BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam pelajaran sejarah kelas X kita
belajar tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang pernah berdiri di Indonesia,
salah satunya adalah Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di
Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12 tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan
ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di
dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang
ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak
di sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya, saya membuat makalah ini
dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri, sehingga
pembaca dapat memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa Timur.
Jawa timur sudah didiami oleh
penduduk yang cukup padat sebelum raja Balitung, yaitu khususnya di sepanjang
lembah Sungai Brantas. Sungai Brantas dijadikan modal utama untuk mendirikan
kerajaan besar yang bersumbu padanya. Di jawa timur pada waktu itu tersebar
banyak kerajaan-kerajaan kecil yang masing-masing berdaulat di daerah-daerah
rendah yang dan Kawi Kelud. Kondisi geografis Jawa Timur yang seperti itu
menjadikan sistem pemerintahan tidak sentral. Belum juga terhitung daerah pertanian
di dataran tinggi Malang yang pada waktu itu ditempati oleh Tumapel.
Sungai Brantas sebagai urat nadi
kerajaan-kerajaan di Jawa Timur yang juga ditentukan oleh kehadiran
gunung-gunung api yang mengapit aliran sungai tersebut dari hulu, hilir sampai
dengan muaranya. Sungai Brantas seakan-akan seperti rubuh ular yang melingkar
dengan letak kepala yang mendekati ekornya. Kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa
Timur selain berurat nadi pada Sungai Brantas juga lokasinya mengelilingi
Gunung Penanggungan, seperti Daha, Kahuripan, Majapahit, Jenggala, dan Tumapel.
Sungai Brantas memiliki pola aliran air yang melingkar, dimana mata airnya ada
di lereng kompleks Gunung Arjuno-Anjasmoro.
Pola yang melingkar ini yang
melahirkan bagian-bagian hilir dan hulu yang masing-masing dapat melahirkan
kegiatan-kegiatan ekonomis dan politis dari kerajaan-kerajaan yang berdiri.
Diantara hulu dan delta Sungai Brantas tersebut, ada salah satu kerajaan yang
berdiri yaitu kerajaan Singosari dimana letak ibu kotanya adalah bertempat di
dataran rendah Pasuruan sampai daerah Lawang. Di Dataran Tinggi Malang tepatnya
di daerah sebelah timur Gunung Kawi merupakan daerah yang beriwayat.
Salah satu raja yang tersohor adalah
Ken Arok yang mulai kecil sampai wafatnya di habiskan di dataran tinggi Malang.
Keadaan tanah yang subur, iklim yang dingin tetapi kering serta di dukung
dengan adanya sungai Brantas menyebabkan daerah ini selalau memegang peranan
penting.
Kerajaan Singosari terletak di
sebelah timur Gunung Kawi di hulu Sungai Brantas di daerah Jawa Timur. Pada
abad 13 Singosari hanya merupakan desa kecil yang tidak berarti. Keadaan itu
lambat laun berubah bertepatan dengan munculnya seorang pemuda bernama Ken Arok
dari desa Pangkur, yang berjaya meruntuhkan kerajaan Kediri dan merebur kekuasan
raja Kertajaya pada tahub 1222. Sejak itu ia mendirikan kerajaan berpusat di
desa Kutaraja. Pada tahun 1254 nama Kutaraja diganti dengan nama Singosari oleh
cucunya yang bergelar Jaya Wisnuwardhana. Singosari menguasai wilayah jawa
timur dari tahun 1222 sampai tahun 1292.
B. Perumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
awal berdirinya kerajaan Kediri?
2.
Apa
saja Sumber sejarah kerajaan Kediri?
3.
Dimana
letak lokasi kerajaan Kediri?
4.
Bagaimana
masa perkembangan kerajaan Kediri?
5.
Bagaimana
sistem pemerintahan kerajaan Kediri?
6.
Bagaimana
aspek kehidupan masyarakat kerajaaan Kediri?
7.
Apa
penyebab runtuhnya kerajaan Kediri?
8.
Bagaimana Keadaan Alam di
daratan tinggi Malang Keraaan Singasari?
9.
Bagaimana Keadaan Geografis
Politik Kerajaan Singosari?
10.
Bagaimanakah
awal berdirinya kerajaan Kediri?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini
adalah :
1
Umum
: Untuk mengetahui tentang berdiri kerajaan Kediri dan Singasari masa
perkembangan dan pemerintahan kerajaan Kediri dan Singasari.
2
Khusus
: Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah mengenai kerajaan Kediri dan
Singasari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan
Kediri
1. Pengertian
Kerajaan
Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12
tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan
Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada
masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah
Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang.
2. Awal
Berdirinya Kerajaan Kediri
Pada
tahun 1019 M, Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Airlangga
berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah kewibawaan
kerajaan berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan dari
Medang Kamulan ke Kahuripan. Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai
kejayaan dan kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk
mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi Gentayu.
Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.
Pewaris
tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri
Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih
menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir.
Untuk menghindari perang saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu
kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu)
dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan. Hal ini dapat
terlihat hingga abad ke 12, dimana Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan
makmur namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi
Jenggala yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana
gelap, penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja –
raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan
jenggala, kerajaan kembali dipersatukan dibawah kekuasaan Kediri.
3. Sumber
Sejarah Kerajaan Kediri
Prasasti-prasasti menjelaskan
kerajaan Kediri antara lain yaitu:
a.
Prasasti
Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.
b.
Prasasti
Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.
c.
Prasasti
Sirah Keting (1140) tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh
Jayawarsa.
d.
Prasasti
yang ditemukan di Tulung Agung Kertosono, Berisi masalah keagamaan (Raja
Bameswara 1117-1130 M).
e.
Prasasti
Ngantang (1135 M) tentang Raja Jayabaya memberi hadiah rakyat desa Nganteng
sebidang tanah bebas pajak.
f.
Prasasti
Jaring (1181 M) tentang Raja Gandra yang membuat sejumlah nama-nama hewan
seperti Kebo Waruga dan Tikus Janata.
g.
Prasasti Kamulan (1194 M) tentang
Raja Kertajaya yang menyatakan bahwa Kediriberhasil mengalahkan musuh di
katang-katang.
4. Masa
Perkembangan
Tak
banyak yang diketahui mengenai peristiwa di masa-masa awal Kerajaan Kediri.
Raja Kameswara (1116-1136) menikah dengan Dewi Kirana, puteri Kerajaan
Janggala. Dengan demikian, berakhirlah Janggala kembali dipersatukan dengan
Kediri. Kediri menjadi kerajaan yang cukup kuat di Jawa. Pada masa ini, ditulis
kitab Kakawin Smaradahana oleh Mpu Dharmaja, yang dikenal dalam kesusastraan
Jawa dengan cerita Panji. Demikian pula Mpu Tanakung mengarang kitab Kakawin
Lubdaka dan Wertasancaya
Raja
terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159). Jayabaya di kemudian hari dikenal
sebagai "peramal" Indonesia masa depan. Pada masa kekuasaannya,
Kediri memperluas wilayahnya hingga ke pantai Kalimantan. Pada masa ini pula,
Ternate menjadi kerajaan subordinat di bawah Kediri. Waktu itu Kediri memiliki
armada laut yang cukup tangguh. Beliau juga terkenal karena telah memerintahan
penggubahan Kakawin Bharatayuddha, yang diawali oleh Mpu Sedah dan kemudian
diselesaikan oleh Mpu Panuluh.
Raja
Kertajaya yang memerintah (1185-1222), dikenal sebagai raja yang kejam, bahkan
meminta rakyat untuk menyembahnya. Ini menyebabkan ia ditentang oleh para
brahmana. Kertajaya adalah raja terakhir dari kerajaan Kadiri.
Penemuan
Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan
Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membuka lebih banyak tabir misteri.
5. Sistem
Pemerintahan Kerajaan Kediri
Sistem
pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan, adapun
raja – raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Kediri adalah:
6. Aspek
Kehidupan Masyarakat Kerajaaan Kediri
Kediri
merupakan Kerajaan agraris maritim. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha
perdagangan, peternakan dan pertanian untuk masyarakat yang hidup di daerah
pedalaman. Sedangkan yang berada di pesisir hidupnya bergantung dari
perdagangan dan pelayaran. Mereka telah mengadakan hubungan dagang dengan
Maluku dan Sriwijaya. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat
sutra. Kerajaan Kediri cukup makmur, hal ini terlihat pada kemampuan Kerajaan
yang memberikan penghasilan tetap pada para pegawainya walaupun hanya dibayar
dengan hasil bumi. Keterangan tersebut berdasarkan kitab Chi-fan-Chi (1225) karya Chau Ju-kua mengatakan bahwan
Su-ki-tan yang merupakan bagian dari She-po(Jawa) telah memiliki daerah
taklukkan. Para ahli memperkirakan Su-ki-tan adalah sebuah Kerajaan yang berada
di Jawa Timur, dan yang tak lain dan tak bukan adalah Kerajaan Kediri. Mungkin
juga Su-ki-tan sebagai kota pelabuhan
yang telah dikenal para pedagang dari luar negeri, termasuk Cina.
Pemerintahannya
sangat memperhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, perdagangan dan
peternakan mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Golongan
dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam
pemerintahan kerajaan, yaitu :
1.
Golongan
masyarakat pusat(kerajaan) : masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan
beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2.
Golongan
masyarakat tani (daerah) : golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat
atau petugas pemerintahan di wilayah tani (daerah).
3.
Golongan
masyarakat nonpemerintah : golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan
dan hubungan dengan pemerintahan secara resmi atau masyarakat wiraswasta.
7. Kehidupan
Sosial Kerajaan Kediri
Kehidupan
sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat,
masyarakat hidup tenang. Dalam kitab Ling-wai-tai-ta (1178) karya Chou-Ku-fei
yang menerangkan bahwa orang-orang Kediri memakai kain sampai lutut, rambutnya
di urai, rumah-rumah telah teratur dan bersih, lantai ubinnya berwarna hijau dan
kuning. Pertanian dan perdagangan telah maju, orang-orang yang salah didenda
dengan emas. Pencuri dan perampok dibunuh, telah digunakan mata uang perak,
orang sakit tidak menggunakan obat tapi memohon kesembuhan pada Dewa atau
kepada Buddha. Tiap bulan ke-5 diadakan pesta air, alat musik yang digunakan
berupa seruling, gendang, dan gambang dr kayu. Dengan kehidupan masyarakatnya
yang aman dan damai maka seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang
paling maju adalah seni sastra terutama Jawa kuno. Namun, karya-karya sastra
pada masa Kerajaan Kediri kurang mengungkap keadaan pemerintahan dan masyarakat
pada zamannya. Pada masa Kameswara perkembangan karya sastra mencapai puncak
kejayaannya.
8. Kehidupan
Budaya Kerajaan Kediri
Abad
ke-12 M memiliki arti yang sangat penting dalam masa selanjutnya. Kerajaan
Kediri banyak meninggalkan pelajaran untuk mengembangkan kerajaannya
diantaranya :
1.
Suatu
negara bisa maju jika kondisi ekonomi stabil.
2.
Keadaan
politik harus stabil agar kekuatan bangsa tidak kurang.
3.
Kehidupan
kebudayaan harus diperluas, untuk menambah keyajaan bangsa.
Adapun
karya sastra yang dihasilkan pada masa kereajaan Kediri, yaitu :
1. Kresnayana, dari zaman pemerintahan
Raja jayawarsa.
2. Bharatayuda, karangan Empu sedah dan
Empu Panuluh.
3. Arjuna Wiwaha, karangan Empu Kanwa.
4. Hariwangsa, karangan Empu Panuluh.
5. Bhamakarya, pengarangnya tidak
jelas.
6. Smaradhana, karangan Empu Dharmaja.
7. Wartasancaya dan Lubdhaka karangan
Empu Tanakung.
9. Runtuhnya
Kerajaan Kediri
Kertajaya
adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti
Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh
rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan
antara dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab
berakhirnya Kerajaan Kediri.
Pertentangan
itu disebabkan Kertajaya dianggap telah melanggar adat dan memaksa kaum
brahmana menyembahnya sebagai Dewa. Para Brahmana kemudian meminta perlindungan
pada Ken Arok di Singosari. Kebetulan Ken Arok juga berkeinginan memerdekakan
Tumapel (Singosari) yang dulunya merupakan bawahan Kediri. Tahun 1222 pecahlah
pertempuran antara prajurit Kertajaya dan pasukan Ken Arok di desa Ganter. Dalam peperangan ini, pasukan
Ken Arok berhasil menghancurkan prajurit Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah
masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu menjadi bawahan Kerajaan Singosari.
Runtuhnya kerajan Panjalu-Kediri pada masa pemerintahan Kertajaya dikisahkan
dalam Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama.
Setelah
Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan
Kerajaan Singosari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai
Bupati Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama
Sastrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan oleh putranya , yaitu
Jayakatwang. Tahun 1292 Jayakatwang menjadi bupati geleng-geleng. Selama
menjadi bupati, Jayakatwang memberontak terhadap Singosari yang dipimpin oleh
Kertanegara, karena dendam di masa lalu dimana leluhurnya yaitu Kertajaya dikalahkan
oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun
kembali Kerajaan Kediri, namun hanya bertahan satu tahun. Hal itu terjadi
karena adanya serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan
pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.
B.
Kerajaan Singosari
1. Sejarah
Pada abad ke
13 untuk kedua kalinya di Malang berdiri kerajaan baru yang bernama kerajaan
Singosari. Pendiri kerajaan ini adalah Ken Arok dengan gelar Sri Rangga Rajasa
Sang Amurwabhumi, yang masa pemerintahannya tahun 1222 – 1227.
Menurut
kitab Negara Kertagama dan Pararaton dapat diketahui sejarah kehidupan Ken Arok
sebelum menjadi raja adalah anak dari rakyat biasa yang berasal dari desa
Pangkur. Berkat bantuan Pendeta Loh Gawe, Ken Arok diangkat sebagai anak pungut
dan dapat mengabdi kepada seorang Akuwu (setingkat bupati) di tumapel yang
bernama Tunggul Ametung. Pada waktu itu Tumapel adalah wilayah bawahan Kerajaan
Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya. Pada saat mengabdi di Tumapel, Ken Arok
tertarik kepada istri Tunggul Ametung yaitu Ken Dedes. Maka dari itu Ken Arok
berusaha membunuh Tunggul Ametung sehingga ia bias menggantikannya sebagai
akuwu di Tumapel.
Sebagai
Akuwu yang baru Ken Arok tidak mau tunduk di bawah kekuasaan kerajaan Kediri.
Ken Arok bekerja sama dengan para pendeta yang tidak senang dengan pemerintahan
Kertajaya, mereka bertempur melawan raja Kediri dan di desa Ganter Ken Arok
dapat mengalahkan Raja Kediri. Dengan kemenangannya itu sejak tahun 1222 Ken
Arok menjadi Raja Tumapel dan Kediri. Kedua daerah itu akhirnya disatukan
dengan ibu kota tetap di Tumapel yang diberi nama Kuta Raja. Di bawah
pemerintahannya kerajaan Singosari menjadi aman dan tenteram. Tahun 1227 Ken
Arok mati dibunuh Anusapati (anak Tunggul Ametung) yang mmbalas dendam kematian
ayahnya. Sejak itu Singosari dipimpin Anusapati selama 21 tahun (1227-1248).
Anusapati dibunuh oleh Toh joyo (anak Ken Arok dari istrinya Ken Umang), yang
membalas dendam kematian ayahnya. Masa pemerintahan Toh Joyo hanya beberapa
bulan karena ia dibunuh oleh Ranggawuni, anak Anusapati yang membalas dendam
atas kematian ayahnya. Pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi di kalangan
raja-raja Singosari karena balas dendam.
Sepeninggal
Toh Joyo, tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardhana yang memerintah dengan sepupunya bernama Mahesa Cempaka.
Tahun 1254 Wisnuwardhana menyerahkan tahta kerajaan pada puteranya yang bernama
Kertanegara. Di bawah pemerintahan Kertanegara (1268-1292) kerajaan Singosari
mencapai puncak kejayaannya. Kertanegara bercita-cita menjadi penguasa Singosari
dan daerah sekitarnya seluas mungkin. Tahun 1292 pada saat melaksanakan upacara
Tantrayana, Kertanegara dan tokoh-tokoh penting lainnya gugur karena diserang
oleh Jayakatwang dari Kediri. Dengan meninggalnya Kertanegara , maka kerajaan
Singosari berakhir. Jenazah Kertanegara dimuliakan di Candi Jawi dan sebagai
Budha di Sagala. Kertanegara bersama permaisurinya Bajra Dewi dilambangkan
sebagai jiwa dicandikan di Singosari sebagai Bhairawa.
2. Runtuhnya Kerajaan Singhasari
Kertanegara
mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman dari Khubilai Khan. Lalu
Kertanegara menganiaya dan melukai seorang utusan Khubilai Khan yang meminta
tunduk dari raja Kertanegara. Kemudian Khubilai Khan merasa terhina dan
mengadakan perang untuk menggempur Jawa. Bersamaan dengan itu, Jayakatwang yang
memerintah Kediri menyerang Singhasari karena berupaya ingin melepaskan Kediri
dari kekuasaan Singhasari. Dalam serangan sengit ini Kertanegara mati terbunuh
dan Singhasari dapat direbut. Raden Wijaya telah berhasil melarikan dirinya ke
Pulau Madura.
Riwayat
Singhasari kemudian berakhir dan pusat kerajaan yang sekarang telah pindah ke
Kediri. Raja Kertanegara dicandikan di Singhasari dengan tiga arca perwujudan, yang
melambangkan trikarya, yaitu sebagai Siwa Buddha dalam bentuk Bhairawa yang
melambangkan nirmanakarya, sebagai Ardhanari lambing sambhogakaya, dan sebagai
Jina dalam bentuk Aksbhya yang melambangkan dharmmakaya.
3. Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi,
Budaya, dan Agama
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di
Tumapel, berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah – daerah
yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada masa pemerintahan Anusapati,
kehidupan kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian, karena ia
larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan
sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya.
Keadaan perekonomian Kerajaan
Singasari yaitu ikut ambil bagian dalam dunia pelayaran. Keadaan ini juga
didukung oleh hasil – hasil bumi.
Ditemukan peninggalan candi – candi
dan patung – patung diantaranya candi Kidal, candiJaga, dan candi Singasari.
Sedangkan patung – patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa
Prajnaparamita lambang kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung
Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (Kedua
patung Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa
Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).
Diangkat seorng Dharmadyaksa (kepala
agama Buddha). Disamping itu ada pendeta Maha Brahmana yang mendampingi Raja,
dengan pangkat Sangkhadharma. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara
didharmakan sebagai Syiwa Buddha di candi Jawi, di Sagala bersama – sama dengan
permaisurinya yang diwujudkan sebagai Wairocana Locana, dan sebagai Bairawa di
candi Singasari. Terdapat prasasti pada lapik (alas) arca Joko Dolog yang ada
di taman Simpang di Surabaya, yang menyebutkan bahwa Kertanegara dinobatkan
sebagai Jina atau Dhyani Buddha yaitu sebagai Aksobya. Sedangkan arca Joko
Dolog itu sendiri merupakan arca perwujudannya. Sebagai seorang Jina ia
bergelar Jnanasiwabajra.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kerajaan Kediri
Berdasarkan
analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca, saya dapat menyimpulkan
beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
·
Kerajaan
Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah berkuasa di
Nusantara.
·
Kerajaan
Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno menjadi
dua bagian.
·
Kerajaan
Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia.
·
Kerajaan
Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat Airlangga membagi
Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara.
2.
Kerajaan Singasari
Sungai Brantas sebagai urat nadi kerajaan-kerajaan di
Jawa Timur dapat ditelaah ciri-ciri tanahnya pada setiap lembahnya semunya itu
ditentukan oleh kehadiran gunung-gunung api yang mengapit aliran sungai
tersebut dari hulu, hilir, hingga muaranya. Dan kerajaan di Jawa Timur yang
akan dibangun tidak bisa
lepas dari sumbu perekonomian yakni Sungai Brantas.
Latar
belakang geografis kerajaan Singhasari tak dapat dibatasi pada kondisi alamnya
pada abad ke-13 saja. Harus pula diadakan ancang-ancang yang cukup maju kedepan
yakni abad ke-11 dan 12. sebabnya adalah karena sungai Brantas sudah berfungsi
secara ekonomis maupun politis pada masa-masa tersebut mulai dari Pugatan
(perjuangan Erlangga sejak awal abad ke-11) sampai Tarik (berdirinya Majapahit
pada akhir abad ke-13). Selain menjadi saksi utama peristiwa-peristiwa historis
yang penting, sungai tersebut juga melatar belakangi berbagai fakta sejarah di
Jawa Timur.
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.
Latar Belakang.......................................................................................................
B.
Rumusan Masalah..................................................................................................
C.
Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Kerajaan Kediri.......................................................................................................
B. Kerajaan
Singasari...................................................................................................
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
MAKALAH
KERAJAAN KEDIRI DAN SINGASARI
OLEH :
NAMA ANGGOTA
v SYA’RONI
v AZMI
v RONI S.
SMP YADINU MASBAGIK
TP. 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar