BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bangsa Indonesia dikaruniai tanah air yang memiliki
keindahan alam yang melimpah, dan mempunyai daya tarik yang sangat mengagumkan.
Hal ini perlu disyukuri oleh seluruh bangsa Indonesia. Kita sebagai pelajar,
diharapkan dapat memelihara dan melestarikannya. Untuk itu, kita perlu belajar
dengan baik, supaya dapat menjadikan bangsa Indonesia yang dikagumi oleh bangsa
lain.
Belajar tidak hanya dilakukan didalam ruangan atau di dalam
kelas. Belajar dapat dilakukan di berbagai tempat. Bisa di sekolah, di rumah,
dan di lingkungan masyarakat. Kegiatan belajar, akan lebih bermakna apabila
siswa/siswi terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk
meningkatkan kebermaknaan hasil belajar siswa, maka dapat dilaksanakan dengan
cara study tour. Sekolah kami, memilih study tour untuk tahun ajaran 2014/2015
ke Yogyakarta.
B.
Rumusan Masalah
Uraikan
apa yang kamu ketahui tentang candi borobudur !
C.
Tujuan
Menguraikan
tentang candi borobudur
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Candi
Borobudur
Candi Borobudur adalah candi budha terbesar didunia. Candi
ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang merupakan salah satu icon
kebanggan Indonesia. Bangunan candi memiliki wujud triangga yaitu
kepala, badan dan kaki. Masing-masing bagian ini memiliki arti secara simbolis
yaitu :
1.
Kepala
melambangkan alam atas, yang merupakan alam para dewa;
2.
Badanmelambangkan
alam antara yang mempunyai makna sebagai tempat manusiayang telah meninggalkan
tempat suci; dan
3.
Kaki
yang melambangkan alam bawah yaitu tempat manusia biasa.
B.
Sejarah Candi
Borobudur
Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 sebelum masehi
atau abad ke 9 . Borobudur dibangun oleh pengikut Buddha Mahayana pada masa
pemerintahan Dinasti Dinasti. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti
dinasti. Pendiri Candi Borobudur, Raja Samaratungga dari atau dinasti dinasti
dinasti. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar 824 AD dan selesai sekitar 900
Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani putri Samaratungga. Sementara
arsitek yang membantu membangun candi ini untuk cerita turun-temurun bernama
Gunadharma.
Beberapa Penafsiran Nama Borobudur
Dari beberapa literarur yang ada, dapat disebutkan berbagai
pendapat yang berbeda dari para ahli, antara lain:
a) Kitab negara kertagema
Naskah dari tahun 1365 M yaitu kitab
Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca, menyebutkan kata “Budur” untuk
sebuah bangunan Agama Budha dari aliran Wajradha. Kemungkinan yang ada nama
“Budur” tersebut tidak lain adalah Candi Borobudur. Karena tidak ada
keterangan lain kiranya tak dapat diambilsuatu kesimpulan.
b) Sir Thomas Stamford Raffles
Penafsiran tentang Borobudur juga
telah dilakukan oleh Raffles berdasarkan keterangan dari masyarakat luas yang
menafsirkan bahwa:
·
Budur
merupakan bentuk lain dari “Budo” yang dalam bahasa Jawa berarti Kuno.Tetapi
bila dikaitkan dengan Borobudur berarti “Boro jaman Kuno” jelas tidak
mengandung suatu pengertian yang dapat dikaitkan dengan Candi
Borobudur.Budha.Dengan demikian Borobudur berarti Sang Budha yang Agung.
·
Namun
kerana “Bhara” dalam bahasa Jawa Kuno dapat diartikan banyak,maka Borobudur
dapat juga berarti “Budha yang Banyak”.
·
Jika
dikaji secara teliti,maka keterangan yang dikemukakan oleh Raffles memang tidak
ada yang memuaskan.”Boro jaman Kuno” kurang mengena. ”Sang Budha yang Agung”
maupun “Budha yang banyak”.Kurang mencapai sasaran.Perubahan kata “Budha
menjadi Budur” misalnya perubahan demikian tidak dapat diterangkan dari segi
ilmu bahasa,karena sukar dapat diterima.(Soekmono, 1981)
c) Poerbatjaraka
Menurut Beliau “Boro” berarti
“Biara” dengan demikian Borobudur berati “Biara Budur”.Penafsiran ini memang
sangat menarik karena mendekati kebenaran berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Penyelidikan dan penggalian yang
dilakukan tahun 1952 di halaman sebelah barat laut bangunan Candi Borobudur
telah berhasil menemukan fondasi batu-batu dan genta perunggu berukuran
besar.Penemuan fondasi batu-batu dan genta ini memperkuat dugaan yaitu
merupakan sisa-sisa dari sebuah biara.
Selanjutnya jika dihubungkan dengan
Kitab Negara Kertagama mengenai “Budur” maka besar kemungkinan penafsiran
Poerbatjaraka adalah benar dan tepat.Namun demikian masih merupakan suatu
pertanyaan mengapa Biara dalam hal ini penamaan menggantikan Candinya,padahal
Candi jauh lebih penting dari biaranya.
d) De Casparis
De Casparis menemukan kata majemuk
dalam sebuah prasasti yang kemungkinan merupakan asal kata Borobudur.Dalam
prasasti SRI KAHULUNAN YANG BERANGKA 842 Masehi dijumpai kata “Bhumi
Sambhara Budhara” yaitu suatu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang
atau disebut kuil.
Penelitian yang mendalam tentang
keagamaan yang terungkap dalam prasasti dan rekonstruksi yang teliti terhadap
geografi daerah yang terjadinya peristiwa sejarah bertalian dengan prasasti
tersebut,maka De Casparis itu menyimpulkan bahwa Bhumi Sambhara Budhara tidak
lain adalah Borobudur.(Soekmono,1981)
e) Drs. Soediman
Didalam bukunya “Borobudur salah
satu keajaiban Dunia”, menyebutkan bahwa arti nama Borobudur sampai sekarang
masih belum jelas.Dijelaskan pula bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu
“Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa sansekerta “Vihara”yang berarti
kompleks Candi dan “Bihara”yang berati asrama.”Budur” dalam bahasa
Bali Beduhur yang artinya diatas. Jadi nama Borobudur berarti asrama
atau Vihara dan kelompok Candi yang terletak diatas tanah yang tinggi atau
bukit.
Pemugaran Candi Borobudur
Pemugaran
Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan
pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur
karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga
muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya
mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi
Arkeologi ( TA ). Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu -
batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta
memperbaiki batu – batu yang sudah retak dan pecah, pekerjaan – pekerjan di
atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur,
sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan transportasi
pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh kontraktor (PT NIDYA KARYA
dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE). Bagian –
bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat
tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur
serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada
tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai
sebuah batu prasati seberat + 20 Ton. Prasasti peresmian selesainya
pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan
dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur
penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan
terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.
Bangunan Candi Borobudur
a.
Uraian
Banguan Candi Borobudur
Candi Borobudur di bangun mengunakan
batu Adhesit sebanyak 55.000 M3 bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang
berundak – undak dengan tangga naik pada ke – 4 sisinya ( Utara, selatan, Timur
Dan Barat ) pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak bisa masuk
melainkan bisa naik ke atas saja.
Lebar bangunan Candi Borobudur 123
M. Panjang bangunan Candi Borobudur 123 M. Pada sudut yang membelok 113 M. Dan
tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M. Pada kaki yang asli di di tutup oleh
batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya. Candi
Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta yang terbagi ke
dalam tiga bagian besar di antaranya:
1.
Kamadhatu:
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam dunia ini manusia terikat pada
hasrat bahkan di kusai oleh hasrat kemauan dan hawa nafsu, Relief – relief ini
terdapat pada bagian kaki candi asli yang menggambarkan adegan – adegan
Karmawibangga ialah yang melukiskan hukum sebab akibat.
2.
Rupadhatu:
Sama dengan alam semesta antara dunia rupa dalam hal manusia telah meninggalkan
segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat dan kemauan bagian ini
terdapat pada lorong satu sampai lorong empat.
3.
Arupadhatu:
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa yaitu tempat para dewa bagian ini
terdapat pada teras bundar ingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.
b.
Patung
Di dalam bangunan Budha terdapat
patung – patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat pada
relung – relung : 432 Buah Sedangkan pada teras – teras I, II, III berjumlah :
72 Buah. Jumlah : 504 Buah
Agar lebih jelas susunan – susunan patung Budha pada Budha
sebagai berikut:
i.
Langkah
I Teradapat : 104 Patung Budha
ii.
Langkah
II Terdapat : 104 Patung Budha
iii. Langkah III Terdapat : 88 Patung
Budha
iv. Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha
v.
Langkah
V Terdapat : 64 Patung Budha
vi. Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung
Budha
vii. Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung
Budha
viii. Teras Bundar III Terdapat : 16
Patung Budha
Jumlah
: 504 Patung Budha
c.
Patung
Singa
Pada Candi Borobudur selain patung
Budha juga terdapat patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang
dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang karena
berbagai sebab satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat
yang juga menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi
Borobudur yang megah dan anggun.
d.
Stupa
1. Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari stupa – stupa lainya dan terletak
di tengah – tengah paling atas yang merupakan mhkota dari seluruh monumen
bangunan Candi Borobudur, garis tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang
tertinggi di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan
juga terletak di garis Harmika.
2. Stupa Berlubang / Terawang
Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa yang
terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat patung Budha. Di
Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya 72 Buah, stupa – stupa
tersebut berada pada tingkat Arupadhatu:
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa
3. Stupa kecil
Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainya
hanya saja perbedaannya yang menojol adalah ukurannya yang lebih kecil dari
stupa yang lainya, seolah – olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur
keberadaanstupa ini menempati relung – relung pada langkah ke II saampai
langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa
kecil jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.
e.
Relief
Bagan Relief
|
|||
Tingkat
|
Posisi/letak
|
Cerita Relief
|
Jumlah Pigura
|
Kaki
candi asli
|
-----
|
Karmawibhangga
|
160
|
Tingkat
I
|
dinding
|
a.
Lalitawistara
|
120
|
b.
jataka/awadana
|
120
|
||
langkan
|
a.
jataka/awadana
|
372
|
|
b.
jataka/awadana
|
128
|
||
Tingkat
II
|
dinding
|
Gandawyuha
|
128
|
langkan
|
jataka/awadana
|
100
|
|
Tingkat
III
|
dinding
|
Gandawyuha
|
88
|
langkan
|
Gandawyuha
|
88
|
|
Tingkat
IV
|
dinding
|
Gandawyuha
|
84
|
langkan
|
Gandawyuha
|
72
|
|
Jumlah
|
1460
|
Ø Relief
Karmawibhangga bagian yang terlihat sekarang ini tidaklah sebagaimana
bangunan aslinya karena alasan teknis maupun yang lainya maka candi di buatkan
batu tambahan sebagai penutup. Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi,
relief yang menghiasi dinding batu yang terselubung tersebut menggambarkan
hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran mengenai
karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut
bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan
suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja
memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman
yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan
penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai
tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian
tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung.
Relief
Karmawibhanga yang terdapat pada bagian Kamadhatu berjumlah 160 buah pigura
yang secara jelas menggambarkan tentang hawa nafsu dan kenikmatan serta akibat
perbuatan dosa dan juga hukuman yang di terima tetapi ada juga perbuatan baik
serta pahalanya. Yang di perlihatkan pada relief – relief itu antara lain:
o
Gambaran
mengenai mulut – mulut yang usil orang yang suka mabuk – mabukan perbuatan –
perbuatan lain yang mengakibatkan suatu dosa.
o
Perbuatan
terpuji, gambaran mengenai orang yang suka menolong Ziarah ke tempat suci
bermurah hati kepada sesama dan lain – lain yang mengakibatkan orang mendapat
ketentraman hidup dan dapat pahala
Ø Lalitawistara merupakan
penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan
merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari
surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota
Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah
melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur.
Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia,
sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa
selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di
arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri
Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang
berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai
Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti
"hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.
Ø Jataka dan Awadana
Jataka adalah berbagai cerita tentang
Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan
pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan
suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga.
Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan
tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya,
pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha
menuju ketingkat ke-Buddha-an. Sedangkan Awadana,
pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang
Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia
kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief
candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya
terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal
dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka,
karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi.
Ø Gandawyuha merupakan
deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah ceritaSudhana yang berkelana tanpa mengenal
lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati
oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci
Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya
berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
C.
Letak Candi
Borobudur
Candi Borobudur didirikan pada sebuah bukit pada
ketinggian ± 15m di atas dataran di sekitarnya. Candi Borobudur terletak
di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi
Jawa Tengah, Negara Indonesia, ± 41 km dari Yogyakarta. ±80km dari
Kota Semarang, Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah. Candi borobudur juga dikelilingi
oleh pegunungan Menoreh di sisi Selatan, Gunung Merapi (2411m) dan Gunung
Merbabu (3142m) di sisi Timur, serta Gunung Sumbing (2271m) dan Gunung Sindoro
(3135m) di sisi Barat Laut. Disebelah Timur Candi Borobudur
juga terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.
D.
Fasilitas Candi
Borobudur
a)
Fasilitas
Area Taman
1. Museum Karmawibangga / Borobudur
Museum ini menampilkan beragam informasi mengenai Candi
Borobudur dari sudut pandang sejarah, arkeologi, arsitektur, lingkungan, dll.
Beragam artifak yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur juga didisplay secara
aktif di museum ini.
2. Museum Kapal Samudraraksa
Kapal Samudraraksa merupakan satu dari dua museum yang
ada di kawasan Candi Borobudur. Museum ini menjadi persinggahan terakhir Kapal
Samudraraksa atau Kapal Borobudur yang telah mengarungi Samudera Hindia hingga
ke wilayah Afrika. Museum yang diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2005 oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhyono ini terdiri dari tiga bangunan. Bangunan pertama
merupakan tempat informasi, display foto, poster, relief, serta pemutaran film.
Bangunan kedua yang berbentuk rumah joglo merupakan tempat kapal Samudraraksa
dipajang. Selain kapal, di bangunan kedua ini disimpan barang-barang yang
dipergunakan oleh para awak kapalnya sewaktu berlayar mengarungi samudera,
seperti: peralatan memasak, peralatan rumah tangga sehari-hari, buku, kaset,
cd, vcd, dan obat-obatan. Sedangkan bangunan ketiga berfungsi sebagai kantor
dan tempat penjualan suvenir.
3. Kereta Mini
Berkeliling Candi dapat juga dilakukan dengan mengendarai
kereta taman. Dapat melihart candi dari seluruh arah dan juga melihat taman
serta museum yang tersedia di taman wisata candi
4. Visitor Center & Audio Visual
Tempat pengunjung memperoleh beragam informasi awal mengenai
candi. Juga informasi mengenai beragam fasilitas yang ada di dalam Taman Wisata
Candi Borobudur. Disini juga terdapat audio visual yang memutar film dokumenter
mengenai candi Borobudur
5. Sepeda
Dengan Menaiki sepeda, pengunjung semakin mudah eksplorasi
kawasan Taman Wisata Candi dengan lebih leluasa dan menyenangkan, sambil
menghirup segarnya udara di sekitar taman.
E.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi kerusakkan pada Candi Borobudur
Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kerusakkan
bagian – bagian Candi Borobudur, yaitu faktor dari dalam dan faktor luar.
Faktor dari dalam adalah besarnya tekanan antarbatuan yang
menyusun Candi Borobudur. Karena Candi Borobudur disusun dari banyak sekali
batuan yang ditumpuk, maka sudah pasti batu yang di atas akan menekan batu yang
berada di bagian bawah. Sedikit demi sedikit, batuitu akan retak dan lama
kelamaan akan menjadi pecah.
Faktor dari luar yang mempengaruhi rusaknya bangunan Candi Borobudur
diantaranta adalah faktor iklim, faktor lumut dan ganggang, serta faktor
manusia.
Ø Padafaktor iklim, yang mempengaaruhi
adalah suhu dan curah hujan. Suhu yang panas ada siang hari meyebabkan batuan
memuai, sedangkan suhu yang dingin pada malam hari menyebabkan batuan menyusut.
Perubahan suhu yang terjadi terus, menyebabkan batuan mengalami
retak pad permukaan. Namun, paktor suhu hanyaberpengaruh pada bagian luar candi
yangterkena sinar matahari. Curah hujan juga berpengaruh terhdap kerusakkan
pada batuan. Curah hujan yang tinggi pada musim hujan, dapat mengikis permukaan
batuan sedikit demi sedikit. Kondisibatuan yang lembap karena hujan, juga dapat
memicu tumbuhnya lumut dan ganggang, serta jamur kerak.
Ø Lumut, ganggang, serta jamur kerak
akan tumbuh di permukaan batuan yang lambap, sehingga dapat menimbulkan
pelapukkan pada batuan, dan mengurangi kekuatan batuan itu. Ketiga jenis
tanaman ini biasanya hidup ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung,
ataupun pada batuan yang ada dibagian dalam Candi. Hal ini sangat
menghawatirkan bagi Candi Borobudur.
Ø Faktor yang terakhir adalah Manusia.
Karena sifat Manusia itu berbeda - beda, maka perilaku seseorang terhadap benda
bendapun berbeda – beda. Banyak tangan – tangan jahila manusia yangmengunjungi
Candi Borobudur, mengambil sebagian kecil batuan penyusun candi borobudur,
sekedar hanya sebagai buah tangan. Padahal kerusakkan sedikitsaja pada batuan
akan mempengaruhi kualitas kekuatan batuan lainnya yang mengikat Candi
Borobudur yang dibangun dengan sistem dry masony “tanpa perekat”. Ada pula yang
tidak sekedar mengambil sebagian kecilbagian, tetapi banyak bagian terutama
patung – patung Buda di Candi Borobudur. Harga yang mahal mengingat hal itu
merupakan peninggalan sejarah, memicu para penjarah untuk mendapatkan
keuntungan yang besar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Borobudur harus dirawat, dan
dilesrarikan. Supaya generasi generasi yang akan datang dapat mengetagui dan
mengenal apa itu Candi Borobudur.
B.
Saran
1.
Kita sebagai generasi muda harus menjadi generasi penerus
bangsa, dengan cara giat belajar dan berlatih supaya menjadi siswa – siswi yang
terampil dan bertaqwa
2.
Kita sebagai warga negara harus menjaga dan melestarikan
budaya bangsa dengan memelihara tempat – tempat bersejarah sebagai peninggalan
nenek moyang kita.
3.
Kami para penulis makalah ini berharap dengan berkembangnya
kebudayaan barat di harapkan pada rekan – rekan generasi
muda mampu memilih dan meniliai budaya yang masuk dan berusaha mempertahankan
kebudayaan bangsa sendiri.
4.
Sebaiknya
kita sebagai warga negara yang baik turut berperan serta dalam merawat candi
Borobudur. Langkah awal adalah dengan tidak meusak bagian-bagian candi
Borobudur. Langkah selanjutnya adalah dengan memperkenalkan candi Borobudur
kepada masyarakat luas agar candi Borobudur dikenal luas, di Indonesia maupun
di Dunia
DAFTAR PUSTAKA
Madhori.
2008. Borobudur Sepanjang Masa. Yogyakarta:
Media Cipta Pustaka.
Samidi.
1975. Penelitian Pendahuluan Pemberantasan Lumut Pada Batuan Candi
Borobudur. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
MoerTjipto,
Drs Borobudur, Pawon Dan Mendut, Kanisus Yogyakarta 1993
Soediman, Drs Borobudur Salah Satu
Keajaiban Dunia Gramedia Yogyakarta, 1980
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “CANDI BOROBUDUR”
Dalam penyusunan makalah ini, kami
tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan
yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik
dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
Terima
kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakan
B.
Tujuan
C.
Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Candi
Borobudur
B. Sejarah Candi Borobudur
C. Letak Candi Borobudur
D. Fasilitas Candi Borobudur
E. Faktor – faktor yang mempengaruhi
kerusakkan pada Candi Borobudur
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
CANDI BOROBUDUR
OLEH
:
NAMA
KELOMPOK
1.AYU SEPTIANA
2.LILI RAHMAWATI
3.HOLIDA
KELAS :
IX - B
MTs.
AL-IJTIHAD DANGER
TP.
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar