BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pantun meupakan
sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda
Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Antologi pantun yang pertama itu berjudul Perhimpunan
Pantun-pantun melayu. Genre
pantun merupakan genre yang paling bertahan lama.
Pantun kilat (karmina) merupakan pantun yang dikenal dengan
sebutan dua seuntai. Pantun kilat atau karmina atau pantun dua seuntai adalah
pantun yang hanya terdiri atas dua larik, yaitu larik pertama sebagai sampiran
dan larik kedua isinya. Sebenarnya berasal dari empat larik, yang tiap larik
bersuku kata empat atau lima, lalu kedua larik itu diucapkan seoalah-olah
sebuah kalimat.
Syair adalah
salah satu kebanggaan karya sastra yang di miliki Indonesia.Banyak karya puis
lama Indonesia yang terkenaldikalangan sastra dunia,seperti syair yang dikarang
oleh hamzah fansuri.Dewasa ini syair sudah mulai pudar dikalangan masyarakat
Indonesia,khususnya kaum remaja.Mereka lebih suka pada novel dan karya yang
terbit dari barat. Hal ini akan mengurangi kekayaan karya sastra Indonesia yang
dulunya menjadi kebanggan di dunia.
Gurindam merupakan puisi, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau. Gurindam Dua Belas pasal pertama
dan kedua, ditatahkan pada marmer sebagai bukti rasa cintanya kepada Engku
Puteri Hamidah, di Pulau
Penyengat. Pulau Penyengat
diberikan kepadanya sebagai mas kawin. gurindam ini
dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari
Bahasa Tamil (India) yaitu kirindam
yang berarti mula-mula asal perumpamaan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
kamu ketahui tentang pantun ?
2. Apa yang
kamu ketahui tentang karmina / pantun kilat ?
3. Apa yang
kamu ketahui tentang syiar ?
4. Apa yang
kamu ketahui tentang gurindam ?
C. Tujuan
1. Untuk
megetahui tentang pantun
2. Untuk
megetahui tentang karmina / pantun kilat
3. Untuk
megetahui tentang syiar
4. Untuk
megetahui tentang gurindam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PANTUN
1. Pengertian Pantun
Dalam pengertian umum, pantun
merupakan salah satu bentuk sastra rakyat yang menyuarakan nilai-nilai dan
kritik budaya masyarakat. Pantun adalah puisi asli Indonesia (Waluyo,1987:9).
Pantun juga terdapat dalam beberapa sastra daerah di Indonesia seperti “parika”
dalam sastra jawa atau “paparikan” dalam sastra sunda. Orang yang
pertama kali membentangkan pikiran dari hal pantun Indonesia ini adalah H.C.
Klinkert dalam tahun 1868. Karangannya bernama “De pantuns of minnenzangen
der Maleier”. Sesudah itu datang Prof. Pijnapple; juga beliau memaparkan
pikirannya dari hal ini dalam tahun 1883. Pantun tepat untuk suasana tertentu,
seperti halnya juga karya seni lainnya hanya tepat untuk suasana tertentu pula.
Pantun adalah puisi melayu
tradisional yang paling popular dan sering dibincangkan. Pantun adalah ciptaan
asli orang Melayu; bukan saduran atau penyesuaian dari puisi-puisi jawa, India,
cina dan sebagainya. kata pantun mengandung arti sebagai, seperti, ibarat,
umpama, atau laksana.
Sedangkan dalam Kamus Istilah Sastra
(2006:173) menjelaskan bahwa:
Pantun adalah Puisi Indonesia
(Melayu), tiap bait (kuplet) biasa terdiri atas empat baris yang bersajak
(a-b-a-b) tiap larik biasanya berjumlah empat kata; baris pertama dan baris
kedua biasanya tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan
isi; setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata; merupakan peribahasa sindiran;
jawab (pada tuduhan dan sebagainya)
2. Sejarah Pantun
Pada mulanya pantun
merupakan senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan (Fang, 1993: 195).
Pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat
popular yang sezaman dan disisipkan dalam syair-syair seperti Syair Ken
Tambuhan. Pantun dianggap sebagai bentuk karma dari kata Jawa Parik yang
berarti pari, artinya paribahasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu.
Arti ini juga berdekatan dengan umpama atau seloka yang berasal dari India. Dr.
R. Brandstetter mengatakan bahwa kata pantun berasal dari akar kata tun, yang
terdapat dalam berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga,
tuntun yang berarti teratur, dalam bahasa Tagalog ada tonton yang
berarti bercakap menurut aturan tertentu; dalam bahasa Jawa kuno, tuntun
yang berarti benang atau atuntun yang berarti teratur dan matuntun yang
berarti memimpin; dalam bahasa Toba pula ada kata pantun yang berarti
kesopanan, kehormatan.
Van Ophuysen
dalam Hamidy (1983: 69) menduga pantun itu berasal dari bahasa daun-daun,
setelah dia melihat ende-ende Mandailing dengan mempergunakan daun-daun untuk
menulis surat-menyurat dalam percintaan. Menurut kebiasaan orang Melayu di
Sibolga dijumpainya kebiasaan seorang suami memberikan ikan belanak kepada
istrinya, dengan harapan agar istrinya itu beranak. Sedangkan R. J. Wilkinson
dan R. O. Winsted dalam Hamidy (1983:69) menyatakan keberatan mengenai asal
mula pantun seperti dugaan Ophuysen itu. Dalam bukunya “Malay Literature”
pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah balik bertanya, ‘tidakkah hal itu
harus dianggap sebaliknya?’. Jadi bukan pantun yang berasal
dari bahasa daun-daun, tetapi bahasa daun-daunlah yang berasal dari pantun.
3. Ciri-ciri
Pantun
Abdul Rani (2006:23) mengatakan
bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut:
1. Terdiri atas empat baris.
2. Tiap baris
terdiri atas 9 sampai 10 suku kata.
3. Dua baris pertama disebut sampiran
dan dua baris berikutnya berisi maksud si pemantun. Bagian ini disebut isi
pantun.
4. Pantun mementingkan rima akhir dan
rumus rima itu disebut dengan abjad /ab-ab/. Maksudnya, bunyi akhir
baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan
baris keempat.
4. Syarat-syarat pantun
Menurut Effendy
(1983:28), syarat-syarat dalam pantun adalah:
a) Tiap bait
terdiri dari empat baris
b)
Tiap baris terdiri dari empat atau lima
kata atau terdiri dari delapan atau sepuluh suku kata
c)
Sajaknya bersilih dua-dua:
a-b-a-b. dapat juga bersajak a-a-a-a.
d)
Sajaknya dapat berupa sajak paruh
atau sajak penuh
e)
Dua
baris pertama tanpa isi disebut sampiran, dua baris terakhir merupakan isi dari
pantun itu.
5. Jenis-jenis Pantun
Suroto
(1989:44-45) membagi pantun menjadi dua bagian yaitu:
a) Menurut isinya:
o
pantun anak-anak, biasanya berisi
permainan.
o
pantun muda mudi, biasanya berisi
percintaan.
o Pantun
orang tua, biasanya berisi nasihat atau petuah. Itulah sebabnya, pantun ini
disebut juga pantun nasihat.
o Pantun
jenaka, biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar.
o Pantun
teka-teki
b) Menurut bentuknya
atau susunannya:
o
pantun berkait, yaitu pantun
yang selalu berkaitan antara bait satu dengan bait kedua, bait kedua dengan
bait ketiga dan seterusnya. Adapun susunan kaitannya adalah baris kedua bait pertama
menjadi baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama dijadikan
baris ketiga pada bait kedua dan seterusnya.
o
Pantun kilat, sering disebut
juga karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan
sampiran sedang baris kedua merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga
terdiri atas empat baris, tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah
kedua baris pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua baris
yang terakhir.
6. Contoh
Pantun
a)
Contoh
Pantun Cinta
Untaian
kasih kanda berikan
sebuah
makna kanda ucapkan
rindu
tak dapat kanda lepaskan
hasrat
smakin membara kurasakan
Tiada
kata tiada ucapan
tersekat
lidah diam sendiri
melamun
jauh tidak terhentikan
yang
dilamun mungkin tak mengerti
Bujur
kulepas melesat sianak panah
terbang
sasaran mencari arah
tiap
hari resah dan gelisah
menanti
fajar asmara gelorah
Terbang
tinggi siburung elang
terbang
mencari ikan di laut
terbang
pikiran jiwa melayang
tiada
singgah hati terpaut
Rindu
gelisah entah mengapa
hati
berdetak ingin bertanya
kepada
siapa dan bagaimana
asrama
datang saat seketika
Sianak
bermain dalam kubangan
bersama
sapi dan kambing domba
enak
sungguh gembala makan
tiada
diingat lumpur dimuka
Tiup
seruling sianak gembala
berjalan
pelan buntut bergoyang
ingat
pulang hari dah senja
takut
ibu hatinya bimbang
Anak
gembala tidak berbaju
membawa
senjata ketapel getah
sapi
meruput anak berburu
berburu
burung siburung unta
Badannya
hitam rambutnya botak
membawa
teman mencari rumput
anak
gembala slalu bertindak
dikejar
macan tersangkut sangkut
Riuh
bernyanyi ditengah ladang
menyanyi
tembang anak jalanan
diujung
gunung mata memandang
menghayal
jadi seorang juragan
Kisah
cinta siti nurbaya
dongeng
dibawah dari sumatera
dengar
cerita baring ditanah
anak
gembala tertidur sudah
c)
Contoh
Pantun Agama
Banyak
petuah tiada diterima
buruk
pikiran karena sangka
suka
memuja karena sikaya
tiada
malu menutup muka
Menunduk
padi karena berisi
malu
berdiri sidewi sri
bukan
karena budi pekerti
karena
hati dijaga ilahi
Banyak
ilmu berdiam diri
tiada
sempat untuk bernyanyi
rumahku
indah karena sepi
sepi
rindu sang kekasih
Tiada
air tiada ikan
tiada
bathin dalam kehidupan
jadikan
hati sebagai kawan
agar
tiada dapat dipisahkan
amalan
dibaca selamat tujuan
tiada
gentar akan cobaan
jangan
tertipu bujukan saitan
manis
tuturnya seprti insan
d)
Contoh
Pantun Nasehat
Kalau
kalbu tiada menyatu
tentulah
nafsu yang diburu
kalau
nafsu tiada berlalu
tentulah
kiamat sang ibu
Baik
budi karna ilmu
rusak
binasa karena cemburu
baik
ajaran karena sang ibu
jangan
durhaka pada yang satu
Tuntutlah
ilmu kenegri cina
jangan
kau turut negri eropa
carilah
ilmu yg berguna
hakikat
hidup ada disana
Dari
buaian ketiang lahat
tiada
singgah ilmu bermanfaat
bangga
dengan semua mudharat
tunggulah
engkau dihari kiamat
Tiap
hari sibuk bekerja
tiada
pernah ingat lelah
padahal
hidup cuma seketika
tiada
pernah ingat yang esa
B.
KARMINA
1.
Pengertian Karmina
Karmina atau juga dikenal dengan nama pantun
kilat atau pantun dua seuntai adalah pantun yang terdiri dari dua
baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi dengan pola
sajak lurus (a-a). Karmina biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran
ataupun ungkapan secara langsung
2. Asal usul
Sebenarnya,
karmina berasal dari empat baris, yang tiap barisnya bersuku kata empat atau
lima, lalu kedua baris itu diucapkan seoalah-olah sebuah kalimat, seperti
contoh di bawah ini:
Pisang kepok
pisang berbiji,
Anak mondok,
diambil istri
Lalu dijadikan:
Pisang kepok, pisang berbiji
Anak mondok, diambil istri
3.
Ciri - Ciri Karmina
a) Terdiri dari 2 baris 1 bait
b) Bersajak a – a
c) Baris 1 sampiran, baris 2 isi
d) Umumnya berisi sindiran
4.
Contoh Karmina
Pantun Kilat atau Karmina tema
"CANTIK"
Sudah gaharu cendana pula
sudah tahu bertanya pula
kura-kura dalam perahu
pura-pura tidak tahu
gelatik di pohon jati
cantik itu yang baik hati
gelatik mematuk ubi
cantik itu yang berbudi
gelatik dalam rumah
cantik itu yang ramah
gelatik hinggap di salak
cantik itu karena akhlak
gelatik mematuk polong
cantik itu suka menolong
gelatik burung kicauan
cantik itu karna beriman
gelatik di pohon lada
cantik itu berlapang dada
gelatik terbang ke awan
cantik itu karena dermawan
gelatik main di batu
cantik itu kalau membantu
C. SYAIR
1.
Pengertian
Syair
Syair
adalah salah satu puisi lama.
Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan
masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab
yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti perasaan yang menyadari, kemudian
kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam kamus bahasa Indonesia, syair
adalah puisi lama yang tiap-tiap
bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama;
sajak; puisi.
Dalam
perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga
menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri
Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah
Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai,
Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
2. Ciri-ciri Syair
Ciri-ciri syair antara lain :
a) Setiap bait terdiri dari empat
baris.
b) Setiap baris terdiri atas empat kata
(antara 8-14 suku kata).
c) Bersajak a-a-a-a.
d) Semua baris adalah isi.
e) Bahasanya biasanya kiasan.
f)
Isinya
: cerita, hikayat, nasehat, petuah, atau tentang ilmu.
g) Tidak dapat selesai dalam satu bait.
3. Macam-Macam Syair
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, antara lain
sebagai berikut :
a) Syair
Panji
Syair Panji menceritakan tentang
keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berasal dari
isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan
tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada
Sang Ratu Kauripan.
b) Syair
Romantis
Syair
Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur
laram hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari
yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah
beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan
ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang
telah membuang dirinya.
c) Syair
Kiasan
Syair
Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan.
Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu.
Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan
tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti
perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
d) Syair
Sejarah
Syair
Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair
sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang
Mangkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara
orang-orang Makassar dengan Belanda.
e) Syair
Agama
Syair
Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu :
v Syair Sufi
v Syair
tentang ajaran Islam
v Syair
Riwayat Cerita Nabi
v Syair
Nasihat.
Perlu
kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut
dapat kita simpulkan setelah memahami isi sebuah syair. Contoh syair agama :
Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para
ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair
Raksi.
4. Contoh Syair
Wasiat
Renungan Masa Pengalaman Baru (Pilihan)
Asas NW jangan diubah
Sepanjang masa sepanjang sanah
Sunnah Jama’ah dalam akidah
mazhab Syafi’i dalam Syari’ah
Buka
madrasah desa dan dasan
Agar tersebar ajaran Tuhan
Ikatan Pelajar PG aktifkan
Himmah pemuda terus tonjolkan
Agar tersebar ajaran Tuhan
Ikatan Pelajar PG aktifkan
Himmah pemuda terus tonjolkan
Nahdlatul Wathan ciptaan ayahda
Kuamanatkan kepada anakda
dipelihara dan terus dibina
dan dikembangkan di Nusantara
Kuamanatkan kepada anakda
dipelihara dan terus dibina
dan dikembangkan di Nusantara
Kalau
nanda memang beryakin
tak sampai hati ninggalkan Zainuddin
Maulanal Hasan do’akan tamkin
dalam kitabnya Al-Mustarsyidin
tak sampai hati ninggalkan Zainuddin
Maulanal Hasan do’akan tamkin
dalam kitabnya Al-Mustarsyidin
Nahdlatul Wathan berjalan terus
Siang dan malam tidak terputus
Meskipun dahsyat gelombang arus
Dalam lindungan Ilahi Al-Quddus
Banyaklah orang tersesat jalan
Mengaku diri Nahdlatul Wathan
Padahal dia di luar barisan
Tidak menurut garis pimpinan
Siang dan malam tidak terputus
Meskipun dahsyat gelombang arus
Dalam lindungan Ilahi Al-Quddus
Banyaklah orang tersesat jalan
Mengaku diri Nahdlatul Wathan
Padahal dia di luar barisan
Tidak menurut garis pimpinan
Bahwa
PB adalah satu
Bukannya dua bukannya telu
Atas pimpinan PB yang satu
Dewan Mustasyar pemberi restu
Bukannya dua bukannya telu
Atas pimpinan PB yang satu
Dewan Mustasyar pemberi restu
Organisasi ada imamnya
Pengurus Besar PB namanya
Wajib ditaati instruksinya
Selama berjalan menyelamatkannya
Pengurus Besar PB namanya
Wajib ditaati instruksinya
Selama berjalan menyelamatkannya
Banyak
orang tidak mengerti
Pada tugasnya berorganisasi
Dipermainkan orang sehari-hari
Akhirnya ia menjadi amphibi
Pada tugasnya berorganisasi
Dipermainkan orang sehari-hari
Akhirnya ia menjadi amphibi
(
Al-Magfurulah Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid )
D.
GURINDAM
1. Pengertian Gurindam
Gurindam merupakan puisi, hasil
karya Raja
Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional
dari Pulau
Penyengat, Provinsi Kepulauan
Riau. Gurindam Dua Belas pasal pertama dan kedua,
ditatahkan pada marmer sebagai bukti rasa cintanya kepada Engku Puteri Hamidah,
di Pulau
Penyengat. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai mas kawin.
gurindam ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh
sastra Hindu. Gurindam berasal dari Bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula asal
perumpamaan
2. Ciri-ciri gurindam:
a) Sajak akhir berirama a – a ; b – b;
c – c dst.
b) Berasal dari Tamil (India)
c) Isinya merupakan nasihat yang cukup
jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
3. Contoh
Gurindam
PASAL I#
Barang Siapa tiada memegang agama
sekali-kali tiada boleh dibilangkan
nama
=> Maksudnya adalah setiap
manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi kehidupan
manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya
Barang
siapa mengenal yang empat,
maka
ia itulah orang ma'rifat
=>
4 zat yang menjadikan manusia mula-mula adalah syariat, tarikat, hakikat dan
ma'rifat. jika tahu tentang itu, maka dia juga akan mengenal tuhannya.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
=> orang yang bertaqwa kepada
Allah, akan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya
Barang
siapa mengenal diri,
maka
telah mengenal akan Tuhan yang bahri
=>
orang yang mengenal dirinya sendiri, maka ia mengenal Tuhan dan kekuasaanNya
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang terpedaya
=> orang yang mengetahui
kebahagiaan di dunia, pasti mengerti bahwa itu hanya tipu daya
Barang
siapa mengenal akhirat,
tahulah
ia dunia melarat
=>
orang yang mengerti akan kehidupan akhirat, ia tau bahwa kehidupan di dunia
hanya sementara dan fana dibandingkan kehidupan di akhirat
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pantun adalah puisi melayu tradisional yang paling popular
dan sering dibincangkan. Pantun adalah ciptaan asli orang Melayu; bukan saduran
atau penyesuaian dari puisi-puisi jawa, India, cina dan sebagainya. kata pantun
mengandung arti sebagai, seperti, ibarat, umpama, atau laksana.
Karmina atau juga dikenal dengan nama pantun kilat atau pantun
dua seuntai adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan
sampiran dan baris kedua adalah isi dengan pola sajak lurus (a-a). Karmina
biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari
Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke
Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang
berarti perasaan yang menyadari, kemudian kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang
berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam kamus bahasa Indonesia, syair
adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang
berakhir dengan bunyi yang sama; sajak; puisi.
Gurindam merupakan puisi, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau. Gurindam Dua Belas
pasal pertama dan kedua, ditatahkan pada marmer sebagai bukti rasa cintanya
kepada Engku Puteri Hamidah, di Pulau Penyengat. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai mas kawin. gurindam ini dibawa
oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari Bahasa Tamil
(India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula asal perumpamaan
DAFTAR PUSTAKA
http://luckymahardika.blogspot.co.id/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://faklinbrayen.blogspot.co.id/2014/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://babekece.blogspot.co.id/2012/11/puisi-lama-mantra-gurindam-syair-pantun.html
http://eci-muachpinky.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pantun.html
https://pantunseribu.blogspot.co.id/2014/10/contoh-pantun-cinta-nasehat-jenaka-agama.html
http://nw.or.id/profil/wasiat-renungan-masa-pengalaman-baru.html
https://pantunseribu.blogspot.co.id/2014/10/contoh-pantun-kilat-atau-karmina.html
http://www.drogpatravel.biz/2015/11/kumpulan-contoh-gurindam-dan-maknanya.html
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan
materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa
penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGATAR..................................................................................
DAFTAR
ISI..............................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN..........................................................................
A.
Latar
Belakang....................................................................................
B.
Rumusan
Masalah...............................................................................
C.
Tujuan
..................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN...........................................................................
A. PANTUN..............................................................................................
1.
Pengertian
Pantun..........................................................................
2. Sejarah Pantun...............................................................................
3. Ciri-ciri Pantun...............................................................................
4. Syarat-syarat pantun ....................................................................
5. Jenis-jenis Pantun..........................................................................
6. Contoh Pantun................................................................................
B.
KARMINA..........................................................................................
1.
Pengertian Karmina.......................................................................
2.
Asal usul.........................................................................................
3.
Ciri - Ciri Karmina.........................................................................
4.
Contoh Karmina.............................................................................
C. SYAIR..................................................................................................
1.
Pengertian
Syair............................................................................
2. Ciri-ciri Syair..................................................................................
3. Macam-Macam Syair....................................................................
4. Contoh Syair..................................................................................
D.
GURINDAM.......................................................................................
1. Pengertian Gurindam.....................................................................
2.
Ciri-ciri gurindam:..........................................................................
3.
Contoh Gurindam...........................................................................
BAB
III PENUTUP...................................................................................
A.
Kesimpulan
.........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................
MAKALAH
PANTUN, KARMINA, SYAIR DAN GURINDAM
Disusun
Oleh
1. LADYA RAISYA FATIMAH
2. MAHARANI PUTRI
3. ERVINA RIZKY ARISTA PUTRI
4. M. AZIZURRAHMAN
5. L. M. ALPIN
MTs NEGERI
SELONG
2017
RIWAYAT
SINGKAT PENYUSUN
1. NAMA : LADYA
RAISYA FATIMAH
TTL : Selong, 22 Agustus 2004
Umur : 12 tahun
Alamat : Lenek
2. NAMA : MAHARANI
PUTRI
TTL : Masbagik, 2 Agustus 2003
Umur : 13 tahun
Alamat : Masbagik
3. NAMA : ERVINA
RIZKY ARISTA PUTRI
TTL : Rumbuk, 8 Juni 2003
Umur : 12 tahun
Alamat : Rumbuk
4. NAMA : M.
AZIZURRAHMAN
TTL : Pancor, 27 Februari 2004
Umur : 12 tahun
Alamat : Pancor
5. NAMA : L. M.
ALPIN
TTL : Dasan Lekong, 14 Juni 2003
Umur : 13 tahun
Alamat : Dasan Lekong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar