Selasa, 19 Mei 2015

MAKALAH PENGARUH INTERAKSI GURU DAN SISWA DI DALAM KELAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah           
Tugas guru tidak hanya pada kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga melakukan bimbingan di luar kelas, khususnya mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, baik kesulitan mengenai pelajaran ataupun masalah psikologi yang diperolehnya dari luar, seperti keluarga dan teman pergaulan. Perilaku guru merupakan salah satu faktor yang berperan dalam memotivasi semangat belajar para peserta didik. Suatu kondisi yang menyenangkan apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab, bersahabat dan memahami situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di luar kelas. Perilaku guru seperti itu dapat menunjang motivasi dan  prestasi belajar siswa          Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai suatu usaha untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peran signifikan dalam proses pengajaran.Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier (2002:41) bertujuan menyiapkan manusia untuk menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran, kesadaran dan kreatifitas
Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Guru, Siswa, Komunikasi dan Pendidikan   ?
2.      Apa Peran Guru ?
3.      Apa Yang Dimaksud Komunikasi Interpersonal ?
4.      Bagaimana Cara Penciptaan Iklim Komunikatif ?
5.      Bagaimana Dampak Interaksi Guru dan Siswa ?

C.    Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari interaksi siswa dan guru di dalam kelas dan untuk mengetahui pengaruh dan dampak dari interaksi tersebut.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Guru, Siswa, Komunikasi dan Pendidikan
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai komunikasi dalam pendidikan, akan dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan komunikasi, guru dan siswa. Komunikasi adalah Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang dapat menimbulkan efek tertentu. Guru adalah seorang anggota masyarakat yang berkompeten dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan atau pemerintah untuk melaksanakan tugas, fungsi dan peranannya, yakni mengajar, mendidik dan membimbing serta menuntut siswa dalam belajar atau dengan kata lain guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam usaha pembentukan sumber daya manusia dan sebagainya. Sedangkan Siswa adalah Setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
Keduanya baik guru maupun siswa merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran. Karena merekalah yang melakukan proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak akan terjadi jika tidak ada guru atau pun siswa. Dengan melihat  pada pengertian bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas siswa, terkandung suatu makna bahwa proses yang dinamakan pendidikan itu tidak akan pernah berlangsung apabila tidak hadir guru dan siswa dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa guru dan siswa merupakan pilar utama terselenggaranya aktivitas pendidikan.
Guru merupakan seorang sosok yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Banyak sekali tugas guru terutama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa.
B.     Peran Guru
Seorang guru memiliki peranan dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1.      Sebagai motivator, yaitu memberikan dorongan dan anjuran kepada siswanya agar secara aktif dan kreatif serta positif dalam berintegrasi dengan lingkungan atau pengalaman baru berupa pelajaran yang ditawarkan kepadanya.
2.      Sebagai fasilitator, yaitu menciptakan suasana dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi secara positif dan kreatif dalam proses belajar mengajar
3.      Organisator, yaitu mengatur, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan proses belajar mengajar.
4.      Informatory, yaitu memberikan informasi yang diperlukan siswa baik untuk kepentingan dan kelancaran kegiatan proses belajar mengajar maupun untuk kepentingan masa depan siswa.
5.      Konselor, yaitu memberikan bimbingan dan penyuluhan atau bantuan khusus kepada siswa yang mempunyai permasalahan dan sebagainya.
Guru mempunyai peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa. Peran dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai sejawat belajar.
1.      Guru sebagai guru.
Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan mendidik siswa siswa, yang berusaha agar semua siswanya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diajarkan dengan baik.
2.      Guru sebagai orang tua.
Tempat mencurahkan segala perasaan siswa, tempat mengadu siswa ketika mengalami gangguan. Siswa merasa aman dan nyaman ketika dekat dengan guru, bahkan merasa rindu jika tidak bertemu guru. Interaksi guru dan siswa bagaikan hubungan orang tua dan anak, hangat, akrab, harmonis, dan tulus.
3.      Guru sebagai teman.
Sebagai pasangan untuk berbagai pengalaman dan beradu argumentasi dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa direndahkan jika siswa tidak sependapat, atau memang pendapat siswa yang benar, dan menerima saran siswa murid yang masuk akal. Hubungan guru dan siswa mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses pembelajaran.
C.    Komunikasi Interpersonal
Bentuk komunikasi interpersonal antara guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiapa orang diberi kesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang menyenangkan pada tiap personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam menciptakan iklim komunikatif guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai individu yang berbeda-beda, yang memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa mempunyai karakteristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda, memerlukan kebebasan memilih yang sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru selama mengajar diharapkan tidak hanya terfokus pada pelajaran semata, tetapi juga berpengaruh pada pengembangan soft skill mereka. Para guru harus bisa memahami siswa/siswinya, terutama mereka yang memasuki usia remaja yang rentan dengan berbagai macam pengaruh dari lingkungan. Dengan adanya komunikasi antarpribadi guru dengan siswa diharapkan dapat membentuk konsep diri yang telah ada sebelumnya menjadi lebih baik. Selain itu, proses komunikasi seperti ini juga dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, karena dalam komunikasi harus ada timbal balik (feedback) antara komu­nikator dengan komunikan. Begitu juga dengan pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang disam­paikan, dalam hal ini materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada komunikan (siswa) bisa dicerna oleh siswa dengan optimal, sehingga tujuan pen­di­dikan yang ingin dicapai bisa terwujud. Tidak mungkin bila komunikasi dilakukan tidak baik maka hasilnya akan bagus.
Dimana fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab II Pasal 3 berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan ke­mampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tu­han Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,  kreatif, mandiri, dan menjadi warga ne­gara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan tidak mungkin terwujud bila tidak dibarengi dengan faktor penunjangnya. Salah satunya adalah komu­nikasi. Dan dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Menurut Santrock (2008), terdapat tiga aspek utama dari komunikasi dalam pembelajaran, yaitu keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal. Berbicara di hadapan kelas dan di hadapan siswa harus dapat mengkomunikasikan informasi secara jelas. Kejelasan dalam berbicara penting agar pengajaran yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang diikuti siswa dapat berjalan responsive.
Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
1.      Memilih cara dan metode mengajar yang  tepat termasuk memperhatikan                penampilannya
2.      Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
3.      Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
4.      Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
5.      Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah.
6.      Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan   jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
7.      Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu.  Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
8.      Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif  lainnya serta menghormati siswa yang telah mau mengungkapkan pendapatnya.
D.    Penciptaan Iklim Komunikatif
Ada beberapa kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar supaya pembelajaran menjadi menyenangkan, yaitu:
1.            Kemampuan guru mengembangkan sikap positif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cara menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, menghindari kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan pemberian insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa.
2.            Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. Bisa dilakukan dengan menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan orang lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar (Ali Imran, 1995). Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-masing pihak merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak lain sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan meraka untuk dipenuhi secara bersama-sama
3.            Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cara penyampaian materi di kelas yang menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan materi pelajaran.
4.            Kemampuan guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegitan pembelajaran. Berhubungan dengan komunikasi antar siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan siswa yang mengganggu serta mmpertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atu dua arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke siswa dan dari siswa ke siswa.
5.            Kemampuan guru mengondisikan kelas
Berhubungan dengan kapan guru harus serius dan santai
E.     Dampak Interaksi Guru dan Siswa
Dampak Negatif
1.      Kontrol dan batasan terhadap siswa sangat ketat, atau malah guru menerapkan sedikit sekali kontrol. Guru tidak tegas dalam menjalankan peraturan kelas (inkonsisten). Cenderung menjadi teman bagi siswa, permisif atau serba boleh atau malah tidak mau terlibat dengan siswa sama sekali.
2.      Lay out kelas tetap sama, tidak mengubah -ubah letak tempat duduk siswa sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
3.      Siswa melanggar langsung dihukum, guru tidak mau mendengar alasan siswa,keputusan semua berasal dari guru. Siswa mengalami kekurangan motivasi karena aspirasinya tidak didengar.
4.      Komunikasi hanya satu arah, kelas baru dianggap baik apabila sunyi. Saat guru berbicara, siswa mendengar saja , siswa menjadi tidak berinisiatif karena siswa tidak boleh interupsi. Siswa takut menjalin komunikasi dengan guru.
5.      Tidak ada minat dan perhatian terhadap siswa, Tidak perhatian pada siswa , telalu memperhatikan emosi siswa dari pada kesuksesan pengelolaan kelas. Tidak menerapkan disiplin kepada siswa, hanya memperhatikan siswa jika mereka berbuat negatif, tidak ada penghargaan bagi mereka yang sudah berbuat positif.
6.      Tidak kreatif, menggunakan materi yang sama setiap tahun, tidak ada variasi, guru tidak mempersiapkan kelasnya.
Dampak Positif
1.      Mendengarkan dan tidak mendominasi.
Karena siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran, maka guru harus memberi kesempatan agar siswa dapat aktif. Upaya pengalihan peran dari fasilitator kepada siswa bisa dilakukan sedikit demi sedikit.
2.      Bersikap sabar.
Aspek utama pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar melihat proses yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini sama dengan guru telah merampas kesempatan belajar siswa.
3.      Menghargai dan rendah hati.
Berupaya menghargai siswa dengan menunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka
4.      Mau belajar.
Seorang guru tidak akan dapat bekerja sama dengan siswa apabila dia tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka.


5.      Bersikap sederajat.
Guru perlu mengembangkan sikap kesederajatan agar bisa diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya
6.      Bersikap akrab dan melebur.
Hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan dalam suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati (interpersonal realtionship), sehingga siswa tidak merasa kaku dan sungkan dalam berhubungan dengan guru.
7.      Tidak berusaha menceramahi.
Siswa memiliki pengalaman, pendirian, dan keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, guru tidak perlu menunjukkan diri sebagai orang yang serba tahu, tetapi berusaha untuk saling berbagai pengalaman dengan siswanya, sehingga diperoleh pemahaman yang kaya diantara keduanya.
8.      Berwibawa.
Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat menunjukan kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan tetap menghargainya.
9.      Tidak memihak dan mengkritik.
Di tengah kelompok siswa seringkali terjadi pertentangan pendapat. Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral dan berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
10.  Bersikap terbuka.
Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar
11.  Bersikap positif.
Guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap siswa adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan






























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Proses belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan salah satu contoh bentuk komunikasi sehari-hari. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu mencapai tujuan pendidikan. Adanya komunikasi antara guru dan murid dalam pembelajaran sangatlah penting.  Tanpa adanya komunikasi, proses belajar mengajar tidak akan bisa berjalan dengan baik. Bentuk komunikasi yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah bentuk komunikasi antarpersonal. Karena dalam kedua proses tersebut dapat menghasilkan feedback (timbal balik) yang dimana dapat mengetahui apakah komunikasi dapat diterima dengan baik atau tidak. Selain itu kedua proses tersebut dapat memaksimalkan penyampaian informasi dari guru kepada siswanya. Agar informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh siswanya.
B.     Saran
Untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas agar menghasilkan prestasi belajar yang berkualitas pula, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang secara langsung berkaitan dengan berlangsungnya suatu proses belajar mengajar tersebut. Yang terpenting adalah komunikasi yang terjalin didalamnya. Selain komunikasi, ada juga hal lain yang harus diperhatikan yaitu: guru, siswa, kurikulum dan sarana, serta faktor lain yang sifatnya kontekstual agar peranan komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat terealisasi dengan baik, yaitu agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan.






DAFTAR PUSTAKA



KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.        Latar Belakang.......................................................................................................
B.        Rumusan Masalah..................................................................................................
C.        Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A.    Pengertian Guru, Siswa, Komunikasi dan Pendidikan............................................
B.     Peran Guru...............................................................................................................
C.     Komunikasi Interpersonal........................................................................................
D.    Penciptaan Iklim Komunikatif................................................................................
E.     Dampak Interaksi Guru dan Siswa..........................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A.    Kesimpulan..............................................................................................................
B.     Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...