BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Tugas guru tidak hanya pada kegiatan
belajar mengajar di kelas, tetapi juga melakukan bimbingan di luar kelas,
khususnya mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, baik kesulitan
mengenai pelajaran ataupun masalah psikologi yang diperolehnya dari luar,
seperti keluarga dan teman pergaulan. Perilaku guru merupakan salah satu faktor
yang berperan dalam memotivasi semangat belajar para peserta didik. Suatu
kondisi yang menyenangkan apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab,
bersahabat dan memahami situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di
luar kelas. Perilaku guru seperti itu dapat menunjang motivasi dan prestasi
belajar siswa Pendidikan berisi suatu interaksi
antara pendidik dan peserta didik sebagai suatu usaha untuk membantu peserta
didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peran signifikan dalam
proses pengajaran.Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya dan
perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak tabir
kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan.
Pendidikan menurut Meier (2002:41) bertujuan menyiapkan manusia untuk
menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran, kesadaran dan
kreatifitas
Proses belajar mengajar akan
senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana
siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses
itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa
sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
Pengertian Guru, Siswa, Komunikasi dan Pendidikan ?
2.
Apa Peran Guru ?
3.
Apa Yang Dimaksud Komunikasi
Interpersonal ?
4.
Bagaimana Cara Penciptaan Iklim
Komunikatif ?
5.
Bagaimana Dampak Interaksi Guru dan
Siswa ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari
interaksi siswa dan guru di dalam kelas dan untuk mengetahui pengaruh dan
dampak dari interaksi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Guru, Siswa, Komunikasi dan Pendidikan
Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai komunikasi dalam pendidikan, akan dijelaskan terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan komunikasi, guru dan siswa. Komunikasi adalah Proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang dapat menimbulkan efek
tertentu. Guru adalah seorang anggota masyarakat yang berkompeten dan
memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan atau pemerintah untuk melaksanakan
tugas, fungsi dan peranannya, yakni mengajar, mendidik dan membimbing serta
menuntut siswa dalam belajar atau dengan kata lain guru adalah salah satu
komponen manusiawi dalam usaha pembentukan sumber daya manusia dan sebagainya.
Sedangkan Siswa adalah Setiap orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
Keduanya baik guru maupun siswa merupakan unsur penting dalam proses
pembelajaran. Karena merekalah yang melakukan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran tidak akan terjadi jika tidak ada guru atau pun siswa. Dengan melihat pada pengertian bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas siswa,
terkandung suatu makna bahwa proses yang dinamakan pendidikan itu tidak akan
pernah berlangsung apabila tidak hadir guru dan siswa dalam rangkaian kegiatan
belajar mengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa guru dan siswa merupakan pilar
utama terselenggaranya aktivitas pendidikan.
Guru merupakan seorang sosok yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Banyak sekali tugas guru terutama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi
siswa.
B. Peran Guru
Seorang guru memiliki peranan dalam proses belajar
mengajar, yaitu:
1. Sebagai motivator,
yaitu memberikan dorongan dan anjuran kepada siswanya agar secara aktif dan
kreatif serta positif dalam berintegrasi dengan lingkungan atau pengalaman baru
berupa pelajaran yang ditawarkan kepadanya.
2. Sebagai fasilitator,
yaitu menciptakan suasana dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa
dapat berinteraksi secara positif dan kreatif dalam proses belajar mengajar
3. Organisator, yaitu
mengatur, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan proses belajar mengajar.
4. Informatory, yaitu
memberikan informasi yang diperlukan siswa baik untuk kepentingan dan
kelancaran kegiatan proses belajar mengajar maupun untuk kepentingan masa depan
siswa.
5. Konselor, yaitu
memberikan bimbingan dan penyuluhan atau bantuan khusus kepada siswa yang
mempunyai permasalahan dan sebagainya.
Guru mempunyai
peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa. Peran
dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai
sejawat belajar.
1.
Guru
sebagai guru.
Pekerjaan utama
guru adalah mengajar dan mendidik siswa siswa, yang berusaha agar semua
siswanya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diajarkan dengan
baik.
2.
Guru sebagai
orang tua.
Tempat
mencurahkan segala perasaan siswa, tempat mengadu siswa ketika mengalami
gangguan. Siswa merasa aman dan nyaman ketika dekat dengan guru, bahkan merasa
rindu jika tidak bertemu guru. Interaksi guru dan siswa bagaikan hubungan orang
tua dan anak, hangat, akrab, harmonis, dan tulus.
3.
Guru sebagai
teman.
Sebagai
pasangan untuk berbagai pengalaman dan beradu argumentasi dalam diskusi secara
informal. Guru tidak merasa direndahkan jika siswa tidak sependapat, atau
memang pendapat siswa yang benar, dan menerima saran siswa murid yang masuk
akal. Hubungan guru dan siswa mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses
pembelajaran.
C.
Komunikasi Interpersonal
Bentuk komunikasi interpersonal antara guru dengan guru, guru dengan siswa,
dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif,
karena setiapa orang diberi kesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran.
Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang menyenangkan pada tiap
personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
masing-masing. Dalam menciptakan iklim komunikatif guru hendaknya memperlakukan
siswa sebagai individu yang berbeda-beda, yang memerlukan pelayanan yang
berbeda pula, karena siswa mempunyai karakteristik yang unik, memiliki
kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda, memerlukan kebebasan memilih yang
sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah kemampuan
berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru selama mengajar diharapkan
tidak hanya terfokus pada pelajaran semata, tetapi juga berpengaruh pada
pengembangan soft skill mereka. Para guru harus bisa memahami siswa/siswinya,
terutama mereka yang memasuki usia remaja yang rentan dengan berbagai macam
pengaruh dari lingkungan. Dengan adanya komunikasi antarpribadi guru dengan
siswa diharapkan dapat membentuk konsep diri yang telah ada sebelumnya menjadi
lebih baik. Selain itu, proses komunikasi seperti ini juga dibutuhkan dalam
proses belajar mengajar, karena dalam komunikasi harus ada timbal balik
(feedback) antara komunikator dengan komunikan. Begitu juga dengan pendidikan
membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang disampaikan, dalam hal ini
materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada komunikan (siswa) bisa dicerna
oleh siswa dengan optimal, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai bisa
terwujud. Tidak mungkin bila komunikasi dilakukan tidak baik maka hasilnya akan
bagus.
Dimana fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab II Pasal 3 berbunyi: “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan tidak mungkin terwujud bila tidak dibarengi dengan faktor
penunjangnya. Salah satunya adalah komunikasi. Dan dapat disimpulkan bahwa
komunikasi memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Agar
jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi
yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara
aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara
epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Menurut
Santrock (2008), terdapat tiga aspek utama dari komunikasi dalam pembelajaran,
yaitu keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal. Berbicara di
hadapan kelas dan di hadapan siswa harus dapat mengkomunikasikan informasi
secara jelas. Kejelasan dalam berbicara penting agar pengajaran yang dilakukan
oleh guru dan proses belajar yang diikuti siswa dapat berjalan responsive.
Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan
pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh
Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia
melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk
memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung
membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan
motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah
rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang
bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah
:
1.
Memilih cara dan metode mengajar yang tepat
termasuk memperhatikan
penampilannya
2.
Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
3.
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
4.
Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya,
sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan
dirinya
5.
Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk
menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar
diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah.
6.
Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif
tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah
kegiatan jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
7.
Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang
dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih
mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa
saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
8.
Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka
berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa
berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif lainnya serta menghormati siswa yang telah
mau mengungkapkan pendapatnya.
D.
Penciptaan Iklim Komunikatif
Ada beberapa
kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh guru dalam proses belajar
mengajar supaya pembelajaran menjadi menyenangkan, yaitu:
1.
Kemampuan
guru mengembangkan sikap positif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
cara menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, menghindari
kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan pemberian
insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa.
2.
Kemampuan
guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. Bisa
dilakukan dengan menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan orang
lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan
sabar (Ali Imran, 1995). Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-masing pihak
merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak
lain sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan meraka untuk
dipenuhi secara bersama-sama
3.
Kemampuan
guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan cara penyampaian materi di kelas yang
menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu
yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil
belajar. Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan
menjadi dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa, menarik
perhatian siswa dan menolong penerimaan materi pelajaran.
4.
Kemampuan
guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegitan pembelajaran. Berhubungan
dengan komunikasi antar siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan
siswa yang mengganggu serta mmpertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar
semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru
mengelola interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atu dua
arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi
multi arah yaitu dari guru ke siswa dan dari siswa ke siswa.
5.
Kemampuan
guru mengondisikan kelas
Berhubungan dengan kapan guru harus serius dan santai
E.
Dampak
Interaksi Guru dan Siswa
Dampak
Negatif
1.
Kontrol dan batasan terhadap siswa sangat ketat, atau
malah guru menerapkan sedikit sekali kontrol. Guru tidak tegas dalam
menjalankan peraturan kelas (inkonsisten). Cenderung menjadi teman bagi siswa,
permisif atau serba boleh atau malah tidak mau terlibat dengan siswa sama
sekali.
2.
Lay out kelas tetap sama, tidak mengubah -ubah letak
tempat duduk siswa sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
3.
Siswa melanggar langsung dihukum, guru tidak mau
mendengar alasan siswa,keputusan semua berasal dari guru. Siswa mengalami
kekurangan motivasi karena aspirasinya tidak didengar.
4.
Komunikasi hanya satu arah, kelas baru dianggap baik
apabila sunyi. Saat guru berbicara, siswa mendengar saja , siswa menjadi tidak
berinisiatif karena siswa tidak boleh interupsi. Siswa takut menjalin
komunikasi dengan guru.
5.
Tidak ada minat dan perhatian terhadap siswa, Tidak
perhatian pada siswa , telalu memperhatikan emosi siswa dari pada kesuksesan
pengelolaan kelas. Tidak menerapkan disiplin kepada siswa, hanya memperhatikan
siswa jika mereka berbuat negatif, tidak ada penghargaan bagi mereka yang sudah
berbuat positif.
6.
Tidak kreatif, menggunakan materi yang sama setiap
tahun, tidak ada variasi, guru tidak mempersiapkan kelasnya.
Dampak
Positif
1. Mendengarkan
dan tidak mendominasi.
Karena siswa merupakan pelaku utama
dalam pembelajaran, maka guru harus memberi kesempatan agar siswa dapat aktif.
Upaya pengalihan peran dari fasilitator kepada siswa bisa dilakukan sedikit
demi sedikit.
2. Bersikap
sabar.
Aspek utama pembelajaran adalah
proses belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar
melihat proses yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini
sama dengan guru telah merampas kesempatan belajar siswa.
3. Menghargai
dan rendah hati.
Berupaya menghargai siswa dengan
menunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka
4. Mau
belajar.
Seorang guru tidak akan dapat
bekerja sama dengan siswa apabila dia tidak ingin memahami atau belajar tentang
mereka.
5. Bersikap
sederajat.
Guru perlu mengembangkan sikap
kesederajatan agar bisa diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya
6. Bersikap
akrab dan melebur.
Hubungan dengan siswa sebaiknya
dilakukan dalam suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati
(interpersonal realtionship), sehingga siswa tidak merasa kaku dan sungkan
dalam berhubungan dengan guru.
7. Tidak
berusaha menceramahi.
Siswa memiliki pengalaman,
pendirian, dan keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, guru tidak perlu
menunjukkan diri sebagai orang yang serba tahu, tetapi berusaha untuk saling
berbagai pengalaman dengan siswanya, sehingga diperoleh pemahaman yang kaya
diantara keduanya.
8. Berwibawa.
Meskipun pembelajaran harus berlangsung
dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat
menunjukan kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan
tetap menghargainya.
9. Tidak
memihak dan mengkritik.
Di tengah kelompok siswa seringkali
terjadi pertentangan pendapat. Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral
dan berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda
pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
10. Bersikap
terbuka.
Biasanya siswa akan lebih terbuka
apabila telah tumbuh kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena
itu, guru juga jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui
sesuatu, agar siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar
11. Bersikap
positif.
Guru mengajak siswa untuk mamahami
keadaan dirinya dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya
mengeluhkan keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap
siswa adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan salah satu contoh
bentuk komunikasi sehari-hari. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu mencapai tujuan pendidikan.
Adanya komunikasi antara guru dan murid dalam pembelajaran sangatlah
penting. Tanpa adanya komunikasi, proses
belajar mengajar tidak akan bisa berjalan dengan baik. Bentuk komunikasi yang
efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah bentuk
komunikasi antarpersonal. Karena dalam kedua proses tersebut dapat menghasilkan
feedback (timbal balik) yang dimana dapat mengetahui apakah komunikasi dapat
diterima dengan baik atau tidak. Selain itu kedua proses tersebut dapat
memaksimalkan penyampaian informasi dari guru kepada siswanya. Agar informasi
yang diberikan oleh guru dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh siswanya.
B.
Saran
Untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas agar menghasilkan prestasi
belajar yang berkualitas pula, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang secara
langsung berkaitan dengan berlangsungnya suatu proses belajar mengajar
tersebut. Yang terpenting adalah komunikasi yang terjalin didalamnya. Selain
komunikasi, ada juga hal lain yang harus diperhatikan yaitu: guru, siswa,
kurikulum dan sarana, serta faktor lain yang sifatnya kontekstual agar peranan
komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat terealisasi dengan baik, yaitu
agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.
Latar Belakang.......................................................................................................
B.
Rumusan Masalah..................................................................................................
C.
Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A.
Pengertian Guru, Siswa, Komunikasi dan
Pendidikan............................................
B.
Peran Guru...............................................................................................................
C.
Komunikasi Interpersonal........................................................................................
D.
Penciptaan Iklim Komunikatif................................................................................
E.
Dampak Interaksi Guru dan Siswa..........................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A.
Kesimpulan..............................................................................................................
B.
Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar