KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
haturkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa juga saya mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah menugasi dan memotifasi
saya untuk menyusun karya ilmiah (makalah) ini. Sehingga dapat mempermudah
dalam mepelajari seni teater dan
perannya dala lingkup sosial dan masyarakat.
Penulis
membuat makalah ini karena dengan alasan kuat yaitu diantaranya; mempermudah
mahasiswa atau siapa saja yang mau mempelajari seni teater. Selain itu, para pembaca juga bisa mengetahui peran dari
seni teater dalam kehidupan bermasyarakat.
Makalah
ini masi kurang
sempurna sehingga penulis memerlukan penyempurnaan dan perbaikan.
Ini diakibatkan adanya kendala yang dihadapi oleh oleh penulis pada
saat menyusunnya. Karena
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaannya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan selamat membaca!
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang
kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia
selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya
dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni.
Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung
ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang.
Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi
perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah
kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita
menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal
ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan
para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam
memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar
belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini
adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak hanya
untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin
disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial
yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral,
agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17
April 2013)
Sehingga untuk memahami lebih dalam lagi
mengenai tetaer di makalah ini sengaja disusun dan di kemas dengan judul “Seni Teater dan
perannya dalam Masyarakat”. Seperti apa pembahasannya, mari kita telusuri pembahasan selanjutnya
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari
makalah ini adalah sebagai berikut;
Untuk mengetahui apa dan
seperti apa itu seni teater.
Untuk dijadikan bahan
pembelajaran.
Untuk memperoleh nilai
dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut;
Apa itu teater?
Bagaimana sejarah teater?
Bagaimana peran teater
dalam lingkup sosial masyarakat?
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika
dalam penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu bab I yang berjudul
Pendahuluan yang menjelaskan mulai dari latar belakang penulisan, tujuan
penulisan, rumusan masalah, dan sistematika Penulisan. Kemudian bab II yang
berjudul pembahasan, disini merupakan inti dari keseluruhan pembahasan.
Keseluruhan pembahasan ditutup dengan bab III yang berjudul Penutup, yang
mencantumkan kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Seni teater
2.2 Pengertian teater
Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan, tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.
Arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.
Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan, tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.
Arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.
Arti sempit
adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakanx diatas pentas, disaksikan
oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis
denga diiringi musik, nyanyian dan tarian.
Teater adalah salah
satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni
pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan
tentang kehidupan manusia.(w.w.w.geoogle.com,diunduh 17 april 2013)
2.3 Sejarah perkembangan teater di Indonesia
Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti seeing Place (Inggris). Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat l angsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan.
Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan.
Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk menyebut pertunjukan drama dengan istilah teater.
Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti seeing Place (Inggris). Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat l angsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan.
Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan.
Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk menyebut pertunjukan drama dengan istilah teater.
1. Teater Tradisional
Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater Tradisional di Indonesia (2006) mengatakan, sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak
sebelum Zaman Hindu. Pada
zaman itu, ada tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara
ritual. Teater tradisional merupakan
bagian dari suatu upacara
keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan
masyarakat kita. Pada saat itu, yang disebut “teater”, sebenarnya baru
merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater
yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut
membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam masyarakat lingkungannya.
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Macam-macam teater tradisional Indonesia adalah :wayang kulit, wayang wong, lenong, randai, drama gong, arja,ubrug,ketoprak, dan sebagainya.
2. Teater Transisi (Modern)
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Macam-macam teater tradisional Indonesia adalah :wayang kulit, wayang wong, lenong, randai, drama gong, arja,ubrug,ketoprak, dan sebagainya.
2. Teater Transisi (Modern)
Teater
transisi adalah penamaan atas kelompok teater
pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh
budaya lain. Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater tradisional
dengan model garapan memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat, dinamakan
teater bangsawan. Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai
ditulis, meskipun masih dalam wujud cerita ringkas atau outline story (garis
besar cerita per adegan). Cara penyajian
cerita dengan menggunakan panggung dan dekorasi. Mulai memperhitungkan teknik
yang mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilah teater tradisional berkenalan dengan
teater non-tradisi. Selain pengaruh dari teater bangsawan, teater tradisional
berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang Belanda
di Indonesia sekitar tahun 1805 yang kemudian berkembang
hingga di Betawi (Batavia) dan mengawali berdirinya gedung Schouwburg pada
tahun 1821 (Sekarang Gedung Kesenian Jakarta).
Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater non-tradisi dimulai sejak Agust Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa), yang pada saat itu masih belum menggunakan naskah drama/lakon. Dilihat dari segi sastra, mulai mengenal sastra lakon dengan diperkenalkannya lakon yang pertama yang ditulis oleh orang Belanda F.Wiggers yang berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno, pada tahun 1901. Kemudian disusul oleh Lauw Giok Lan lewat Karina Adinda, Lelakon Komedia Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya, yang menggunakan bahasa Melayu Rendah.
Setelah Komedie Stamboel didirikan muncul kelompok sandiwara seperti Sandiwara Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang didirikan Willy Klimanoff alias A. Pedro pada tanggal 21 Juni 1926. Kemudian lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul, Komidi Bangsawan, Indra Bangsawan, Sandiwara Orion, Opera Abdoel Moeloek, Sandiwara Tjahaja Timoer, dan lain sebagainya. Pada masa teater transisi belum muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara. Karenanya rombongan teater pada masa itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman Kemerdekaan. , diunduh 17 April 2013)
Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater non-tradisi dimulai sejak Agust Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa), yang pada saat itu masih belum menggunakan naskah drama/lakon. Dilihat dari segi sastra, mulai mengenal sastra lakon dengan diperkenalkannya lakon yang pertama yang ditulis oleh orang Belanda F.Wiggers yang berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno, pada tahun 1901. Kemudian disusul oleh Lauw Giok Lan lewat Karina Adinda, Lelakon Komedia Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya, yang menggunakan bahasa Melayu Rendah.
Setelah Komedie Stamboel didirikan muncul kelompok sandiwara seperti Sandiwara Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang didirikan Willy Klimanoff alias A. Pedro pada tanggal 21 Juni 1926. Kemudian lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul, Komidi Bangsawan, Indra Bangsawan, Sandiwara Orion, Opera Abdoel Moeloek, Sandiwara Tjahaja Timoer, dan lain sebagainya. Pada masa teater transisi belum muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara. Karenanya rombongan teater pada masa itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman Kemerdekaan. , diunduh 17 April 2013)
1. Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
2. Gerak sebagai unsur penunjang (gerak tubuh, gerak
suara,gerak bunyi dan gerak rupa)
3.
Suara sebagai
unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
4.
Bunyi sebagai
efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
5.
Rupa
sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
6.
Lakon sebagai
unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)
Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur -unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.
Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur -unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.
a)
Teater
rakyat yaitu teater yang didukung oleh
masyarakat kalangan pedesaan, bentuk teater ini punya karakter bebas tidak
terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang kaku, sifat nya spontan,improvisasi.
Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.
b)
Teater Keraton yaitu Teater yang lahir dan
berkembang dilingkungan keraton dan
kaum bangsawan.
Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan terbatas dengan tingkat
artistik sangat tinggi,cerita berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang dekat
dengan dewa-dewa. Contoh;teater wayang
c)
Teater Urban atau kota-kota. Teater ini Masih
membawa idiom bentuk rakyat dan
keraton teater
jenis ini lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya kelompok- kelompok baru
dalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru sebagai fenomena modern dalam seni
pertunjukan di Indonesia.
d) . Teater kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan
sebagai tipe melainkan sebagai
individu . dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk tumbuh dengan kreatifitas yang tanpa
batas. Pendukung teater ini masih sedikit yaitu orang-orang yang menggeluti
teater secara serius mengabdikan hidupnya pada teater dengan melakukan pencarian, eksperimen berbagai bentuk teater untuk
mewujudkan teater Indonesia masa
kini.
Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh
dan berkembang secara turun menurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak
lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan.
Misalnya : untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara khusus untuk
meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah dan terjaga
dari berbagai gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih maka
dilaksanakan upacara panen. Juga peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang (kelahiran,
khitanan, naik pangkat/ status dan kematian dll) selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa
teater dengan penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita, dengan acara, tatacara yang unik dan menarik.
2.6 Teater sebagai seni kolektif
Teater merupakan seni yang cukup istimewa, dalam proses pembuatan karya pun
sangat panjang dengan latihan (fisik/mental) serta melibatkan orang banyak atau
berbagai kelompok yang
membutuhkan kerja sama sehingga mewujudkan suatu karya yang maksimal. Adapun orang-orang yang terlibat langsung
adalah actor/aktris, sutradara, produser,
manager, art director dan penata
teknis. Teater merupakan karya seni yang istimewa karena kisahnya yang
menunjukan kehidupan didunia atau masyarakat
sehari-hari yang dapat dinikmati oleh media audio visual. Teater juga karya seni gabungan dari berbagai
seni, yaitu seni gerak atau peran, seni suara dan seni sastra.
2.7 Teater sebagai Imitasi Kehidupan
1. Ciri-ciri teater sebagai imitasi
kehidupan
Plot atau alur cerita sebagai bentuk kehidupan manusia
Adanya suatu action sebagai pelukisan hidup manusia
Adanya hubungan bahasa pentas dan sastra
Pemeran (penokohan atau perwatakan)
Konflik manusia merupakan dasar lakon
Dialognya banyak berorientasi pada dialog hidup masyarakat
2. Ciri-ciri
peran dramatis dalam pertunjukan teater
Peran merupakan kreasi yang dilakukan oleh actor atau aktris
Peran yang dibawakan bersifat alamiah dan wajar
Peran
disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasanny
2.8 Peranan penyutradaraan
dalam menciptakan struktur penyajian teater
Sutradara yaitu
orang yang mengoordinasikan segala anasir
Pementasan. Sejak latihan dimulai sampai selesai. Maka
dari itu sutradara harus menguasai segi artistic dan segi teknis
pementasan. Adapun tugas dan peranan
sutradara adalah :
Memilih pemain
Menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain Menyusun rencana pembiayaan
Mendiskusikan rancangan tata panggung, tata rias, dan tata cahaya Menyusun program teaterikal Melatih para pemain Mewujudkan lakon di atas pentas Memberikan dorongan moral dan mengamati
pertunjukan selama pertunjukan berlangsung
2.9 Persiapan Pementasan Teater
1. Pemilihan peran
Aktor dan aktris merupakan tulang pementasan. Pemilihan actor atau aktris
biasanya disebut casting. Ada lima macam teknik casting yaitu: Casting by ability, yaitu pemilihan peran berdasar kecakapan atau kemahiran
yang sama atau mendekati peran
yang dibawaka Casting ti type, yaitu pemilihan peran berdasarkan atas kecocokan fisik pemain
Antitype casting, yaitu pemilihan peran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang dibawakan (berlawanan dengan
watak dan cirri fisiknya sendiri),Casting to emotional temperament,
yaitu pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran Therapeutic casting, yaitu pemilihan pemeran dengan maksud untuk penyembuhan
terhadap ketidakseimbangan psikologi dalam diri seseorang
2.
Mengadaptasikan karakter peran sesuai casting
Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana keterampilan seseorang actor dalam berperan ditentukan
oleh kemampuannya meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh lain yang dibawakannya
3. Hal yang harus diperhatikan oleh
pemeran:
a. Kreasi yang dilakukan actor atau
aktris
b. Peran yang dibawakan harus
bersifat Alamiah dan wajar
c. Peran yang dibawakan harus
disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan
dari pementasan.
d. Peran yang dibakan harus diosesauikan
dengan periode tertentu dan watak yang harus direpresentasikan.
4. Menunjukan pola permainan (blocking)
Dalam seni peran setiap tokoh
harus mampu memerintah badan, suara, emosi
dan semua situasi dramatic. Ia harus mampu membantu dan mengontrol Adapun
contoh permainan (blocking) gerak-gerak pokok yang
harus disiapkan oleh pemeran,
yaitu:
a. Latihan tubuh
b. Latihan suara
c. Observasi dan
imajinasi
d. Latihan konsentrasi
e. Latihan
teknik
Gerak tambahan yaitu gerakan yang dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan ekspresi dari drama.
2.10 Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana
1) . Memerankan karakterisasi peran
Karakter berkaitan erat dengan
penokohan dan perwatakan. Watak tokoh menjadi nyata
terbaca dalam dialog dan catatan samping.
Berdasarkan peranan terhadap
jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
a. Tokoh
Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
b. Tokoh
Antagonis, yaitu tokoh penentang cerita.
c.
Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu (baik untuk protagonis maupun antagonis).
Berdasarkan peranannya dalam
tokoh serta fungsinya, terdapat tokoh-tokoh
sebagai berikut:
a. Tokoh
sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan lakon. Tokoh sentral merupakan biang keladi pertikaian
(protagonist dan antagonis).
b. Tokoh
utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga disebut perantara tokoh sentral
(tritagonis).
c. Tokoh
pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dari mata rantai
cerita.
2). Mementaskan teater Nusantara
Pementasan teater merupakan kerja
atau karya kolektif. Keberhasilan suatu pementasan
tidak hanya ditentukan oleh sutradara, tetapi juga melibatkan berbagai unsur secara serentak dan kelompok yang mendukung pementasan.
Adapun orang-orang yang terlibat
dalam pementasan:
a. Aktor atau aktris sebagai tokoh
yang memerankan langsung cerita.
b. Sutradara, yaitu pekerja teater yang bertugas memimpin actor
atau aktris dan pekerja teknis dalam pementasan.
c. Produser yang bertugas memberikan biaya pementasan
d. Manager yang
mengatur pelaksanaan pementasan.
e. Penata pentas
yaitu yang mengatur penghidupan peran di pentas, pengaturan pentas seperti pengaturan pentas,
dekorasi, Tata lampu (lighting), tata suara, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pentas
f. Penata
artistic, yaitu yang mengatur secara artistic hal-hal yang banyak berhubungan dengan pemenyasan secara
langsung, seperti tata rias, tata busana, tata musik
dan efek suara.
Untuk
mementaskan teater Nusantara, selain adanya kerja sama yang baik di segala pihak, kita
pun harus
menentukan cerita apa yang akan dimainkan. Hal
tersebut berkaitan dengan
cerita di
Nusantara, misalnya Ande-ande Lumut, Si Kabayan, Jaka Tarup, Bawang Merah
Bawang Putih, terjadinya Gunung Tngkuban Perahu, Danau Toba. April 2013)
2.11 Peran seni teater dalam lingkup sosial
masyarakat
Pertunjukkan
teater rakyat tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada
amanat yang
ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan
kehidupan
sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial
yang berlaku
pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan
ekonomi, dan
kehidupan politik.
Semua itu
tercermin dalam bentuk garapan teaternya. Bentuk-bentuk garapan teater rakyat
selalu
dan merupakan
cerminan kehidupan sosial. Apa yang diungkapkan dalam garapan teaternya
adalah suasana
hati, perasaan, dan nurani, serta keadaan jiwa. Oleh karena itu, teater
merupakan
media ungkap
seniman teater sebagai wakil dari nurani masyarakat pendukungnya.
Berikut fungsi-fungsi teater dalam lingkup sosial
masyarakat.
a. Teater berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan ide-ide keindahan
(presentasi estetis).
Manusia bisa tersentuh oleh ungkapan-ungkapan seniman lewat media teater.
Bagaimana indahnya hidup rukun dengan sesama dan bagaimana indahnya hidup
berdampingan dengan alam. Kadang-kadang, ide-ide itu tidak semuanya
menyenangkan penonton. Bisa saja penonton setelah melihat pertunjukkan teater
merasa benci, marah, takut, haru, atau sedih. Semua perasaan itu luruh menjadi
perasaan tunggal, yaitu indah (estetis). Menonton sebuah pertunjukkan teater
adalah belajar menafsirkan ide-ide apa yang dikomunikasikan oleh seniman teater
kepada khalayak. Oleh sebab itu, penonton dituntut untuk tidak hanya
menggunakan emosinya dalam menyaksikan pertunjukkan, tetapi juga pikirannya
agar bisa mengambil hikmah dari apa yang telah disaksikannya. Dalam sebuah
pertunjukkan, selalu ada tema, isi, serta pesan yang ingin disampaikan kepada
penonton. Menonton adlah proses belajar memahami gagasan atauide yang
disampaikan oleh orang lain (seniman). Jika kamu tidak paham, pertunjukkan
teater tersebut tiada bermanfaat. Oleh sebab itu untuk memahami sebuah pertunjukkan,
kamu harus sering menonton pertunjukkan teater agar hati dan pikiranmu terasa
menerjemahkan sebuah karya drama.
b. Teater
berfungsi untuk alat propaganda, misalnya program-program pemerintah,
propaganda politik, atau program-program yayasan tertentu yang berhubungan
dengan jasa layanan masyarakat. Program-program pembangunan yang dicanangkan
oleh pemerintah sering dititipkan pada pertunjukkan teater rakyat. Misalnya,
menyosialisasikan program Keluarga Berencana (KB), sadar hukum, disiplin
nasional, bebas narkoba, atau hidup sederhana.(http://.seniteater.co.id, diunduh 15
April 2013)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam
suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi
dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya
teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan
daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater
tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat,
sumber dan tata-cara di mana teater tradisional
lahir. Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah
tetaer tidak terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi
pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang
harus di lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang
sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat
penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu
contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian
segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
3.2 Saran
Makalah ini merupakan
bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa
menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi
makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu
saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara
Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
.
DAFTAR PUSTAKA
diunduh 17 April 2013)
DAFTAR ISI
KATA
PENGATAR...........................................................................................
DAFTAR
ISI.......................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN...................................................................................
1.1.Latar Belakang.............................................................................................
1.2.Rumusan Masalah........................................................................................
1.3.Tujuan............................................................................................................
1.4.Sistimatika Penulisan...................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................
2.1.Seni Teater....................................................................................................
2.2.Pengertian Tetaer.........................................................................................
2.3.Sejarah Perkembangan Teater Di
Indonesia..............................................
2.4.Unsur-Unsyr Teater......................................................................................
2.5.Bentuk Teater Di Indonesia.........................................................................
2.6.Tetater Sebagai Seni Kolektif......................................................................
2.7.Teater sebagai imitasi Kehidupan...............................................................
2.8.Peran Penyutradaraan..................................................................................
2.9.Persiapan Tetaer...........................................................................................
2.10. Mementaskan Dramatisasi Puisi.............................................................
2.11
Peran Seni Teater dalam Lingkup Sosial Masyarakat.............................
BAB
III PENUTUP............................................................................................
3.1.
Kesimpulan..................................................................................................
3.2
Saran.............................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................
MAKALAH TETAER
SENI TEATER
OLEH
:
NAMA
KELOMPOK :
1.
LALU
ARDY WIRANATA
2.
JOY
RADESA
3. SOFIYAN ILHAM S
Asal Sekolah : Ma
Al-Abror Kesik
TP.
2016/2017
makalah adalah sebuah bentuk karya tulis ilmiah
BalasHapuskalo tidak ditulis maka bukan makalah
BalasHapusjos gandos.. bermanfaat
BalasHapus