Kamis, 06 Oktober 2016

MAKALAH MENYUSUN NASKAH DRAMA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menonton sebuah film atau sinetron, apakah setiap kejadian atau peristiwa yang ada dalam sinetron atau film yang ditonton tersebut sama dengan kejadian atau peristiwa yang ada dalam dunia nyata. 
Pada dasarnya, film dan sinetron adalah bagian dari drama, atau disebut juga drama modern. Perbedaan antara sinetron/film dan drama hanya pada latar cerita. Latar cerita sebuah drama adalah pentas/panggung, sedangkan latar cerita sinetron atau film adalah tempat yang senyatanya. Jadi, sebuah tiruan kejadian atau peristiwa hidup manusia yang disajikan/dilakonkan di atas pentas atau di tempat yang senyatanya dapat dikatakan sebagai sebuah drama. 
Selain sinetron dan film, juga dimengenal istilah sandiwara atau teater yang juga berhubungan dengan istilah drama. Apakah sandiwara atau teater juga merupakan bagian dari drama? Agar dapat lebih memahami sebuah drama, berikut ini akan dipaparkan pengertian drama yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu jenis-jenis drama dan unsur-unsur intrinsik yang dapat membangun sebuah drama.  Agar dapat membedakan istilah-istilah yang berhubungan dengan drama, pahamilah istilah berikut: 1) Film adalah lakon atau cerita gambar hidup; 2)  Sinetron adalah pertunjukan sandiwara (drama) yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti televisi; 3)   Sandiwara adalah pertunjukan lakon atau cerita (yang dimainkan oleh orang): drama; teater; tonil; 3)  Teater adalah seni drama; sandiwara; pementasan drama sebagai sebuah seni atau profesi; drama. 
Pada penjelasan sebelumnya, telah diketahui bahwa sebuah film dan sinetron pada dasarnya juga merupakan sebuah drama. Sebuah drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dilakonkan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Jelaskan pengertian Penulisan Naskah Drama?
  2. Jelaskan tentang jenis-jenis drama?
  3. Jelaskan tetang unsur intrinsik yang terkanung dalam drama
  4. sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam membuat naskah drama
C.    Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian Penulisan Naskah Drama
  1. Menjelaskan tentang jenis-jenis drama
  2. Menjelaskan tetang unsur intrinsik yang terkanung dalam drama
  3. Mnyebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam membuat naskah drama




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Naskah Drama
Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan. Menurut Imam Suryono Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Menurut Molton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Menurut Ferdinand Brunetierre drama haruslah melahirkan kehendak dengan action. Menurut Baltazhar Vallhagen drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Menurut Sendarasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna betuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.
Berdasarkan pengertian diatas naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum duterbitkan (pentaskan).
B.     Menulis Naskah Drama
Menulis  naskah drama  berbeda dengan menulis puisi, cerpen atau novel, kalau puisi ditulis  dengan  bentuk  beris  dan  bait.  Cerpen  dan  novel  ditulis  dengan  kalimat  yang membentuk  paragraf-paragraf  dengan  kutipan  langsung  atau  percakapan.  Sedangkan,  pada drama ditulis dengan dua bagian. Bagian pertama berisi percakapan dan bagian kedua berisi petunjuk  pemanggungan, misalnya  ketentuan  gerak, mimik  para  pemain  drama  atau  situasi panggung. 
C.    Jenis –Jenis Drama
  1. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
a.       Drama Baru/Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contoh drama baru/modern adalah sinetron, opera, dan film.  


b.      Drama Lama/Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan sebagainya. Contoh drama tradisional/klasik, seperti  lenong (pertunjukan sandiwara dengan gambang kromong dari Jakarta), topeng Betawi, dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional Jawa dengan iringan musik gamelan, diringi tarian dan tembang), wayang yang dimainkan seorang dalang, dan randai (tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran dan menarikannya sambil bernyanyi dan bertepuk tangan). 
  1. Drama menurut   kandungan isi ceritanya, yaitu:
a.       Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. 
b.      Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan. 
c.       Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya. 
d.      Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian. 
e.       Dagelan/Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton. 
f.       Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek. 
g.      Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. 
h.      Tablo adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. 
i.        Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius. 
j.        Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
D.    Unsur Intrinsik Drama
Saat menyaksikan sebuah drama yang dilakonkan, emosi pun terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir sebagaimana kejadian sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Untuk dapat menulis naskah drama yang baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan unsur intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu :


1.      Alur/Plot
Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan hubungan sebab- akibat. Sebuah alur cerita juga harus menggambarkan jalannya cerita dari awal (pengenalan) sampai akhir (penyelesaian). Alur cerita terjalin dari rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog, petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah alur dapat dikelompokkan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut.  
a.              Pengenalan
Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan drama, pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.
b.              Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok. 
c.              Puncak, 
         Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga  menjadi krisis. Pada tahap ini penonton dibuat berdebar, penasaran  ingin mengetahui  penyelesaiannya.
d.             Penyelesaian
Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan.  Bahkan dapat pula diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong  penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.
2.      Perwatakan atau karakter tokoh
            Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita, umumnya terdapat tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang digunakan.
3.      Dialog
            Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif. Disebut dialog karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang.
Selain dialog, dalam drama juga dikenal istilah monolog (adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri; pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri), prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang berisi keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan), dan epilog (bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari atau kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disajikan).
4.      Petunjuk laku
            Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku)
5.      Latar atau setting
            Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.
6.      Tema
            Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kemiskinan.
7.      Amanat 
            Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat.  Amanat merupakan pesan atau nilai-nilai moral  yang bermanfaat  yang terdapat   dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut. Amanat akan lebih mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan. 
E.     Langkah Menulis Drama
1.      Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam  penulisan naskah, baik puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya  kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kesedihan. Kriteria tema  yang baik yaitu:
a.       Aktual
Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan kenyataan.
b.      Tidak menyinggung SARA
      SARA adalah  kependekan dari suku, agama, ras, dan antargolongan. Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu.
c.       Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya
Tema  sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan pengajaran dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema yang dipilih bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2.      Mendata Satuan Peristiwa
            Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah drama. Pada materi ini, kita akanmempelajari cara membuat naskah drama satu babak. Satu babak dalam naskah drama terdiri atas beberapa adegan. Sebuah drama terdiri atas beberapa babak. Babak adalah bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas beberapa adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan peristiwa.
3.      Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu
a.       Saat pertama kali belajar naik sepeda, 
b.      Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar, 
c.       Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit. 
Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah satuan-satuan peristiwa.  Satuan-satuan peristiwa tersebut telah menjadi kerangka dasar.  Setelah langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi  sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang sudah disusun kemudian  dikembangkan menjadi sinopsis atau kerangka  naskah yang  selanjutnya  disusun menjadi naskah drama satu babak.  Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu : 
a.       Pendahuluan
      Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas,  dan ringkas kepada para pembaca. 
b.      Puncak/Klimaks.
      Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit, 
c.       Penyelesaian 
      Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bisa juga berakhir tragis.
4.      Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak
            Tiga langkah menulis drama telah dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan peristiwa, dan menyusun data satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah  naskah drama satu babak. 















BAB III
PENUTUO

A.    Kesimpulan
Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan. Menurut Imam Suryono Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Menurut Molton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Menurut Ferdinand Brunetierre drama haruslah melahirkan kehendak dengan action. Menurut Baltazhar Vallhagen drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Menurut Sendarasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna betuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.
Jenis –Jenis Drama
1. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
2. Drama menurut   kandungan isi ceritanya, yaitu:
Unsur Intrinsik Drama
1.      Alur/Plot
2.      Perwatakan atau karakter tokoh
3.      Dialog
4.      Petunjuk laku
5.      Latar atau setting
6.      Tema
7.      Amanat 
Langkah Menulis Drama
1.      Menentukan Tema
2.      Mendata Satuan Peristiwa
3.      Menyusun Sinopsis/Kerangka
4.      Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak


DAFTAR PUSTAKA

http://zangpriboemi.blogspot.co.id/2012/11/penulisan-naskah-drama-makalah.html


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”MENYUSUN NASKAH DRAMA  ”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------
A.    Latar Belakang----------------------------------------------------------------------------
B.     Rumusan Masalah------------------------------------------------------------------------
C.    Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------------
A.    Pengertian Naskah Drama-------------------------------------------------------------
B.     Menulis Naskah Drama ----------------------------------------------------------------
C.    Jenis –Jenis Drama-----------------------------------------------------------------------
D.    Unsur Intrinsik Drama -----------------------------------------------------------------
E.     Langkah Menulis Drama---------------------------------------------------------------
BAB III PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------
A.    Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------------------


MAKALAH
MENYUSUN NASKAH DRAMA






O
L
E
H

NAMA KELOMPOK IV

v LINDAROYANI
v ANDRI SAPUTRA
v EKA ERLINA WATI
v EXALITA HULYA PRATIWI
v NILA SASMITA
v TANZIL RAMDANI
v HARIZAN HAMDANI

SMAN 1 MASBAGIK
2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...