DAFTAR
ISI
COVER MAKALAH........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A.
Latar
Belakang.............................................................................................
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................
C.
Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A.
Pengertian
PAUD.........................................................................................
B.
Sejarah
PAUD Dunia...................................................................................
a.
Abad
18................................................................................................
b.
Abad
19................................................................................................
c.
Abad
20................................................................................................
C.
Sejarah
PAUD Indonesia.............................................................................
a.
Periode
1945-1965................................................................................
b.
Periode
1965-1998................................................................................
c.
Periode
1998-2003................................................................................
d.
Periode
2003-2009................................................................................
e.
Periode
2010-Sekarang.........................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
A.
Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah merupakan aset penting
bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan
wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah
maupun tinggi. Dalam bidang
pendidikan
seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan
kebutuhan pendidikan
disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia,
kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan
sosial.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.
Pada saat
ini banyak sekali lembaga PAUD yang ada di Indonesia. Bukan hanya sebagai taman
bagi anak-anak tetapi juga sebagai tempat anak mengenal dunia luar dan
bersosialisasi.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah
PAUD itu?
2.
Bagaimanakah
sejarah PAUD
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini
tidak lain adalah untuk memberikan informasi berupa ilmu pengetahuan mengenai
Sejarah PAUD.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian PAUD
Pendidikan anak usia
dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan
salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik
halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa
dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini.
Ada
dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
•
Tujuan
utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa.
•
Tujuan
penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)
di sekolah.
Rentangan anak usia
dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun.
Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di
beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang
Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini :
•
Infant (0-1 tahun)
•
Toddler (2-3 tahun)
•
Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
•
Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
B.
Sejarah PAUD di Dunia
1. Abad
18
Istilah "Kindegarten”
atau taman kanak-kanak baru dipakai Froebel tahun 1837 pemikiran untuk
mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak telah ada jauh sebelum itu. Beberapa
tokoh penting seperti Martin Luther, Comenius, Pestalozzi, Darwin dan Saguin
memberi sumbangan yang tak ternilai untuk menyarankan agar anak laki-laki
sebaiknya di beri pendidikan formal. Hal ini didasarkan atas penyataan bahwa
anak laki-laki pada saat itu merupakan tulang punggung keluarga yang harus
mampu menghidupi keluarganya, mendidik, membimbing dan mengarahkan
anak-anaknya. Untuk itu anak laki-laki sebaiknya bisa membaca, menulis,
dan berhitung. Ia juga menyarankan agar musik dan olahraga di masukkan dalam
kurikulum (Frost dan Kissinger 1976).
Tokoh lain adalah John Comenius (1592-1670) ia
menginginkan agar semua anak mendapat kesempatan belajar di sekolah. Idenya
yang cemerlang dan masih dipakai sampai sekarang adalah kurikulum yang
terintegrasi (integrated curriculum) dan kurikulum yang memberi
kesempatan anak untuk belajar pengalaman langsung. Kurikulum yang terintegrasi
tidak memisahkan bidang studi seperti matematika, sains, ilmu sosial, seni dan
bahasa.
Charles Darwin (1959) menulis buku tentang The Origin of Species dimana ia
menyatakan bahwa setiap individu yang adaftif akan survive atau tetap hidup dan
melanjutkan keturunannya. Oleh karena itu agar anak bisa tetap hidup maka ia
harus berlatih beradaptasi dengan lingkungannya. Disamping itu, para pendidik
perlu menyadari adanya perbedaan antar individu yang berdampak pada perbedaan
cara belajarnya.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778) ia menuangkan
pikirannya tentang paud dalam novelnya Emile. Ia menuangkan pendapat bahwa anak
adalah miniatur oarang dewasa dan menyarankan agar anak di didik sebagaimana
kodratnya. Ia berpendapat bahwa pendidikan sebaiknya di sesuaikan dengan usia
anak. Menurutnya anak usia lahir sampai lima tahun belajar terbanyak melalui
aktivitas fisiknya. Sementara anak usia lima tahun sampai dua belas tahun
belajar melalui pengalaman langsung dan melalui eksplorasi terhadap
lingkungannya.
Johann Heinrick Pestalozzi (1747-1827) ia
menyarankan agar belajar dari benda-benda riil dan rekreasi serta bermain
dimasukkan sebagai bagian dari pendidikan TK. Pendidikan TK pada saat itu lebih
bersifat keagamaan. Beberapa TK yang tercatat seperti Ammon Schooldi Amerika Serikat dan OrbelinKnitting Schools di Perancis masih menekankan pada
pembelajaran membaca, terutama membaca kitab suci seperti injil. Oleh karena
itu taman kanak-kanak di amerika dibawah pengawasan gereja dan tes pemahaman
anak didasarkan atas tingkat pemahaman anak terhadap ayat-ayat dalam injil
(spondek, 1986).
2. Abad
19
Salah satu tokoh pendiri taman kanak-kanak yang
tenar pada abad ini adalah Friedrich Wilheim Froebel (1782-1852). Froebel
pernah belajar pada Pertalozzi. Ia mendirikan kindergarten ( kinder =
anak dan garten = taman) di Jerman
pada tahun 1837). Yang menarik dari sekolah Froebel ini adalah adanya gift dan occupation. Gift adalah adanya benda-benda riil untuk sarana
belajar anak. Benda tersebut memiliki bangun geometris yang beragam seperti
kubus, prima, bola dan kerucut sedangkan occupation adalah serentetan aktivitas
yang urut. Contoh lain adalah menata balok menjadi suatu bentuk bangunan.
Froebel dilahirkan dari keluarga yang religius meskipun tidak sependapat dengan
ayahnya yang mengajarkan agaman secara dogmatik, konsep pendidikan anak yang ia
tawarkan masih diwarnai oleh pemikiran yang religius. Ia berpendapat bahwa
manusia merupakan pengejawantahan ide dari tuhan. Oleh karena itu tujuan
pendidikan bagi dirinya adalah agar anak dapat memahami kesatuan antara dirinya
dengan orang lain, dengan alam semesta dan dengan Tuhannya. TK model Froebel
ini terus memiliki pengaruh yang besar dan berkembang sampai awal seribu
sembilan ratusan. Oleh karena itu, Froebel disebut sebagai Bapak Taman Kanak-Kanak.
Robert Owen (1771-1850) merupakan salah satu tokoh
PAUD di Amerika serikat. Ia termasuk orang yang pindah ke new world. Tahun 1816
ia mendirikan sekolah The Institution for
The Formation of Character di New Lanark, Scotlandia. Sekolah owen inidalam
beberapa segi memiliki kesamaan dengan sekolah Froebel dan pemikiran Pestalozzi
yaitu menekankan agar anak belajar dari benda-benda konkrit. Owen lebih
menekankan pada kegiatan empiris. Menurutnya ilmu pengetahuan di peroleh dari
hasil interaksi anak dengan objek ia juga percaya bahwa sesuatu dikatakan benar
bila sesuai dengan kenyataan yang ada. Oleh karena itu, ia menyediakan berbagai
binatang, tumbuhan serta kunjungan kekebun binatang sebagai bagian dari
kegiatan belajar mengajar di TK nya.
3. Abad
20
Revolusi industri pada pertengahan abad 18 memiliki
dampak yang sangat besar terhadap perkembangan TK baik di eropa maupun di
amerika. Dengan ditemukannya mesin uap ini menyebabkan pemikiran masyarakan
berubah. Aliran empirisme menekankan pentingnya pengalaman dan fakta untuk
memperoleh pengetahuan. Aliran ini menggunakan observasi dan eksperimen sebagai
dasar memperoleh pengetahuan. Cara berfikir ini kemudian mewarnai kurikulum
pendidikan anak. Salah satu tokoh yang terkenal pada saat ini adalah Maria
Montessori ia dilahirkan di Chiaravalle, Ancona, Italia pada tahun 1870. Ia
membuka sekolah di Roma, Italia tahun 1907 yang di beri nama Casa Dei Bambini (rumah anak). Casa Dei Bambini atau children house kemudian hari sangat di
kenal dengan nama Montessori School (brewer 1995). Pengalamannya mendidik anak
di tulis dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Paedagogy as Applied to
Child Education in The Childrens House. Montessori menggambarkan kodrat anak sebagai makhluk
yang memiliki daya serap informasi tinggi yang dikenal dengan teori The Absorbent of Mind (montessori 1984).
Menurut teori ini, anak memiliki daya serap yang tinggi terhadap informasi dari
lingkungannya yang dapat di alogikan sebagai daya serap kertas tisu terhadap
air. Menurut pada tahap awal anak terus menerus menyerap informasi dari
lingkungannya secara sadar dan tidak sadar.
Di sekolah monetssori anak-anak dilatih untuk
menguasai keterampilan yang akan di capai seumur hidup (long-life skills). Keterampilan tersebut antara lain meliputi
mengancing baju, menali sepatu, memakai kaos kaki, menali sepatu dan lain lain.
Selain itu anak anak juga di latih membaca, menulis, dan aritmatik. Benda-benda
yang akan di gunakan untuk proses belajar mengajar diseleksi dengan
sebaik-baiknya. Di sekolah montessori, anak lebih banyak belajar secara
individual atau dalam kelompok kecil di banding belajar secara klasikal
(chattin, 1992). Kelompok ini biasanya anak dalam berbagai usia. Kurikulum
disusun berdasarkan kemampuan anak untuk memberi pengalaman belajar yang sesuai
dengan kebutuhan anak.
Jhon Dewey (1989-1952) Dewey memandang bahwa
pendidikan merupakan proses kehidupan itu sendiri dan bukan semata-mata
mempersiapkan anak untuk di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan proses
berkonstruksi pengalaman yang tak pernah berakhir. Oleh karena itu, sekolah
sebaiknya memanifestasikan kehidupan itu sendiri, sebagaimana kehidupan yang di
alami anak di dalam keluarga dan masyarakat.
Menurut Dewey proses mendidik anak mencakup dua hal,
psikologi dan sosiologi. Pendidikan harus di mulai dari psikologi anak yang
meliputi kapasitas, minat dan prilaku anak. Salah satu yang demokratis yang
mampu mengembangkan potensi psikis dan sosiologi anak secara optimal. Setiap
individu didalam kelas merupakan bagian dari yang lain. Oleh karena itu,
mempertimbangkan hak dan kepentingan orang lain harus di perhatikan seimbang
dengan hak dan kepentingan dirinya sendiri.
Pada abad ini muncul pula tokoh pendidikan yang
pemikirannya sangat berpengaruh terhadap perkembangan TK. Erikson, B.F Skinner
dan Jean Piaget, Bloom mengembangkan tujuan pembelajaran yang meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertahap. Skinner seorang behaviorist yang menelorkan behavioral adjective atau perilaku yang
dapat diamati untuk mengukur peroleh hasil belajar. Piaget mengembangakn teori
perkembangan anak baik aspek intelektual maupun aspek moral.
C. Sejarah
PAUD di Indonesia
Berdirinya
kindergarten dikenal juga sebagai Froebel
School berpengaruh terhadap perkembangan PAUD di seluruh dunia. Konsep
kindergarten dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Kemudian PAUD
versi lain pun bermunculan. Pada tahun 1907 di permukiman kumuh San Lorenzo,
Italia, Maria Montessori, seorang yang berlatar belakang dokter mendirikan Casa dei Bambini yang ditujukan bagi
perawatan anak dari kaum miskin dan buruh. Casa
dei Bambini artinya rumah untuk perawatan anak yang selanjutnya dikenal
sebagai rumah anak. Di Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membawa konsep ini
dan mendirikan Froebel School bagi anak-anaknya.
Seiring
dengan kebangkitan nasional yang diawali berdirinya Budi Utomo, kesadaran akan
pentingnya pendidikan bagi kaum bumi putera semakin dirasakan. Froebel School
yang awalnya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Belanda, Eropa dan
Bangsawan, mulai dikenal oleh cendikiawan muda pribumi. Pada tahun 1919
Persatuan Wanita Aisyiyah mendirikan Bustanuf
Athfal yang pertama di Yogyakarta. Kurikulum dan materi pendidikannya
menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai ajaran agama. Bustanul Athfal
ditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi di Eropa.
Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara, sepulang dari diasingkan dari Belanda
selama dua tahun (1913-1915), mendirikan Taman Lare atau Taman Anak atau Kindertuin yang akhirnya berkembang
menjadi Taman Indria.
Pada masa
penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD terus berlanjut namun semakin
berkurang. Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan
setingkat PAUD, namun melengkapi kegiatan kelasnya dengan nyanyian-nyanyian
Jepang.
Periode
berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan, periode ini terbagi menjadi lima
periode.
1.
Periode 1945-1965
Periode ini ditandai dengan
berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita. Yayasan tersebut mendirikan Sekolah
Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan
nasional dalam melawan kembalinya Belanda. Pemerintah dan swasta mulai
membangun banyak TK. Pada tahun 1950 melalui UU No. 4 Tahun 1950 tentang
Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui
sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Tepatnya tanggal 22 Mei 1950,
berdiri IGTKI. Pada tahun 1951 berdiri Yayasan Bersekolah Pada Ibu yang
menyumbang pendirian TK hingga menyebar keluar Jawa. Tahun 1951-1955 pemerintah
berupaya mengembangkan kurikulum, menyediakan fasilitas dan mengadakan
supervise ke TK-TK. Pada periode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di Jakarta
dengan pemberian subsidi pengembangannya yang terus berlanjut sehingga
pengembangannya sampai ke luar Pulau Jawa. Pada tahun 1957 berdiri Gabungan
Organisasi Penyelenggara TK Indonesia (GOPTKI) melaksanakan kongres pertamanya
pada tahun 1959. Pada awal tahun 1960-an mulai didirikan TK yang berstatus
negeri.
Tahun 1960 sampai 1963 pemerintah
mulai melakukan pengiriman SDM untuk belajar ke luar negeri diantaranya
Australia, USA, dan New Zeeland. Dampak dari pengiriman SDM tersebut terjadi
modernisasi pendidikan di tingkat PAUD berskala besar dan merupakan jawaban
atas ketidakpuasan sebelumnya. Sebagai penghujung di periode tersebut yaitu
tahun 1963-1964 lahirlah proyek (Kurikulum) gaya baru. Ini kurikulum tersebut
berorientasi pada fasilitas anak mendekati kecakapan kebutuhan, dan minat
individual. Ciri khasnya tersedia pusat minat seperti sudut rumah tangga, sudut
seni, pusat musik dan sebagainya.
2.
Periode 1965-1998
Ditandai dengan diperkenalkannya
silabus kurikulum baru tahun 1968. Pada bulan November 1968 pemerintah
Indonesia bekerja sama dengan UNICEF dalam bentuk menyediakan konsultan dan
pendanaan untuk penataran guru dan administrator pendidikan di tingkat TK. Pada
tahun 1970 mulai dijamin kerjasama nyata antara pemerintah dengan GOPTKI,
IGTKI, dan PGRI. Kerjasama tersebut melahirkan kegiatan workshop bersama dengan
tema Konsolidasi Gerakan Pra Sekolah. Pada tahun 1974 diberlakukan kurikulum
baru yang merupakan pembaharuan dari kurikulum 1968. Isi kurikulum meliputi
PMP, kegiatan bermain bebas, pendidikan bahasa, PLH, ungkapan kreatif,
pendidikan olahraga, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan, serta pendidikan skolastik.
Pada tahun 1984, diberlakukan kurikulum baru dengan isi kurikulum meliputi
bidang pengembangan agama, PMP, daya cipta, jasmani dan kesehatan, daya pikir,
serta perasaan kemasyarakatan dan lingkungan. Berlakunya UU No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti terbitnya PP No. 27 Tahun 1990
tentang Pendidikan Pra Sekolah, semakin mempertegas eksistensi kedudukan
pendidikan pra sekolah di Indonesia. Selanjutnya tahun 1993 diberlakukan
kurikulum TK tahun 1993.
Dalam kurikulum 1993, terdapat
dua kegiatan utama yaitu program pembentukan perilaku dan program pengembangan
kemampuan dasar. Terkait dengan penyiapan pendidik oleh perguruan tinggi mulai
tahun 1979 di FKIP Jakarta didirikan Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Dasar
jenjang S1, yang terselenggara hingga tahun 1998. Upaya lebih luas dalam
pengadaan pendidik PAUD oleh perguruan tinggi pada tahun 1993/1994-1996/1997
peningkatan kualifikasi guru pra sekolah dari SPG ke D2 PGTK yang
penyelenggaraanya dimulai dari IKIP Bandung. Pada tahun 1998 menguatkan
berbagai upaya di bidang PAUD maka diadakan semiloka tingkat nasional tentang
PAUD di IKIP Jakarta. Peserta terdiri dari 10 LPTK dan unsur dinas pendidikan
dari seluruh Indonesia.
3.
Periode 1998-2003
Ditandai dengan otonomi daerah
yang berpengaruh terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di
daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur
pendidikan nonformal dalam bentuk kelompok bermain, taman penitipan anak, dan
satuan PAUD sejenis dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan Posyandu.
Melalui dukungan Bank Dunia pada 1998-2004 pemerintah merintis program
pengembangan anak usia dini di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, Bali,
dan Sulawesi Selatan.
Program dilanjutkan pada tahun
2008 sampai tahun 2013 dengan nama program pendidikan dan pengembangan anak
usia dini dengan dukungan pembiayaan pinjaman Bank Dunia dan hibah dari
pemerintah Belanda. Pada tahun 2001dibentuk Direktorat Pendidikan Anak Usia
Dini (PADU) yang mengemban mandate melakukan pembinaan satuan PAUD nonformal.
Pada tahun 2002 terbentuk konsorsium PAUD yang membantu pemerintah dalam
merumuskan kebijakan. Pada bulan Februari 2002, terbentuk forum PADU/PAUD
jenjang S-1 di beberapa perguruan tinggi.
4.
Periode 2003-2009
Periode ini ditandai dengan
keluarnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
merupakan jawaban atas tuntutan reformasi dalam semua aspek kehidupan. Melalui
UU ini untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah
perundang-undangan. Pada tahun 2003 diselenggarakan Seminar dan Lokakarya
Nasional di IKIP Bandung. Pada tahun 2005 berdiri organisasi profesi, Himpunan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMAPAUDI).
Pada tahun 2004-2009 program PAUD
menjadi salah satu dari 10 prioritas Depdiknas hingga PAUD menjadi salah satu
program pendidikan Indonesia.
5.
Periode 2010 – Sekarang
Pada periode ini ditandai dengan
kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal dan nonformal di bawah Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI) melalui PP No. 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik
Indonesia sebagaimana diubah dangan PP No. 67 Tahun 2010. Pada perjalanan
sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya sebagai karakteristiknya yang
meliputi TK, RA, KB, TPA, Satuan PAUD Sejenis serta PAUD berbasis keluarga atau
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari beberapa uraian
sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini dimulai pertama kali oleh Froebel pada abad ke 18 dan
berkembang hingga abad ke 20 menjadi Taman Kanak-Kanak seperti saat ini. Di
Indonesia, kindergarten dibawa oleh pemerintah Hindia Belanda yang menjadi
tempat pendidikan untuk anak mereka. Kemudian dikembangkan lagi oleh Ki Hajar
Dewantara yang dinamakan Taman Lare. Adanya sekolah Taman Lare terus berlanjut
sampai zaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Perkembangan PAUD di Indonesia
terbagi menjadi beberapa periode. Masing-masing periode memiliki
perkembangannya mulai dari lahirnya IGTKI, GOPTKI, PADU, PAUDNI dan lain
sejenisnya hingga sekarang perkembanganya semakin jelas dengan lahirnya
undang-undang dan peratuan presiden tentang Pendidikan Anak Usia Dini.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Roudlatul.
(2013). Lintas sejarah PAUD di Indonesia II. Tersedia : http://roudlatularifin.blogspot.com/2013/10/lintas-sejarah-paud-di-indonesia-ii.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Asolihin. Sejarah
Sekolah PAUD di Indonesia. (2013). Sejarah Sekolah PAUD di Indonesia. Tersedia:
http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2013/04/sejarah-paud-di-indonesia.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Indra, Sri Jasma.
(2012). Sejarah Lahirnya Pendidikan Anak Usia Dini. Tersedia: http://srijasmaindra.blogspot.com/2012/12/sejarah-lahirnya-pendidikan-anak-usia.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Putri, Al Mira.
(2013). Perkembangan PAUD di Indonesia. Tersedia : http://12116ap.blogspot.com/2013/04/perkembangan-paud-di-indonesia.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Blue, Ial. (2013).
Perkembangan PAUD di Indonesia. Tersedia : http://12061ial.blogspot.com/2013/04/perkembangan-paud-di-indonesia-semakin.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Pranata, Diiyah.
(2011). Sejarah Lahirnya PAUD. Tersedia :
http://diiyahbook.blogspot.com/2011/12/sejarah-lahirnya-paud.html. Diakses : 23 Oktober 2014
Sulistyo, Arif.
(2011). Sejarah Lahirnya PAUD. Tersedia :
http://arifsulistyo.wordpress.com/jurusan-pls/pengertian-paud.html.
Diakses : 23 Oktober 2014
KATA
PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak
ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi
hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian
materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
MAKALAH
SEJARAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
Disusun Oleh
NAMA :
PRODI :
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ULAMA (STITNU)
AL-MAHSUNI DANGER
2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar