna kanda ucapkan
rindu tak dapat kanda lepaskan
hasrat smakin membara kurasakan
Tiada kata tiada ucapan
tersekat lidah diam sendiri
melamun jauh tidak terhentikan
yang dilamun mungkin tak mengerti
Bujur kulepas melesat sianak panah
terbang sasaran mencari arah
tiap hari resah dan gelisah
menanti fajar asmara gelorah
Terbang tinggi siburung elang
terbang mencari ikan di laut
terbang pikiran jiwa melayang
tiada singgah hati terpaut
Rindu gelisah entah mengapa
hati berdetak ingin bertanya
kepada siapa dan bagaimana
asrama datang saat seketika
b)      Contoh Pantun Jenaka
Sianak bermain dalam kubangan
bersama sapi dan kambing domba
enak sungguh gembala makan
tiada diingat lumpur dimuka
Tiup seruling sianak gembala
berjalan pelan buntut bergoyang
ingat pulang hari dah senja
takut ibu hatinya bimbang

Anak gembala tidak berbaju
membawa senjata ketapel getah
sapi meruput anak berburu
berburu burung siburung unta
Badannya hitam rambutnya botak
membawa teman mencari rumput
anak gembala slalu bertindak
dikejar macan tersangkut sangkut
Riuh bernyanyi ditengah ladang
menyanyi tembang anak jalanan
diujung gunung mata memandang
menghayal jadi seorang juragan
Kisah cinta siti nurbaya
dongeng dibawah dari sumatera
dengar cerita baring ditanah
anak gembala tertidur sudah
c)      Contoh Pantun Agama
Banyak petuah tiada diterima
buruk pikiran karena sangka
suka memuja karena sikaya
tiada malu menutup muka
Menunduk padi karena berisi
malu berdiri sidewi sri
bukan karena budi pekerti
karena hati dijaga ilahi
Banyak ilmu berdiam diri
tiada sempat untuk bernyanyi
rumahku indah karena sepi
sepi rindu sang kekasih
Tiada air tiada ikan
tiada bathin dalam kehidupan
jadikan hati sebagai kawan
agar tiada dapat dipisahkan
amalan dibaca selamat tujuan
tiada gentar akan cobaan
jangan tertipu bujukan saitan
manis tuturnya seprti insan
d)      Contoh Pantun Nasehat
Kalau kalbu tiada menyatu
tentulah nafsu yang diburu
kalau nafsu tiada berlalu
tentulah kiamat sang ibu
Baik budi karna ilmu
rusak binasa karena cemburu
baik ajaran karena sang ibu
jangan durhaka pada yang satu
Tuntutlah ilmu kenegri cina
jangan kau turut negri eropa
carilah ilmu yg berguna
hakikat hidup ada disana
Dari buaian ketiang lahat
tiada singgah ilmu bermanfaat
bangga dengan semua mudharat
tunggulah engkau dihari kiamat
Tiap hari sibuk bekerja
tiada pernah ingat lelah
padahal hidup cuma seketika
tiada pernah ingat yang esa

B.     KARMINA
1.      Pengertian Karmina
Karmina atau juga dikenal dengan nama pantun kilat atau pantun dua seuntai adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi dengan pola sajak lurus (a-a). Karmina biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung
2.      Asal usul
Sebenarnya, karmina berasal dari empat baris, yang tiap barisnya bersuku kata empat atau lima, lalu kedua baris itu diucapkan seoalah-olah sebuah kalimat, seperti contoh di bawah ini:
Pisang kepok
pisang berbiji,
Anak mondok,
diambil istri
Lalu dijadikan:
Pisang kepok, pisang berbiji
Anak mondok, diambil istri
3.      Ciri - Ciri Karmina
a)      Terdiri dari 2 baris 1 bait
b)      Bersajak a – a
c)      Baris 1 sampiran, baris 2 isi
d)      Umumnya berisi sindiran
4.      Contoh Karmina
Pantun Kilat atau Karmina tema "CANTIK"
Sudah gaharu cendana pula
sudah tahu bertanya pula
kura-kura dalam perahu
pura-pura tidak tahu
gelatik di pohon jati
cantik itu yang baik hati
gelatik mematuk ubi
cantik itu yang berbudi
gelatik dalam rumah
cantik itu yang ramah
gelatik hinggap di salak
cantik itu karena akhlak
gelatik mematuk polong
cantik itu suka menolong
gelatik burung kicauan
cantik itu karna beriman
gelatik di pohon lada
cantik itu berlapang dada
gelatik terbang ke awan
cantik itu karena dermawan
gelatik main di batu
cantik itu kalau membantu

C.     SYAIR
1.      Pengertian Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti perasaan yang menyadari, kemudian kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam kamus bahasa Indonesia, syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama; sajak; puisi.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
2.      Ciri-ciri Syair
Ciri-ciri syair antara lain :
a)      Setiap bait terdiri dari empat baris.
b)      Setiap baris terdiri atas empat kata (antara 8-14 suku kata).
c)      Bersajak a-a-a-a.
d)      Semua baris adalah isi.
e)      Bahasanya biasanya kiasan.
f)        Isinya : cerita, hikayat, nasehat, petuah, atau tentang ilmu.
g)      Tidak dapat selesai dalam satu bait.
3.      Macam-Macam Syair
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, antara lain sebagai berikut :
a)      Syair Panji
Syair Panji menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
b)      Syair Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
c)      Syair Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
d)      Syair Sejarah
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
e)      Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu :
v  Syair Sufi
v  Syair tentang ajaran Islam
v  Syair Riwayat Cerita Nabi
v  Syair Nasihat.
Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita simpulkan setelah memahami isi sebuah syair. Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi.
4.      Contoh Syair
Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru (Pilihan)
Asas NW jangan diubah
Sepanjang masa sepanjang sanah
Sunnah Jama’ah dalam akidah
mazhab Syafi’i dalam Syari’ah
Buka madrasah desa dan dasan
Agar tersebar ajaran Tuhan
Ikatan Pelajar PG aktifkan
Himmah pemuda terus tonjolkan
Nahdlatul Wathan ciptaan ayahda
Kuamanatkan kepada anakda
dipelihara dan terus dibina
dan dikembangkan di Nusantara
Kalau nanda memang beryakin
tak sampai hati ninggalkan Zainuddin
Maulanal Hasan do’akan tamkin
dalam kitabnya Al-Mustarsyidin
Nahdlatul Wathan berjalan terus
Siang dan malam tidak terputus
Meskipun dahsyat gelombang arus
Dalam lindungan Ilahi Al-Quddus
Banyaklah orang tersesat jalan
Mengaku diri Nahdlatul Wathan
Padahal dia di luar barisan
Tidak menurut garis pimpinan
Bahwa PB adalah satu
Bukannya dua bukannya telu
Atas pimpinan PB yang satu
Dewan Mustasyar pemberi restu
Organisasi ada imamnya
Pengurus Besar PB namanya
Wajib ditaati instruksinya
Selama berjalan menyelamatkannya
Banyak orang tidak mengerti
Pada tugasnya berorganisasi
Dipermainkan orang sehari-hari
Akhirnya ia menjadi amphibi
 ( Al-Magfurulah Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid )

D.    GURINDAM
1.      Pengertian Gurindam
Gurindam merupakan puisi, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau.  Gurindam Dua Belas pasal pertama dan kedua, ditatahkan pada marmer sebagai bukti rasa cintanya kepada Engku Puteri Hamidah, di Pulau Penyengat. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai mas kawin. gurindam  ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari Bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula asal perumpamaan
2.      Ciri-ciri gurindam:
a)      Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b)      Berasal dari Tamil (India)
c)      Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
3.      Contoh Gurindam
PASAL I#
Barang Siapa tiada memegang agama
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
=> Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
=> 4 zat yang menjadikan manusia mula-mula adalah syariat, tarikat, hakikat dan ma'rifat. jika tahu tentang itu, maka dia juga akan mengenal tuhannya.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
=> orang yang bertaqwa kepada Allah, akan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
=> orang yang mengenal dirinya sendiri, maka ia mengenal Tuhan dan kekuasaanNya
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang terpedaya
=> orang yang mengetahui kebahagiaan di dunia, pasti mengerti bahwa itu hanya tipu daya
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia melarat
=> orang yang mengerti akan kehidupan akhirat, ia tau bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan fana dibandingkan kehidupan di akhirat





























BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pantun adalah puisi melayu tradisional yang paling popular dan sering dibincangkan. Pantun adalah ciptaan asli orang Melayu; bukan saduran atau penyesuaian dari puisi-puisi jawa, India, cina dan sebagainya. kata pantun mengandung arti sebagai, seperti, ibarat, umpama, atau laksana.
Karmina atau juga dikenal dengan nama pantun kilat atau pantun dua seuntai adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi dengan pola sajak lurus (a-a). Karmina biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti perasaan yang menyadari, kemudian kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam kamus bahasa Indonesia, syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama; sajak; puisi.
Gurindam merupakan puisi, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau.  Gurindam Dua Belas pasal pertama dan kedua, ditatahkan pada marmer sebagai bukti rasa cintanya kepada Engku Puteri Hamidah, di Pulau Penyengat. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai mas kawin. gurindam  ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari Bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula asal perumpamaan




DAFTAR PUSTAKA

http://luckymahardika.blogspot.co.id/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://faklinbrayen.blogspot.co.id/2014/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://babekece.blogspot.co.id/2012/11/puisi-lama-mantra-gurindam-syair-pantun.html
http://eci-muachpinky.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pantun.html
https://pantunseribu.blogspot.co.id/2014/10/contoh-pantun-cinta-nasehat-jenaka-agama.html
http://nw.or.id/profil/wasiat-renungan-masa-pengalaman-baru.html
https://pantunseribu.blogspot.co.id/2014/10/contoh-pantun-kilat-atau-karmina.html
http://www.drogpatravel.biz/2015/11/kumpulan-contoh-gurindam-dan-maknanya.html


KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.




DAFTAR ISI

KATA PENGATAR..................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A.     Latar Belakang....................................................................................
B.     Rumusan Masalah...............................................................................
C.     Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
A.     PANTUN..............................................................................................
1.      Pengertian Pantun..........................................................................
2.      Sejarah Pantun...............................................................................
3.      Ciri-ciri Pantun...............................................................................
4.      Syarat-syarat pantun ....................................................................
5.      Jenis-jenis Pantun..........................................................................
6.      Contoh Pantun................................................................................
B.     KARMINA..........................................................................................
1.      Pengertian Karmina.......................................................................
2.      Asal usul.........................................................................................
3.      Ciri - Ciri Karmina.........................................................................
4.      Contoh Karmina.............................................................................
C.     SYAIR..................................................................................................
1.      Pengertian Syair............................................................................
2.      Ciri-ciri Syair..................................................................................
3.      Macam-Macam Syair....................................................................
4.      Contoh Syair..................................................................................
D.     GURINDAM.......................................................................................
1.      Pengertian Gurindam.....................................................................   
2.      Ciri-ciri gurindam:..........................................................................
3.      Contoh Gurindam...........................................................................


BAB III PENUTUP...................................................................................
A.     Kesimpulan .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................


MAKALAH
PANTUN, KARMINA, SYAIR DAN GURINDAM


Disusun Oleh

1. LADYA RAISYA FATIMAH
2. MAHARANI PUTRI
3. ERVINA RIZKY ARISTA PUTRI
4. M. AZIZURRAHMAN
5. L. M. ALPIN

MTs NEGERI SELONG
2017
RIWAYAT SINGKAT PENYUSUN

1. NAMA         : LADYA RAISYA FATIMAH
TTL            : Selong, 22 Agustus 2004
Umur         : 12 tahun
Alamat       : Lenek
2. NAMA         : MAHARANI PUTRI
TTL            : Masbagik, 2 Agustus 2003
Umur         : 13 tahun
Alamat       : Masbagik
3. NAMA         : ERVINA RIZKY ARISTA PUTRI
TTL            : Rumbuk, 8 Juni 2003
Umur         : 12 tahun
Alamat       : Rumbuk
4. NAMA         : M. AZIZURRAHMAN
TTL            : Pancor, 27 Februari 2004
Umur         : 12 tahun
Alamat       : Pancor
5. NAMA         : L. M. ALPIN
TTL            : Dasan Lekong, 14 Juni 2003
Umur         : 13 tahun
Alamat       : Dasan Lekong


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...