KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.
Latar Belakang.......................................................................................................
B.
Rumusan Masalah..................................................................................................
C.
Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A.
Silsilah Nabi Muhammad........................................................................................
B.
Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode
Madinah................................................
C.
Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke
Yatsrib (Madinah)...................................
D.
Substansi dan strategi dakwah
rasululluah saw. Periode madinah..........................
E.
Respon masyarakat Madinah terhadap
dakwah Rasulullah....................................
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dikota mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala upaya
akan melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan pemboikotan yang
dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Mutahlib. Di antara pemboikotan
tersebut adalah:
·
Memutuskan
hubungan perkawinan
·
memutuskan
hubungan jual beli
·
memutuskan
hubungan ziarah dan menziarah dan lain-lain
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang di
gantungkan di kakbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw.
Menghentikan gerakannya.
Nabi Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat
dakwah Islam beliau bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah
ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki dan dikejar-kejar
sambil di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Beliau tetap sabar
dan berlapang dada serta ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya.
Saat mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di
perintahkan oleh Allah SWT untuk mengalami isra dan mi’raj ke baitul maqbis di
palestina, kemudian naik kelangit hingga ke sidratul muntaha.
Kejadian isra dan mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari
kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu malam.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Silsilah Nabi Muhammad
2.
Bagaimana Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
3.
Apa Faktor
Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)
4.
Bagaimana
Substansi dan strategi dakwah
rasululluah saw. Periode madinah.
5. Bagaimana Respon masyarakat Madinah
terhadap dakwah Rasulullah
C.
Tujuan
Untuk mengetahui
dan mempelajari dakwah Rasulullah periode mekkah, sejarah, silsilah, faktor
penyebab hijrahnya Rasulullah dan respon masyarakat Madinah
PEMBAHASAN
A. Silsilah
Nabi Muhammad
Muḥammad
(bahasa Arab: محمد), selengkapnya Muḥammad bin Abdullah bin Abdul
Mutthalib bin Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah seorang nabi dan rasul
bagi umat Muslim. Ia memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia
dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Meski
non-Muslim umumnya menganggap Muhammad sebagai pendiri Islam, dalam pandangan
Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid untuk mengesakan Allah
sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya sejak
dari Nabi Nuh. Umat Muslim menyebut Muhammad dengan salam
penghormatan "Shalallaahu 'Alayhi Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat Nabi setiap nama Muhammad diperdengarkan.
Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil sebagai yatim piatu;
ia dibesarkan di bawah asuhan pamannya Abu Thalib. Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang.
Ia kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga bermalam-malam untuk
merenung dan berdoa; diriwayatkan dalam usia ke-40, Muhammad didatangi Malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama dari Allah. Ia menyatakan
dirinya sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi yang telah Allah utus
sebelumnya. Tiga tahun setelah wahyu pertama, Muhammad mulai berdakwah secara
terbuka, menyatakan keesaan Allah dalam bentuk penyerahan diri melalui Islam
sebagai agama yang benar. Muhammad menerima wahyu berangsur-angsur hingga
kematiannya. Praktik atau amalan Muhammad diriwayatkan dalam hadits, dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam
bersama Al-Quran.
Muhammad bersama pengikut awal mendapati berbagai
bentuk perlawanan dan penyiksaan dari beberapa suku Mekkah. Seiring
penganiayaan yang terus berlanjut, Muhammad membenarkan beberapa pengikutnya
hijrah ke Habsyah, sebelum Muhammad memulai misi hijrah ke Madinah pada tahun 622. Peristiwa
hijrah menandai awal penanggalan Kalender Hijriah dalam Islam. Di Madinah,
Muhammad menyatukan suku-suku di bawah Piagam Madinah. Setelah delapan tahun bertahan atas serangan
suku-suku Mekkah, Muhammad mengumpulkan 10.000 Muslim untuk mengepung Mekkah.
Serangan tidak mendapat perlawanan berarti dan Muhammad mengambil alih kota
dengan sedikit pertumpahan darah. Ia menghancurkan berhala-hala. Pada tahun
632, beberapa bulan setelah kembali ke Madinah usai menjalani Haji Wada, Muhammad jatuh sakit dan wafat. Muhammad
meninggalkan Semenanjung Arab yang
telah bersatu dalam pemerintahan tunggal Islam dan sebagian besar telah
menerima Islam.
B.
Sejarah
Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
Dakwah
Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari
semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya
Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah,
juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode
Madinah. Adapaun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang
masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek
dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk
Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk
Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah
yang termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk bangsa Arab.
Rasulullah SAW diutus
oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia
di dunia, Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan
Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)
Dakwah Rasulullah
SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam)
bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di
Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.
Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha
nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat
madani di Madinah.
Mengenai dakwah
yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka
bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan
mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan
beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah
Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan
umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan
kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak
bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain
masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari muka
bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi
Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada
izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam surah
Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para
sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang
tidak dapat dihindarkan lagi
Artinya: “Telah
diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya
mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong
mereka itu” (Q.S. Al-Hajj, 22:39)
Artinya: “Dan
perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.” (Q.S. Al-Baqarah, 2:190)
Peperangan-peperangan
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu tidaklah bertujuan
untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan pernag, tetapi bertujuan
untuk:
·
Membela diri,
kehormatan, dan harta.
·
Menjamin
kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.
·
Untuk memelihara
umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.
Setelah
Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negar yang merdeka
dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan
memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia,
tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas
dan khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan
bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan
agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW
dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat
Islam dan bangsa Romawi, yaitu :
1. Perang Mut’ah
Peperangan
Mu’tah terjadi sebelah utara lazirah Arab. Pasukan Islam mendapat kesulitan
menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari Romawi. Beberapa pahlawan
gugur melawan pasukan berkekuatan ratusan ribu orang itu. Melihat kenyataanyang
tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang sudah masuk Islam, mengambil alih
komando dan memerintahkan pasukan untuk menarik diri dan kembali ke Madinah.
Selama dua
tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam sudah menjangkau seluruh
Jazirah Arab dan mendapat tanggapan yang positif. Hampir seluruh Jazirah Arab,
termasuk suku-suku yang paling selatan, menggabungkan diri dalam Islam.
Hal ini membuat
orang-orang Mekah merasa terpojok. Perjanjian Hudaibiyah ternyata menjadi
senjata bagi umat Islam untuk memperkuat dirinya. Oleh karena itu, secara
sepihak orang-orang kafir Quraisy membatalkan perjanjian tersebut.
2. Perang Tabuk
Melihat
kenyataan ini, Heraklius menyusun pasukan besar di utara Jazirah Arab, Syria,
yang merupakan daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan besar itu bergabung Bani
Ghassan dan Bani Lachmides.
Untuk
menghadapi pasukan Heraklius ini banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri
siap berperang bersama Nabi sehingga terhimpun pasukan Islam yang besar pula.
Melihat besarnya pasukaDi sini beliau membuat beberapa perjanjian dengan
penduduk setempat. Dengan demikian, daerah perbatasan itu dapat dirangkul ke
dalam barisan Islam. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti
Rasulullah SAW.
Peperangan
lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti:
3.
Perang
Khandaq
C.
Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)
Faktor
yang menorong hijrahnya Nabi saw
1. Ada
tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib, karena: pada tahun 621 M
telah dating 13 orang penduduk Yatsrib menemuiNabi saw di bukit Akabah. pada
tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke Mekkah yang
terdiri dari suku Aus dan Khazraj
2.
Rencana pembunuhan Nabi saw oleh kaum Quraisy yang
hasil kesepakatannya sbb:
Merea sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib.
Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib.
Merea sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib.
Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib.
3.
Rencana pembunuhan Nabi saw: Setiap suku Quraisy
mengirimkan seorang pemudah tangguh. Mengepung rumah Nabi saw dan akan
membunuhnya saat fajar.
D.
Substansi
dan strategi dakwah rasululluah
saw. Periode madinah.
Setelah Nabi hijrah ke Madinah, kota tersebut
dijadikan pusat jamaah kaum muslimin, dan selanjutnya menjadi ibukota Negara
islam yang segera didirikan oleh Nabi, dengan dirubah namanya Madinah, yang
semula bernama Yastrib.
A.
Pembinaan Masjid
Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina
oleh Rasulullah SAW. setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan
Islam yang menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia.
Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada
Allah SWT. Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran kawasan
yang dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali lubang untuk
diletakkan batu-batu sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah SAW. sendiri yang
meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.
meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.
B. Mengukuhkan
Persaudaraan
Rasulullah
SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini diasaskan kepada
kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang sama.
Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui pengorbanan yang
besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat, bangsa dan harta. Selain
itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan
Khajraz. Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid,
Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal, dan Umar bin
Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya sehingga tiap
– tipa orang dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum Muhajirin.
C. Pembentukan
Piagam Madinah
Madinah
sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam dan Yahudi daripada
pelbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan khusus yang menjaga
kepentingan semua pihak. Rasulullah SAW. telah menyediakan sebuah piagam yang
dikenali sebagai Piagam Madinah untuk membentuk sebuah masyarakat di bawah
naungan Islam.
Piagam
ini mengandungi 32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk
akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan
lain-lain. Di dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh
kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin,
bertaqwa dan lain-lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mesti
berkelakuan baik kepada kaum islam di Madinah.
Piagam
ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah Islam atau bukan Islam. Strategi
ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun
serta disegani oleh musuh-musuh Islam.
D. Strategi
Ketenteraan
Peperangan
merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk melebarkan perjuangan
Islam ke seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan Rasulullah s.a.w digeruni
oleh pihak lawan khususnya pihak musyrikin di Mekah dan Negara-negara lain.
Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan ialah persiapan sebelum
berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam
perang Badar, Rasulullah SAW. telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali
bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam untuk bersiap-sedia
menghadapi perang.
Rasulullah
SAW. turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan hati musuh serta
menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala bermaksud:
“Dan
ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan
yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak
mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk
membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang kafir.”
(Surah al-Anfal: 7)
Rasulullah
SAW. turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam menyusun strategi
peperangan. Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW. setuju dengan pandangan
Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan pembinaan benteng. Strategi
ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam semua peperangan dengan pihak
musuh.
E. Hubungan
Luar
Hubungan
luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap dakwah. Ini terbukti
melalui tindakan Rasulullah SAW. menghantar para dutanya ke negara-negara luar
untuk menjalin hubungan baik berteraskan dakwah tauhid kepada Allah.
Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. Sejarah turut
merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar tahun
600 hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina hingga saat ini. para
sahabat yang pernah menjadi duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada kaisar
Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin Abu
Talib kepada Raja Habsyah.
Memelihara
dan mempertahankan masyarakat islam dalam upaya menciptakan suasana tentram dan
aman agar masyarakat muslim yang di bina itu dapat terpelihara dan bertahan.
Rasulullah
SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam
di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah dilakukan oleh nabi
dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai berikut :
a)
Kebebasan beragama bagi semua golongan dan
masing-masing golongan mempunyai wewenang penuh terhadap anggits golongannya.
b)
Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong
menolong dan saling mebantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka.
Semua wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar
c)
Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh
mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara
muslim dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al
Qur’an dan sunah).
d)
Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota
Madinah yang disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.
E. Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah
Sejak
Nabi Muhammad saw. tinggal menetap di Madinah, beliau terus berusaha
menyebarkan ajaran Islam kepada semua penduduk di kota tersebut, termasuk
kepada penduduk Yahudi, Nasrani, dan penyembah berhala. Hal ini dilakukan Nabi
Muhammad saw. selain karena kewajiban yang harus dilaksanakannya, juga karena
ia melihat mayoritas masyarakat Madinah menyambut dengan baik saat beliau dan
umat Islam tiba di kota tersebut.
Setiap
saat beliau selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan
tidak mengenal takut, apalagi putus asa. Dakwah yang dilakukannya itu mendapat
sambutan beragam, ada yang menerima dan kemudian masuk Islam dan ada pula yang
menolak secara diam-diam, misalnya orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan
kehadiran Nabi Muhammad saw. dan orang Islam. Penolakan ini mereka lakukan
secara diam-diam karena tidak berani berterus terang untuk menentang Nabi dan
umat Islam yang mayoritas tersebut.
Masyarakat
Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah, terutama
kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal telah menyatakan
kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam menyebarkan ajaran
Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari perjanjian Aqabah
yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran Islam, kedua suku
yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam. Mereka
bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang menegakkan syariat
Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar Islam.
Sementara
kelompok masyarakat Yahudi Madinah sejak awal memang sudah kurang peduli dengan
kedatangan Nabi Muhammad saw. dan umat Islam, karena mereka menduga posisi
mereka akan tergeser. Pada awalnya orang Yahudi menerima apa yang terjadi
karena untuk alasan keamanan dan politik. Namun sekutu mereka, yaitu Aus dan
Khazraj telah memeluk Islam. Kedua suku ini tidak membutuhkan lagi bantuan
masyarakat Yahudi, karena telah mendapatkan pimpinan yang ideal buat mereka,
yaitu Muhammad saw. Dari sinilah muncul benih-benih permusuhan antara umat
Islam dan Yahudi di Madinah. Mereka mulai membujuk orang-orang Arab Aus dan
Khazraj yang telah masuk Islam untuk kembali ke agama lama mereka dan mereka
kembali bersatu untuk menyerang ajaran-ajaran Islam dengan maksud menghalangi
penyebaran Islam ke masyarakat lain.
Dalam
suasana seperti itu, seorang rabbi Yahudi dari Bani Qainuqa bernama Husein bin
Sallam, masuk Islam. Secara diam-diam ia datang menemui Nabi Muhammad saw. dan
menyatakan ikrarnya untuk masuk Islam. Kemudian Nabi Muhammad saw. memberi nama
baru untuk dirinya, yaitu Abdullah. Karena ia adalah seorang rabbi terkemuka
dan berpengaruh di sukunya maka Nabi menyembunyikan rabbi tersebut di rumah
Nabi Muhammad saw. Hal ini dilakukan untuk melindungi dirinya dari serangan
kaumnya.
Untuk
mengetahui apakah ia benar-benar seorang rabbi berpengaruh, Nabi Muhammad saw.
mengutus orang guna menyelidiki kebenaran tersebut. Hasilnya, ia adalah
benar-benar seorang rabbi yang disegani dan dihormati. Setelah mereka
menyatakan bagaimana mereka memandang tinggi derajat sang rabbi, barulah Husein
bin Sallam keluar. Ia mengajak kaumnya menerima ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad saw., karena itu adalah ajaran yang benar yang sesuai dengan kitab
Taurat yang mereka yakini. Ia menyatakan bahwa dirinya beserta keluarga telah
menjadi pengikut setia Nabi Muhammad saw. Namun, permintaan sang rabbi itu
ditolak.
Setelah
kejadian itu, mulai terjadi perdebatan sengit antara Nabi Muhammad saw. dengan
para pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak hanya menyerang Nabi Muhammad saw.,
tetapi juga para sahabat, baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar. Mereka
mulai menyusun kekuatan untuk melemahkan umat Islam.
BAB
III
KESIMPULAN
Muḥammad
(bahasa
Arab: محمد), selengkapnya Muḥammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib
bin Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun)
adalah seorang nabi dan rasul bagi umat Muslim. Ia memulai penyebaran ajaran
Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan
tunggal Islam. Meski non-Muslim umumnya menganggap Muhammad sebagai pendiri
Islam, dalam pandangan Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid
untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi
dan rasul sebelumnya sejak dari Nabi Nuh.
Umat Muslim menyebut Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu
'Alayhi Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat
Nabi setiap nama Muhammad diperdengarkan.
Lahir
pada tahun 570 di Mekkah,
Muhammad melewati masa kecil sebagai yatim piatu; ia dibesarkan di bawah asuhan
pamannya Abu
Thalib. Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang. Ia
kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit
hingga bermalam-malam untuk merenung dan berdoa; diriwayatkan dalam usia ke-40,
Muhammad didatangi Malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama dari
Allah. Ia menyatakan dirinya sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi yang
telah Allah utus sebelumnya. Tiga tahun setelah wahyu pertama, Muhammad mulai
berdakwah secara terbuka, menyatakan keesaan Allah dalam bentuk penyerahan diri
melalui Islam sebagai agama yang benar. Muhammad menerima wahyu
berangsur-angsur hingga kematiannya. Praktik atau amalan Muhammad diriwayatkan
dalam hadits,
dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.
Masyarakat
Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah, terutama
kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal telah menyatakan
kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam menyebarkan ajaran
Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari perjanjian Aqabah
yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran Islam, kedua suku
yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam. Mereka
bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang menegakkan syariat
Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar Islam.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://hikmah-kata.blogspot.com/2013/02/respon-masyarakat-madinah-terhadap.html
http://diasdiari.blogspot.com/2014/01/dakwah-rasulullah-saw-periode-madinah.html
BAGUS
BalasHapusoke
Hapus