Kamis, 06 Oktober 2016

MAKALAH PERAN MIKRO ORGANISME PADA MAKANAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Makanan yang disukai manusia pada umumnya juga disukai orgnisme. Dengan demikian maka mikroorganisme pada dasarnya merupakan saingan manusia. Mikroorganisme adalah mahluk – mshluk kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.Banyak virus, bakteri dan jamur menyerang makanan yang masih berupa bahan mentah seperti sayur – sayuran, buah- buahan, susu, daging ; banyak pula yang menyerang makanan yang sudah dimasak seperti nasi, roti, kue, lauk – pauk dan sebagainya. Maka sudah sewajarnyalah jika manusia sejak zaman dahulu dan dimanapun berusaha keras untuk menenggulangi serangan tersebut. Banyak juga cara – cara yang telah di temukan oleh manusia untuk menyelamatkan makanannya dari pencemaran oleh mikroorganisme. Keracunan karena makanan dapat terjadi dimana – mana, dan sampai sekarang pun korban akibat keracunan makanan itu relatif tinggi, terlebih-lebih di daeran-daerah yang penduduknya miskin. Tiap kali di daerah Banyumas dan sekitarnya terjadi akibat keracunan akibat makanan tempe bongkrek. Tempe bongkrek yang telah kadarluarsa, lagi pula tidak di masak dengan sepertinya yang sudah barang tentu tidak aman untuk di makan.
Sebaliknya, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang perlu di tumbuhi mikroorganisme terlebih dahulu supaya jadi dan lezatnya bertambah. Pembuatan keju, tempe, tape, minuman anggur, tuak dan lain-lain lagi akan tidak berhasil jika tidal dengan pertolongan mikroorganisme. Untuk itulah, kami menyusun makalah ini dengan formulasi judul Mikrobiologi Makanan
B.     Permasalahan
1.      Mikroorganisme pada makanan
2.      Jenis – jenis mikroba yang dapat mengkontaminasi makanan
3.      Peranan positif dan negative mikroorganisme pada makanan
C.    Tujuan
Secara umum :
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang Mikrobilogi terapan, yakni dalam “Makanan”
Secara khusus :
Bertujuan untuk memenuhi persyaratan masuk ujian tengah semester dari mata kuliah Mikrobiologi..

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mikroorganisme pada bahan makanan
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Bahan makanan merupakan salah satu tempat yang paling memungkinkan bagi pertumbuhan mikroorganisme Makanan basi atau terkontaminasi tak asing lagi ada campur tangan mikroorganisme di dalamnya. Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencegahnya, salah satunya dengan pengawetan. Pengawetan makanan yang umumnya digunakan adalahmemasak atau memanaskan makanan tersebut agar mikroorganisme yang ada di dalamnya mati, selain itu dengan pemberian garam dengan konsentrasi tinggi misalnya saja pada ikan atau daging, penggunaan radiasi juga efektif untuk beberapa jenis makanan. Metode pengawetan makanan yang tidak mematikan mikroorganisme tetapi mencegah pertumbuhannya mencakup pembekuan dan pengeringan.
Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pada umumnya bahan makanan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi (Syarifah, 2002) Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit.
Makanan
Irianto (2007) menjelaskan proses-proses peruraian bahan makanan oleh mikroorganisme adalah sebagai berikut.
a.       asam amino → amin → amonia → hidrogen sulfidaàBahan pangan protein → mikroorganisme proteolitik
b.      asam → alkohol gasàBahan pangan berkarbohidrat → mikroorganisme peragi karbohidrat
c.       asam lemak → gliserolàBahan pangan berlemak → mikroorganisme lipolitik
Keberadaan mikroorganisme dalam suatu bahan makanan disebabkan karena bahan makanan tersebut mengandung nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.
Kontaminasi mikroorganisme pada bahan makanan dapat menyebabkan penyakit, seperti tifus, kolera, disentri, atau tbc, yang mudah tersebar melalui bahan makanan. Gangguan-gangguan kesehatan, khususnya gangguan perut akibat keracunan makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi, langsung oleh bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun; toksin-toksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi pangan yang mengandung parasit-parasit hewan dan mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan penyebabnya (Syarifah, 2002).
Sumber-sumber kontaminasi bahan makanan oleh bakteri ada bermacam-macam, antara lain:
·         manusia,
·         udara,
·         makanan mentah,
·         hewan,
·         serangga,
·         buangan,
·         debu dan
·         kotoran, dan air yang tidak untuk diminu
Manusia membawa bakteri di rambut, telinga, hidung, tenggorokan, usus dan kulit, terutama tangan. Batuk, bersin dan meludah akan memindahkan bakteri. Menggaruk bintik-bintik pada kulit akan menyebarkan mikroba yang berbahaya.
Makanan mentah yang mungkin mengandung bakteri yaitu daging, unggas, buah dan sayuran (terutama sayuran dari dalam tanah), ikan, kerang. Bakteri dari berbagai sumber dapat dipindahkan pada makanan melalui kontak langsung.
Permukaan tempat kerja, pisau, pakaian dan tangan yang tidak dicuci merupakan pembawa untuk memindahkan bakteri ke makanan (kontak tidak langsung). Benda-benda dapat menkontaminasi makanan selama tahap-tahap proses produksi. Bahan kimia, termasuk pestisida, pemutih dan bahan pembersih lainnya dapat mengkontaminasi makanan apabila tidak digunakan dengan hati-hati. Apabila benda yang berbahaya dimasukkan dalam makanan secara sengaja, ini disebut kontaminasi disengaja dan merupakan tindakan kejahatan (Setyawan, 2008).
Ketika menyimpan makanan, penting untuk melakukan perputaran stok agar makanan yang lama digunakan lebih dulu. Jangan membuat stok makanan yang berlebihan. Makanan kering, makanan dalam botol dan kaleng harus disimpan dalam ruangan yang kering, berventilasi baik, tidak di lantai, dan dalam wadah yang kedap udara apabila perlu. Semua makanan harus disimpan dalam wadah bertutup rapat untuk mencegah kontaminasi (Setyawan, 2008).
2.2 Jenis – jenis mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi makanan
Makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai bahan yang bersifat toksik bagi tubuh yang dapat membuat makanan tersebut tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Penyakit asal makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme dan dipindah sebarkan melalui makanan terjadi melalui dua mekanisme yaitu pertama, mikroorganisme yang terdapat dalam makanan menginfeksi inang sehingga menyebabkan penyakit asal makanan dan kedua, mikroorganisme mengeluarkan eksotoksin dalam makanan dan menyebabkan keracunan makanan bagi yang memakannya.Salah satu kontaminan makanan yang penting untuk diketahui adalah mikotoksin. Mikotoksin adalah zat toksik atau toksin yang dikeluarkan oleh jamur atau fungi.
Selain mikotoksin terdapat beberapa mikroorganisme yang biasanya mengkontaminasi makanan, minuman dan obat tradisional. Mikroorganisme kontaminan yang diuji di laboratorium mikrobiologi adalah:


1. Kuman Coliform
Kuman Coliform merupakan segolongan besar dan heterogen kuman-kuman batang Gram negatif, yang dalam batas-batas tertentu mirip Escherichia coli. Kuman Coliform merupakan sebagian besar flora aerobik usus normal. Di dalam usus, umumnya kuman ini tidak menyebabkan penyakit dan bahkan dapat membantu fungsi usus secara normal. Organisme ini menjadi patogen hanya bila mencapai jaringan di luar saluran pencernaan, khususnya saluran air kemih, saluran empedu, paru-paru, peritonium, atau selaput otak, yang dapat menyebabkan peradangan pada tempat-tempat tersebut. Bila daya tahan normal hospes tidak cukup kuat, khususnya pada bayi yang baru lahir, manusia yang berusia tua, pada stadium terminal penyakit-penyakit lain, maka kuman Coliform dapat mencapai aliran darah dan menyebabkan sepsis .
2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti anggur. Bakteri ini tidak bergerak, tidak membentuk spora dan tumbuh paling cepat pada suhu 370C. Koloninya berwarna abu-abu sampai kuning emas.
Staphylococcus aureus adalah genus Staphylococcus yang menjadi patogen utama bagi manusia. Hampir setiap orang akan mengalami beberapa tipe infeksi Staphylococcus aureussepanjang hidupnya, bervariasi dalam beratnya mulai dari keracunan makanan atau infeksi kulit ringan sampai infeksi berat yang mengancam jiwa. Salah satu penyebab terjadinya keracunan makanan adalah karena makanan yang dimasak kurang matang .
3. Escherichia coli
Escherichia coli adalah bakteri batang Gram negatif, yang habitat alaminya di saluran usus manusia dan hewan. Koloninya berbentuk bundar, cembung dan halus dengan tepi yang nyata. Di dalam usus, pada umumnya Escherichia coli tidak menyebabkan penyakit dan bahkan dapat membantu fungsi usus secara normal. Bakteri ini menjadi patogen hanya bila berada di luar usus atau di tempat lain dimana flora normal jarang terdapat. Tempat yang sering terinfeksi oleh bakteri ini adalah saluran kemih, saluran empedu, dan tempat-tempat lain di rongga perut.Escherichia coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan terjadinya diare.
4. Salmonella
Infeksi oleh bakteri genus Salmonella disebut Salmonelosis. Infeksi ini menyerang saluran gastrointestin yang mencangkup perut, usus halus, dan usus besar atau kolon. Gejala yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung Salmonella adalah timbul rasa sakit perut yang mendadak dengan diare encer, seringkali mual, muntah dan demam dengan suhu 380C sampai 390C. Gejala ini ada hubungannya dengan endotoksin tahan panas yang dihasilkan oleh Salmonella .
Salmonella mudah tumbuh pada media perbenihan biasa. Bakteri ini membentuk asam dan kadang-kadang gas dari hasil fermentasi glukosa dan manosa dan biasanya membentuk H2S. Salmonella dapat hidup dalam air beku untuk jangka waktu yang cukup lama, resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetrationat dan natrium deoksikolat yang menghambat bakteri enterik lainnya.
Beberapa spesies Salmonella dapat menyebabkan infeksi makanan diantaranyaSalmonella enteritidis var. Typhimurium dan varietas lainnya serta Salmonella choleraesuis. Bakteri ini adalah bakteri Gram negatif, motil, tidak membentuk spora, dapat memfermentasi glukosa, tetapi tidak memfermentasi laktosa atau sukrosa.
5. Clostridium perfringens
Clostridium perfringens umumnya terdapat di alam, misalnya dalam daging mentah dan tinja hewan. Bakteri ini juga merupakan penyebab utama keracunan makanan. Keracunan makanan ini paling baik dicegah dengan menghindarkan penghangatan atau pendinginan makanan yang telah dimasak, secara berkelanjutan.
2.3 Peranan mikroorganisme pada makanan
A.    Peranan yang Merugikan                                                     
a.      Bakteri
1.      Penyebab penyakit, tidak baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan
Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae penyebab dipteri.
2.      Penyebab kebusukan makanan (spoilage)
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik,halofilik, dll.
3.      Penyebab keracunan makanan (food borne disease).
Kusnadi, dkk (2003) menjelaskan bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu/tanah, kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan makanan. Bahkan menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun (toksin) . Makanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi.
Indeks pangan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: (1) infeksi dimana makanan tidak menunjang pertumbuhan patogen tersebut, misalnya, patogen penyebab tuberkolosis (Mycobacterium bovis dan M. tubercolosis), brucellosis (Brucela aortus, b. melitensis),diprteri (Corynebacterium diptheriae), disentri oleh Campylobacter, demam tifus,kolera , hepatitis, dan lain-lain; dan (2) infeksi dimana makanan berfungsi sebagai medium kultur untuk pertumbuhan patogen hingga mencapai jumah yang memadai untuk menimbulkan infeksi bagi pengkomsumsi makanan tersebut; infeksi ini mencakup Salmonela spp, Listeria, vibrioparahaemolyticus, dan Escherichia coli enteropatogenik. Penularan infeksi jenis kedua ini lebih mewabah dari pada jenis-jenis gangguan perut yang lain. Gejala-gejala yang disebabkan infeksi mulai terlihat setelah setelah 12-24 jam dan ditandai dengan sakit perut bagian bawah (abdominal pains), pusing, diare, muntah-muntah, demam dan sakit kepala. Pada tabel 2 disajikan gejala-gejala penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri patogen dan waktu inkubasi yang diperlukan untuk menimbulkan gejala.
Beberapa peneliti menyarankan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium perfringensdan Bacillus cereus dikategorikan sebagai intoksikasi karena kedua jenis bakteri dapat memproduksi toksin. Akan tetapi untuk menimbulkan efek keracunan, sejumlah besar sel hidup harus terkonsumsi. Demikian juga Salmonella dapat menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin didalam saluran pencernaan. Sebaliknya Saereus yang tergolong ke dalam intoksikasi, dapat mengkolonikasi mukosa dalam saluran pencernaan dan menyebabkan diare kronis. Dengan demikian klasifikasi keracunan makanan ini harus digunakan secara hati-hati.
Mikotoksikosis biasanya tersebar melalui makanan, sedangkan mikosis tidak melalui makanan tetapi melalui kulit atau lapisan epidermis,rambut dan kuku akibat sentuhan, pakaian, atau terbawa angin.
b.      Non-Bakteri
1.      Kapang
Selain oleh bakteri, kapang juga dapat menimbulkan penyakit yang dibedakan atas dua golongan, yaitu
(1)   infeksi oleh fungi yang disebut mikosis dan
(2)   keracunan yang disebabkan oleh tertelannya metabolik beracun dari fungi ataumikotoksikosis.
`Dalam menghindari hal-hal negative yang disebabkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan pencegahan-pencegahan seperti Pencegahan kontaminasi pangan seperti yang dianjurkan dalam Setyawan (2008) adalah sebagai berikut:
1.      Menyentuh makanan sedikit mungkin.
2.      Menghindarkan makanan dari semua sumber bakteri
3.      Menutup makanan
4.      Menghindarkan hewan dan serangga dari tempat makanan.
5.      Membuang sisa makanan dan sampah lain dengan hati-hati.
6.      Menjaga tempat sampah tetap tertutup.
7.      Menjaga segalanya sebersih mungkin.
B.     Peran yang Menguntungkan
Beberapa bahan makanan yang sampai saat ini dibuat dengan menggunakan mikroorganisme sebagai bahan utama prosesnya, misalnya pembuatan bir dan minuman anggur dengan menggunakan ragi, pembuatan roti dan produk air susu dengan bantuana bakteri asam laktat, dan pembuatan cuka dengan bantuan bakteri cuka.
Pengolahan kacang kedelai di beberapa negara banyak yang menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri bakteri asam laktat. Bahkan asam laktat dan asam sitrat yang dalam jumlah besar diperlukan oleh industri bahan makanan masing-masing dibuat dengan bantuan asam laktat dan Aspergillus niger (Darkuni, 2001).
Beberqapa kelompok mikroorganisme dapat digunakan sebagai indikator kualitas makanan. Mikroorganisme ini merupakan kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu kondisi yang terekspos yang dapat mengintroduksi organisme hazardous (berbahaya) dan menyebabkan proliferasi spesies patogen ataupun toksigen. Misalnya E. coli tipe I, coliform dan fekal streptococci digunakan sebagai indikator penanganan pangan secara tidak higinis, termasuk keberadaan patogen tertentu. Mikroorganisme indikator ini sering digunakan sebagai indaktor kualitas mikrobiologi pada pangan.
Produksi massa ragi, bakteri dan alga dari media murah mengandung garam nitrogen anorganik , cepat saji, dan menyediakan sumber protein dan senyawa lain yang sering digunakan sebagai makanan tambahan untuk manusia dan hewan
2.4. Contoh Peran Mikroorganisme Pada Keju
Pada pembuatan keju, kelompok bakteri yang dipergunakan adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang bisa digunakan adalah Lactobacillus dan Sterptococcus. Ada 4 macam jenis keju, yaitu :
1.      Keju sangat keras, contoh: keju Romano, keju Permesan.
2.      Keju keras, contoh: keju Cheddar, keju Swiss.
3.      Keju setengah lunak, contoh: keju Requefort (keju biru).
4.      Keju lunak, contoh: keju Camembert.
·         Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipesteurisasikan melalui pemanasan sebelum kultur bakteri asam laktat dinokulasikan (ditanam), kemudian didinginkan sampai 30oC.
·         Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.
·         Akibat dari kegiatan atau aktivitas bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, proses ini disebut pendadihan.
·         Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih.
·         Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.
·         Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 42oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/12/cheese.jpg?w=570
Metabolisme Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat menurut reaksi berikut :
C12H22O11 + H2O  →  4CH3CHOHCOOH
Laktosa            Air                   Asam laktat
Tahapan metabolisme bakteri asam laktat dalam pembuatan keju adalah:
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/12/chesee.jpg?w=405&h=269
1.      Pengasaman
Susu dipanaskan agar bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat tumbuh. Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat. Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein kasein, lemak, beberapa vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih.
2.      Pengentalan
Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang membuat protein menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih). Setelah dipisahkan, air dadih kadang dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi namun biasanya air dadih tersebut dibuang. Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut.
3.      Pengolahan dadih
Beberapa keju lunak dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih diiris dan dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan lebih banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang dihasilkan semakin padat.
Teknologi Tepat Guna yang Digunakan dalam Produksi Keju
a.   Proses Produksi Keju Cheddar
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/12/kjzgshgs.jpg?w=536&h=299
b.   Produksi Keju Mozarella
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/12/moza.jpg?w=570&h=320
Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Keju
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/12/bahan2-keju.jpg?w=311&h=222
Keterangan :
1. Susu (dalam gelas takar)
2. Termometer
3. Sendok takar
4. Gelas-gelas
5. Kultur Lactobaccilus bulgaricus
6. Lipase
7. Rennet
8. pH paper















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Miroorganisme dalam melangsungkan hidupnya tidak membutuhkan tempat yang besar dan mudah mudah hidup dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat.
Bahan pangan selain menjadi sumber energi bagi manusia dapat menjadi bahan makanan bagi mikroorganisme karana banyak menyedikakan berbagai macam nutrisi yang digunakan untuk melangsungkan kehidupan dan mengembangkan diri.
Mikroorganisme dalam pangan sangat bermacam macam seperti, Kuman Coliform,Staphylococcus aureus, Escherichia coli, SalmonellaClostridium perfringens jenis – jenis ini ada yang berperan positif bagi manusia dan ada yang merugikan bagi manusia termasuk dalam pencemaran makana dan menyebabkan berbagai keracunan dalam makanan.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2009.Mikroorganisme dalam Bahan Makanan. Onlinehttp://en.wordpress.com/tag/bakteri-pada-makanan.com, access on Jum’at 3 april 2009
Dwidjoseputre, D. Dr. Prof2005Dasar – Dasar Mikrobologi. PT. Djambatan: Jakarta
Ikbal Ali, 2008. Peran Mikroorganisme Dalam Kehidupan. Online http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-dlm-kehidupan.com, access on Senin 30 april 2009


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”PERAN MIKROORGANISME PADA MAKANAN  ”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------
A.    Latar Belakang----------------------------------------------------------------------------
B.     Rumusan Masalah------------------------------------------------------------------------
C.    Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------------         
A.    Mikroorganisme pada bahan makanan--------------------------------------------
B.     Jenis – jenis mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi makanan----
C.    Peranan mikroorganisme pada makanan------------------------------------------
D.    Contoh Peran Mikroorganisme Pada Keju----------------------------------------
BAB III PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------
A.    Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------------------


MAKALAH
PERAN MIKROORGANISME PADA MAKANAN
Hasil gambar untuk SMAN 1 MASBAGIK
O
L
E
H

NAMA  : L. FERDY SAPUTRA
KELAS : X – IPA 4



SMA NEGERI 1 MASBAGIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...