BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada dasarnya masyarakat
menginginkan perubahan dari keadaaan tertentu ke arah yang lebih baik
dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Namun sering
kali banyak orang terjebak ke dalam kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga
orang pun kehilangan jati diri dan terlantarnya kebutuhan spiritual sehingga
mereka tidak tahu posisi dan hubungannya dengan pencipta alam ini. Maka
keberadaan tasawuf sebagai refleksi pendekatan diri kepada sang pencipta
semakin dibutuhkan dalam masayarakat modern seperti yang sekarang ini.
Pandangan dunia sekuler yang hanya
mementingkan kehidupan duniawi, telah secara signifikanmenyingkirkan manusia
modern dari segala aspek spiritualitas, yang imbasnya pada mereka sendiri yakni
mereka hidup secara terisolir dari dunia-dunia lain yang sifatnya non-fisik,
yang diyakini keberadaannya oleh para sufi. Dari sini kita sebenarnya sudah
bisa berfikir dengan melihat keadaan yang ada sekarang ini, yang kebanyakan
orang-orang saat ini sudah terlampau jauh meninggalkan bahkan menjauh dari
pemikiran para sufi tersebut, dan cenderung menuruti hawa nafsu dan
memuaskannya.
Disinilah letak poin-point kajian
yang akan menjadi bahan diskusi kita kali ini berangkat dari keadaan fakta
hilangnya nilai-nilai spiritual kerohanian di sekitar kita tersebut, yang akan
coba dilanjutkan uraiannya di sub bab berikut ini.
B. Rumusan
Masalah
Dari beberapa ungkapan-ungkapan yang
tertera diatas, maka timbul beberapa pertanyaan yang antara lain adalah sebagai
berikut:
1.
Apa
arti bertasawuf dalam dunia modern?
2.
Apakah
disorientasi manusia modern disebabkan oleh krisis spiritual?
3.
Bagaimana
penerapan konsep tasawuf dalam dunia modern?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti bertasawuf dalam
dunia modern
2. Mengetahui rientasi manusia modern
disebabkan oleh krisis spiritual
3. Mengetahui an konsep tasawuf dalam
dunia modern
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bertasawuf
dalam Dunia Modern
Bertasawuf adalah upaya
melatih jiwa dan mental dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya
dari pengaruh dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan
Allah SWT, dengan kata lain, tasawuf adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.
Bertasawuf bukanlah sesuatu yang
tabu untuk dilakukan sebab selama ini masyarakat menganggap ilmu tasawuf hanya
dipakai oleh orang-orang pilihan. Masyarakat menganggap tasawuf tidak berguna
untuk kehidupannya, karena tasawuf yang mereka artikan adalah menjahui
dunia untuk mendekatkan diri dengan tuhan, padahal dunia memang dibutuhkan oleh
orang yang bertasawuf sebagai jembatan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
Di dalam kehidupan masayarakat
modern, terutama masyarakat perkotaan saat ini, bertasawuf sebenarnya
diperlukan oleh mereka, hanya saja mereka menganggap tasawuf tidak penting
dalam hidupnya.
Pentingnya tasawuf dalam kehidupan
masayarakat adalah sebagai penyeimbang kehidupan karena
berdasarkan realita yang ada, kehidupan masyarakat perkotaan sudah diwarnai
oleh bermacam-macam perilaku yang diakibatkan oleh penyalahgunaan kemajuan
teknologi dan kesibukan aktifitas. Yang imbasnya bisa kita lihat langsung
dalam kehidupan nyata karena bertasawuf dianggap tidak perlu sebab tidak
memberikan keuntungan dalam kehidupan mereka yang kebanyakan bersifat materialistik,
hanya memikirkan kesenangan duniawi dan yang menjadi pertimbangannya hanya
apakah hal tersebut memberikan keuntungan atau tidak baginya, dan sebaliknya.
Saat ini kita berada di
tengah-tengah kehidupan masyarakat modern, atau sering pula disebut sebagai masyarakat
yang sekuler. Pada umumnya hubungan antara anggota masyarakat tersebut berdasar
atas prinsip-prinsip materialistik. Mereka merasa bebas dan lepas dari kontrol
agama dan pandangan dunia metafisis. Dalam masyarakat modern yang cenderung
rasionalis, sekuler, dan materialis ternyata tidak menambah kebahagiaan dan
ketentraman hidupnya.
Berkaitan dengan keadaan tersebut,
Sayyid Hosein Nasr menilai bahwa akibat masyarakat modern yang
mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, berada dalam wilayah pinggiran
eksistensinya sendiri. Masyarakat yang demikian merupakan masyarakat yang telah
kehilangan visi keilahian. Hal ini menimbulkan kehampaan spiritual, yang
berakibat banyak dijumpai orang yang stress dan gelisah, akibat tidak mempunyai
pegangan hidup.
B. Disorientasi
Manusia Modern
Krisis spiritual yang telah banyak
diungkapkan sebelumnya pada gilirannya telah menimbulkan apa yang
disebut dengan “disorientasi” pada manusia modern. Ketika kita mengatakan “orientasi”,
ini tentu mengandung arti “memberi arah”, dan dengan demikian orientasi
tidak bisa tidak, kecuali mengandaikan adanya arah dan tujuan. Tidak mungkin
kita bisa mengorientasi diri kita, kecuali kita telah mengetahui tujuan, ke
arah mana kita akan berjalan. Kata “disorientasi” yang merupakan negasi
dari orientasi, karena itu akan terjadi ketika kita tidak tahu lagi arah, mau
kemana kita pergi, bahkan juga dari mana kita berasal. Maka jika kita coba
kaitkan dengan keadaan yang dialami kebanyakan orang-orang modern, yang hanya
membatasi dirinya pada dunia fisik, maka mereka tidak akan dapat
mengorientasikan diri mereka sendiri dengan benar, dan hanya akan
berputar-putar tanpa arah di dunia yang senantiasa berubah dan akan musnah
kelak ini.
Kondisi yang selanjutnya akan muncul
antara lain adalah adanya perasaan terasing/teralienasi baik dari diri sendiri,
alam sekitar, dan Tuhan pencipta alam. Sulit nampaknya bagi manusia modern
untuk mengenal diri mereka yang sejati. Ketika manusia hanya mementingkan aspek
dari dirinya, padahal menurut para sufi, mereka itu mempunyai aspek/dimensi
spiritual, maka kegoncangan dan ketidakstabilan jiwanya tidak sulit untuk
dibayangkan. Mungkin lebih jelasnya bisa kita contohkan pada diri kita sendiri,
kita umpamakan diri kita ini sebagai manusia modern dengan kriteria negatif seperti
yang telah diungkapkan di atas, dalam hal thaharah/ bersuci, kalau dalam agama
islam sendiri kan sudah dijelaskan mengenai batasan-batasan dalam thaharah.
Tetapi kalau melihat kebanyakan dari manusia modern itu malah cenderung hanya
membersihkan tubuh mereka semata, dan lupa untuk membersihkan kotoran-kotoran
jiwa mereka, maka tak sulit untuk menjawab mengapa orang-orang modern banyak
mengalami goncangan dan penyakit jiwa. Maka stres dan penyakit hati, iri,
dengki, hipertensi pun telah menjadi penyakit yang sangat umum diderita manusia
modern.
C. Penerapan
Konsep Tasawuf dalam Kehidupan Modern
Seseorang bisa dikatakan bertasawuf
jika mengetahui langkah-langkah menjadi seorang sufi, tentu sebagian besar
anggapan orang-orang modern mengatakan sulit dalam hal penerapan / aplikasinya
dalam kehidupan sehari-harinya. Berikut akan coba kami uraikan beberapa
aplikasi tasawuf yang setidaknya bisa kita jadikan sebagai langkah awal / kiat
mengenal diri kita ini untuk kebaikan hidup ke depannya, tentunya juga berdasar
dengan sumber referensi yang ada. Yakni sebagai berikut:
1. Zuhud
Secara
bahasa adalah bertapa di dunia, adapun secara istilah yaitu bersedia untuk
melakukan ibadah, dengan berupaya semaksimal mingkin menjahui urusan duniawi
dan hanya mengharapkan kerihdoan Allah SWT. Dan zuhud dalam aplikasinya dalam
kehidupan ini ternyata mampu melahirkan suatu maqam dan cara hidup yang
kebanyakan oleh ahli tasawuf dikatakan sebagai sesuatu yang telah dicapai
setelah maqam taubah, karena orang yang benar-benar zuhud pastinya telah
meninggalkan symbol-symbol duniawi dengan pandangan hidup di dunia tak lebih
hanya sebatas permainan, mampir ngombe, canda gurau dan sebagai ladang
beribadah.
Pengertian zuhud
secara lebih luas, zuhud sebenarnya bukan meninggalkan kehidupan dunia secara
keseluruhan, melainkan tetap mencari penghidupan duniawi, akan tetapi hanya
sebatas untuk memenuhi keperluan hidup ala kadarnya, mereka bekerja dengan niat
untuk menafkahi keluarga, yang merupakan kewajiban seorang suami atas anak dan
istrinya, dan itu semua hanya untuk mencari ridlo-Nya, agar kelak besok lepas
dari pertanggung jawaban di akhirat. Dengan kata lain, zuhud merupakan upaya
penyeimbangan kehidupan akhirat dan dunia.
Dalam
Al-Qur’an sendiri juga telah menyinggung konsep dalam aplikasi zuhud, coba
perhatikan QS. Al-An’am (6):32 berikut.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari
main-maindan sendau gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang bertaqwa; tidakkah kamu memahaminya?”
Diperkuat
juga dengan sabda Nabi pada matan hadits berikut:
اَلزَّهَادَةُ فِى الدُّنْيَا
تُرِيْحُ اْلقَلْبَ وَالْبَدَنَ , وَالرُّغْبَةُ فِى الدَّنْيَا تُكْثِرُ اْلهَمَّ
وَالْحَزْنَ .
“Berzuhud
di dunia, menyamankan hati dan badan, sedangkan kegemaran akan dunia,
memperbanyak kesedihan dan kegundahan.”
Selain itu
terdapat perintah untuk berzuhud pula dalam matan hadist nabi:
اِزْهَدْ لِلّهِ فِى الدُّنْيَا
يُحْبِبْكَ اللهُ.
“Berzuhudlah di dunia wahai hamba Allah, niscaya Allah akan
mencintaimu.”
Pengertian
zuhud secara lebih luas, zuhud sebenarnya bukan meninggalkan kehidupan dunia
secara keseluruhan, melainkan tetap mencari penghidupan duniawi, akan tetapi
hanya sebatas untuk memenuhi keperluan hidup ala kadarnya, mereka
bekerja dengan niat untuk menafkahi keluarga, yang merupakan kewajiban seorang
suami atas anak dan istrinya, dan itu semua hanya untuk mencari ridlo-Nya, agar
kelak besok lepas dari pertanggung jawaban di akhirat. Dengan kata lain, zuhud
merupakan upaya penyeimbangan kehidupan akhirat dan dunia.
2. Tawakkal
Tawakal
adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkan
kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun
akhirat. Seperti yang terdapat dalam QS. Ath-Thalaq (65) : 3 yang berbunyi:
“Barangsiapa
bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya”
Beliau
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
لَوْتَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللهِ حَقَّ
تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُوْا خِمَاصًا وَتَرُوْحُ
بِطَانًا.
“
Sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah SWT, dengan sebenar-benarnya tawakkal,
niscaya Dia memberi kamu rizki seperti Dia memberinya kepada kawanan burung
yang berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pulang di sore hari
dalam keadaan kenyang.
Jadi
pada dasarnya inti dari aplikasi kita yang kedua ini adalah kesadaran hati
bahwa segala sesuatu berada di tangan Allah SWT, yang bermanfaat ataupun yang
bermudharat, yang menyenangkan maupun menyusahkan. Mewujudkan tawakkal bukan
berarti meniadakan usaha (ikhtiyar), karena Allah telah memerintahkan
hamba-hambaNya untuk berusaha sekaligus bertawakkal, yakni berusaha dengan
seluruh anggota badaan dan bertawakkal dengan hati merupakan perwujudan iman
kepada Allah.
3. Ikhlas
Ikhlas
menurut KH. Ahmad Rifa’i didefinisikan sebagai berikut: ikhlas secara bahasa
adalah bersih, sedangkan menurut istilah adlah membersihkan hati agar ia menuju
kepada Allah semata dalam melaksanakan ibadah, dan hati tidak boleh menuju
selain kepada Allah. Maka dapat kita tarik persepsi bahwa ikhlas sendiri inilah
yang menunjukkan kesucian hati untuk menuju hanya kepada Allah, karena apa,
karena Allah tidak menerima ibadah seorang hamba kecuali dengan niat ikhlas
karena Allah semata dan perbuatan itu haruslah sah dan benar menurut syari’ah
islam.
Dalam
Al-Qur’an telah disebutkan beberapa dalil tentang anjuran ikhlas, yang antara
lain adalah QS. Al-An’am (6):162-163.
“162: Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku,
ibadahku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 163: Tiada
sekutu bagiNya:dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”
4. Qona’ah dan Sabar
Qona’ah
diartikan sebagai kepuasan jiwa seberapa pun rezeki yang
dimilikinya, sedikit maupun banyak, diterima dengan penuh rasa syukur. Dengan
demikian sikap Qona’ah itu bisa terwujud dengan cara menemukan kecukupan di
dalam apa yang dimiliki dan tidak menginginkan apa yang tidak dimilikinya
tersebut.
Di dalam QS. Al-Baqarah (2): 172
menyebutkan bahwa
“Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepadaNya kamu
menyembah.”
Kemudian
yang selanjutnya adalah Sabar, yang diartikan sebagaiketeguhan hati
dalam menghadapi kesulitan hidup. Dalam perjalanan hidup, senang dan susah
datang silih berganti. Seperti dalam QS. Al-Baqarah (2):155
“Dan sesungguhnya akan kami berikan percobaan
yang sedikit kepada kamu, seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa
dan buah2han. Kemudian sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang
sabar.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian yang sedikit
banyak telah disampaikan diatas, maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Bertasawuf adalah upaya melatih jiwa
dan mental dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari
pengaruh dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah
SWT, dengan kata lain, tasawuf adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.
2. Disorientasi manusia modern
disebabkan oleh krisis spiritual yang diakibatkan oleh manusianya itu sendiri
karena beberapa faktor, teknologi, budaya, faktor fisik dan lainnya. Yang
selanjutnya akan muncul antara lain adalah adanya perasaan terasing / teralienasi
baik dari diri sendiri, alam sekitar dan tuhan pencipta Alam.
3. Aplikasi tasawuf dalam kehidupan
yang serba modern yang berhasil kami angkat dalam tema pada pertemuan kali ini
adalah terdiri dari 4 aplikasi, yakni dimulai dari Zuhud, Tawakkal, Ikhlas,
serta Qona’ah dan Sabar.
B.
Saran-saran
Kami menyakini bahwa dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan karena murni
berasal dari kelemahan, kekurangan serta keterbatasan kami dalam mencari sumber
referensi dan menyajikan kepada pembaca semua. Maka dari itu kritik dan saran
dari saudara/i pembaca yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan untuk
bahan koreksi dan pembenahan kami selanjutnya. Terima kasih atas
partisipasinya, tanpa mengurangi rasa hormat kami sampaikan banyak Terima
Kasih. Wassalamu ‘Alaikum.Wr.Wb
DAFTAR PUSTAKA
[1][1]Mulyadhi Kartanegara. Menyelami
Lubuk Tasawuf. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2006. hlm. 265
[3][3]http://usman-wwwmaal-khidmah.blogspot.com/2012/05/tasawuf-dalam-kehidupan-modern.html , 30 April 2013, 22:40
[6][6]http://usman-wwwmaal-khidmah.blogspot.com/2012/05/tasawuf-dalam-kehidupan-modern.html , 30 April 2013, 22:40
[9][9]http://usman-wwwmaal-khidmah.blogspot.com/2012/05/tasawuf-dalam-kehidupan-modern.html , 30 April 2013, 22:40
MAKALAH
APLIKASI
TASAWUF DALAM DUNIA MODERN
O
L
E
H
NAMA : 1. RERA ANDESMA
2. KURNIATI
INSTITUT
AGAMA ISLAM
HAMZANWADI
PANCOR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah
SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”APLIKASI BERTASAWUF DALAM DUNIA MODERN”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih
yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan
semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan
tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini
tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan
akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu'alaikum
Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR _______________________________________________
DAFTAR ISI_______________________________________________________
BAB I PENDAHULUAN_____________________________________________
A.
LATAR BELAKANG__________________________________________
B.
RUMUSAN MASALAH________________________________________
C.
TUJUAN_____________________________________________________
BAB II PEMBAHASAN______________________________________________
A. Bertasawuf
dalam Dunia Modern________________________________
B. Disorientasi
Manusia Modern____________________________________
C. Penerapan
Konsep Tasawuf dalam Kehidupan Modern______________
BAB III PENUTUP__________________________________________________
A. KESIMPULAN_______________________________________________
B. SARAN
_____________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar