Kamis, 03 Agustus 2017

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI



DAFTAR ISI


COVER MAKALAH........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A.     Latar Belakang.............................................................................................
B.     Rumusan Masalah........................................................................................
C.     Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A.     Pengertian PAUD.........................................................................................
B.     Sejarah PAUD Dunia...................................................................................
a.       Abad 18................................................................................................
b.      Abad 19................................................................................................
c.       Abad 20................................................................................................
C.     Sejarah PAUD Indonesia.............................................................................
a.       Periode 1945-1965................................................................................
b.      Periode 1965-1998................................................................................
c.       Periode 1998-2003................................................................................
d.      Periode 2003-2009................................................................................
e.       Periode 2010-Sekarang.........................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
A.     Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................







BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pada saat ini banyak sekali lembaga PAUD yang ada di Indonesia. Bukan hanya sebagai taman bagi anak-anak tetapi juga sebagai tempat anak mengenal dunia luar dan bersosialisasi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah PAUD itu?
2.      Bagaimanakah sejarah PAUD
C.     Tujuan
Pembuatan makalah ini tidak lain adalah untuk memberikan informasi berupa ilmu pengetahuan mengenai Sejarah PAUD.




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian PAUD
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
         Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
         Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini :
         Infant (0-1 tahun)
         Toddler (2-3 tahun)
         Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
         Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

B.     Sejarah PAUD di Dunia
1.      Abad 18
Istilah "Kindegarten” atau taman kanak-kanak baru dipakai Froebel tahun 1837 pemikiran untuk mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak telah ada jauh sebelum itu. Beberapa tokoh penting seperti Martin Luther, Comenius, Pestalozzi, Darwin dan Saguin memberi sumbangan yang tak ternilai untuk menyarankan agar anak laki-laki sebaiknya di beri pendidikan formal. Hal ini didasarkan atas penyataan bahwa anak laki-laki pada saat itu merupakan tulang punggung keluarga yang harus mampu menghidupi keluarganya, mendidik, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya. Untuk itu  anak laki-laki sebaiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung. Ia juga menyarankan agar musik dan olahraga di masukkan dalam kurikulum (Frost dan Kissinger 1976).
Tokoh lain adalah John Comenius (1592-1670) ia menginginkan agar semua anak mendapat kesempatan belajar di sekolah. Idenya yang cemerlang dan masih dipakai sampai sekarang adalah kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum) dan kurikulum yang memberi kesempatan anak untuk belajar pengalaman langsung. Kurikulum yang terintegrasi tidak memisahkan bidang studi seperti matematika, sains, ilmu sosial, seni dan bahasa.
Charles Darwin (1959) menulis buku tentang The Origin of Species dimana ia menyatakan bahwa setiap individu yang adaftif akan survive atau tetap hidup dan melanjutkan keturunannya. Oleh karena itu agar anak bisa tetap hidup maka ia harus berlatih beradaptasi dengan lingkungannya. Disamping itu, para pendidik perlu menyadari adanya perbedaan antar individu yang berdampak pada perbedaan cara belajarnya.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778) ia menuangkan pikirannya tentang paud dalam novelnya Emile. Ia menuangkan pendapat bahwa anak adalah miniatur oarang dewasa dan menyarankan agar anak di didik sebagaimana kodratnya. Ia berpendapat bahwa pendidikan sebaiknya di sesuaikan dengan usia anak. Menurutnya anak usia lahir sampai lima tahun belajar terbanyak melalui aktivitas fisiknya. Sementara anak usia lima tahun sampai dua belas tahun belajar melalui pengalaman langsung dan melalui eksplorasi terhadap lingkungannya.
Johann Heinrick Pestalozzi (1747-1827) ia menyarankan agar belajar dari benda-benda riil dan rekreasi serta bermain dimasukkan sebagai bagian dari pendidikan TK. Pendidikan TK pada saat itu lebih bersifat keagamaan. Beberapa TK yang tercatat seperti Ammon Schooldi Amerika Serikat dan OrbelinKnitting Schools di Perancis masih menekankan pada pembelajaran membaca, terutama membaca kitab suci seperti injil. Oleh karena itu taman kanak-kanak di amerika dibawah pengawasan gereja dan tes pemahaman anak didasarkan atas tingkat pemahaman anak terhadap ayat-ayat dalam injil (spondek, 1986).
2.      Abad 19
Salah satu tokoh pendiri taman kanak-kanak yang tenar pada abad ini adalah Friedrich Wilheim Froebel (1782-1852). Froebel pernah belajar pada Pertalozzi. Ia mendirikan kindergarten ( kinder = anak dan garten = taman) di Jerman pada tahun 1837). Yang menarik dari sekolah Froebel ini adalah adanya gift dan occupation. Gift adalah adanya benda-benda riil untuk sarana belajar anak. Benda tersebut memiliki bangun geometris yang beragam seperti kubus, prima, bola dan kerucut sedangkan occupation adalah serentetan aktivitas yang urut. Contoh lain adalah menata balok menjadi suatu bentuk bangunan. Froebel dilahirkan dari keluarga yang religius meskipun tidak sependapat dengan ayahnya yang mengajarkan agaman secara dogmatik, konsep pendidikan anak yang ia tawarkan masih diwarnai oleh pemikiran yang religius. Ia berpendapat bahwa manusia merupakan pengejawantahan ide dari tuhan. Oleh karena itu tujuan pendidikan bagi dirinya adalah agar anak dapat memahami kesatuan antara dirinya dengan orang lain, dengan alam semesta dan dengan Tuhannya. TK model Froebel ini terus memiliki pengaruh yang besar dan berkembang sampai awal seribu sembilan ratusan. Oleh karena itu, Froebel disebut sebagai Bapak Taman Kanak-Kanak.
Robert Owen (1771-1850) merupakan salah satu tokoh PAUD di Amerika serikat. Ia termasuk orang yang pindah ke new world. Tahun 1816 ia mendirikan sekolah The Institution for The Formation of Character di New Lanark, Scotlandia. Sekolah owen inidalam beberapa segi memiliki kesamaan dengan sekolah Froebel dan pemikiran Pestalozzi yaitu menekankan agar anak belajar dari benda-benda konkrit. Owen lebih menekankan pada kegiatan empiris. Menurutnya ilmu pengetahuan di peroleh dari hasil interaksi anak dengan objek ia juga percaya bahwa sesuatu dikatakan benar bila sesuai dengan kenyataan yang ada. Oleh karena itu, ia menyediakan berbagai binatang, tumbuhan serta kunjungan kekebun binatang sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar di TK nya.
3.      Abad 20
Revolusi industri pada pertengahan abad 18 memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan TK baik di eropa maupun di amerika. Dengan ditemukannya mesin uap ini menyebabkan pemikiran masyarakan berubah. Aliran empirisme menekankan pentingnya pengalaman dan fakta untuk memperoleh pengetahuan. Aliran ini menggunakan observasi dan eksperimen sebagai dasar memperoleh pengetahuan. Cara berfikir ini kemudian mewarnai kurikulum pendidikan anak. Salah satu tokoh yang terkenal pada saat ini adalah Maria Montessori ia dilahirkan di Chiaravalle, Ancona, Italia pada tahun 1870. Ia membuka sekolah di Roma, Italia tahun 1907 yang di beri nama Casa Dei Bambini (rumah anak). Casa Dei Bambini atau children house kemudian hari sangat di kenal dengan nama Montessori School (brewer 1995). Pengalamannya mendidik anak di tulis dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Paedagogy as Applied to Child Education in The Childrens House.  Montessori menggambarkan kodrat anak sebagai makhluk yang memiliki daya serap informasi tinggi yang dikenal dengan teori The Absorbent of Mind (montessori 1984). Menurut teori ini, anak memiliki daya serap yang tinggi terhadap informasi dari lingkungannya yang dapat di alogikan sebagai daya serap kertas tisu terhadap air. Menurut pada tahap awal anak terus menerus menyerap informasi dari lingkungannya secara sadar dan tidak sadar.
Di sekolah monetssori anak-anak dilatih untuk menguasai keterampilan yang akan di capai seumur hidup (long-life skills). Keterampilan tersebut antara lain meliputi mengancing baju, menali sepatu, memakai kaos kaki, menali sepatu dan lain lain. Selain itu anak anak juga di latih membaca, menulis, dan aritmatik. Benda-benda yang akan di gunakan untuk proses belajar mengajar diseleksi dengan sebaik-baiknya. Di sekolah montessori, anak lebih banyak belajar secara individual atau dalam kelompok kecil di banding belajar secara klasikal (chattin, 1992). Kelompok ini biasanya anak dalam berbagai usia. Kurikulum disusun berdasarkan kemampuan anak untuk memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Jhon Dewey (1989-1952) Dewey memandang bahwa pendidikan merupakan proses kehidupan itu sendiri dan bukan semata-mata mempersiapkan anak untuk di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan proses berkonstruksi pengalaman yang tak pernah berakhir. Oleh karena itu, sekolah sebaiknya memanifestasikan kehidupan itu sendiri, sebagaimana kehidupan yang di alami anak di dalam keluarga dan masyarakat.
Menurut Dewey proses mendidik anak mencakup dua hal, psikologi dan sosiologi. Pendidikan harus di mulai dari psikologi anak yang meliputi kapasitas, minat dan prilaku anak. Salah satu yang demokratis yang mampu mengembangkan potensi psikis dan sosiologi anak secara optimal. Setiap individu didalam kelas merupakan bagian dari yang lain. Oleh karena itu, mempertimbangkan hak dan kepentingan orang lain harus di perhatikan seimbang dengan hak dan kepentingan dirinya sendiri.
Pada abad ini muncul pula tokoh pendidikan yang pemikirannya sangat berpengaruh terhadap perkembangan TK. Erikson, B.F Skinner dan Jean Piaget, Bloom mengembangkan tujuan pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertahap. Skinner seorang behaviorist yang menelorkan behavioral adjective atau perilaku yang dapat diamati untuk mengukur peroleh hasil belajar. Piaget mengembangakn teori perkembangan anak baik aspek intelektual maupun aspek moral.
C.     Sejarah PAUD di Indonesia
Berdirinya kindergarten dikenal juga sebagai Froebel School berpengaruh terhadap perkembangan PAUD di seluruh dunia. Konsep kindergarten dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Kemudian PAUD versi lain pun bermunculan. Pada tahun 1907 di permukiman kumuh San Lorenzo, Italia, Maria Montessori, seorang yang berlatar belakang dokter mendirikan Casa dei Bambini yang ditujukan bagi perawatan anak dari kaum miskin dan buruh. Casa dei Bambini artinya rumah untuk perawatan anak yang selanjutnya dikenal sebagai rumah anak. Di Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membawa konsep ini dan mendirikan Froebel School bagi anak-anaknya.
Seiring dengan kebangkitan nasional yang diawali berdirinya Budi Utomo, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum bumi putera semakin dirasakan. Froebel School yang awalnya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Belanda, Eropa dan Bangsawan, mulai dikenal oleh cendikiawan muda pribumi. Pada tahun 1919 Persatuan Wanita Aisyiyah mendirikan Bustanuf Athfal yang pertama di Yogyakarta. Kurikulum dan materi pendidikannya menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai ajaran agama. Bustanul Athfal ditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi di Eropa. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara, sepulang dari diasingkan dari Belanda selama dua tahun (1913-1915), mendirikan Taman Lare atau Taman Anak atau Kindertuin yang akhirnya berkembang menjadi Taman Indria.
Pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD terus berlanjut namun semakin berkurang. Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan setingkat PAUD, namun melengkapi kegiatan kelasnya dengan nyanyian-nyanyian Jepang.
Periode berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan, periode ini terbagi menjadi lima periode.
1.      Periode 1945-1965
Periode ini ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita. Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasional dalam melawan kembalinya Belanda. Pemerintah dan swasta mulai membangun banyak TK. Pada tahun 1950 melalui UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Tepatnya tanggal 22 Mei 1950, berdiri IGTKI. Pada tahun 1951 berdiri Yayasan Bersekolah Pada Ibu yang menyumbang pendirian TK hingga menyebar keluar Jawa. Tahun 1951-1955 pemerintah berupaya mengembangkan kurikulum, menyediakan fasilitas dan mengadakan supervise ke TK-TK. Pada periode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di Jakarta dengan pemberian subsidi pengembangannya yang terus berlanjut sehingga pengembangannya sampai ke luar Pulau Jawa. Pada tahun 1957 berdiri Gabungan Organisasi Penyelenggara TK Indonesia (GOPTKI) melaksanakan kongres pertamanya pada tahun 1959. Pada awal tahun 1960-an mulai didirikan TK yang berstatus negeri.
Tahun 1960 sampai 1963 pemerintah mulai melakukan pengiriman SDM untuk belajar ke luar negeri diantaranya Australia, USA, dan New Zeeland. Dampak dari pengiriman SDM tersebut terjadi modernisasi pendidikan di tingkat PAUD berskala besar dan merupakan jawaban atas ketidakpuasan sebelumnya. Sebagai penghujung di periode tersebut yaitu tahun 1963-1964 lahirlah proyek (Kurikulum) gaya baru. Ini kurikulum tersebut berorientasi pada fasilitas anak mendekati kecakapan kebutuhan, dan minat individual. Ciri khasnya tersedia pusat minat seperti sudut rumah tangga, sudut seni, pusat musik dan sebagainya.
2.      Periode 1965-1998
Ditandai dengan diperkenalkannya silabus kurikulum baru tahun 1968. Pada bulan November 1968 pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNICEF dalam bentuk menyediakan konsultan dan pendanaan untuk penataran guru dan administrator pendidikan di tingkat TK. Pada tahun 1970 mulai dijamin kerjasama nyata antara pemerintah dengan GOPTKI, IGTKI, dan PGRI. Kerjasama tersebut melahirkan kegiatan workshop bersama dengan tema Konsolidasi Gerakan Pra Sekolah. Pada tahun 1974 diberlakukan kurikulum baru yang merupakan pembaharuan dari kurikulum 1968. Isi kurikulum meliputi PMP, kegiatan bermain bebas, pendidikan bahasa, PLH, ungkapan kreatif, pendidikan olahraga, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan, serta pendidikan skolastik. Pada tahun 1984, diberlakukan kurikulum baru dengan isi kurikulum meliputi bidang pengembangan agama, PMP, daya cipta, jasmani dan kesehatan, daya pikir, serta perasaan kemasyarakatan dan lingkungan. Berlakunya UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti terbitnya PP No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah, semakin mempertegas eksistensi kedudukan pendidikan pra sekolah di Indonesia. Selanjutnya tahun 1993 diberlakukan kurikulum TK tahun 1993.
Dalam kurikulum 1993, terdapat dua kegiatan utama yaitu program pembentukan perilaku dan program pengembangan kemampuan dasar. Terkait dengan penyiapan pendidik oleh perguruan tinggi mulai tahun 1979 di FKIP Jakarta didirikan Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Dasar jenjang S1, yang terselenggara hingga tahun 1998. Upaya lebih luas dalam pengadaan pendidik PAUD oleh perguruan tinggi pada tahun 1993/1994-1996/1997 peningkatan kualifikasi guru pra sekolah dari SPG ke D2 PGTK yang penyelenggaraanya dimulai dari IKIP Bandung. Pada tahun 1998 menguatkan berbagai upaya di bidang PAUD maka diadakan semiloka tingkat nasional tentang PAUD di IKIP Jakarta. Peserta terdiri dari 10 LPTK dan unsur dinas pendidikan dari seluruh Indonesia.
3.      Periode 1998-2003
Ditandai dengan otonomi daerah yang berpengaruh terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur pendidikan nonformal dalam bentuk kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan Posyandu. Melalui dukungan Bank Dunia pada 1998-2004 pemerintah merintis program pengembangan anak usia dini di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Program dilanjutkan pada tahun 2008 sampai tahun 2013 dengan nama program pendidikan dan pengembangan anak usia dini dengan dukungan pembiayaan pinjaman Bank Dunia dan hibah dari pemerintah Belanda. Pada tahun 2001dibentuk Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PADU) yang mengemban mandate melakukan pembinaan satuan PAUD nonformal. Pada tahun 2002 terbentuk konsorsium PAUD yang membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan. Pada bulan Februari 2002, terbentuk forum PADU/PAUD jenjang S-1 di beberapa perguruan tinggi.
4.      Periode 2003-2009
Periode ini ditandai dengan keluarnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan jawaban atas tuntutan reformasi dalam semua aspek kehidupan. Melalui UU ini untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah perundang-undangan. Pada tahun 2003 diselenggarakan Seminar dan Lokakarya Nasional di IKIP Bandung. Pada tahun 2005 berdiri organisasi profesi, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMAPAUDI).
Pada tahun 2004-2009 program PAUD menjadi salah satu dari 10 prioritas Depdiknas hingga PAUD menjadi salah satu program pendidikan Indonesia.
5.      Periode 2010 – Sekarang
Pada periode ini ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal dan nonformal di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI) melalui PP No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dangan PP No. 67 Tahun 2010. Pada perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya sebagai karakteristiknya yang meliputi TK, RA, KB, TPA, Satuan PAUD Sejenis serta PAUD berbasis keluarga atau lingkungan.



























BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari beberapa uraian sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini dimulai pertama kali oleh Froebel pada abad ke 18 dan berkembang hingga abad ke 20 menjadi Taman Kanak-Kanak seperti saat ini. Di Indonesia, kindergarten dibawa oleh pemerintah Hindia Belanda yang menjadi tempat pendidikan untuk anak mereka. Kemudian dikembangkan lagi oleh Ki Hajar Dewantara yang dinamakan Taman Lare. Adanya sekolah Taman Lare terus berlanjut sampai zaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Perkembangan PAUD di Indonesia terbagi menjadi beberapa periode. Masing-masing periode memiliki perkembangannya mulai dari lahirnya IGTKI, GOPTKI, PADU, PAUDNI dan lain sejenisnya hingga sekarang perkembanganya semakin jelas dengan lahirnya undang-undang dan peratuan presiden tentang Pendidikan Anak Usia Dini.
















DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Roudlatul. (2013). Lintas sejarah PAUD di Indonesia II. Tersedia :  http://roudlatularifin.blogspot.com/2013/10/lintas-sejarah-paud-di-indonesia-ii.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Asolihin. Sejarah Sekolah PAUD di Indonesia. (2013). Sejarah Sekolah PAUD di Indonesia. Tersedia: http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2013/04/sejarah-paud-di-indonesia.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Indra, Sri Jasma. (2012). Sejarah Lahirnya Pendidikan Anak Usia Dini. Tersedia: http://srijasmaindra.blogspot.com/2012/12/sejarah-lahirnya-pendidikan-anak-usia.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Putri, Al Mira. (2013). Perkembangan PAUD di Indonesia. Tersedia :  http://12116ap.blogspot.com/2013/04/perkembangan-paud-di-indonesia.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Blue, Ial. (2013). Perkembangan PAUD di Indonesia. Tersedia : http://12061ial.blogspot.com/2013/04/perkembangan-paud-di-indonesia-semakin.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Pranata, Diiyah. (2011). Sejarah Lahirnya PAUD. Tersedia :  http://diiyahbook.blogspot.com/2011/12/sejarah-lahirnya-paud.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Sulistyo, Arif. (2011). Sejarah Lahirnya PAUD. Tersedia :  http://arifsulistyo.wordpress.com/jurusan-pls/pengertian-paud.html. Diakses : 23 Oktober 2014



KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.




MAKALAH
SEJARAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)



 








Disusun Oleh
NAMA     :
PRODI   :




SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ULAMA (STITNU) AL-MAHSUNI DANGER
2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...