KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala
puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan InayahNya
kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas kaislaman sampai
sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang
telah membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Dengan
mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul “TEKNOLOGI DI
BIDANG KESEHATAN”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing
yang telah membimbing kami dalam setiap materi tentang IT, tidak lupa
teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita selalu dalam
lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.
Kami
menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami mengucapkan
terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1.3 RUANG LINGKUP MATERI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 DASAR TEORI
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Teknologi dan Informasi
3.2. Pengertian teknologi dan informasi di bidang
keperawatan
3.3 Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
3.4 TELENURSING
A. Definisi
B. Faktor
dalam Menjalankan Telenursing
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing
F. Aplikasi Telenursing
G. Kelebihan
dan kekurangan Telenursing
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 KRITIK DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teknologi adalah suatu kebutuhan yang sangat penting
dalam bidang apapun. Khususnya dalam bidang Ilmu Keperawatan, tidak hanya
dengan teori dan praktik saja, namun teknologi pun ikut andil dalam pelaksanaan
keperawatan itu sendiri. Dengan demikian kita dituntut untuk mengikuti
perkembangan jaman dengan hadirnya informasi terbaru dan terupdete dalam dunia
kesehatan.
1.2 TUJUAN
Dengan hadirnya teknologi dan informasi yang semakin
modern, para perawat dituntut untuk dapat mengetahui dan menerapkan kecanggihan
teknologi dalam bidang keperawatan dengan tujuan untuk lebih mudah dan lebih
fleksibel.
1.3 RUANG LINGKUP MATERI
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari
alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnya. Informasi adalah hasil pemprosesan, manipulasi dan
pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan
(knowledge) bagi penggunanya.
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Teknologi
Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer,
untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk
kata-kata, bilangan, dan gambar.
Informatika dalam keperawatan adalah kombinasi ilmu
komputer dan informasi dengan ilmu keperawatan. Informatika keperawatan adalah
bagian dari informatika perawatan kesehatan yang lebih besar. Perawat
dipersiapkan sebagai spesialis dalam bidang ini, yang pasti seorang perawat
harus melek Teknologi Informasi.
BAB II
LANDASAN MATERI
2.1 DASAR MATERI
Teknologi:
dari kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat
diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan
sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu
tersebut dapat saja berupa benda atau konsep.
Informasi :
data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia (Husein dan Wibowo, 2002).
data yang telah diolah dan dianalisa secara formal,
dengan cara yang benar dan secara efektif, sehingga hasilnya bisa bermanfaat
dalam operasional dana manajemen (Sabarguna, 2003).
data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti
bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau di masa
mendatang (Davis, 2002).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Teknologi dan Informasi
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari
alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnya. Informasi adalah hasil pemprosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan
dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi
penggunanya.
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Teknologi
Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer,
untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk
kata-kata, bilangan, dan gambar.
3.2 Pengertian
teknologi dan informasi di bidang keperawatan.
Informatika dalam keperawatan adalah kombinasi ilmu
komputer dan informasi dengan ilmu keperawatan. Informatika keperawatan adalah
bagian dari informatika perawatan kesehatan yang lebih besar. Perawat
dipersiapkan sebagai spesialis dalam bidang ini, yang pasti seorang perawat
harus memahami Teknologi Informasi.
3.3 Teknologi
dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring
dengan perkembangan kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi mempunyai peran
penting terhadap kehidupan manusia termasuk di dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ikut serta berperan
dalam pelayanan kesehatan merasakan dampaknya.
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet
memberi peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah
satu persoalan penting yang dihadapi sehari hari yaitu kesehatan. Peningkatan
pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat besar
terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang
dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi
makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan
yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan
kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga
keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada,
dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan
kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan
advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesii menekankan kepada bentuk
pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah
etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat
dengan baik.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, tentunya perawat
berhadapan dengan berbagai macam kondisi klien. Pengalaman merawat klien
ditatanan klinik menjadi sebuah pengalaman berharga sebagai bekal dalam
menjalankan pelayanan keperawatan yang professional. Namun hal itu tentu tidak
cukup, karena kondisi klien, pengetahuan klien yang meningkat, dan mudahnya
akses informasi melalui teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat,
menutut perawat untuk juga mengembangkan diri untuk meningkatkan
profesionalis-nya.
3.4 TELENURSING
A. DEFINISI
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi dalam Bidang
Keperawatan Salah satu contoh pemanfaatan Teknologi Informasi yaitu
penggunaan TELENURSING.Telenursing adalah upaya penggunaan
teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian
pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi
komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing
menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim
suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai
komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia
dan atau komputer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian
telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi
antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan
keperawatan akan meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif
keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara
startegi dan kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan
pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan
keperawatan.
B. Faktor dalam Menjalankan TelenursingUntuk dapat diaplikasikan maka ada
beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1. Faktor
legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan
atau institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan telenursing.
2. Faktor
financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup
besar karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari
pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam
pelaksanaan telenursing
3. Faktor
Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan
dan skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan
tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari
aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi
informasi.
4. Faktor
Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien,
telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih
belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya
manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan
pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati
keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan
yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh
masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursingmenggunakan telepon ini
dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care.
C. Tujuan
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk
membentuk diagnosis medis, melainkan difokuskan pada dimensi dari urgensi.
Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada informasi, dukungan,
dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari konsultasi
melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap perkataan
akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya
akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat
.
D. Manfaat
Menurut Britton et all (1999), ada
beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1) Efektif
dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah
sakit dan nursing home)
2) Dengan
sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3) Telenursing
dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4) Pasien
dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi.
5) Berhasil
dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk
perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan
dalam bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat
juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia
Distance Learning Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan
partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi
penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online,
perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang tidak
terbatas.
a) Selain
itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman
klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun
masih dapat memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga
menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan
privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi
penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik
akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini.
b) Perawat
memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan
isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan teKnologi
dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
· Jaminan
kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus
tetap terjaga
· Pasien
yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet
atau telepon) dan keuntungannya
· Diseminasi
data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
· Individu
yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan
informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
c) Dengan
melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi
kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini
mendasari telenursing berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi
tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan
keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di
Indonesia dapat sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan
kedokteran di Indonesia, menjelang Indonesia Sehat.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Implementasi Telenursing
Ada empat faktor penting yang mempengaruhi
implementasi telenursing. Empat faktor tersebut yaitu aspek
sistematika, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspak teknikal.
1. Aspek
sistematika
Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang
meliputi legislasi dan regulasi. Dalam mengontrol kualitas dan kelangsungan
telenursing sangat dibutuhkan pengaturan dan supervisi pelayanan
pemerintah. Untuk penerapan telenursingdisepakati bahwa praktek
keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas dan peraturan legal serta adanya
standart operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan
atau pendidikan keperawatan.
2. Aspek
Ekonomi
Aspek ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan
medis akibat penggunaan telenursing dan Government
recognition for cost effectiveness merupakan prioritas utama.
Investasi pemerintah dalam proyek telenursing merupakan prioritas untuk
mengaktifkan telenursing di daerah rural dan area kepulauan
untuk manfaat medis. Aplikasi system telenursing yang mahal
dan uang perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan.
3. Aspek
Sosial
Aspek sosial terkait verifikasi nilai dan membangun
kepercayaan sosial tentang telenursing dibandingkan dengan
perawatan langsung. Penerimaan dari pemberi pelayanan
kesehatan seperti fasilitas medis, dokter dan perawat, merupakan hal
penting dalan implementasi telenursing. Kerja sama dan koordinasi
antara profesi kesehatan akan membangun pemahaman yang lebih baik tentang telenursing
pada publik. Adanya pengakuan public terhadap keperawatan itu sendiri merupakan
factor kunci dalam pelaksanan telenursing.
4. Aspek
teknikal
Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas
kontentelenursing dan pengembangan sistem pelayanan. Pelatihan dan
pendidikan perawat serta teknologi informasi mendukung pengembangan dan
pengoperasian telenursing. Pengembangan teknologi informasi untuk
menjaga privacy pasien dan keamanan informasi. Standarisasi, pelatihan
keperawatan dan penelitian untuk pengembangan system telenursing dan
pelaksanaannya, teknologi informasi medis dan pengembangan system aplikasi,
serta desain model fungsional yang mungkin
diterapkan dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus
terintegrasi dalam strategi pelaksanaan telenursing.
F. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di
rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon
triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di
dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi
seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui
internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat
setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah,
sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau
diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan
dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit
kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi
aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit
kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan
memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan
dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun
keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
G. Kelebihan dan kekurangan Telenursing
1) Kelebihan
Telenursing
Telenursing dapat diartikan
sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan keperawatan untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh. Model pelayanan ini
memberikan keuntungan antara lain :
1. Mengurangi
waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu,
2. Mempersingkat
hari rawat dan mengurangi biaya perawatan,
3. Membantu
memenuhi kebutuhan kesehatan,
4. Memudahkan
akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi,
5. Berguna
dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah
dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, dan
6. Mendorong
tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses penyedia
layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American
Nurse Assosiation, 1999).
7. Peningkatan
jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata,
8. Dapat
dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning)
dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan
meningkatkan kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang
diberikan serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
9. Meningkatkan
rasa aman (safety) perawat dan klien, karena dengan
diterapkannya telenursing semakin meningkatkan
kepuasan pasien dan keluarga dan meningkatkan kepatuhan.Telenursing telah
menyediakan sarana bagi konsumen untuk memanggil perawat agar mendapatkan saran
kesehatan. seorang perawat dengan pelatihan khusus dapat menawarkan
pendidikan dan dukungan, sehingga ini bermanfaat karena klien
membutuhkan dukungan yang tidak mungkin didapatkan dengan kontak
langsung.
2) Kekurangan
dan hambatan dalam telenursing
Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan
dalam telenursing, meliputi: perilaku, legislatif, dan teknologi.
Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke
mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap telenursingakibat kurangnya
penguasaan terhadap teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi. Namun
dengan adanya pelatihan dan adanya support system, perawat bisa
merasakan manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien.
Legislasi, telenursing muncul sebagai issue kebijakan public secara
mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang telenursing. Secara
teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data
mendukung perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa
bekerja. Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun
provider membutuhkannya.
Sumber lain menyebutkan, antara lain :
Ø Tidak adanya interaksi
langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan
kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan
pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan
terapeutik.
Ø Sedangkan kekurangan lain
dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi
seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat
gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang
sedang berjalan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan
kerahasiaann dokumen klien.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Walaupun di Indonesia masih belum teraplikasikannya
telenursing ini dengan optimal namun telenursing sebenarnya sangat memudahkan
akses ke pelayanan kesehatan yang berkenaan dengan populasi yang jauh dari
pelayanan (under-serviced) seperti halnya memudahkan monitoring pelayanan di
rumah atau individu dengan permasalahan kesehatan kronis.
Melihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa telenursing
merupakan salah satu alternative yang bisa digunakan dalam layanan kesehatan
dan keperawatan pada saat pasien tidak mungkin untuk datang langsung menemui
layanan kesehatan dan keperawatan baik untuk alasan jarak yang jauh ataupun
ingin mengefesien dan mengefektifkan waktu dalam perjalanan.
4.2 KRITIK DAN
SARAN
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan
kritik maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan
semoga makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&rlz=1C1AOHY_enID711ID711&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=makalah%20komputer%20dan%20kesehatan
MAKALAH TIK
KOMPUTER DAN KESEHATAN
OLEH
:
NAMA
KELOMPOK 5 :
1.
NILA
MATASARI
2.
MARIATUN
3.
MUH.
AMIRUL AKBAR
4.
HARMAN
5.
ZUL
FIKRI
SMAN 2 MASBAGIK
TP.
2016/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar