BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Akar
peradaban ialah adab berasal dari bahasa Jawa kawi,
peranakan dari bahsa Sangsakerta, yang ucapannya adab berarti kesopanan,
hormat-menghormati budi bahasa, etiket, dan lain-lain. Sebelum munculnya Islam
sebagai pembaharu dalam kehidupan baik secara social kebudayaan maupun
pemerintahan telah berkembang kebudayaan besar didunia ini yang memiliki peran
yang sangat besar yaitu Kebudayaan Romawi Timur, Kebudayaan Persia dan
Kebudayaan Arab Jahiliyah yang nantinya akan turut mempengaruhi
kemajuan kekuatan dari pengaruh Islam. Perkembangan kebudayaannya ini,
menghasilkan 2 kekuatan besar yaitu “Agama dan Imperium” yang dijadikan sebagai
dasar dalam pertumbuhan kebudayaan dan kerajaannya.
Dengan
kekuatan agama mereka menyembah berhala-berhala atau mempunyai tuhan lebih dari
satu (politheism).Dimana raja-raja menerapkan otoritas kesucian
dan menjadi pimpinan persembahan dewa. Mereka menjalankan fungsi
meditasi antara dewa dan manusia. Imperium juga mendukung pembentukan
individualitas sosial dengan menyediakan dasar-dasar kultural, keagamaan dan
hukum bagi sebuah masyarakat[2].
Kondisi
sosial keagamaan, politik, pemerintahan dan lain-lain yang terjadi pada kebudayaan Romawi
Timur, Kebudayaan Persia maupun Kebudayaan Arab Jahiliah, memberikan gambaran
adanya berbagai macam interaksi yang kompleks bahwa telah terjadi pembentukan
strata dalam lingkungan masyarakat. Serta bahkan pemimpin agama, pemerintah
serta kaum politik merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan elit. Oleh
karena itu lewat makalah ini, penuyusun akan menyampaikan fenomena-fenomena
kebudayaan yang terjadi.
Peradaban
dunia menjelang lahirnya islam telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran
Allah. Pada masa pra-islam. Terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yaitu
peradaban romawi timur dan peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga
Arab, tempat lahirnya islam. Dua kekuatan besar tersebut merupakan dua
super power dunia pada masa itu
sekaligus merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama islam
belum dikenal dalam pencaturan sejarah dunia sebelumnya.
Peradaban
Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama sekali
tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu di
sebut sebagai peradaban jahiliah. Dalam situasi dan kondisi peradaban dunia
yang semacam itulah Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah untuk membawa agama
islam dengan menjunjung tinggi peradaban bermoral.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana peradaban Romawi Timur sebelum
islam ?
2.
Bagaimana peradaban Arab Jahiliah sebelum islam
?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui peradaban Romawi Timur sebelum
islam.
2.
Mengetahui peradaban Arab Jahiliah sebelum
islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERADABAN
ROMAWI TIMUR
Kerajaan
Romawi didirikan pada tahun 753 sebelum masehi (SM). Roma menjadi pusat
mercusuar Romawi sekaligus Ibu kota kerajaan. Secara usia kota Roma lebih tua
dari kerajaan Romawi karena jauh sepuluh abad sebelum kerajaan Romawi lahir,
kota Roma sudah lama berdiri kokoh. Namun sayangnya, pada 395 SM setelah
kematian Thedosius I, kekaisaran Romawi pecah menjadi dua bagian, kerajaan
Romawi Barat (Roma) dan Kerajaan Romawi Timur, dengan beribu kota di
Konstantinopel dan Konstantinus Agung (kaisar Constantin) sebagai Maharaja.
Seperti
biasa, dalam sebuah kerajaan pasti terjadi pasang surut masa kejayaan. Begitu
pula kerajaan Romawi, masa kejayaan disandang kerajaan Romawi ketika di bawah
pimpinan Maharaja Yustianus I (527-565 M). Di era ini pula terjadi peperangan
sengit dengan kerajaan Persia Sasanid, dan berujung pada sebuah perjanjian yang
disebut “Perjanjian Damai Kekal” walaupun dalam praktik perjalanannya tidak
kekal. Berkat jasa panglima Belisarius dan Narses, Romawi di bawah Yustianus I
berhasil menaklukkan Afrika Utara, Italia, dan beberapa kawasan lainnya dari
tangan bangsa Vandal dan Bangsa Got Timur.
Membicarakan
kebudayaan Romawi tidak dapat dilepaskan dari afiliasi Yunani yang
menghegemoninya. Pengaruh budaya Yunani sangat besar terhadap corak kebudayaan
Romawi. Filsafat, kesenian, Ilmu pengetahuan, dan Kesusastraan Romawi secara
esensial merupakan sinergitas dan kontinuitas dari kebudayaan Yunani.
1. Agama
Negeri-negeri yang berada dibawah kekuasaan
Romawi Timur pada umumnya beragama nasrani yang pada waktu itu terpecah dalam berbagai aliran. Adapun yang termasyur diantara aliran tersebut
ada tiga, yaitu sebagai berikut :
a. Aliran Yaaqibah bertebaran di
Mesir, Habsyah dan lain-lain.
b. Aliran Nasathirah,
Bertebaran di Musil, Irak dan Persia
c. Aliran Mulkaniyah bertebaran di
Afrika Utara, Sisilia cyria dan Spanyol
Diantara ketiga aliran ini terdapat perbedaan keyakinan.
Aliran Yaaqibah berkeyakinan bahwa Isa Al-Masih adalah Allah dengan
pengertian bahwa Allah dan manusia bersatu dalam diri Al masih. Sedangkan aliran Nasathirah
dan Mulkaniyah berkeyakinan bahwa dalam diri Al- Masih terdapat dua
tabiat, yaitu tabiat ke Tuhanan dan tabiat kemanusiaan.
Perbedaan seru terus-menerus terjadi antara aliran-aliran
ini tertang keyakinan kepercayaan kepada Allah. Dilukiskan dalam Al-qur’an
tentang kepercayaan mereka itu.
Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al
Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani
Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun.” (Q.S. Al- Maidah (5):72)
“Sesungguhnya
kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari
yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (Q.S. Al-
Maidah (5):73)
Dan
(ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan
selain Allah ?". 'Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah
mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".(Q.S. Al-
Maidah (5):116)
2. Filsafat
Membicarakan masalah “kebudayaan
Romawi”, terutama filsafat, kesenian, ilmu pengetahuan dan
kesusastraan, kita juga harus membicarakan “kebudayaan Yunani” karena
kebudayaan Yunani pada hakekatnya adalah lanjutan dari kebudayaan Yunani.
Jurji Zaidan, membagi kebudayaan Yunani kepada tujuh zaman,
yaitu sebagai berikut :
1. Masa
dongeng (mitologi), yaitu zaman Yunani purba, dimana seluruh kebudayaannya
penuh dengan dongeng dan khurafat.
2. Masa
Pahlawan (Heroik)(900-700 SM). Pada zaman ini hasil-hasil kebudayaan
menggambarkan semangat kepahlawanan. Terkenalah sekumpulan syair yang bernama Iliasdan Odyssa ciptaan Homerus, yang
melukiskan kisah perang.
3. Masa Lyric (Perasaan)(700-500
SM), yaitu masa kolonisasi Yunani di daerah Timur Tengah dan Afrika Utara: masa
berkuasanya “para Titan”. Karena itu puja dan puji menjadi sangat berpengaruh.
Pada waktu itu banyak tercipta sajak-sajak lyric.
4. Masa
Keemasan (500-323 SM). Pada masa ini
menjelmalah sajak-sajak tamsil (dramatik), filsafat, khithabah, dan sejarah.
5. Masa
Iskandary (323-146 SM). Pada masa ini pusat kebudayaan berpindah
dari Athena ke Iskandary
(Alexandria), sehingga Iskandary menjadi
pusat segala kegiatan ilmu, filsafat, dan sebagainya.
6. Masa
Yunani-Romawi (142-550 SM). Pada masa ini
daerah-daerah wilayah Yunani telah jatuh kedalam kekuasaan kerajaan Romawi.
Dengan demikian, jatuhlah (mundurlah) kebudayaan Yunani. Akan tetapi,
orang-orang kristen memperbaharui, megubah dan sebagainya, dan daerah-daerah
wilayah Yunani dimasukan kedalam wilayah Romawi Timur.
7. Masa
Byzantium (550-1453 SM),yaitu zaman
kegemilangan Romawi Timur (konstatinopel),dimana
menjadi pusat peradaban dan kebudayaan Yunani.
3. Bahasa Dan
Kesenian
Ada tiga
bahasa yang berpengaruh, yaitu bahasa latin, bahasa Greek dan bahasa Survani.
Dalam bahasa ini ditulis kitab suci, undang-undang cerita, sajak-sajak dan
sebagainya.Kesenian dan kesustraan Bizantium timbul kira-kira pada
abad kelima dalam kemaharajaan Romawi Timur. Kesenian ini terus berkembang di
Rusia dan Balkan. Kesenian Romawi sangat maju
pada masa kakaisaran Yustianus I(527-565M) dan pengganti-penggantinya, dan meluas sampai ke Itali Utara.
Patung-patung sangat banyak dibuat orang. Demikian pula bangunan-bangunan
gereja yang berkubah yang sangat terkenal yaitu gereja Aya Sophia dan banyak
didirikan gereja-gereja yang berbentuk silang Yunani berkubah lima. Disamping itu juga ada kegiatan seni lukis, seni pahat,, seni
suara, filsafat dan lainnya yang semuanya berjiwa dan
bersemangat gereja.
Dalam
makalah ini kita akan menyinggung sedikit tentang raja-raja yang berkuasa di
negara Romawi Timur, diantaranya:
1. Justin I
(518-527M)
Kaisar inilah yang memerintahkan kepada Negus untuk
memerangi negeri Yaman (kerajaan Himyariyah)
2. Justinian
I (Justinianus Agung)
Kaisar ini mahsyur namanya, karena dengan kepintaran dan
kecakapannya ia dapat mengembalikan kewibawaan negara, berkat keperwiraan dua
panglimanya, yaitu Belicarius dan Narcea
3. Justin II
Pada tahun-tahyn pertama dari masa pemerintahannya dia
berhasil membendung serangan-serangan bangsa Persia. Pada masa ininlah nabi
Muhammad dilahirkan yaitu pada tahun 571 M
4. Maurice
5. Heraclius
I
Dialah kaisar yang bertarung dengan umat islam, dimasa
pemerintahanyalah Suriah, tanah jajahan Romawi Timur itu seluruhnya jatuh
dibawah kekuasaan kaum muslimin, yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn
Khattab.(Mukhtar Yahya, Perpindahan-perpindahan kekuasaan di Timur Tengah,
hal472-474)
4.
Wilayah Kekuasaan dan Kebijakan Kerajaan
Romawi Timur memiliki wilayah meliputi:
Semenanjung Balkan, Asia Kecil (sampai Armenia), Syiria sampai Eufrat dan
Mesir. Setelah tahun 476 M, hubungan Romawi Barat dan Romawi Timur praktis
putus. Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun 1453 dengan melakukan
perdagangan dan setiap serangan dari bangsa Barbar disikapi dengan memberi
upeti.
Sebagai penguasa dunia orang-orang Romawi ternyata
tidak berhasil menguasai orang Arab. Pengiriman pasukan sebanyak 10.000 dari
mesir serta dukungan dari sekutunya ternyata menemui kegagalan, tujuan ekspansi
tersebut untuk menguasai rute perjalanan yang dimonopoli oleh orang arab untuk
kepentingan Romawi. Ketertarikan bangsa Romawi terhadap kawasan ini karena
kawasan ini dikenal sebagai kawasan wangi, sebagai penghasil wewangian dan
rempah-rempah.(Philip K. Hitti, History of the Arabs, hal:55)
Pada abad ke-5 kerajaan Romawi Barat sangat
lemah sehingga Kaisar yang cakap dan semangatpun (misalnya Majorian, berkuasa
457-461 M) tidak berdaya mencegah tumbangnya kerajaan Barat. Sedangkan pada
abad yang sama Kerajaan Timur bisa mengefektifkan sumber daya, energi, dan
kebijakan kerajaanya, dan dari 414 sampai 518, kerjaan Romawi Timur diuntungkan
dengan mempunyai penguasa-penguasa yang handal. Putra dan pengganti Theodosius
I ditimur, Arcadius (395-408) sangat terkenal.
Pemerintah Romawi Timur menjauhkan para tuan
tanah yang secara politik bisa mengancam untuk memungkinkan mereka mengubah
tanah-tanah yang bernilai ekonomis menjadi daerah-daerah yang independen dari
jabatan publik dan mengisinya dengan, dari tingkat hakim tinggi ke bawah dengan
kelompok profesional kelas menengah, banyak diantara mereka adalah ahli hukum.
Kaum profesional ini boleh jadi korup, tetapi mereka lebih patriotik dalam arti
mereka menyadari bahwa kepentingan pribadi mereka menuntut tegaknya negara
Romawi Timur.
Setidaknya dua Kaisar Roma, Marcian (450-457
M) dan Anastasius I (491-518 M) mengurangi korupsi pejabat dengan menerapkan
kontrol ketat terhadap administrator-administrator keuangan pejabat, dan
sekitar setengah perjalanan abad ke-5, kekuasaan hakim tinggi dikerajaan timur
dibatasi dengan melarang mereka menunjuk hakim-hakim dibawahnya. Kebijakan
pengawasan ketat administratif Marcian dan Anastasius I berhasil memperbaiki
keuangan pemerintah Romawi Timur.
B.
PERADABAN ARAB JAHILIAH
Jazirah arabiah adalah tempat lahirnya islam dan kemudian
menjadi pusat islam, merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan islam. Oleh
karena itu, perlu dijelaskan mengenai keadaan geografi, penduduk, politik,
ekonomi, dan sosial, bahkan agama, sebelum lahirnya agama islam.
1.
Keadaan Negeri Arabia
Negeri Arabia terletak di sebelah barat daya Asia, dan merupakan
semenanjung yang dikelilingi laut dari tiga jurusan; Laut Merah, Lautan Hindia,
dan Teluk Persia.
Negeri-negeri Arabia pada umumnya terdiri dari padang
pasir (sahara), tetapi tidak semuanya tandus, ada pula yang subur.
Para ahli
geografi membagi Jazirah Arabia sebagai berikut:
a.
Arabia Petrix, yaitu daerah-daerah yang
terletak di sebelah barat daya Lembah Syria.
b.
Arabia Deserta, yaitu daerah Syria sendiri.
c.
Arabia Felix, yaitu negeri Yaman, yang
terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”.
Adapun
ahli sejarah membagi penduduk Jazirah Arabia sebagai berikut:
a.
Arab Baidah (bangsa Arab yang telah punah), yaitu orang-orang Arab yang telah
lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena tersebut dalam
kitab-kitab suci, seperti kaum Ad, dan Samud. Di antara kabilah meraka yang
termashyur, yaitu Ad, Samud, Thasam, Jadis, dan Jurham.
b.
Arab Baqiyah (bangsa Arab yang masih lestari), dan mereka terbagi dalam dua
kelompok, yaitu sebagai berikut:
·
Arab Aribah, yaitu
kelompok Qahthan, dan tanah air mereka yaitu Yaman. Di antara kabilah-kabilah
mereka yang terkenal, yaitu Jurham, Ya’rab, dan dari Ya’rab ini lahirlah
suku-suku Kahlan dan Himyar.
·
Arab Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk Arabia, dari dusun sampai
ke kota, yaitu mereka yang mendiami bagian Jazirah Arabia dan negeri Hijaz
sampai ke Lembah Syria. Mereka dinamakan Arab Musta’rabah karena pada waktu
Jurham dari suku Qathaniyah mendiami Mekah, mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim
as. serta ibunya, di mana kemudian Ibrahim dan putra-putranya mempelajari
bahasa Arab.
Menurut
ahli riwayat Abul Fidaa mengatakan bahwa bangsa Arab terbagi tiga bagian,
yaitu: Baidah, Aribah dan Musta’ribah.
Arab
Musta’ribah, Arab Adnaniyah akhirnya bercabang menjadi dua suku besar yaitu
Kabiah dan Mudlar. Dari Kabiah muncul kabilah Asad yang menempati utara lembah
Rimmah dan kabilah Wail yang bercabang menjadi kabilah Qais Ailan yang
menurunkan marga Hawazin dan Sulaiman; kabilah Tamim, kabilah Hudzail menempati
pegunungan dekat Mekah, dan kabilah Kinaah dimana suku Quraisy datang darinya.
2.
Kerajaan-Kerajaan Arab
Sebelum Islam, di negeri-negeri Jazirah Arabia, telah
berdiri beberapa kerajaan, yang sifat dan bentuknya ada dua macam, yaitu
sebagai berikut:
a.
Kerajaan yang berdaulat, tetapi tunduk kepada
kerajaan lain (mendapat otonomi dalam negeri).
b.
Kerajaan tidak berdaulat, tetapi mempunyai
kemerdekaan penuh, ini lebih tepat disebut Induk Suku dengan kepala sukunya. Ia
memiliki apa yang dimiliki oleh kerajaan-kerajaan yang sebenarnya.
Menurut A. Hasjmy, ada beberapa Kerajaan Arabia yang
berdaulat, di antaranya sebagai berikut:
a.
Kerajaan Makyan, kerajaan ini terletak di
selatan Arabia, yaitu di daerah Yaman.
b.
Kerajaan Saba, kerajaan ini juga berdiri di
daerah tanah Yaman, yang pada waktu kerajaan Saba ini menggantikan kerajaan
Makyan. Kerajaan Saba sangat maju dan terkenal dalam sejarah, terutama terkenal
dengan bendungan raksasanya “Saddul Maarib”, sebagai bendungan raksasa pertama
di dunia.
c.
Kerajaan Himyar, kerajaan ini terletak antara
Saba dan Laut Merah, yang meliputi daerah-daerah yang bernama Qitban sehingga
kerajaan ini kadang-kadang dinamakan juga Kerajaan Qitban. Daerah-daerah
Yaman, dimana tempat berdirinya tiga kerajaan tersebut diatas kemudian dijajah
oleh kerajaan Habsyah (kerajaan Habsyah dibawah naungan kerajaan Romawi Timur).
Kemudian dijajah lagi oleh kerajaan Persia, dimana seluruh orang Habsyah
dibunuh habis.
d. Kerajaan
Hirah, beberapa kabilah Arab yang tinggal dekat dengan perbatasan Kerajaan
Romawi dan Persia mengenyam kemerdekaannya yang penuh. Mereka mendirikan kerajaan-kerajaan
dan mereka menganut politik bersahabat dengan kerajaan besar tetangganya
(Persia dan Romawi).
e. Kerajaan
Ghasan, kerajaan ini terletak di daerah Syam. Kerajaan ini sangat rapat
hubungannya dengan Kerajaan Romawi Timur, sehingga satu waktu menjadi wilayah
dari Kerajaan Romawi.
f.
Negeri Hijaz, Hijaz mempertahankan
kemerdekaannya sejak lama, juga kerajaan Romawi dan Persia tidak dapat menjajah
Hijaz.Penduduk Arab mempunyai satu agama, sedangkan aqidah mereka
bermacam-macam, yang menjadi pusatnya adalah Mekah.
g. Mekah,
kota tempat berdirinya ka’bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra
sulungnya, Nabit, kemudian oleh penguasa-penguasa dari Kabilah Jurham. Kemudian
Kabilah Jurham digantikan oleh Kabilah Khuza’ah yang datang dari Yaman setelah
runtuhnya bendungan Maarib yang dapat berkuasa selam lebih kurang 300 tahun.
Pada masa itu mereka banyak berbuat kesalahan, terutama menimbulkan paham yang
salah terhadap agama.
3.
Kekuasaaan kaum Quraisy
Pada abad V masehi kaum Quraisy merebut pimpinan Mekah
dan Ka’bah dari Khuza’ah. Dibawah pimpinan kaum Quraisy, dan waktu itu Mekah
menjadi maju.
Untuk mengurus Mekah dan sekitarnya, didirikanlah semacam
pemerintahan oleh kaum Quraisy. Pada zaman Abdul Muthalib, Mekah
lebih maju dan sumur zamzam disempurnahkan pemugarannya, yaitu pada tahun 540
M.
4.
Keadaan Politik
Masyarakat pada zaman jahiliah tidak memiliki
pemerintahan seperti sekarang. Mereka hanya memiliki pimpinan yang mengurus
berbagai hal dalam keadaan perang dan damai. Sering terjadi perang antar kaum,
antarkabilah, dan antar suku. Bahkan ada peperangan yang terjadi sampai
beberapa tahun, misalnya:
a.
Perang Busus, perang initerjadi antara
kabilah Bakar dengan Kabilah Taghlib selama 40 tahun, hanya disebabkan
perselisihan mengenai seekor unta
b.
Perang Dahis; perang ini terjadi antara pimpinan suku Al-Ghubara dan suku Dahis,
juga selama 40 tahun, hanya lantaran beberapa persoalan kecil.
c.
Perang Fujar; peperangan ini terjadi
kira-kira 268 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul.
Perang terjadi antara beberapa kabilah dan suku, terjadi
selama bulan haram, pada masa berlangsungnya “pasar Ukaz”. Masalah perang hanya
diesebabkan masalah kecil, yaitu mengenai unta yang disembelih.
5.
Keadaan Ekonomi dan Sosial
Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari
padang sahara, ekonomi mereka yang terpenting yaitu perdagangan. Masyarakat
Quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka mengirim kafilah
dagang ke Yaman, sedangkan di musim panas kafilah dagang mereka menuju Syiria.
Perdagangan yang paling ramai di Kota Mekah yaitu selama
musim “Pasar Ukaz”, yaitu pada bulan Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun
keadaan social mereka, terdapat beberapa segi yang baik dan ada pula yang
buruk. Segi-segi yang baik, misalnya setia kepada kawan dan setia kepada janji,
menghormati tamu, tolong menolong antara anggota-anggota kabilah. Segi-segi
yang buruk, misalnya merendahkan derajat wanita, suka bermusuhan atau berperang
lantaran masalah sepele.
6.
Kehidupan Intelektual
Sekalipun Jazirah Arab, terutama Hijaz dan Najd,
terpencil dari dunia luar, namun mereka memiliki daya intelektual yang sangat
cerdas. Bukti dari kecerdasan mereka dapat dilihat pada berbagai peninggalan
mereka, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan social. Bukti kecerdasan akal
mereka dalam ilmu pengetahuan antara lain:
1.
Ilmu astronomi. Bangsa Kaidan (Babilon) adalah guru dunia bagi ilmu astronomi. Mereka telah
menciptakan ilmu astronomi dan membina asas-asasnya. Pada waktu tentara Persia
menyerbu negeri Babilon, sebagian besar dari mereka termasuk ahli ilmu
astronomi mengungsi ke negeri-negeri Arab. Dari merekalah orang Arab
mempelajari ilmu astronomi
2.
Ilmu meteorologi. Mereka menguasai ilmu cuaca
dan ilmu iklim (meteorologi) yang dalam istilah mereka waktu itu disebut Al-anwa wa mahabburriyah atau istilah bahasa arab
moderen disebut adh-dhawahirul jauwiyah.
3.
Ilmu mitologi. Ini semacam ilmu pengetahuan
beberapa kemungkinan terjadinya peristiwa (seperti perang, damai, dan
sebagainya), yang disarkan oada bintang-bintang. Seperti halnya orang-orang
arab purba,maka merekapun menuhankan matahari, bulan, dan bintang-bintang. Atas
pemberitahuan dari tuhannya mereka mengetahui sesuatu.
4.
Ilmu tenung. Ilmu tenung juga berkembang pada
mereka, dan ilmu ini dibagi oleh bangsa Kaldan (Babilon) ke tanah Arab.
Kemudian ilmu tenung berkembang sangat luas dalam kalangan mereka
5.
Ilmu thib (kedokteran). Ilmu thib ini berasal
dari bangsa Kaldan (Babilon). Mereka mengadakan percobaan menyembuhkan
orang-orang sakit di tepi jalan, kemudian merekan menanyakan kepada siapapun
yang melalui jalan tersebut mengenai obatnya lalu dicatat. Dengan percobaaan
terus menerus akhirnya mereka mendapat ilmu pengobatan bagi ornag sakit.
6.
Pada awalnya pengobatan dilakukan oleh tukang
tenung, kemudian dukun (tabib) hingga akhirnya berkembang. Ilmu kedokteran dari
bangsa babilon diambil oleh bangsa lain, termasuk oleh orang Arab, sehingga
ilmu tersebut menjadi berkembang dikalangan bangsa arab.
7.
Bahasa
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, bangsa Arab sebelum
Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka
sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Setiap
tahun di “pasar Ukaz” diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Hal tersebut
terbukti dengan diadakannya beberapa kegiatan rutin antara lain:
·
Khithabah
Khithabah
(retorika) sangat maju, dan inilah satu-satunya alat komunikasi yang sangat
luas medannya. Di samping sebagai penyair, bangsa Arab Jahiliah pun sangat
fasih berpidato dengan bahasa yang sangat indah dan bersemangat. Ahli pidato
mendapat derajat tinggi dalam masyarakat, sama halnya dengan penyair.
·
Majlis Al-Adab dan Sauqu Ukaz
Telah
menjadi kebiasaan masyarakat Arab Jahiliyah, yaitu mengadakan majelis atau
nadwah (klub), di tempat inilah mereka mendeklamasikan sajak, bertanding
pidato, tukar-menukar berita dan sebagainya. Terkenallah dalam kalangan mereka
“Nadi Quraisy” dan “Darun Nadwah” yang berdiri di samping Ka’bah.
Disamping
itu mereka mengadakan Aswaq ( pekan) pada waktu tertentu, dibeberapa
tempat dalam negeri Arab. Tiap-tiap ada sauq berkumpullah saudagar
dengan barang dagangannya, penyair dengan sajak-sajaknya, ahli
pidato dengan khotbah-khotbahnya, dan sebagainya. Adapun yang sngat terkenal di
antara Aswaq mereka yaitu sauq Ukaz atau “pekan Ukaz”
yang diadakan pada suatu tempat tidak jauh dari kota Mekah menuju ke Thaif.
8.
Catatan Keturunan
Satu hal yang menjadi sangat penting bagi bangsa arab
Jahiliah, yaitu Al-Ansab atau catatan keturunan, yaitu untuk memlihara asal-usul keturunan.
Oleh karena itu, bangsa Arab pada umumnya menghafal silsilah keturunannya,
sampai sejauh-jauhnya, dan mungkin ini pulalah yang menyebabkan mereka memiliki
kecakapan khusus dalam memlihara riwayat hadis.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753 sebelum masehi
(SM). Roma menjadi pusat mercusuar Romawi sekaligus Ibu kota kerajaan. Secara
usia kota Roma lebih tua dari kerajaan Romawi karena jauh sepuluh abad sebelum
kerajaan Romawi lahir, kota Roma sudah lama berdiri kokoh. Namun sayangnya,
pada 395 SM setelah kematian Thedosius I, kekaisaran Romawi pecah menjadi dua
bagian, kerajaan Romawi Barat (Roma) dan Kerajaan Romawi Timur, dengan beribu
kota di Konstantinopel dan Konstantinus Agung (kaisar Constantin) sebagai
Maharaja
Jazirah arabiah adalah tempat lahirnya islam dan kemudian
menjadi pusat islam, merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan islam. Oleh
karena itu, perlu dijelaskan mengenai keadaan geografi, penduduk, politik,
ekonomi, dan sosial, bahkan agama, sebelum lahirnya agama islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.
Samsul Munir Amin, M.A, 2013, Sejarah peradaban Islam,Wonosobo, AMZAH
https://docs.google.com/document/d/1LwXZVwnEcCy0kc5T5niJUs7HjePAzhpQnbAdOAkUk2o/edit
http://www.kompasiana.com/amie.andari/ayasofya-saksi-kisah-dramatis-jatuhnya-konstantinopel_5510a522a333117c39ba8834
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Peradaban Romawi
Timur
B. Peradaban
Arab Jahiliah
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
PERADABAN DUNIA SEBELUM ISLAM
PERADABAN ROMAWI TIMUR &
PERADABAN ARAB JAHILIYAH
DOSEN PENGAMPU : MOH. SOLIHIN, M.Si
Disusun
Oleh
1. JULIANA
2. ANDRIANI
STITNU
AL-MAHSUNI DANGER
2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar