Kamis, 03 Agustus 2017

MAKALAH SENI TEATER



KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah menugasi dan memotifasi saya untuk menyusun karya ilmiah (makalah) ini. Sehingga dapat mempermudah dalam mepelajari  seni teater dan perannya dala lingkup sosial dan masyarakat.
            Penulis membuat makalah ini karena dengan alasan kuat yaitu diantaranya; mempermudah mahasiswa atau siapa saja yang mau mempelajari seni teater. Selain itu,  para pembaca juga bisa mengetahui peran dari seni teater dalam kehidupan bermasyarakat.
            Makalah ini masi kurang sempurna sehingga penulis memerlukan penyempurnaan dan perbaikan. Ini diakibatkan adanya kendala yang dihadapi oleh oleh penulis pada saat menyusunnya. Karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaannya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan selamat membaca!




















BAB   I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.
 Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17 April 2013)
 Sehingga untuk memahami lebih dalam lagi mengenai tetaer di makalah ini sengaja disusun dan di kemas dengan judul “Seni Teater dan perannya dalam Masyarakat”. Seperti apa pembahasannya, mari kita telusuri   pembahasan selanjutnya
1.2  Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut;
*       Untuk mengetahui apa dan seperti apa itu seni teater.
*       Untuk dijadikan bahan pembelajaran.
*       Untuk memperoleh nilai dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.



1.3  Rumusan Masalah
   Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut;
*       Apa itu teater?
*       Bagaimana sejarah teater?
*       Bagaimana peran teater dalam lingkup sosial masyarakat?

1.4 Sistematika Penulisan
            Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu bab I yang berjudul Pendahuluan yang menjelaskan mulai dari latar belakang penulisan, tujuan penulisan, rumusan masalah, dan sistematika Penulisan. Kemudian bab II yang berjudul pembahasan, disini merupakan inti dari keseluruhan pembahasan. Keseluruhan pembahasan ditutup dengan bab III yang berjudul Penutup, yang mencantumkan kesimpulan dan saran.






















BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Seni teater
2.2  Pengertian teater
                        Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan   merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan,        kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan,         tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian)         juga hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara        penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater      terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni            teater itu ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.
                        Arti luas
teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang           banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan     sebagainya.
                        Arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakanx           diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan         laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik,       nyanyian dan     tarian.
                        Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar      menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang       diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak,      suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan             manusia.(w.w.w.geoogle.com,diunduh 17 april 2013)

2.3  Sejarah perkembangan teater di  Indonesia
                        Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti       seeing   Place (Inggris). Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog)      dan gerak-gerik para    pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu             memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat l           angsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan.
            Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan       bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah          teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456   SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
            Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka             agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa           nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan             lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan.
            Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan istilah drama      merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk menyebut         pertunjukan      drama   dengan istilah   teater.

1. Teater Tradisional
Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater Tradisional di Indonesia (2006) mengatakan, sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman             Hindu. Pada zaman itu, ada tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional         banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual. Teater tradisional    merupakan bagian dari suatu upacara
keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara  kehidupan masyarakat kita. Pada saat itu, yang disebut “teater”, sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam masyarakat     lingkungannya.
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari    satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk             teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat,      sumber dan tata-cara    di mana teater   tradisional
lahir.
Macam-macam teater tradisional Indonesia adalah :wayang kulit, wayang wong,            lenong, randai, drama  gong,            arja,ubrug,ketoprak,
dan sebagainya.
2. Teater Transisi
(Modern)
Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater tradisional dengan model garapan memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat, dinamakan teater bangsawan. Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih dalam wujud cerita ringkas atau outline story (garis besar cerita per adegan). Cara             penyajian cerita dengan menggunakan panggung dan dekorasi. Mulai memperhitungkan teknik yang mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilah            teater tradisional berkenalan dengan teater non-tradisi. Selain pengaruh dari teater bangsawan, teater tradisional berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang Belanda di Indonesia sekitar tahun 1805 yang kemudian     berkembang hingga di Betawi (Batavia) dan mengawali berdirinya gedung Schouwburg pada tahun 1821 (Sekarang Gedung Kesenian Jakarta).
Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater non-tradisi dimulai sejak Agust Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa), yang pada saat itu masih belum menggunakan naskah drama/lakon. Dilihat dari segi sastra, mulai mengenal sastra lakon dengan diperkenalkannya lakon yang pertama yang ditulis oleh orang Belanda F.Wiggers yang berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno, pada       tahun 1901. Kemudian disusul oleh Lauw Giok Lan lewat Karina Adinda, Lelakon        Komedia Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya, yang menggunakan bahasa Melayu Rendah.
Setelah Komedie Stamboel didirikan muncul kelompok sandiwara seperti Sandiwara Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang didirikan Willy Klimanoff alias A. Pedro pada tanggal 21 Juni 1926. Kemudian lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti   Opera Stambul, Komidi Bangsawan, Indra Bangsawan, Sandiwara Orion, Opera          Abdoel Moeloek, Sandiwara Tjahaja Timoer, dan lain sebagainya. Pada masa teater     transisi belum muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara. Karenanya rombongan teater pada masa itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada
 Zaman Jepang dan permulaan           Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi  masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman Kemerdekaan. , diunduh 17 April 2013)











2.4 Unsur-unsur teater menurut urutannya
1.      Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
2.      Gerak sebagai        unsur   penunjang (gerak tubuh, gerak suara,gerak bunyi dan gerak rupa)
3.      Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
4.      Bunyi sebagai efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
5.       Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
6.      Lakon        sebagai unsur   penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan  narasi)
Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur -unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.     

2.5  Bentuk Teater Indonesia berdasarkan pendukungnya
a)      Teater rakyat yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan pedesaan, bentuk teater ini punya karakter bebas tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang kaku, sifat nya spontan,improvisasi. Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.
b)       Teater Keraton yaitu Teater yang lahir dan berkembang dilingkungan keraton dan
kaum bangsawan. Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan terbatas dengan tingkat artistik sangat tinggi,cerita berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang dekat dengan dewa-dewa.       Contoh;teater   wayang
c)       Teater Urban atau kota-kota. Teater ini Masih membawa idiom bentuk rakyat dan
 keraton teater jenis ini lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya kelompok-    kelompok baru dalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru sebagai           fenomena modern dalam seni pertunjukan di Indonesia.
d)      . Teater kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan sebagai     tipe melainkan sebagai individu . dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk        tumbuh dengan kreatifitas yang tanpa batas. Pendukung teater ini masih sedikit yaitu orang-orang yang menggeluti teater secara serius mengabdikan hidupnya pada teater dengan melakukan pencarian, eksperimen berbagai bentuk teater untuk mewujudkan teater Indonesia masa kini.
Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh dan berkembang secara turun menurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani)  yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan. Misalnya : untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah  dan terjaga dari berbagai gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih  maka dilaksanakan upacara panen. Juga peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang  (kelahiran, khitanan, naik pangkat/ status dan kematian dll) selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater dengan penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita,  dengan acara, tatacara yang  unik dan menarik.            

2.6  Teater sebagai seni kolektif
Teater merupakan seni yang cukup istimewa, dalam proses pembuatan karya pun sangat panjang dengan latihan (fisik/mental) serta melibatkan orang banyak atau           berbagai kelompok yang membutuhkan kerja sama sehingga mewujudkan suatu karya           yang maksimal. Adapun orang-orang yang terlibat langsung adalah actor/aktris, sutradara, produser, manager, art director dan penata teknis. Teater merupakan karya       seni yang istimewa karena kisahnya yang menunjukan kehidupan didunia atau       masyarakat sehari-hari yang dapat dinikmati oleh media audio visual. Teater juga             karya seni gabungan dari berbagai seni, yaitu seni gerak atau peran, seni suara dan         seni      sastra.

2.7 Teater sebagai Imitasi Kehidupan
1. Ciri-ciri teater sebagai imitasi kehidupan
*       Plot atau alur cerita sebagai bentuk kehidupan manusia
*       Adanya suatu action sebagai pelukisan hidup manusia
*       Adanya hubungan bahasa pentas dan sastra
*       Pemeran (penokohan atau perwatakan)
*       Konflik manusia merupakan dasar lakon
*       Dialognya banyak berorientasi pada dialog hidup masyarakat
2. Ciri-ciri peran dramatis dalam pertunjukan teater
*       Peran merupakan kreasi yang dilakukan oleh actor atau aktris
*       Peran yang dibawakan bersifat alamiah dan wajar
  Peran disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasanny         






2.8 Peranan    penyutradaraan dalam menciptakan struktur penyajian teater
Sutradara yaitu orang yang mengoordinasikan segala anasir  Pementasan.           Sejak   latihan  dimulai sampai selesai. Maka dari itu sutradara harus menguasai segi  artistic  dan segi teknis pementasan. Adapun tugas dan peranan sutradara adalah : Memilih pemain Menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain Menyusun rencana pembiayaan Mendiskusikan rancangan tata panggung, tata rias, dan tata cahaya Menyusun program teaterikal Melatih para pemain Mewujudkan lakon di atas pentas Memberikan dorongan moral dan mengamati pertunjukan selama pertunjukan berlangsung

2.9  Persiapan Pementasan Teater
1.  Pemilihan peran
Aktor dan aktris merupakan tulang pementasan. Pemilihan actor atau aktris biasanya disebut casting. Ada lima macam teknik casting yaitu: Casting by ability, yaitu pemilihan peran berdasar kecakapan atau kemahiran         yang sama atau mendekati peran yang dibawaka  Casting ti type, yaitu pemilihan peran berdasarkan atas kecocokan fisik pemain  Antitype casting, yaitu pemilihan peran bertentangan dengan watak dan ciri          fisik yang dibawakan (berlawanan dengan watak dan cirri fisiknya sendiri),Casting to emotional temperament, yaitu pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran Therapeutic casting, yaitu pemilihan pemeran dengan maksud untuk  penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologi dalam diri seseorang
2.      Mengadaptasikan karakter peran sesuai casting
Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana keterampilan seseorang actor dalam berperan ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh lain yang dibawakannya
3. Hal yang harus diperhatikan oleh pemeran:
      a.  Kreasi yang dilakukan actor atau aktris
      b.  Peran yang dibawakan harus bersifat Alamiah dan wajar
      c.  Peran yang dibawakan harus disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan                                                tujuan dari pementasan.
      d. Peran yang dibakan harus diosesauikan dengan periode tertentu dan watak                            yang     harus direpresentasikan.



      4. Menunjukan pola permainan (blocking)
Dalam seni peran setiap tokoh harus mampu memerintah badan, suara, emosi dan semua situasi dramatic. Ia harus mampu membantu dan mengontrol Adapun contoh permainan (blocking) gerak-gerak pokok yang harus disiapkan         oleh pemeran, yaitu:
          a.  Latihan tubuh
          b.  Latihan suara
          c.  Observasi dan imajinasi
          d.   Latihan konsentrasi
          e.   Latihan teknik
Gerak tambahan yaitu gerakan yang dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan ekspresi dari drama.

2.10  Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana
1) . Memerankan karakterisasi peran
Karakter berkaitan erat dengan penokohan dan perwatakan. Watak tokoh menjadi       nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping.
Berdasarkan peranan terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
                 a.  Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
                 b.  Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penentang cerita.
                 c.  Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu (baik untuk protagonis maupun   antagonis).
Berdasarkan peranannya dalam tokoh serta fungsinya, terdapat tokoh-tokoh sebagai     berikut:
                 a. Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan lakon. Tokoh sentral       merupakan biang keladi pertikaian (protagonist dan antagonis).
                             b. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga         disebut perantara tokoh sentral (tritagonis).
                 c. Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dari  mata rantai cerita.





     2). Mementaskan teater Nusantara
Pementasan teater merupakan kerja atau karya kolektif. Keberhasilan suatu       pementasan tidak hanya ditentukan oleh sutradara, tetapi juga melibatkan berbagai unsur secara serentak dan kelompok yang mendukung pementasan.

Adapun orang-orang yang terlibat dalam pementasan:
                  a.  Aktor atau aktris sebagai tokoh yang memerankan langsung cerita.
                  b.  Sutradara, yaitu pekerja teater yang bertugas memimpin actor atau aktris dan            pekerja teknis dalam pementasan.
                  c.  Produser yang bertugas memberikan biaya pementasan
                  d.  Manager yang mengatur pelaksanaan pementasan.
                  e.   Penata pentas yaitu yang mengatur penghidupan peran di pentas, pengaturan            pentas seperti pengaturan pentas, dekorasi, Tata lampu (lighting), tata suara, dan   segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pentas
                  f.  Penata artistic, yaitu yang mengatur secara artistic hal-hal yang banyak           berhubungan dengan pemenyasan secara langsung, seperti tata rias, tata busana, tata         musik dan efek suara.
Untuk mementaskan teater Nusantara, selain adanya kerja sama yang baik di segala            pihak, kita
pun harus menentukan cerita apa yang akan dimainkan. Hal tersebut            berkaitan dengan
cerita di Nusantara, misalnya Ande-ande Lumut, Si Kabayan,          Jaka Tarup, Bawang Merah
Bawang Putih, terjadinya Gunung Tngkuban Perahu, Danau Toba. April 2013)

2.11  Peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat
Pertunjukkan teater rakyat tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada
amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan
kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial
yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan
ekonomi, dan kehidupan politik.
Semua itu tercermin dalam bentuk garapan teaternya. Bentuk-bentuk garapan teater rakyat selalu
dan merupakan cerminan kehidupan sosial. Apa yang diungkapkan dalam garapan teaternya
adalah suasana hati, perasaan, dan nurani, serta keadaan jiwa. Oleh karena itu, teater merupakan
media ungkap seniman teater sebagai wakil dari nurani masyarakat pendukungnya.


Berikut fungsi-fungsi teater dalam lingkup sosial masyarakat.
a.       Teater berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan ide-ide keindahan (presentasi estetis).
Manusia bisa tersentuh oleh ungkapan-ungkapan seniman lewat media teater. Bagaimana indahnya hidup rukun dengan sesama dan bagaimana indahnya hidup berdampingan dengan alam. Kadang-kadang, ide-ide itu tidak semuanya menyenangkan penonton. Bisa saja penonton setelah melihat pertunjukkan teater merasa benci, marah, takut, haru, atau sedih. Semua perasaan itu luruh menjadi perasaan tunggal, yaitu indah (estetis). Menonton sebuah pertunjukkan teater adalah belajar menafsirkan ide-ide apa yang dikomunikasikan oleh seniman teater kepada khalayak. Oleh sebab itu, penonton dituntut untuk tidak hanya menggunakan emosinya dalam menyaksikan pertunjukkan, tetapi juga pikirannya agar bisa mengambil hikmah dari apa yang telah disaksikannya. Dalam sebuah pertunjukkan, selalu ada tema, isi, serta pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Menonton adlah proses belajar memahami gagasan atauide yang disampaikan oleh orang lain (seniman). Jika kamu tidak paham, pertunjukkan teater tersebut tiada bermanfaat. Oleh sebab itu untuk memahami sebuah pertunjukkan, kamu harus sering menonton pertunjukkan teater agar hati dan pikiranmu terasa menerjemahkan sebuah karya drama.

b. Teater berfungsi untuk alat propaganda, misalnya program-program pemerintah, propaganda politik, atau program-program yayasan tertentu yang berhubungan dengan jasa layanan masyarakat. Program-program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah sering dititipkan pada pertunjukkan teater rakyat. Misalnya, menyosialisasikan program Keluarga Berencana (KB), sadar hukum, disiplin nasional, bebas narkoba, atau hidup sederhana.(http://.seniteater.co.id, diunduh 15 April 2013)











BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan    manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater       tradisional lahir. Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

3.2 Saran
            Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
.









DAFTAR PUSTAKA

            diunduh 17 April 2013)
(http://.seniteater.co.id, diunduh 15 April 2013)

(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17 April 2013


























DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1.1.Latar Belakang.............................................................................................
1.2.Rumusan Masalah........................................................................................
1.3.Tujuan............................................................................................................
1.4.Sistimatika Penulisan...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
2.1.Seni Teater....................................................................................................
2.2.Pengertian Tetaer.........................................................................................
2.3.Sejarah Perkembangan Teater Di Indonesia..............................................
2.4.Unsur-Unsyr Teater......................................................................................
2.5.Bentuk Teater Di Indonesia.........................................................................
2.6.Tetater Sebagai Seni Kolektif......................................................................
2.7.Teater sebagai imitasi Kehidupan...............................................................
2.8.Peran Penyutradaraan..................................................................................
2.9.Persiapan Tetaer...........................................................................................
2.10.  Mementaskan Dramatisasi Puisi.............................................................
2.11 Peran Seni Teater dalam Lingkup Sosial Masyarakat.............................
BAB III PENUTUP............................................................................................
3.1. Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................










MAKALAH TETAER
SENI TEATER



 



















OLEH :
NAMA KELOMPOK :
1.      LALU ARDY WIRANATA
2.      JOY RADESA
3.      SOFIYAN ILHAM S

                                                Asal Sekolah : Ma Al-Abror Kesik

TP. 2016/2017

3 komentar:

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...